Solon adalah ahli hukum dan reformator terbesar Athena pada masa Yunani kuno. Beliau adalah alasan utama mengapa kisah Atlantis dapat dikisahkan oleh Plato. Namun siapakah Solon sebenarnya? Bagaimana nama-nya bisa muncul sebagai pembuka sebuah kisah ‘dongeng’ paling menarik sepanjang ribuan tahun?
ASAL-USUL SOLON
Solon dilahirkan pada tahun 630 SM dan wafat pada tahun 560 SM. Berdasarkan kisah klasik Yunani, disebutkan ayah Solon bernama Execestides, ia berasal dari keluarga bangsawan yang terpandang. Kemungkinan keluarga Solon juga adalah pedagang sukses karena dia digambarkan sebagai seorang yang kaya. Selama Solon hidup, orang-orang Yunani belum mulai menulis sejarah atau biografi. Barulah pada abad ke-5 SM, kehidupan dan karya-karyanya mulai disatukan, yaitu berupa puisinya (sekitar 300 baris atau lebih yang dilestarikan melalui kutipan-kutipan lisan namun kemungkinan hanya sebagian kecil dari keseluruhan puisi-puisinya), kode hukumnya, tradisi lisan, dan lain-lain-nya tentang Solon. Meskipun beberapa rincian tertentu belum terbukti benar, namun keakuratan dari sebagian besar cerita tentangnya dapat diandalkan.
Solon adalah seorang negarawan Athena yang paling dihormati sepanjang sejarah Yunani Kuno bahkan hingga sekarang. Ia mengakhiri kontrol monopoli kekuasaan para aristokrat eksklusif pemerintah dengan menciptakan sistem kontrol baru dan memperkenalkan kode hukum baru yang lebih manusiawi. Kode hukumnya telah lebih dulu ada sebelum Pericles memperkenalkan demokrasi di Yunani. Selain dikenal sebagai seorang politisi Athena sekaligus anggota parlemen, Solon juga adalah seorang penyair ternama. Dia dianggap sebagai anggota parlemen inovatif pertama yang mengatur dan menciptakan wadah bagi pembentukan demokrasi dan sistem pemerintahan yang membuat Athena kuat dan termasyur selama berabad-abad. Meskipun reformasinya berlangsung hanya dalam waktu yang relatif singkat, ia tetaplah merupakan peletak dasar perkembangan hukum, demokrasi, ekonomi, budaya, dan militer kota Athena. Solon juga dikenal sebagai salah satu dari Seven Wise Men of Greece.
AWAL REFORMASI SOLON DI ATHENA
Kode Hukum tertulis pertama di Yunani bermula di kota Sparta pada tahun 800 SM yang dirancang oleh Lycurgus, sang peletak dasar hukum Sparta yang terkenal. Hukum-hukum Sparta mengatur kehidupan warganya secara militer. Melalui kepatuhan yang tinggi, orang-orang Sparta menjadi orang yang kuat, disiplin, cakap, dan kuat berperang. Hukum mereka juga mengatur tentang ketegasan, kebajikan individual, dan sosial. Athena saat itu belum memiliki hukum tertulis dan baru memiliki kode hukum tertulis saat Draco Yang Tiran berkuasa sebagai Archon (621 SM). Sebelum era Darco, pemerintahan Athena dijalankan dengan sistem oligarki.
Era sang tiran Draco merupakan era kelam bagi warga Athena. Draco membuat undang-undang yang mengacu pada hukuman yang sangat ekstrim dan sewenang-wenang bagi sebagian besar warga Athena. Ketika seseorang bertanya Dracon mengapa ia membuat hukum begitu ekstrim, dia menjawab,
"Kita perlu hukuman mati untuk mencegah kejahatan kecil, dan untuk yang lebih besar saya tidak bisa memikirkan hukuman yang lebih besar".
