Sunday, 30 December 2018

ISA DAN ORANG-ORANG BIMBANG




Pada suatu hari Isa, putra Mariam, berjalan-jalan di padang pasir dekat Baitul Mukadis bersama-sama sekelompok orang yang masih suka mementingkan diri sendiri.

Mereka meminta dengan sangat agar Isa memberitahukan kepada mereka “Kata Rahasia” yang telah dipergunakannya untuk menghidupkan orang mati.

Isa-pun berkata,
"Kalau kukatakan itu padamu, kau pasti menyalahgunakannya."

Mereka berkata,
"Kami sudah siap dan sesuai untuk pengetahuan semacam itu; tambahan lagi, hal itu akan menambah keyakinan kami."

"Kalian tak memahami apa yang kalian minta," kata Isa, tetapi Ia memberitahukan juga Kata Rahasia itu.

Segera setelah itu, orang-orang tersebut berjalan di suatu tempat yang terlantar dan mereka melihat seonggok tulang yang sudah memutih.

"Mari kita uji keampuhan Kata itu," kata mereka, dan diucapkanlah 'Kata Rahasia' itu.

Begitu kata diucapkan, tulang-tulang itupun segera terbungkus daging dan menjelma menjadi seekor binatang liar yang kelaparan, yang kemudian merobek-robek mereka sampai menjadi serpih-serpih daging.



Mereka yang dianugerahi nalar akan mengerti. Mereka yang nalarnya terbatas bisa belajar melalui kisah ini.



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Catatan:
Isa dalam kisah ini adalah Isa putra Maria (Al Qur’an), yang juga dikenal sebagai Yesus Kristus oleh umat Kristen (terlepas dari semua kontradiktif dan kontroversi mengenai apakah kedua tokoh ini adalah orang yang sama).

Tokoh Isa dalam cerita ini diceritakan dari sudut pandang Islami bukan dari sudut pandang Kristiani atau historis, oleh karena itu kisah ini tidak dapat ditemukan di dalam Alkitab, dan juga kisah ini memang tidak ada dalam Al Qur’an.

Kisah “Isa dan Orang-orang Bimbang” ini adalah kisah dongeng yang sering diceritakan oleh Jalaludin Rumi dan para Sufi. Kisah ini mengandung gagasan yang sama dengan yang ada dalam Magang Sihir, dan juga muncul dalam karya Rumi. Kisah ini juga selalu muncul dalam dongeng-dongeng lisan para darwis tentang Isa. Jumlah dongeng semacam itu banyak sekali.

Tokoh yang dikenal sering menceritakan kembali kisah ini adalah Jabir putra al-Hayan, yang dalam bahasa Latin di sebut Geber, penemu alkimia Kristen. Geber disebut-sebut sebagai salah seorang yang berhak menyandang sebutan Sufi. Ia meninggal sekitar 790 M. Aslinya ia orang Sabia, menurut para pengarang Barat, ia membuat penemuan-penemuan kimia penting.



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Copyrights (Hak Cipta):
Dituliskan kembali dari buku kumpulan “Kisah-kisah Sufi”, berupa kumpulan kisah nasehat para guru sufi selama seribu tahun yang lampau.


Writer : Idries Shah
Translator : Sapardi Djoko Damono
Indonesian Publisher : Pustaka Firdaus, 1984
Re-published by : Deleigeven Media

Friday, 30 November 2018

BERKAT BAGI ORANG BENAR




1Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya,
tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya.

2Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna,
tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut.

3TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan,
tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya.

4Tangan yang lamban membuat miskin,
tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.

5Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi;
siapa tidur pada waktu panen membuat malu.

6Berkat ada di atas kepala orang benar,
tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman.

7Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat,
tetapi nama orang fasik menjadi busuk.

8Siapa bijak hati, memperhatikan perintah-perintah,
tetapi siapa bodoh bicaranya, akan jatuh.

9Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya,
tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui.

10Siapa mengedipkan mata, menyebabkan kesusahan,
siapa bodoh bicaranya, akan jatuh.

11Mulut orang benar adalah sumber kehidupan,
tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman.

12Kebencian menimbulkan pertengkaran,
tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.

13Di bibir orang berpengertian terdapat hikmat,
tetapi pentung tersedia bagi punggung orang yang tidak berakal budi.

14Orang bijak menyimpan pengetahuan,
tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan yang mengancam.

15Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya,
tetapi yang menjadi kebinasaan bagi orang melarat ialah kemiskinan.

16Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan,
penghasilan orang fasik membawa kepada dosa.

17Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan,
tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.

18Siapa menyembunyikan kebencian, dusta bibirnya;
siapa mengumpat adalah orang bebal.

19Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran,
tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.

20Lidah orang benar seperti perak pilihan,
tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya.

21Bibir orang benar menggembalakan banyak orang,
tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi.

22Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya,
susah payah tidak akan menambahinya.

23Berlaku cemar adalah kegemaran orang bebal,
sebagaimana melakukan hikmat bagi orang yang pandai.

24Apa yang menggentarkan orang fasik, itulah yang akan menimpa dia,
tetapi keinginan orang benar akan diluluskan.

25Bila taufan melanda, lenyaplah orang fasik,
tetapi orang benar adalah alas yang abadi.

26Seperti cuka bagi gigi dan asap bagi mata,
demikian si pemalas bagi orang yang menyuruhnya.

27Takut akan TUHAN memperpanjang umur,
tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek.

28Harapan orang benar akan menjadi sukacita,
tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia.

29Jalan TUHAN adalah perlindungan bagi orang yang tulus,
tetapi kebinasaan bagi orang yang berbuat jahat.

30Orang benar tidak terombang-ambing untuk selama-lamanya,
tetapi orang fasik tidak akan mendiami negeri.

31Mulut orang benar mengeluarkan hikmat,
tetapi lidah bercabang akan dikerat.

32Bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan,
tetapi mulut orang fasik hanya tahu tipu muslihat.
_________________________________________________________________________________


Tafsiran Umum

Secara keseluruhan, syair ini adalah nasihat penulis (Raja Salomo) bagi semua orang yang membacanya agar berjalan di jalan yang benar dan tidak mengikuti jalan yang jahat sebab jalan yang benar akan berakhir dengan kebahagiaan meskipun ditempuh dengan susah payah. Perbedaan antara orang fasik (jahat) dan orang benar sangat banyak dan sangat mudah terlihat, baik dari perkataan dan perbuatan, oleh karena itu seharusnya kita bisa melihat dan menilai mana yang baik dan mana yang buruk sehingga tidak terjerumus dalam kejahatan. Untuk bisa mengenal jalan yang benar dan yang salah maka pembaca diharapkan memperkaya budi pekerti termasuk juga menjaga perkataan.

Bait pertama dalam syair ini merujuk pada bakti anak-anak pada orang-tua melalui perbuatan baik dan hikmat. Hampir setiap ayat pembuka dalam berbagai pasal dari Amsal Salomo merupakan ajakan untuk menghormati orang-tua melalui berbagai cara, tetapi yang paling sering adalah dengan memperkaya hikmat.

Bait ketiga dan keempat merupakan rangkaian pujian dan peringatan dari Salomo bahwa orang yang benar tidak akan ditinggalkan Tuhan (ayat ketiga), tetapi semua setiap orang diwajibkan bekerja sebab berkat datang pada orang yang benar dan rajin (ayat keempat). Ini adalah peringatan Salomo agar setiap orang yang beriman pada Tuhan tidak menjadi pasif, atau hanya berdoa meminta berkat, melainkan harus aktif dengan bekerja untuk memperoleh berkat. Salomo selalu menyorot para pemalas dalam berbagai amsal-amsalnya. Ini dapat dilihat diayat-ayat selanjutnya seperti bait 26,

Bait kelima adalah teguran Salomo pada orang-orang yang dilihatnya tidak bekerja secara efisien. Bagi Salomo, rajin itu penting tetapi harus memakai akal sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak sia-sia. Ini juga merupakan teguran bagi orang-orang yang malas.

Bait 8, 10, 11, 13, 14, 18, 19, 20, 21, 31 dan 32, membahas tentang ucapan. Salomo sangat menyorot perilaku manusia melalui ucapan-ucapan mereka. Dalam syair ini, Salomo meyebut semua yang berhubungan langsung dengan ucapan, yaitu kata-kata, mulut, bibir, dan bahkan lidah. Berbeda dengan penulis amsal lain, bagi Salomo ucapan itu sangat penting sekaligus berbahaya sehingga Salomo selalu menghimbau melalui amsal-amsalnya agar para pembaca selalu menjaga perkataan.




Catatan

Bagi kalangan Kristen dan Yahudi, penulis syair ini dianggap sebagai salah-satu perantara Firman Tuhan sebab diimani bahwa kata-kata ini berasal dari Tuhan yang menggunakan hikmat dan tangan manusia untuk menyampaikannya.

Penulis syair ini adalah Raja Salomo. Seluruh syair ini disadur dari Kitab Amsal 10:1-32 (dibaca: Amsal pasal 10 ayat 1 hingga 32). Syair adalah bagian dari “Kumpulan Amsal Salomo” dalam Kitab Suci Ibrani (Yahudi) dan Alkitab Perjanjian Lama. Syair ini adalah kumpulan syair bagian pertama yang diberi judul: “Kumpulan Amsal-amsal Salomo”. Judul ini hanya ditemukan di Alkitab berbahasa Indonesia. Kumpulan syair pada bagian “Kumpulan Amsal-amsal Salomo” terdiri dari 13 pasal yaitu dari pasal 10 hingga 22.

Pada bait pertama syair ini diawali dengan kalimat: “Amsal-amsal  Salomo”, sehingga bait pertama syair ini adalah: Amsal-amsal  Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya. Kalimat “Amsal-amsal  Salomo” adalah kata-kata pembuka untuk mengumumkan nama penulis amsal ini. Kalimat pembuka syair ini tidak dicantumkan dalam syair diatas dengan karena artikel ini bertujuan memperkenalkan syair dari Salomo sedangkan kalimat pembuka itu adalah penanda dan bukan bagian dari amsal yang ditulis Salomo.

Salomo adalah salah-satu raja di wilayah Timur Tengah yang hidup dan memerintah sekitar abad ke-11-10 SM. Menurut kitab sejarah raja-raja Israel dan berbagai kitab sejarah para raja Israel yang dimuat di dalam Alkitab, juga berdasarkan penelitian sementara, Raja Salomo (Arab: Sulaiman, Inggris: Solomon) adalah raja Kerajaan Israel Bersatu yang ketiga. Ayahnya adalah raja Kerajaan Israel Bersatu yang kedua, Raja Daud (Arab: Dawud, Inggris: David). Beliau adalah putra Raja Daud yang lahir di Yerusalem dari istrinya yang bernama Batsyeba. Ibu Salomo ini dulunya adalah istri dari salah-satu perwira Daud yang bernama Uria (prajurit dari negeri Hittit), yang adalah salah-satu dari “Tiga Puluh Ksatria” Raja Daud. Beliau dinikahi secara resmi oleh Daud setelah kematian Uria dalam perang melawan Kerajaan Moab. Salomo bukan putra sulung melainkan putra kesepuluh Daud. Putra sulung Daud adalah Pangeran Amnon tetapi dibunuh oleh adiknya, pangeran ketiga, Absalom yang dendam padanya. Pada saat Raja Daud  meninggal, beliau mewasiatkan agar Salomo yang mewarisi tahtanya, padahal saat itu masih ada putra Daud yang keempat: Pangeran Adonia. Pangeran Adonia adalah putra tertua Daud yang masih hidup saat itu sebab ada kemungkinan putra kedua Daud, Pangeran Daniel, telah meninggal sehingga beliau tidak masuk dalam kisruh perebutan tahta, sedangkan putra ketiga, Pangeran Absalom, juga sudah tewas dalam pemberontakan melawan ayahnya bertahun-tahun silam. Salomo adalah pendiri Bait Suci Yahudi yang pertama, sehingga bait suci itu dikenal dengan nama Kuil Salomo. Sepeninggal Salomo, kerajaan Israel terpecah menjadi dua (Utara: Israel  beribukota di Sikhem lalu pindah ke Samaria, dan Selatan: Yehuda beribukota secara permanen di Yerusalem). Penyebab utama perpecahan itu adalah pemberontakan rakyat akibat kerja-paksa, pajak tinggi, dan juga penolakan rakyat pada masuknya budaya-budaya asing yang dibawa oleh istri-istri Salomo yang mendominasi istana. Oleh sebab itu, ketika pewaris Salomo, Putra Mahkota Rehobeam, mengabaikan tuntutan rakyat dan justru memperberatnya maka rakyat dari sepuluh suku mengangkat pemimpin oposisi wangsa Daud, Yerobeam, sebagai raja mereka, sedangkan Putra Mahkota Rehabeam tetap didukung oleh suku utama wangsa Daud, Suku Yehuda, dan oleh suku bungsu, Suku Benyamin, menjadi raja di Yerusalem. Hal ini membuat Salomo menjadi raja terakhir Kerajaan Israel Bersatu. Kerajaannya disebut “Kerajaan Israel Bersatu” untuk membedakan dengan “Kerajaan Israel” yang baru yang didirikan oleh Raja Yerobeam dan beribukota di Sikhem (kemudian pindah ke Samaria). Meskipun belum ada penemuan arkeologi langsung yang memuat nama Salomo (agar diakui sebagai tokoh sejarah nyata) tetapi banyak penemuan arkeologi yang memuat nama “Dinasti Daud”, yang merupakan dinasti asal Salomo, sehingga menjadi penemuan tidak langsung tentang kebenaran eksistensinya sebagai raja Israel.

Kitab Amsal adalah salah-satu dari kitab-kitab syair dalam Alkitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani Kuno yang secara harafiah berarti “Kitab Kebajikan”. Kitab ini merupakan salah-satu kitab dalam Perjanjian Lama Alkitab yang berisi kumpulan syair tentang kata-kata bijak, hikmat, dan pedoman moral dan perilaku. Kitab Amsal terdiri dari 31 bab (pasal) dan diakui sebagai salah-satu kitab dalam Kitab Suci Ibrani dan Kristen. Walaupun Kitab Amsal secara luas dikenal sebagai “Amsal Salomo” tetapi Amsal Salomo hanyalah salah-satu bagian dari kitab ini, yaitu bagian pertama. Penulis Kitab Amsal lebih dari satu orang, namun Amsal-amsal itu dikumpulkan (bukan hanya ditulis sebab juga diambil dari perkataan orang lain) oleh empat penulis dan pengumpul kitab ini, yaitu Raja Salomo (penulis dan pengumpul utama), Hizkia (salah-satu pegawai istana yang mengumpulkan kembali amsal-amsal Salomo dan menambahkan amsal-amsal lama), Agur (seorang bijak dari Kerajaan Masa), dan Raja Lemuel (Raja Masa). Waktu penulisan amsal Salomo adalah sekitar tahun 1000 SM, sedangkan waktu pengumpulan amsal oleh Hizkia adalah sekitar tahun 700 SM, sedangkan waktu pengumpulan amsal oleh Agur dan Lemuel tidak diketahui dengan pasti. Tempat penulisan Amsal Salomo adalah di kota Yerusalem, demikian juga dengan tempat penulisan sebagian besar Amsal lainnya.

Perjanjian Lama adalah salah-satu dari dua bagian utama Kitab Suci Kristen yang juga diakui sebagai bagian kitab suci Yahudi. Kitab Suci Kristen terdiri dari dua bagian (tiga untuk kitab suci Katolik) yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagian kitab-kitab tambahan dari gereja Katolik adalah Kitab-kitab Deuteronika yang urutannya berada diantara kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kitab Perjanjian Lama terdiri dari 39 Kitab yang terdiri dari Lima Kitab Pentateukh atau Kitab Taurat (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan), kitab para Hakim dan kisah-kisah sebelum Daud (Yosua, Hakim-hakim, dan Ruth), kumpulan kitab sejarah (1 dan 2 Samuel, 1 dan 2 Raja-raja, 1 dan 2 Tawarikh), kumpulan kitab dari masa 70 tahun pembuangan di Babilonia (Ezra, Nehemia, Ester), kitab Ayub (ditulis pada masa Abraham), kitab-kitab Syair (Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, dan Ratapan), kitab nabi-nabi besar (Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel), kitab nubuatan atau ramalan Daniel, dan kitab nabi-nabi kecil (Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi). Kitab Perjanjian Lama juga adalah bagian dari Kitab Suci Yahudi. Oleh gereja Kristen, kitab ini disebut “Perjanjian Lama” sebab ditulis dimasa sebelum kehidupan Yesus, sedangkan Perjanjian Baru dinamakan demikian untuk membedakan kitab-kitab yang ditulis setelah masa kedatangan Yesus. Teologia Kristen meyakini bahwa kedatangan Yesus ke dunia untuk menggenapi “Perjanjian” antara pihak Surga (Tuhan) dan pihak Dunia (Manusia), sehingga penyebutan “Perjanjian” pada kedua kitab ini merujuk pada Yesus, dimana era “lama” adalah sebelum “Perjanjian” itu datang dan era “baru” adalah setelah “Perjanjian” itu datang.

_________________________________________________________________________________

Tafsiran dan catatan pada artikel ini ditulis berdasarkan sudut pandang sastra dan sejarah bukan berdasarkan pemahaman agama atau teologia manapun.