Masyarakat harus tunduk pada para aristokrat yang memiliki tanah-tanah terbaik dan memonopoli pemerintah. Saat itu wagar Athena dibagi-bagi dalam beberapa kelompok. Para petani miskin dengan mudah dibuat ber-utang dan ketika mereka tidak mampu membayar maka mereka akan dijadikan budak di tanah mereka sendiri, dan dalam kasus yang ekstrim, mereka dapat dijual sebagai budak. Kelas menengah adalah petani yang cukup mampu, para pengrajin, dan pedagang. Kelas ini sangat membenci diskriminasi yang mereka alami oleh pemerintah. Peningkatan jumlah kelompok kriminal, kemerosotan ekonomi dan politik telah memuncak dan hampir mencapai sebuah tahap yang dinamakan revolusi rakyat. Disaat itulah Solon datang dengan menawarkan solusi, yaitu bukan revolusi tapi reformasi.
Era sang tiran Draco merupakan era kelam bagi warga Athena. Draco membuat undang-undang yang mengacu pada hukuman yang sangat ekstrim dan sewenang-wenang bagi sebagian besar warga Athena. Ketika seseorang bertanya Dracon mengapa ia membuat hukum begitu ekstrim, dia menjawab,
"Kita perlu hukuman mati untuk mencegah kejahatan kecil, dan untuk yang lebih besar saya tidak bisa memikirkan hukuman yang lebih besar".
Masyarakat harus tunduk pada para aristokrat yang memiliki tanah-tanah terbaik dan memonopoli pemerintah. Saat itu wagar Athena dibagi-bagi dalam beberapa kelompok. Para petani miskin dengan mudah dibuat ber-utang dan ketika mereka tidak mampu membayar maka mereka akan dijadikan budak di tanah mereka sendiri, dan dalam kasus yang ekstrim, mereka dapat dijual sebagai budak. Kelas menengah adalah petani yang cukup mampu, para pengrajin, dan pedagang. Kelas ini sangat membenci diskriminasi yang mereka alami oleh pemerintah. Peningkatan jumlah kelompok kriminal, kemerosotan ekonomi dan politik telah memuncak dan hampir mencapai sebuah tahap yang dinamakan revolusi rakyat. Disaat itulah Solon datang dengan menawarkan solusi, yaitu bukan revolusi tapi reformasi.
Undang-undang Draconian tetap berlaku di Athena sampai direformasi oleh Solon, yang kedatangannya sebagai reformator diatur dalam kesepakatan di Cylon. Solon, yang terkenal bijaksana dan jujur dipanggil oleh para penguasa oligarki (yang kembali memerintah). Solon menjabat sebagai archon (kepala penguasa tahunan) pada tahun 594 SM, sekitar 20 tahun kemudian ia pun diberi kekuasaan penuh sebagai refomator dan legislator. Perhatian pertama-nya adalah meringankan penderitaan rakyat akibat utang. Reformasi pertama Solon adalah melarang pemberian jaminan berupa manusia, bahkan dengan persetujuan dari debitur, kreditur tidak bisa lagi secara hukum memperbudak sang penjamin dan keluarganya. Mereka yang sudah menjadi budak kemudian dibebaskan, dan mereka yang telah dijual kepada orang asing kemudian dikembalikan ke Athena sebagai orang merdeka. Solon juga memerintahkan agar semua utang (yang sebagian besar diberikan secara sewenang-wenang) diputihkan, sehingga semua hipotik atas tanah bisa dibebaskan. Menurut hukum Athena pada waktu itu, jika pinjaman tidak dilunasi maka kreditur bisa menjual debitur dan keluarganya sebagai budak agar mendapatkan uang untuk melunasi utang.
Kekejaman dan arogansi orang kaya menyebabkan orang miskin membentuk kelompok-kelompok untuk bertahan dan menyelamatkan diri juga menyelamatkan orang-orang yang telah dijadikan budak karena besarnya riba. Solon menebus seluruh tanah yang disita dan membebaskan semua warga yang diperbudak, namun dia menolak tetap memenuhi semua tuntutan masyarakat miskin termasuk pendistribusian tanah. Sebaliknya, ia berusaha meningkatkan kesejahteraan umum dan menyediakan pekerjaan alternatif bagi mereka yang tidak mampu bertani, seperti, pedagang, pengrajin, dan profesi lainnya. Namun Solon justru dikecewakan oleh teman-temannya. Sesaat sebelum ia memberlakukan hukumnya (yang membebaskan semua jaminan dan utang), dia sempat memberitahukan rencana itu kepada beberapa teman yang paling terpercaya. Mereka-pun segera pergi dan meminjam uang untuk membeli tanah lalu memberikan tanah yang dibeli sebagai jaminan untuk pembayaran kembali pinjaman. Ketika hukum tentang jaminan utang diterbitkan, maka utang mereka diputihkan dan mereka kemudian memiliki tanah mereka secara cuma-cuma dan leluasa. Hal ini sempat menurunkan popularitas dan reputasi Solon. Meski begitu, orang-orang terpelajar di Athena tetap memandang Solon sebagai seseorang yang adil yang tidak memihak pada orang kaya maupun miskin, dan mereka meminta Solon untuk memimpin Athena. Orang kaya setuju dipimpin oleh Solon karena Solon juga berasal dari kalangan bangsawan kaya, dan orang miskin setuju karena dia jujur.
KODE HUKUM DAN KEBIJAKAN SOLON
Kontribusi besar Solon untuk kebaikan masa depan Athena adalah kode hukum barunya. Solon membatalkan hukum Drakon yang ekstrim. Solon hanya menerapkan hukuman mati pada kasus pembunuhan. Solon menghukum siapapun yang menolak untuk mengambil peran dalam reformasi dengan menghilangkan semua hak-hak sipil mereka. Undang-undang ini untuk memastikan warga Athena akan menolak hal-hal buruk, dan juga agar mereka tidak sekedar bersembunyi untuk menunggu sampai mereka bisa melihat pihak yang akan menang. Solon bersedia untuk memungkinkan orang-orang kaya terus menjadi perwira-perwira militer, tapi juga ia ingin memungkinkan warga miskin untuk berpartisipasi dalam pemerintahan. Karena itu ia menggolongkan warga sesuai dengan 4 kelas pendapatan. Kelas terendah (Thetes) tidak memenuhi syarat untuk pemilihan jabatan apapun, namun thetes diizinkan untuk datang ke pengadilan dan para juri mereka dapat memutuskan kasus berdasarkan pendapat kaum Thetes. Undang-undang Solon ini dianggap tidak jelas dan ambigu karena pengadilan memiliki kekuatan signifikan untuk menafsirkan, tetapi bagi masyarakat miskin, hal ini merupakan sebuah kehormatan besar.
Tugas Solon sangatlah berbahaya dan sulit karena keserakahan dan arogansi yang masih bercokol di Athena. Untuk menenangkan kedua belah pihak, Solon sampai menyerukan,
"Keadilan tidak melahirkan perselisihan."
Namun, makna keadilan berbeda bagi tiap-tiap orang. Untuk orang miskin "keadilan" berarti kekayaan yang sama, sedangkan bagi orang kaya "keadilan" berarti menjaga apa yang mereka dimiliki.
Orang kaya maupun miskin sebenarnya mendapat semua yang mereka butuhkan berkat reformasi Solon. Namun orang miskin terus menuntut redistribusi kekayaan orang kaya kepada orang miskin, orang-orang miskin menjadi kesal karena Solon tidak mau menggunakan kekuasaannya untuk merebut milik orang kaya. Orang kaya juga marah karena uang mereka hilang akibat utang-utang yang telah diputihkan. Baik orang kaya dan orang miskin mulai membenci Solon karena tidak mengikuti keinginan mereka, bahkan mereka yang sebelumnya ramah kepadanya sekarang menatapnya sebagai musuh. Tapi seiring waktu berjalan, keberhasilan reformasinya mulai menunjukkan hasil. Empati pada Solon pun mulai muncul di hati warga Athena. Ketika orang Athena melihat hasil yang baik dari pelepasan utang, mereka menunjuk Solon untuk mereformasi hukum publik mereka. Beberapa poin dari kode hukum tertulis pertama di Athena dari era Draco (621 SM), masih berlaku. Konstitusi politik baru yang dibuat Solon menghapuskan monopoli eupatridae. Ia membuat sensus pendapatan tahunan, khususnya untuk mengetahui jumlah produksi biji-bijian, minyak, anggur, produk-produk utama lainnya. Dia juga membagi warga menjadi empat kelompok pendapatan, selanjutnya hak istimewa politik diberikan atas dasar pembagian ini, tanpa memperhatikan status kelahiran mereka.