Artikel ini pertama kali ditulis dan disusun oleh Tim Deleigeven dan diterbitkan pertama-kali oleh Deleigeven Media.


TIM PENYUSUN:
Penulis : Devy R
Editor : Deleigeven & Juliet
Penerbit : Deleigeven Media


DAFTAR PUSTAKA:
-Alkitab Perjanjian Lama (dengan catatan versi Pemulihan); di distribusikan oleh Lembaga Alkitab Indonesia; diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (Anggota IKAPI); 2007; Jakarta
-Perjanjian Baru, Mazmur, Amsal; di distribusikan oleh The Gideons International; diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (Anggota IKAPI); 2007; Jakarta




Monday, 1 October 2018

RATU SEONDEOK DAN RAMALANNYA



Ratu Seondeok adalah penguasa ke-27 Kerajaan Silla. Ratu Seondeok diangkat menjadi Ratu Silla setelah kematian ayahnya, Raja Jinpyeong (632). Nama lahir beliau adalah Kim Deokman sehingga beliau juga dikenal sebagai Putri Deokman. Beliau adalah putri Raja Jinpyeong dan Ratu Maya. Ratu Seondeok memerintah Silla selama 15 tahun (632-647).

Ratu Seondeok adalah ratu pertama dalam sejarah Silla dan merupakan pemimpin wanita pertama sepanjang sejarah Korea. Selain itu, beliau juga merupakan pemimpin wanita kedua terkuat dalam sejarah kuno di Asia Timur. Nama besarnya sebagai pemimpin wanita di Asia Timur hanya tidak lebih besar dari Kaisarina Wu Zetian dari Kekaisaran Tang.

Menurut Samguk Sagi, Ratu Seondeok adalah putri pertama Raja Jinpyeong, namun menurut catatan-catatan yang lainnya, Ratu Seondeok adalah putri kedua, adik dari Putri Cheonmyeong. Catatan-catatan diluar Samguk Sagi mengindikasikan dia diangkat sebagai pewaris bukannya Putri Cheonmyeong (yang menurut catatan-catatan itu adalah anak tertua) dikarenakan Putri Cheonmyeong telah terlebih dahulu meninggal.

Sebenarnya, Putri Deokman memiliki adik laki-laki yang bernama Pangeran Borochun (putra tunggalnya dengan cucunya sendiri, Putri Bomyeong). Tapi karena intrik-intrik politik istana yang di dalangi oleh Ratu Seungman (ratu kedua Raja Jinpyeong), nama Pangeran Borochun dicoret dari daftar pewaris Raja Jinpyeong sebagai imbas dari diusirnya Putri Boryang dari istana. Saat itu, ibu Pangeran Borochun, Putri Bomyeong (yang juga adalah cucu Raja Raja Jinpyeong) memiliki posisi yang kuat di istana karena melahirkan satu-satu pangeran bagi raja. Tapi, Ratu Seungman dan kubu pendukungnya melakukan konspirasi sehingga Putri Bomyeong dituduh berkhianat pada raja dan diusir dari istana. Kastanya juga diturunkan menjadi bangsawan Jin-geol. Otomatis, kasta Pangeran Borochun sudah bukan kasta Seon-geol murni (kastanya raja) melainkan kasta campuran (Seon-geol dan Jin-geol) seperti Pangeran Chunchu (bakal Raja Muyeol). Inilah yang membuat Putri Deokman menjadi anak raja tertua yang berasal dari kelas Seon-geol murni dan dinobatkan sebagai pewaris raja.

Sebenarnya, selain Putri Deokman masih ada bangsawan lainnya yang berasal dari kelas Seon-geol murni tapi Raja Jinpyeong bersikeras menjadikan putrinya yang sangat cerdas itu sebagai seorang ratu.

Sejak kecil, Ratu Seondeok telah menunjukkan kepandaiannya sehingga beliau menjadi kesayangan Raja Jinpyeong. Beliau sangat tertarik dibidang astronomi dan memberi sumbangan besar bagi ilmu astronomi Korea dan Asia melalui berbagai penelitian dan penemuan melalui observatorium yang dibangunnya (yang tertua di Asia Timur), yang lalu menjadi acuan bagi berbagai studi astronomi di-era setelahnya.

Ratu Seondeok juga membangun berbagai kuil, meskipun peninggalan arkeologi yang paling terkenal yang dibangunnya adalah observatorium di Gyeongju tersebut.

Ada satu lagi yang paling dikenal dari sosok Ratu Seondeok. Ramalan.

Catatan-catatan sejarah Silla yang memuat kisah Ratu Seondeok seakan-akan mengklaim bahwa ramalan-ramalan sang ratu memang menjadi kenyataan. Dari begitu banyak ramalan yang pernah diucapkannya, ada tiga ramalannya yang paling terkenal dan dicatat kembali oleh Biksu Ilyeon dalam kitab Samguk Yusa.




LUKISAN KAISAR TAIZONG DARI TANG

Saat ratu masih muda dan masih menjadi seorang putri mahkota, ayahnya, Raja Jinpyeong mendapat hadiah dari Kaisar Taizong dari Dinasti Tang, berupa satu kotak benih bunga dan lukisan yang menggambarkan bunga tersebut. Banyak orang memuji keindahan lukisan tersebut, namun Ratu Seondeok lebih tertarik pada benih bunga.

Banyak orang memuji keindahan lukisan tersebut, namun Ratu Seondeok lebih tertarik pada benih bunga. Ratu lalu berkata pada raja bahwa bunga dari bibit bunga yang dihadiahkan oleh kaisar itu tidak akan memiliki bau, karena “....jika lukisan itu wangi, maka akan ada kupu-kupu dan lebah disekitarnya,” (en.wikipedia/queenseondeok).

Jawaban Ratu Seondeok ini sangat mengesankan raja dan orang-orang disekitarnya. Prediksi Ratu Seondeok benar. Bibit yang ditanam itu memang tumbuh dan berbunga, tapi bunga yang tumbuh dari bibit itu memang tidak berbau, baik itu bau yang busuk maupun wangi.

Ratu Seondeok juga menyadari bahwa lukisan itu bukan sekedar hadiah melainkan sindiran pada ayahnya yang tidak memiliki keturunan laki-laki, dan kemudian digunakan oposisinya sebagai sindiran padanya karena ketidak-mampuannya memiliki suami, seperti bunga yang indah tapi tidak ada kupu-kupu hinggap padanya.

Menurut kitab Samguk Yusa, dalam lukisan yang dikirim oleh Kaisar Taizong itu bukan cuma ada satu kuntum bunga, melainkan tiga kuntum bunga yang melambangkan tiga ratu Silla, oleh karena itu beberapa orang juga meyakini Kaisar Taizong memiliki kemampuan yang sama seperti Ratu Seondeok, kemampuan meramal masa depan. Sebab, ketidak-mampuan Ratu Seondeok dalam memiliki keturunan memang bisa diprediksi saat itu sebab Ratu Seondeok hidup dimasa yang sama dengan Kaisar Taizong. Tapi, penggantinya, Ratu Jindeok (ratu kedua Silla) baru naik tahta tahun 647, dua tahun setelah Kaisar Taizong meninggal, dan Ratu Jinseong (ratu ketiga Silla) baru naik tahta tahun 888, lama setelah Kaisar Taizong meninggal, sehingga orang-orang juga berpendapat bahwa Kaisar Taizong juga mampu meramal masa depan




KATAK-KATAK DI KOLAM PERMATA

Suatu hari, saat beliau sudah menjadi ratu, Ratu Seondeok mendengar suara katak-katak yang sangat ribut dan terus-menerus menimbulkan kebisingan di Kolam Eokmun disekitar Gerbang Permata, padahal saat itu adalah musim dingin.

Ratu lalu memerintahkan para pengawalnya melihat apa yang terjadi. Rupanya, suara ribut itu berasal dari gerombolan katak putih.

Mendengar informasi itu, ratu langsung memerintahkan jenderal-jenderalnya untuk mempersiapkan pasukan menuju arah barat-laut tepatnya ditempat yang dikenal dengan nama “Lembah Wanita” untuk menahan serbuan pasukan Baekje.

Tidak ada laporan dari pasukan mata-mata mengenai pergerakan tentara Baekje menuju Silla, namun ratu bersikeras agar perintahnya segera dilaksanakan, dan menjelaskan alasan mengapa perintah itu diberikan.

Bagi ratu, suara katak-katak itu terdengar seperti suara teriakan prajurit sehingga sehingga ratu menganggap itu merupakan pertanda adanya pasukan yang akan menyerang Silla di wilayah barat-daya (katak putih diartikan sebagai warna putih yang dalam astronomi Asia menandakan arah barat), tepatnya di Lembah Wanita (Gerbang Permata, permata dianggap menggambarkan wanita).