Solon juga memperhatikan sektor ekonomi. Tanpa sesuatu yang bisa dijual, Athena tidak bisa makmur. Oleh karena itu produk kerajinan menjadi penting untuk kemakmuran kota ini. Di Era Solon, ekspor produk selain minyak zaitun dilarang (karena terlalu banyak biji-bijian diekspor sehingga membuat penduduk Attica justru kekurangan makanan), peredaran uang diciptakan yang didasarkan dari mata uang Athena asli yang disesuaikan dengan jenis koin negara tetangga, yang telah digunakan sampai sekarang, bobot dan ukuran baru diperkenalkan. Kemiskinan, meskipun tidak sepenuhnya hilang berhasil dikurangi oleh Solon. Solon membuat undang-undang bahwa seorang anak tidak terikat untuk membantu ayahnya kecuali jika sang ayah meminta sang anak untuk membuat beberapa kerajinan. Solon juga membuat hukum bahwa setiap orang harus melapor setiap tahun tentang bagaimana ia mencari nafkah, dan siapa pun yang diketahui sebagai pengangguran akan dihukum. Hukum diumumkan oleh Solon ditulis pada papan. Seorang warga ditunjuk sebagai petugas publik untuk mengawasi papan pengumuman itu.
Solon juga membentuk mahkamah agung, yang anggotanya adalah mantan Archons (presiden tahunan) Athena. Solon yang melihat setelah undang-undang penghapusan utang dibuat, warga mulai menjadi susah diatur dan arogan, maka ia juga membentuk dewan 100-400 dari masing-masing empat kelompok di Athena. Ini adalah sebuah badan legislatif tambahan, yang kekuatannya terbatas pada pertimbangan dan debat tentang kasus yang belum diserahkan kepada masyarakat untuk diputuskan. Tidak ada yang pernah diperiksa oleh empat ratus orang. Peran Mahkamah Agung dan dewan 400 dapat meredam gejolak di masyarakat. Athena pada waktu itu memiliki tiga faksi: fraksi orang-orang di bukit-bukit (yang mendukung demokrasi), fraksi orang-orang dari dataran (yang mendukung oligarki), dan orang-orang dari pantai (yang mendukung yang sistem campuran dan berusaha mencegah salah satu dari dua fraksi lain berkuasa). Semua warga negara berhak untuk menghadiri Majelis Umum (Ecclesia), yang menjadi badan yang berdaulat dan berhak mengeluarkan undang-undang, juga pembuat keputusan, memilih pejabat, dan mendengar banding dari keputusan yang paling penting dari pengadilan. Juga, beberapa dari mereka secara bergantian dapat menjadi anggota Heliea (pengadilan yang bisa memanggil pejabat tinggi ke persidangan bila diperlukan). Kelompok ter-miskin merupakan pengecualiannya. Pos-pos pemerintahan yang lebih tinggi disediakan bagi warga dari dua kelompok berpenghasilan teratas. Dengan demikian, dasar-dasar demokrasi di masa depan diletakkan. Tapi elemen konservatif yang bernama Dewan lama Bukit Ares (Areopagus) masih tetap kuat, dan masyarakat sendiri untuk waktu yang lama lebih suka mempercayakan posisi yang paling penting kepada anggota keluarga aristokrat tua. Solon juga mencoba untuk mereformasi moral orang Athena. Dia menghapuskan beberapa undang-undang yang menyebutkan hanya laki-laki yang berhak untuk memiliki properti dalam jumlah besar. Juga, ia memberikan setiap warga negara hak untuk mengambil tindakan hukum atas nama warga lain dan mewajibkan setiap orang untuk mengambil bagian dalam perang.
Salah satu alasan pemberlakuan kebijakan wajib militer, selain untuk melindungi Athena, juga karena adanya perselisihan panjang antara orang Athena dan orang Megarians untuk memperebutkan pulau Salamis. Orang-orang Athena yang bosan pada perang kemudian mengesahkan undang-undang yang mengatakan bahwa siapa pun yang menganjurkan invasi ke pulau Salamis akan mati. Solon melihat bahwa sebagian besar pemuda ingin menyelesaikan peperangan tetapi mereka takut adanya karena undang-undang. Jadi Solon pura-pura gila! Sebuah rumor menyebar bahwa Solon telah membuat beberapa puisi gila dan sekarang benar-benar kehilangan akal-sehatnya. Lalu suatu hari ia muncul di pasar dan berdiri di tempat pembicara. Semua orang Athena berkumpul untuk mendengar Solon, yang telah dianggap gila, berbicara. Masih dengan pura-pura gila, Solon menyanyikan sebuah lagu dari lebih dari seratus ayat tentang Salamis. Puisi itu diucapkan dengan hati-hati oleh Solon untuk membuat orang-orang memaafkannya karena melanggar undang-undang tentang larangan penyerbuan pulau Salamis. Tak lama kemudian, undang-undang itu dicabut, dan orang Athena dituntut perang dengan semangat yang lebih besar daripada sebelumnya. Solon, yang telah pulih dari ‘kegilaannya’, terpilih menjadi pemimpin warga Athena untuk merebut Salamis. Salamis saat itu telah diduduki oleh pasukan Megarians. Solon mengirim mata-mata disana untuk memberitahu pasukan Megarians ada kesempatan besar untuk menculik wanita paling mulia di Athena, yang sedang merayakan festival di kuil Venus. Sebenarnya cerita bahwa para wanita bangsawan sedang merayakan sebuah festifal di kuil Venus adalah benar, tapi pasukan Megarians tidak menyadari bahwa Solon sudah tahu mereka akan datang. Ketika ia melihat layar kapal pasukan Megarians yang datang dari arah Salamis, Solon lalu menggantikan para wanita bangsawan di festifal itu dengan laki-laki yang mengenakan pakaian wanita. Pasukan Megarians tidak bisa membedakan dari kejauhan. Mereka-pun mendarat dan melabuhkan kapal mereka, lalu melompat ke air dalam keinginan mereka untuk mendapatkan wanita. Semua pasukan Megarians yang dating ke Athena tewas, kemudian pasukan Athena berlayar ke Salamis dengan menggunakan kapal Megarians dan merebut pulau Salamis dari pasukan Megarian yang tersisa, yang terkejut melihat kedatangan pasukan Athena. Athena pun memenangkan pertempuran merebut pulau Salamis.
PERJALANAN SOLON MENGELILINGI DUNIA
DAN AWAL-MULA KISAH ATLANTIS
Ketika Solon menuntaskan reformasi-nya, ia meninggalkan Athena untuk berlayar keliling dunia. Sebelum ia pergi, ia memaksa orang Athena menandatangani kontrak bahwa mereka akan menjaga reformasi itu selama setidaknya 10 tahun sebelum mereka membuat perubahan dalam sistem politik. Dengan cara ini Solon ingin mencegah ketidakstabilan politik sampai kota menjasi kuat dan pulih dari masalah politiknya.
Selama perjalanannya di seluruh dunia, Solon bertemu orang-orang baru dan peradaban baru. Hal ini membuatnya menjadi semakin bijaksana. Beliau mengunjungi kerajaan Lydia dan bertemu dengan Raja Croesus.
Namun, dari semua perjalanan Solon mengelilingi dunia, kunjungannya ke Mesir-lah yang paling terkenal, meskipun hanya diceritakan secara singkat, bahkan jauh lebih singkat dari cerita-cerita kunjungannya ke negeri lain yang berhasil dibukukan berabad-abad kemudian.
Dalam perjalanan di Mesir, seperti yang Plato kisahkan melalui Criteas dan Timaeus-nya, Solon bertemu dengan seorang imam,yang menceritakan kepada Solon, kisah tentang sebuah negeri makmur yang hilang ditelan banjir dalam satu hari satu malam karena murka dewa. Negeri inilah yang sekarang dikenal sebagai Atlantis yang hilang. Konon Imam itu bernama Sonchis. Sonchis yang hidup sekitar tahun 594 SM (menurut Plutarch) adalah adalah seorang pendeta Mesir (yang disebutkan dalam tulisan-tulisan Yunani yang berkaitan dengan kisah Atlantis) dan berasal dari kota Sais, sehingga dia dikenal dengan nama Sonchis dari Sais (Yunani Kuno: Σῶγχις ὁ Σαΐτης) namun eksistensi dalam sejarah masih dalam perdebatan.