Diantara semua jenderal hanya Pildan (ajudan ratu), Kim Yushin (panglima utama kerajaan), dan Alcheon (kepala pasukan pengawal) yang percaya pada ratu. Ratu lalu memerintahkan Pildan dan Alcheon menuju ke tempat yang disebutkannya itu.

Secara tak terduga sebelumnya, pasukan Silla berhasil menangkap 2.000 tentara Baekje yang sedang bersiap menyerbu Silla tepat ditempat yang disebutkan oleh Ratu Seondeok.




DUA SURGA, DORICHEON DAN SACHEONWANGCHEON

Suatu hari ketika kondisi Ratu Seondeok sedang sangat sehat, tiba-tiba ratu memanggil seluruh pejabat istana dan berkata bahwa dia mungkin tidak berumur panjang. Dia meminta dimakamkan di Doricheon. Pildan dan para jenderalnya juga para pejabat, termasuk Bidam (sangdaedung saat itu), bingung akan nama tempat yang disebutkannya sebab tidak ada tempat dengan nama itu. Tapi ratu berkata bahwa tempat itu terletak di dekat pegunungan di wilayah selatan Silla.

Secara mengejutkan, Silla diguncang pemberontakan terbesar dalam sejarah yang justru dikobarkan oleh Perdana Menteri-nya sendiri, Bidam (647).

Bidam melakukan pemberontakan (647) dengan menggemakan semboyan “seorang wanita tidak mampu memimpin negara”, sebagai kritik dan responnya terhadap pemerintahan Ratu Seondeok, dan ketidak-puasannya atas skema pewarisan tahta yang juga akan diwariskan pada seorang wanita sebab selain Ratu Seondeok, hanya Putri Seungman (Ratu Jindeok) yang tersisa dari kasta Seon-geol yang artinya beliau yang akan menggantikan Ratu Seondeok.

Bidam didukung oleh para oposan Ratu Seondeok, terutama para bangsawan dan pejabat yang memiliki hubungan dengan bangsawan yang menjadi oposan Raja Jinpyeong saat pemberontakan Chilsuk-Seok Phum. Karena pengangkatan Ratu Seondeok sebelumnya menyebabkan konflik besar di istana maka Bidam dengan mudah dapat mengumpulkan pengikut dalam jumlah yang sangat besar. Ratu Seondeok didukung penuh oleh Kim Yushin dan kubunya didominasi oleh para bangsawan campuran (Seongeol-Jinggeol) terutama Pangeran Chunchu (bakal Raja Muyeol), Putri Seungman (bakal Ratu Jindeok), Alcheon, dan Horim. Ratu Seondeok juga tetap didukung oleh para komandan hwarang ibukota Seorabeol dan para bangsawan, pejabat, dan jenderal-jenderal keturunan suku Gaya.

Pemberontakan Bidam ini menjadi pemberontakan terbesar dalam sejarah Silla, bukan karena lama pemberontakannya melainkan karena banyaknya para pejabat, bangsawan, dan perwira-perwira militer yang terlibat. Kubu Bidam terdiri dari 30-an lebih pendukung yang masing-masing memiliki pasukan pribadi atau merupakan komandan dari salah-satu pasukan kerajaan, atau merupakan pejabat yang memiliki koneksi dengan para komandan pasukan kerajaan sehingga 30-an orang pendukung Bidam ini mampu mengumpulkan pasukan dalam jumlah besar.

Demi menyemangati pasukannya, Ratu Seondeok bergabung dengan pasukannya di perkemahan pasukan utama.

Pemberontakan terbesar dalam sejarah Silla yang hanya memakan waktu 10 hari inipun berhasil dipadamkan. Sayangnya, pemberontakan Bidam, yang sebelumnya adalah salah-seorang kepercayaannya dan yang pernah mendukungnya disaat-saat sulit, membuat ratu sangat syok. Perang ini menyita pikiran ratu dan menghabiskan energinya. Kesehatan ratu merosot drastis selama 10 hari pemberontakan ini. Ratu Seondeok akhirnya wafat pada 17 Februari 647, ditahun yang sama ketika pemberontakan itu terjadi.

Sang ratu dikuburkan ditempat yang ditunjuknya (tapi saat itu belum bernama Doricheon). 10 tahun kemudian penerusnya membangun kuil diatas makamnya dan menamainya “Kuil Sacheonwang”. Saat itu barulah pejabat-pejabat kepercayaannya yang masih hidup sadar bahwa didalam teks-teks Buddha ada tertulis tentang nama dua surga, Sacheonwangcheon dan Doricheon, sehingga jika kuilnya dinamakan Sacheonwang maka otomatis kuburannya akan disebut Doricheon yan seakan menggambarkan dua surga itu, Sacheonwangcheon dan Doricheon. Pada akhirnya makam ratu ini dinamakan Doricheon.


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Copyrights Story: Deleigeven Media

Sumber Pustaka:
-Tae-hoong Ha; Samguk Yusa, Legends and History of the Three Kingdoms of Ancient Karea; Yonsei University Press; 1972; Seoul

Sumber Web:
wikipedia.org/queen seondeok


Penyusun:
Penulis : Deleigeven
Editor : Juliet
Desain : Deleigeven
Penerbit: Deleigeven Media

_________________________________________________________________________________

ARTIKEL INI DISUSUN DAN DITERBITKAN PERTAMA KALI
OLEH DELEIGEVEN MEDIA

SETIAP ARTIKEL YANG MEMILIKI ISI, SUSUNAN, DAN GAYA PENULISAN
YANG MIRIP DENGAN ARTIKEL INI MAKA ARTIKEL-ARTIKEL TERSEBUT
MENYADUR ARTIKEL INI.

DILARANG KERAS MEMPLAGIAT ARTIKEL INI!

CANTUMKAN LINK LENGKAP ARTIKEL INI DISETIAP KALIMAT YANG ANDA DISADUR DARI ARTIKEL INI. SESUAI UNDANG-UNDANG HAK CIPTA, JIKA MENYADUR/MENG-COPY MINIMAL SEPULUH KATA TANPA MENCANTUMKAN SUMBER DARI KALIMAT ITU (BERBEDA DARI PENCANTUMAN SUMBER DI CATATAN KAKI (FOOTNOTE) MAKA ITU ADALAH TINDAKAN PLAGIARISME.

JIKA ANDA MENYADUR SEBAGIAN BESAR ARTIKEL INI MAKA ANDA HARUS MENCANTUMKAN KALIMAT:
"ARTIKEL INI DISADUR DARI....(LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA",
ATAU:"SUMBER UTAMA DARI SEBAGIAN BESAR INFORMASI ARTIKEL INI DIAMBIL DARI (LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA"  
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Notes (Catatan):

*We strongly recommend all readers to read all the comments below for the other details which not mentioned by this article
(Sangat disarankan bagi para pembaca untnk melihat komentar-komentar artikel ini sebab beberapa komentar membahas rincian informasi yang tidak ditulis dalam artikel ini)

*Please open: Kingdom of Silla for short story about "Kingdom Of Silla" in ENGLISH
(Silahkan membuka link: Kingdom of Silla untuk membaca sejarah singkat Kerajaan Silla dalam bahasa Inggris).

*Get various information about history in ENGLISH by open or follow our Instagram account: @deleigevenhistory
(Dapatkan berbagai informasi sejarah dalam bahasa Inggris di akun instagram kami @deleigevenhistory)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sunday, 30 September 2018

HIDUPLAH DENGAN RUKUN



1Sungguh, alangkah baik dan indahnya,
apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.

2Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut,
yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.

3Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

_________________________________________________________________________________

Tafsiran Umum

Mazmur atau nyanyian ini adalah nasihat dari bagi semua orang yang membacanya agar memelihara kerukunan dan menjauhi pertengkaran. Inti dari syair ini adalah kerukunan akan menciptakan kebahagian dan kesejukan (ketenangan) bagi satu sama lain dan merupakan anugerah Tuhan yang harus dijaga.

“Minyak yang baik” dalam syair ini berarti kebahagiaan.

Harun adalah saudara Musa (nabi besar yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir) dan juga merupakan imam besar (grand priestpertama bangsa Israel.

“embun” berarti kesejukan, dan “gunung Hermon” adalah keindahan atau bisa juga berarti Firdaus karena letaknya lebih tinggi dari Bukit Sion.

“Gunung-gunung Sion” artinya adalah kelompok-kelompok orang atau umat manusia (secara umum), atau bangsa Isarael (menurut teologia Yahudi), atau kelompok-kelompok gereja (menurut teologia Kristen) sebab Sion juga diartikan sebagai “umat percaya” dan “umat Tuhan” (contoh: Raja Sion = Raja orang percaya, Bukit Sion = Tempat orang percaya, dsb).