Dialog yang ditulis Plato dalam Timaeus (ditulis sekitar 360 SM) juga fragmen-nya dalam Critias, menceritakan bagaimana negarawan dari Athena, yaitu Solon melakukan perjalanan ke Mesir, disana dia singgah ke kota Sais, dan kemudian menemui para imam yang melayani dewi Neith. Seorang imam tua mengatakan kepadanya bahwa 9.000 tahun lalu (terhitung mundur saat Solon mengunjungi Sais), Athena telah berperang melawan kekuatan besar dari Atlantis, suatu negeri yang kemudian hancur karena bencana. Saat itu, pasukan telah menguasai Mesir, lalu mereka kemudian menyerbu tanah Yunani. Pasukan Yunani yang dipimpin oleh orang-orang Athena berhasil memenangkan perang dan menghalau pasukan Atlantis dari Yunani, sehingga pasukan Atlantis bukan saja mundur dari Yunani melainkan juga meninggalkan Mesir. Sebagai ucapan terima kasih pada orang Athena, sang imam mewariskan kisah Atlantis yang telah lama disimpan kepada Solon. Dialog Plato tidak menyebutkan nama sang imam, tapi Plutarch (46-120 M), dalam biografi Solon yang ditulis olehnya, menyebutkan imam tua itu bernama Sonchis. Plutarch memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang Solon saat dia mengunjungi Mesir dan menerima nasihat dari pendeta Mesir (dalam bukunya On Isis dan Osiris). Dikatakan bahwa Thales, Eudoxus, Solon, Pythagoras, (ada yang mengatakan Lycurgus juga) dan Plato, mengunjungi Mesir (tidak bersama-sama, mereka mengunjungi Mesir pada waktu yang berbeda) dan berbincang dengan para imam disana. Eudoxus menemui Chonupheus dari Memphis, Solon menemui Sonchis dari Sais, dan Pythagoras menemui Oenuphis dari Heliopolis. Solon mempelajari catatan kuno disimpan oleh orang Mesir, lalu kemudian dia-lah yang pertama meneruskan kisah Atlantis pada orang-orang Yunani. Plato (427-347 SM), yang masih merupakan kerabat dari Solon, mewarisi tugas untuk meneruskan kisah Atlantis. Menurut Plato, 9000 tahun sebelum kunjungan Solon ke Mesir, ada sebuah peradaban besar di sebuah pulau di Samudra Atlantik yang punah akibat banjir besar dan gempa bumi. Sayangnya, Plato tidak menyelesaikan ceritanya, dan apa yang ditulis Solon telah hilang.
Atlantis tetap menjadi topik kontroversial. Banyak ilmuwan meragukan keberadaan Atlantis, namun banyak sekali penemuan arkeologi bawah laut yang mencengangkan yang sering dikaitkan dengan legenda tersebut. Penemuan-penemuan itu berupa Piramida, struktur jalan kuno yang rapi, juga bangunan-bangunan kuno lainnya, yang seakan-akan ingin mengatakan bahwa dahulu sekali telah ada sebuah peradaban tinggi disekitarnya, dan bahwa Solon tidak pernah berbohong soal kisah Atlantis yang didengarnya dan yang dipelajarinya di Mesir.
KONFLIK DENGAN PISITRATUS
DAN AKHIR HIDUP SOLON
DAN AKHIR HIDUP SOLON
Sementara Solon pergi mengelilingi dunia, tiga faksi (Hill, Plain, dan Shore) mulai bertengkar lagi. Meskipun mereka terus memelihara kode hukum Solon, namun masing-masing dari mereka hanya menerapkan beberapa perubahan yang mungkin memberikan keuntungan pada mereka. Solon sudah terlalu tua untuk berperan aktif ketika ia kembali di Athena, tetapi ia bertemu secara pribadi dengan para pemimpin dan mencoba untuk menenangkan konflik partisan.