Secara umum, kalimat terakhir pada bait terakhir dari syair ini berarti: Tuhan akan mendatangkan berkat dan kehidupan pada umat manusia yang hidup rukun.


Catatan

Bagi kalangan Kristen dan Yahudi, penulis syair ini dianggap sebagai salah-satu perantara Firman Tuhan sebab diimani bahwa kata-kata ini berasal dari Tuhan yang menggunakan hikmat dan tangan manusia untuk menyampaikannya.

Penulis syair ini adalah Raja Daud. Seluruh syair ini disadur dari Kitab Mazmur 133:1-3 (dibaca: Kitab Mazmur pasal 133 ayat 1 hingga 3). Syair ini sejatinya adalah nyanyian pujian dari Raja Daud dalam Kitab Suci Ibrani (Yahudi) dan Alkitab Perjanjian Lama. Oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) syair ini (Mazmur 133:1-3) diberi judul “Persaudaraan Yang Rukun”. Judul ini hanya ditemukan di Alkitab berbahasa Indonesia.

Bait pertama syair ini diawali dengan kalimat: “Nyanyian Ziarah Daud”, sehingga bait pertama syair ini adalah: Nyanyian Ziarah Daud. Sungguh, alangkah baik dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun. Kalimat “Nyanyian Ziarah Daud” adalah kata-kata pembuka untuk mengumumkan nama penulis mazmur ini. Kalimat pembuka syair ini tidak dicantumkan dalam syair diatas dengan karena artikel ini bertujuan memperkenalkan syair dari Raja Daud sedangkan kalimat pembuka itu adalah penanda dan bukan bagian dari nyanyian atau mazmur yang ditulis Daud.

Nyanyian Ziarah adalah kumpulan nyanyian Ibrani yang dinyanyikan untuk merenungkan masa pembuangan ke Babilonia. Pasal 120 hingga 134 dari kitab Mazmur merupakan bagian dari Nyanyian Ziarah. Tidak semua nyanyian ziarah ditulis oleh Daud, hanya nyanyian ziarah yang diberi kode “Nyanyian Ziarah Daud” yang ditulis oleh Daud. Syair ini ditulis dan dikarang oleh Daud semasa hidupnya di Yerusalem tetapi baru digolongkan kedalam ‘Nyanyian Ziarah” pada masa Pembuangan ke Babilonia. Kekaisaran Babilonia adalah imperium kuno di negara Irak modern yang adalah salah-satu kerajaan terbesar di masa kuno. Mereka menaklukan Kerajaan Yehuda (kerajaan Israel Selatan yang dipimpin oleh Dinasti Daud) dan mengangkut bangsa Israel ke Babel (ibukota Babilonia) sebagai tawanan. Bangsa Israel ditawan disana selama 70 tahun dan masa ini dikenal sebagai masa “70 Tahun Pembuangan ke Babel”.

Daud adalah salah-satu raja di wilayah Timur Tengah yang hidup dan memerintah sekitar abad ke-11 SM. Menurut kitab sejarah raja-raja Israel dan berbagai kitab sejarah para raja Israel yang dimuat di dalam Alkitab, juga berdasarkan penelitian sementara dan konsensus sejarawan, Raja Daud (Arab: Dawud, Inggris: David) adalah raja Kerajaan Israel Bersatu yang kedua. Pendahulunya adalah mertuanya yang bernama Raja Saul. Ayahnya bernama Isai, salah-satu pemimpin klan dari suku Yehuda. Beliau lahir di kota Betlehem. Daud adalah cucu dari salah-satu pemimpin utama klan Yehuda yang bernama Boas (ayah Isai) dari istrinya yang berasal dari Kerajaan Moab yang bernama Rut. Daud adalah putra bungsu yang sehari-hari bekerja sebagai seorang penggembala domba milik ayahnya, sedangkan kakak-kakaknya (Eliab, Aminadab, dan Syama) berprofesi sebagai tentara Kerajaan Israel Bersatu. Nama Daud awalnya sama sekali tidak ada dalam daftar suksesi Kerajaan Israel Bersatu, walaupun saat itu Nabi Kerajaan dan Penasihat Utama Kerajaan, Samuel, telah mengurapi Daud (menahbiskan Daud secara agama) sebagai calon raja Israel Bersatu tetapi secara hukum dan tradisi (adat) Daud tidak ada dalam daftar pewaris raja saat itu (Raja Saul). Daud baru bertemu Saul saat Israel berperang melawan Konfederasi Filistin, ketika dia bermaksud mengantarkan makanan pada kakak-kakaknya. Pada perang itulah Daud menunjukan kepahlawanannya yang paling terkenal: Melawan Goliat. Berkat kepahlawanannya melawan Goliat, Daud menjadi orang kesayangan Saul dan bersahabat erat dengan pewaris Saul, Putra Mahkota Yonatan. Daud dibawa ke istana dan mengikuti Saul ke berbagai medan perang, sesekali Daud menjadi pemusik pribadi Saul dengan memainkan kecapi untuk menenangkan pikiran Saul sebab saat itu Saul sudah mengidap penyakit mental dan sering mengamuk karena sakitnya itu. Lama kelamaan Saul mempercayakan Daud untuk memimpin pasukan Israel di medan perang sebagai salah-satu panglima perang, dan selalu meraih kemenangan. Daud pun menjadi kesayangan rakyat Israel, dan ini menjadi awal perpecahan antara Saul dan Daud, terlebih lagi Daud telah menjadi menantu Saul sehingga namanya masuk dalam daftar suksesi, walaupun masih jauh dibawah Yonatan sebab Yonatan masih memiliki dua orang adik (Pangeran Abinadab dan Pangeran Malkisua) yang berhak atas tahta dan seorang adik (Pangeran Isyboset) yang cacat tetapi masih termasuk dalam daftar suksesi. Konflik antara Saul dan Daud semakin parah, dimulai dari perang urat syaraf dan kemudian menjadi konflik terbuka yang membuat Daud harus melarikan diri. Meski demikian, Putra Mahkota Yonatan selalu mendukung Daud bahkan rela jika tahta kelak menjadi milik Daud. Ini membuat putra-mahkota juga berkonflik dengan ayahnya. Dalam pelarian Daud, Kerajaan Israel Bersatu masih berperang dengan Konfederasi Filistin, dan dalam salah-satu pertempuran Kerajaan Israel Bersatu kalah telak. Perang itu merenggut nyawa Putra Mahkota Yonatan dan kedua adiknya. Saul yang terdesak memilih bunuh-diri. Kematian Yonatan membuat Daud sangat berduka dan mengarang sebuah elegi. Karena semua pewaris utama Saul telah meninggal rakyat pun terpecah, apakah mendukung Daud atau keluarga Saul. Mayoritas rakyat mendukung Keluarga Saul, yang masih memiliki seorang pewaris yaitu Pangeran Isyboset, dan hanya suku Yehuda (suku asli Daud) yang mendukung Daud. Kubu Pangeran Isyboset berpusat di ibukota lama Israel Bersatu di kota Gibea, tetapi Isyboset dinobatkan di kota Mahanaim (salah-satu kota penting di daerah Giliead, wilayah suku Gad yang berbatasan dengan Kerajaan Amon atau Yordania modern), sedangkan kubu Daud berpusat di kota Hebron. Isyboset lalu tewas dibunuh pengawalnya sehingga membuat Daud menjadi raja tunggal. Karena kejujuran dan kesalehannya, Daud akhirnya diakui oleh seluruh bangsa Israel sekaligus para pendukung Saul. Ini karena Daud menghukum mati para pembunuh Isyboset (sebab Daud mengharapkan penyatuan tanpa pertumpahan darah). Daud tetap bertahta di Hebron sampai beliau menaklukan kota Salem (yang lalu diubah namanya menjadi “Yerusalem”) dan bertahta disana hingga kematiannya. Pada akhirnya ketika kerajaan Israel pecah, hanya pendukung Saul yang bersedia bersatu dengan pendukung Dinasti Daud dan mempertahankan Dinasti Daud. Daud adalah raja Israel yang paling terkenal. Beliau dikenang akan ketekunan dan ketulusannya. Dinastinya disebut “Dinasti Daud” (Inggris: House of David, Ibrani: Byt el Dwd = Bait el Dawud) dan merupakan dinasti Israel terlama yang bertahta, yang keturunannya masih terlacak hingga awal masehi.

Belum ada penemuan arkeologi yang memuat nama Daud sebagai bukti langsung tentang eksistensinya tetapi banyak penemuan arkeologi yang memuat nama “Dinasti Daud” sehingga menjadi bukti dan penemuan tidak langsung tentang kebenaran eksistensinya sebagai raja Israel.