Namun, hanya empat tahun setelah Solon telah pergi, Pesistratus, yang memanfaatkan pertengkaran antar fraksi, mengambil alih kekuasaan di Athena dan menjadikan dirinya dan keluarganya sebagai tiran. Pisistratus menjadi pemimpin para penduduk miskin, sebab dia merupakan yang paling matang dari para pemimpin lain. Pisistratus adalah pembicara ulung dan penipu yang sangat licin. Dia menipu orang miskin dan bahkan juga Solon, sampai-sampai saat itu Solon berkata,
“Hanya apabila cacing ambisi (ambisi jahat) bisa dipetik dari kepala Pisistratus barulah tercipta kondisi warga yang lebih baik.”
Suatu hari, Pisistratus mengoleskan darah pada tubuhnya dan dia muncul secara dramatis di pasar. Dia mengatakan kepada orang-orang bahwa musuh-musuh mereka, para orang kaya, telah melakukan ini padanya karena dia adalah teman dari orang miskin. Salah satu pengikutnya kemudian membuat gerakan untuk menunjuk lima puluh orang pengawal untuk melindungi sang ‘martir’ pembela rakyat. Solon mengetahui trik ini, tapi kelompok orang miskin telah bertekad untuk membela Pisistratus, dan orang-orang kaya takut untuk melawannya. Tidak ada yang mempertanyakan Pisistratus mengapa ia mengumpulkan lebih dari lima puluh orang bersenjata di sekelilingnya. Tidak ada yang memperhatikan apa yang akan Pisistratus lakukan sampai suatu hari ia merebut benteng kota dan menjadikan dirinya menjadi seorang tiran (561 SM). Orang-orang kaya menyelamatkan nyawa mereka dengan melarikan diri dari Athena.
Tapi warga Athena tidak melakukan apa pun, dan Solon tetap tinggal di rumah-nya dan menulis puisi-puisi yang menyedihkan. Teman-temannya memperingatkan dia untuk keluar dari Athena, atau setidaknya tidak mengkiritik Pisistratus melalui pidato secara terbuka. Mereka bertanya mengapa dia berpikir bahwa dia aman untuk mengkiritik Pisistratus dan dengan berani melawan sang tiran, namun Solon menjawab:
"Usia saya."
Pisistratus tetap menghormati Solon, dan terus-menerus berkonsultasi padanya. Dia memelihara sebagian besar undang-undang Solon, dan bahkan mentaatinya. Solon pun sudah lemah dan tua, dan tidak ada orang bersedia untuk berdiri membelanya, tapi dia tetap pergi ke pasar dan memarahi orang Athena karena terlalu takut Pisistratus dan kelompoknya dan meminta warga Athena merebut kembali kebebasan mereka. Solon berteriak pada warga Athena melalui pidatonya. Solon mengatakan kepada warga Athena bahwa mereka memang cerdas sebagai individu, tapi secara kolektif mereka membuat satu kebodohan besar. Solon kemudian pergi meninggalkan Athena. Orang-orang Athena tetap menghormatinya dengan berkatabahwa ia lebih bijaksana daripada orang-orang bijak yang lain, mereka juga menganggapnya sebagai orang yang lebih berani daripada mereka yang mengerti apa yang sedang terjadi tapi tidak berani berbicara dan menentang kedatangan seorang tiran.
"Usia saya."
Pisistratus tetap menghormati Solon, dan terus-menerus berkonsultasi padanya. Dia memelihara sebagian besar undang-undang Solon, dan bahkan mentaatinya. Solon pun sudah lemah dan tua, dan tidak ada orang bersedia untuk berdiri membelanya, tapi dia tetap pergi ke pasar dan memarahi orang Athena karena terlalu takut Pisistratus dan kelompoknya dan meminta warga Athena merebut kembali kebebasan mereka. Solon berteriak pada warga Athena melalui pidatonya. Solon mengatakan kepada warga Athena bahwa mereka memang cerdas sebagai individu, tapi secara kolektif mereka membuat satu kebodohan besar. Solon kemudian pergi meninggalkan Athena. Orang-orang Athena tetap menghormatinya dengan berkatabahwa ia lebih bijaksana daripada orang-orang bijak yang lain, mereka juga menganggapnya sebagai orang yang lebih berani daripada mereka yang mengerti apa yang sedang terjadi tapi tidak berani berbicara dan menentang kedatangan seorang tiran.