Kitab Mazmur adalah salah-satu dari kitab-kitab syair dalam Alkitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani Kuno. Sebenarnya, kitab Mazmur adalah kitab nyanyian (sehingga dinamakan “Mazmur”). Kitab ini merupakan salah-satu kitab dalam Perjanjian Lama Alkitab yang berisi kumpulan lagu dan pujian pada Tuhan, ucapan syukur, dan ajakan berbuat baik, yang nada-nada lagunya sudah tidak diketahui. Kitab Mazmur adalah kitab dengan bab terbanyak dalam Alkitab sebab terdiri dari 150 bab (pasal), dan diakui sebagai salah-satu kitab dalam Kitab Suci Ibrani dan Kristen. Walaupun Kitab Mazmur secara luas dikenal sebagai “Mazmur Daud” tetapi Mazmur Daud hanyalah salah-satu bagian dari kitab ini, yaitu bagian pertama. Penulis Kitab Mazmur lebih dari satu-orang, dan Daud adalah penulis Mazmur terbanyak (tujuh puluh tiga Mazmur). Penulis-penulis lain adalah Bani Korah (kelompok musik dari klan Kehat, klannya nabi Samuel, keturunan para pemberontak jaman Musa yang memilih untuk insaf dan melayani sebagai pemusik), Asaf ben Berekhya (salah-satu penyanyi utama Bait Suci dari klan Merari), Salomo (putra pewaris Daud), Etan ben Kisi (salah-satu penyanyi utama Bait Suci dari klan Merari), Musa (nabi terbesar bangsa Yahudi), dan satu orang atau lebih pemazmur yang namanya tidak diketahui yang menulis empat puluh sembilan mazmur. Waktu penulisan Mazmur Daud adalah sekitar abad 11 SM, sedangkan waktu penulisan mazmur-mazmur lainnya dimulai setelah kematian Daud kecuali Mazmur yang ditulis oleh Musa (sekitar abad 15 SM). Ini membuat kitab Mazmur menjadi salah-satu kitab nyanyian tertua di dunia yang syair-syairnya masih bertahan hingga sekarang. Tempat penulisan Mazmur Daud adalah di kota Yerusalem, demikian juga dengan tempat penulisan sebagian besar mazmur lainnya.

Perjanjian Lama adalah salah-satu dari dua bagian utama Kitab Suci Kristen. Kitab Suci Kristen terdiri dari dua bagian (tiga untuk kitab suci Katolik) yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagian kitab tambahan dari gereja Katolik adalah Kitab Deuteronika yang urutannya berada diantara kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kitab Perjanjian Lama terdiri dari 39 Kitab yang terdiri dari Lima Kitab Pentateukh atau Kitab Taurat (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan), kitab para Hakim dan kisah-kisah sebelum Daud (Yosua, Hakim-hakim, dan Ruth), kumpulan kitab sejarah (1 dan 2 Samuel, 1 dan 2 Raja-raja, 1 dan 2 Tawarikh), kumpulan kitab dari masa 70 tahun pembuangan di Babilonia (Ezra, Nehemia, Ester), kitab Ayub (ditulis pada masa Abraham), kitab-kitab Syair (Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, dan Ratapan), kitab nabi-nabi besar (Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel), kitab nubuatan atau ramalan Daniel, dan kitab nabi-nabi kecil (Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi). Kitab Perjanjian Lama juga adalah bagian dari Kitab Suci Yahudi. Oleh gereja Kristen, kitab ini disebut “Perjanjian Lama” sebab ditulis dimasa sebelum kehidupan Yesus, sedangkan Perjanjian Baru dinamakan demikian untuk membedakan kitab-kitab yang ditulis setelah masa kedatangan Yesus. Teologia Kristen meyakini bahwa kedatangan Yesus kedunia untuk menggenapi “Perjanjian” antara pihak Surga (Tuhan) dan pihak Dunia (Manusia), sehingga penyebutan “Perjanjian” pada kedua kitab ini merujuk pada Yesus, dimana era “lama” adalah sebelum “Perjanjian” itu datang dan era “baru” adalah setelah “Perjanjian” itu datang.
_________________________________________________________________________________

Tafsiran dan catatan pada artikel ini ditulis berdasarkan sudut pandang sastra dan sejarah bukan berdasarkan pemahaman agama atau teologia manapun. Penggunaan definisi dari teologia tertentu hanya sebagai tambahan penjelasan konten terkait agar penyampaian arti syair dan latar-belakang penulisan syair tidak bias.

Artikel ini pertama kali ditulis dan disusun oleh Tim Deleigeven dan diterbitkan pertama-kali oleh Deleigeven Media.


TIM PENYUSUN:
Penulis Artikel: Devy R
Editor : Deleigeven & Juliet
Penerbit : Deleigeven Media


DAFTAR PUSTAKA:
-Alkitab Perjanjian Lama (dengan catatan versi Pemulihan); di distribusikan oleh Lembaga Alkitab Indonesia; diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (Anggota IKAPI); 2007; Jakarta
-Perjanjian Baru, Mazmur, Amsal; di distribusikan oleh The Gideons International; diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (Anggota IKAPI); 2007; Jakarta

Sumber Web:

-en.wikipedia/king_david

Wednesday, 1 August 2018

SOLON YANG BIJAK DAN KEBAHAGIAAN RAJA CROESUS YANG SEMU




Alkisah pada jaman dahulu kala, pada masa yang sudah lama sekali, ada sebuah kerajaan yang sangat kaya yang bernama Kerajaan Lydia yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raja Croesus. Rakyatnya memuji dan menyanjung-nyanjung sang raja sebagai 'Pria Paling Berbahagia Di Bumi' sebab sang raja sangat kaya dan memiliki segalanya yang penting dalam hidup yaitu teman, wanita, dan tahta.

Ditempat yang lain, di kerajaan lain pula, yang letaknya jauh dari negerinya Raja Croesus tepatnya di kota Athena, hiduplah seorang yang bijaksana yang bernama Solon. Dia tidak kaya dan juga tidak banyak memiliki banyak hal penting dalam hidup, baik itu teman, wanita, dan tahta. Tapi, rakyat dinegerinya memperlakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh rakyat Lydia pada Raja Croesus, yaitu menyanjung dan memuji-mujinya.

Raja Croesus dan Solon memiliki satu persamaan, yaitu bahwa mereka adalah pembuat hukum dinegeri mereka, namun ada banyak hal yang berbeda dari mereka. Raja Croesus mengumpulkan banyak sekali harta benda diperbendaharaan sedangkan Solon justru kehilangan banyak hartanya. Raja Croesus memiliki banyak sekali abdi yang bersumpah-setia padanya dan juga memiliki banyak teman dan sekutu dalam kerajaannya dan juga dari luar negerinya tetapi Solon justru ditinggalkan oleh teman-temannya. Raja Croesus memiliki banyak wanita yang mendampinginya sedangkan Solon tidak. Raja Croesus juga duduk diatas tahta salah-satu kerajaan paling makmur pada masa itu, sedangkan Solon justru kehilangan jabatannya sebagai Archon kota Athena. Tetapi, baik Raja Croesus dan juga Solon sama-sama disanjung-sanjung oleh rakyat mereka. Raja Croesus disanjung sebagai pemimpin agung Kerajaan Lydia, sedangkan Solon disanjung sebagai reformator besar kota Athena.

Ketika Solon menuntaskan reformasi-nya, ia meninggalkan Athena untuk berlayar keliling dunia hingga kemudian dia tiba di negeri Lydia.

Ketika Solon berjalan-jalan dinegeri itu, dia mendengar percakapan-percakapan rakyat Lydia yang menyanjung-nyanjung raja mereka dengan sebutan “Pria Paling Berbahagia Di Bumi”. Karena penasaran tentang hal itu, bertanyalah Solon pada sekelompok rakyat Lydia,
Wahai rakyat kota Lydia yang berbahagia, mengapakah kalian mengatakan bahwa raja kalian sebagai Pria Paling Berbahagia Di Bumi’?”

Sekelompok rakyat Lydia yang ditanyai Solon itu lalu menjawab,
Ooh kau orang asing rupanya. Selamat datang dinegeri kami yang bahagia ini, yang dipimpin oleh raja kami, Yang Mulia Baginda Raja Croesus. Tetapi dibandingkan dengan kami, beliau adalah yang paling berbahagia dimuka bumi ini sebab beliau memiliki segala hal yang penting dalam hidup ini. Kekayaan, sahabat, wanita, dan tahta.”

Namun Solon menjawab,
Wahai orang Lydia yang berbahagia, sesungguhnya tidak ada kebahagiaan yang mutlak sama seperti tidak ada orang yang benar-benar bahagia sebelum dia meninggal.”