Tirani Pisistratus dan anak-anaknya berlangsung dari 561-510 SM. Kleisthenes lalu memimpin sekelompok bangsawan Athena yang diasingkan untuk memberontak melawan tirani dinasti Pisistratus. Mereka dibantu oleh tentara dari Sparta yang bersedia menolong orang Athena membebaskan diri dari tiran mereka.
Solon wafat di Siprus, lama setelah tirani Pisistratus mengambil alih kekuasaan di Athena. Setelah kematiannya, Solon tetap dikenang sebagai orang bijak dengan ide-ide inovatif. Beberapa dekade kemudian, seorang negarawan Athena yaitu Pericles mendirikan demokrasi Athena yang terkenal dan mengacu pada kode hukum Solon dan reformasi yang dilakukan oleh Solon. Hingga saat ini Solon dianggap sebagai pendiri sistem pemerintahan demokrasi yang kita kenal sekarang.
Dasar-dasar hukum yang dibuat oleh Solon juga kode-kode hukumnya, menjadi dasar hukum Athena selama berabad-abad, yang dikemudian hari di adopsi oleh hukum Romawi yang kemudian menjadi cetak biru hukum modern sekarang ini.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ARTIKEL INI DISUSUN DAN DITERBITKAN PERTAMA KALI
OLEH DELEIGEVEN MEDIA
SETIAP ARTIKEL YANG MEMILIKI ISI, SUSUNAN, DAN GAYA PENULISAN
YANG MIRIP DENGAN ARTIKEL INI MAKA ARTIKEL-ARTIKEL TERSEBUT
MENYADUR ARTIKEL INI.
DILARANG KERAS MEMPLAGIAT ARTIKEL INI!
CANTUMKAN LINK LENGKAP ARTIKEL INI DISETIAP KALIMAT YANG ANDA DISADUR DARI ARTIKEL INI. SESUAI UNDANG-UNDANG HAK CIPTA, JIKA MENYADUR/MENG-COPY MINIMAL SEPULUH KATA TANPA MENCANTUMKAN SUMBER DARI KALIMAT ITU (BERBEDA DARI PENCANTUMAN SUMBER DI CATATAN KAKI (FOOTNOTE) MAKA ITU ADALAH TINDAKAN PLAGIARISME.
JIKA ANDA MENYADUR SEBAGIAN BESAR ARTIKEL INI MAKA ANDA HARUS MENCANTUMKAN KALIMAT:
"ARTIKEL INI DISADUR DARI....(LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA",
ATAU:"SUMBER UTAMA DARI SEBAGIAN BESAR INFORMASI ARTIKEL INI DIAMBIL DARI (LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA"
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Notes (Catatan):
*We strongly recommend all readers to read all the comments below for the other details which not mentioned by this article
(Sangat disarankan bagi para pembaca untnk melihat komentar-komentar artikel ini sebab beberapa komentar membahas rincian informasi yang tidak ditulis dalam artikel ini)
*Get various information about history in ENGLISH by open or follow our Instagram account: @deleigevenhistory(Dapatkan berbagai informasi sejarah dalam bahasa Inggris di akun instagram kami @deleigevenhistory)
Notes (Catatan):
*We strongly recommend all readers to read all the comments below for the other details which not mentioned by this article
(Sangat disarankan bagi para pembaca untnk melihat komentar-komentar artikel ini sebab beberapa komentar membahas rincian informasi yang tidak ditulis dalam artikel ini)
*Get various information about history in ENGLISH by open or follow our Instagram account: @deleigevenhistory(Dapatkan berbagai informasi sejarah dalam bahasa Inggris di akun instagram kami @deleigevenhistory)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Copyrights Story: Deleigeven Media
Penyusun:
Penulis : Deleigeven
Editor : Juliet
Desain : Deleigeven
Penerbit: Deleigeven Media
Daftar Pustaka:
A History of Ancient Greece; George Grote
Solon, The Lawmaker of Athens; Plutarch
A History of Ancient Greece; George Grote
Solon, The Lawmaker of Athens; Plutarch
Sumber Website:
Ensiclopedia Britanica (Solon)
Greeka.com (Solon)
wikipedia.com/solon
wikipedia.com/sonchis-dari-sais
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------