Setelah Solon berkata demikian, pergilah dia meninggalkan sekelompok orang itu. Maksud Solon adalah bahwa keberuntungan dapat berubah dengan tiba-tiba sebab setiap hal mungkin berubah dari satu hari ke hari lain. Namun, kata-kata Solon itu terlanjur tersebar hingga sampai ke istana Kerajaan Lydia dan terdengar pula oleh Raja Croesus. Kata-kata Solon sangat mengusik hati raja sehingga beliau mengundang Solon untuk datang dan mengunjunginya di istana. Solon-pun menghormati undangan raja dan mengunjungi istana sang raja yang sangat besar.

Setelah memasuki istana, Solon melihat seorang pria berpakaian mewah dan disertai oleh rombongan budak dan tentara, sehingga Solon berpikir bahwa orang itu pastilah Raja Croesus. Tapi ternyata dia hanya seorang pejabat kecil di pengadilan kerajaan. Solon kemudian melanjutkan langkahnya memasuki istana, ia melihat beberapa pejabat lain yang berpakaian sangat mewah dan juga disertai oleh serombongan budak dan pengawal. Semakin tinggi jabatannya, semakin besar rombongan yang menyertainya. Akhirnya Solon dipersilahkan masuk ke ruangan raja.

Raja Croesus telah menunggu Solon diruangannya. Beliau mengenakan pakaian yang sangat indah dan perhiasan yang sangat mewah, dan dengan bangganya beliau membuka tangannya menyambut kedatangan Solon. Namun, sang raja heran sebab raut wajah Solon tampak tidak silau dengan kemewahan itu. Raja Croesus tersinggung dengan sikap yang ditunjukan oleh Solon, sehingga beliau kemudian memerintahkan agar rumah-rumah tempat penyimpanan hartanya dibuka agar Solon bisa melihat banyaknya pakaian yang indah yang Raja Croesus miliki miliki, juga banyaknya emas, perak, dan permata milik sang raja. 

Solon tetap tenang dan berlaku sopan saat memandang semua itu. Sang raja-pun datang kembali menemui Solon dan berkata,
"Wahai Solon yang bijak dari Athena," kata Croesus, "pernahkah kamu melihat orang yang lebih beruntung dari aku, Raja Croesus ini?" Tanya sang Raja dengan bangganya.

Solon menjawab, "Ya, aku pernah.”

Raja Croesus terkejut mendengar jawaban Solon.

Siapa??? Siapa dia yang lebih berbahagia daripada aku??!” Tanya Raja Croesus dengan sangat penasaran.

Dia adalah Tellus, warga Athena.” Jawab Solon. “Dia adalah pria jujur yang mendidik anak-anaknya dengan baik dan mempersiapkan anak-anaknya dengan baik untuk mengabdi pada Athena. Dia terus hidup hingga memperoleh cucu, lalu ia meninggal dengan mulia, yaitu saat berjuang untuk negaranya." Kata Solon.

Jawaban Solon itu mengejutkan seisi istana yang mendengarnya, dan tentunya membuat Raja Croesus marah.

Berani sekali kau menganggap seorang rakyat jelata dinegerimu itu lebih bahagia dariku, raja yang agung dari Lydia ini??!” Teriak Raja Croesus.

Namun Solon kembali menjawab,
Oh baginda Raja Croesus, Tellus itu bukanlah satu-satunya yang aku kenal sebagai orang paling paling berbahagia. Masih ada lagi, yaitu Kleobis dan Biton dari kota Argive. Mereka meninggal dengan damai dalam tidur mereka setelah ibunda mereka mendoakan kebahagian mereka pada Dewi Hera sebab mereka telah menunjukan pengabdian dan penghormatan mereka pada orang-tua dengan membawa ibundanya itu ke pesta besar bagi Dewi Hera dengan menggunakan sebuah gerobak dan menarik sendiri gerobak itu sejauh 6 mil jauhnya. Dewi Hera memberikan mereka kematian yang indah dalam damainya tidur mereka. Merekalah orang-orang yang paling berbahagia di bumi ini.”

Sang raja yang semakin marah lalu memerintahkan para pengawalnya untuk menahan Solon dan memberikan hukuman yang berat. Namun Solon yang bijaksana dan cerdik lalu menenangkan sang raja dengan berkata,
"Oh raja perkasa dari Lidya, para dewa telah memberi kita, orang-orang Yunani, hanya hal-hal kecil, dan kebijaksanaan kita hanya hal-hal kecil, bukan suatu hal penting yang setara pentingnya dengan yang anda miliki, wahai Yang Mulia Baginda Raja Croesus. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita mempertimbangkan bagaimana kehidupan seseorang begitu banyak tergantung pada kesempatan, dan bagaimana bencana bisa datang kepada kita yang membuat kita benar-benar terkejut, jadi aku tidak menganggap siapa-pun untuk menjadi benar-benar bahagia sampai ia meninggal dengan baik, dan nasib baiknya utuh sampai akhir. Jika kita mengatakan bahwa seorang pria itu benar-benar bahagia, namun ada begitu banyak yang masih bisa terjadi padanya, kita akan seperti tentara merayakan kemenangan sebelum pertempuran berakhir." Demikian penjelasan Solon, yang mengandung siratan bahwa Solon mengharapkan kebahagian sang raja terus berlangsung hingga sang raja tutup usia.

Kata-kata Solon itu akhirnya dapat diterima oleh raja sehingga Raja Croesus mengijinkan Solon pergi dengan selamat.

Saat berjalan keluar dari istana, secara kebetulan Solon bertemu dengan Aesop, penulis dongeng terkenal, yang juga telah diundang ke istana oleh Raja Croesus. Aesop, yang juga melihat Solon, lalu bertanya,
"Apakah seharusnya kita tidak datang ke orang-orang yang perkasa, atau haruskah kita mencoba untuk menyenangkan mereka?"

Dan Solon-pun menjawab,
"Apakah seharusnya kita tidak datang ke orang-orang yang perkasa, atau haruskah kita memberitahu mereka kebenaran?", sambil berjalan pergi dari istana meninggalkan Aesop dan kemudian meninggalkan negeri Lydia.

Tidak berapa lama setelah kepergian dari negeri Lydia, datanglah balatentara Kekaisaran Persia yang dipimpin oleh Maharaja Cyrus Yang Agung dan mengepung kerajaan Lydia. Dalam peperangan, Raja Croesus pada akhirnya harus takluk pada Maharaja Cyrus Yang Agung. Raja Croesus-pun kehilangan hartanya, wanita-wanitanya, sekutu-sekutunya, dan juga tahtanya. Dia lalu ditawan dan diikat ditiang, dan hendak dibakar hidup-hidup sebagai hiburan bagi Maharaja Cyrus Yang Agung.

Raja Croesus begitu pilu meratapi nasibnya. Dia menangis meratapi kematian keluarganya, pembesar-pembesarnya, dan juga rakyatnya ditangan orang-orang Persia. Ditengah-tengah keputus-asaannya itu, Raja Croesus-pun berteriak,
Solon...... Solon.... Oh Solon” sambil menangis sedih.

Maharaja Cyrus Yang Agung mendengar teriakan Raja Croesus itu dan penasaran dengan maksudnya sehingga beliau memerintahkan untuk menghentikan proses hukuman mati pada Raja Croesus dan semua orang Lydia yang akan dihukum-mati saat itu. Maharaja Cyrus Yang Agung memerintahkan agar Raja Croesus dibawa dihadapannya. Setelah Raja Croesus berada dihadapan sang maharaja maka bertanya Maharaja Cyrus Yang Agung padanya,
Siapakah atau apakah Solon yang kau panggil-panggil itu?”

Raja Croesus-pun menjawab,
wahai Maharaja Cyrus Yang Agung, yang kupanggil namanya adalah Solon yang bijak dari Athena....”

Hmmm apakah Solon ini adalah seorang manusia saja atau salah-satu dari dewa-dewa orang Athena?” Tanya Maharaja Cyrus Yang Agung.

Raja Croesus lalu menjawab, "Dia bukanlah dewa tetapi adalah salah-satu dari orang-orang bijak dari Yunani. Dahulu aku mengundangnya ke istana-ku untuk mendengar kata-kata bijak darinya. Bukannya belajar darinya, aku malahan begitu marah padanya saat ia sedang menganjurkan hal-hal yang bijak dan baik adanya padaku saat itu.”

Maharaja Cyrus Yang Agung menjadi sangat penasaran pada penjelasan Raja Croesus dan kembali bertanya, “Hal bijak apakah yang dikatakan padamu saat itu?”

Mendengar pertanyaan Maharaja Cyrus Yang Agung itu, hati Raja Croesus menjadi sangat sedih dan diapun berkata,
Wahai Maharaja Cyrus Yang Agung, dahulu baginda pasti tahu dan mendengar tentang kekayaanku dan kemakmuran negeriku. Ditengah-tengah semua kelimpahan yang diberikan oleh dewa padaku, rakyatku menyanjung-nyanjung aku dan menyebutku sebagai ‘Pria Paling Bahagia di Dunia’. Namun, saat Solon Yang Bijak mendengar hal itu dari rakyatku, justru berkata pada mereka bahwa ‘sesungguhnya tidak ada kebahagiaan yang mutlak sama seperti tidak ada orang yang benar-benar bahagia sebelum dia meninggal’. Setelah kata-katanya sampai ke telingaku yang pongah ini, akupun memanggilnya ke istanaku dan menunjukan semua kekayaanku dan kemegahanku untuk menegaskan padanya bahwa akulah orang yang paling berbahagia di bumi. Tapi, Solon justru berkata bahwa ‘kehidupan seseorang begitu banyak tergantung pada kesempatan, dan bagaimana bencana bisa datang kepada kita yang membuat kita benar-benar terkejut, sehingga siapa-pun tidak menjadi benar-benar bahagia sampai ia meninggal dengan baik, dan nasib baiknya utuh sampai akhir.’ Demikianlah kata-kata Solon Yang Bijak itu wahai Maharaja Cyrus Yang Agung.” Ujar Raja Croesus.

Maharaja Cyrus Yang Agung begitu tersentuh mendengar nasehat Solon yang diceritakan kembali oleh Raja Croesus dan beliau-pun bertanya lagi,
Adakah lagi kata-kata yang diucapkannya padamu?”

Solon Yang Bijak itu juga menasehatiku agar aku jangan hanya menilai kebahagiaan yang sekarang ini saja sebab jika seseorang menganggap dirinya benar-benar bahagia namun ada begitu banyak yang masih bisa terjadi padanya maka orang itu hanya akan menjadi seperti tentara yang merayakan kemenangan sebelum pertempuran berakhir,” ujar Raja Croesus.

Maharaja Cyrus Yang Agung termenung saat mendengar nasehat Solon yang diceritakan kembali oleh Raja Croesus. Saat melihat sang maharaja duduk termenung setelah mendengar kata-katanya maka Raja Croesus-pun berkata,
Wahai Maharaja Cyrus Yang Agung, sungguh alangkah baiknya jika baginda bisa bertemu langsung dengan Solon Yang Bijak itu dan mendengar langsung kata-katanya yang bijak. Oh Maharaja Cyrus Yang Agung, sesungguhnya kehilangan segalanya sekarang ini lebih menyakitkan daripada kehilangan kenikmatan dunia yang menyenangkan. Kini, kekayaanku yang sesungguhnya hanyalah berupa kata-kata dan pendapatku semata, dan sekarang aku akan dibawa untuk dibakar di tiang. Solon Yang Bijak melihatku dalam sebuah kemewahan yang bodoh dan dia telah meramalkan penderitaanku yang terjadi sekarang ini. Dia memperingatkanku bahwa aku harus mempertimbangkan akhir hidupku, dan tidak membanggakan sebuah tanah yang menjerumuskan, karena tidak ada manusia yang bahagia sampai ia meninggal dengan baik" ujar Raja Croesus sambil meratapi nasibnya kini.

Maharaja Cyrus Yang Agung begitu tersenutuh mendengarkan nasehat-nasehat Solon yang diceritakan kembali oleh Raja Croesus. Maharaja Cyrus Yang Agung menilai ajaran Solon adalah suatu hal yang baik adanya dan sangat penting bagi kehidupan. Sang maharaja beranggapan bahwa jika dia tidak bijaksana dalam menjalani hidupnya maka mungkin dia akan mengalami apa yang terjadi pada Raja Croesus yang sedang berlutut dihadapannya sekarang ini. Sang maharaja-pun membebaskan dan mengangkat Raja Croesus sebagai salah satu penasihat yang paling dihormati di istananya.



----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kisah ini adalah kisah populer dari Yunani yang diceritakan secara turun-temurun dan ditulis kembali dalam berbagai kitab sejarah dan kitab-kitab hikayat dari masa penyebaran budaya Helenis.

Solon adalah tokoh sejarah nyata yang merupakan seorang reformator klasik terbesar dan terpenting dalam sejarah Athena dan Yunani. Beliau pernah menjabat sebagai archon (penguasa tahunan) kota Athena.

Raja Croesus adalah tokoh sejarah nyata. Beliau adalah putra dari Raja Alyates II yang lahir sekitar tahun 595 SM, dan memerintah Kerajaan Lydia selama sekitar 14 tahun (560 SM - 546 SM). Pada masa itu, beliau adalah raja terkaya di dunia barat. Raja Croesus adalah raja kerajaan kuno yang bernama Kerajaan Lydia. Kerajaan Lydia adalah kerajaan makmur yang wilayahnya cukup luas pada masa itu, dan kini terletak di negara Turki modern. Kerajaan ini telah berdiri sejak 1200 SM.

Maharaja Cyrus Yang Agung adalah tokoh sejarah nyata yang merupakan maharaja dan raja terbesar dalam sejarah Kekaisaran Persia. Beliau-lah yang mengakhiri pemerintahan orang-orang Media (Medes) dan juga menaklukan kerajaan terbesar didunia pada masa itu yaitu Kekaisaran Babilonia. Beliau berhasil merebut wilayah-wilayah taklukan Babilonia. Dalam ekspedisi militernya untuk menaklukan wilayah-wilayah Asia Minor itulah Kerajaan Lydia berhasil ditaklukan (546 SM) dan Raja Croesus ditawan.

Kerajaan Lydia menjadi salah-satu sasaran utama penaklukan Cyrus Yang Agung sebab Raja Croesus merupakan salah-satu sekutu utama Maharaja Astyges dari Kekaisaran Media yang berhasil ditaklukan oleh Cyrus Yang Agung sebab saudari Raja Croesus merupakan ratu dari Maharaja Astyges. Croesus juga merupakan salah-satu raja yang mengerahkan pasukan untuk melawan Cyrus Yang Agung.

Tellus dari Athena yang dikatakan oleh Solon sebagai orang yang paling berbahagia di bumi kemungkinan adalah memang tokoh nyata, namun kisahnya hanya ditemukan melalui cerita Solon ini yang ditulis oleh Herodotus. Menurut catatan Herodotus, Tellus adalah seorang pria dari Athena yang memiliki dua orang putri yang cantik dan baik hati. Dia meninggal sebagai seorang patriot dalam peperangan antara Athena melawan Eleusis. Kematian Tellus dianggap indah sebab sebagai prajurit dia meninggal dalam perang, dan kehidupannya dianggap bahagia sebab dia hidup bahagia dengan keluarganya dan sempat melihat kelahiran dan pertumbuhan semua cucu-cucunya.

Kleobis dan Biton yang dikatakan oleh Solon sebagai yang termasuk orang-orang paling berbahagia di bumi kemungkinan adalah memang tokoh-tokoh nyata, namun kisah mereka hanya ditemukan melalui cerita Solon ini yang ditulis oleh Herodotus. Menurut catatan Herodotus, Kleobis dan Biton adalah dua pemuda dari Argive (kota utama dari sebuah polis di Yunani yang bernama Argos). Dikisahkan bahwa mereka membawa ibu mereka yang bernama Cydippe yang ingin sekali menghadiri festival untuk memuja Dewi Hera dengan gerobak sapi dengan menarik sendiri gerobak itu sejauh 6 mil. Setibanya dikuil, sang ibu lalu mendoakan agar Dewi Hera memberikan mereka hadiah atas kekuatan hati dan kesetian mereka. Dikisahkan bahwa Dewi Hera yang mendengar doa Cydippe ini lalu berkenan mengabulkan permintaan sang ibu itu dengan membiarkan Kleobis dan Biton, yang saat itu tertidur di kuil, meninggal dengan damai dalam tidur mereka. Kematian mereka dianggap indah sebab mereka meninggal dalam damai di kuil tanpa merasakan kesakitan, dan kehidupan mereka dianggap bahagia sebab mereka berhasil memberikan pengabdian pada orang-tua mereka dan meninggal dengan bahagia setelah melihat kebahagiaan ibu mereka yang berhasil menghadiri festival tahunan itu. Sebagai penghormatan pada Kleobis dan Biton, rakyat kota Delphi (polis lainnya di Yunani) mendirikan patung mereka berdua di kuil Dewa Apollo.

Tujuh Orang Bijak (Seven Sages of Greece atau Seven Wise Men) adalah gelar yang diberikan pada tujuh orang yang dianggap paling bijaksana pada masa Yunani Kuno. Nama-nama ketujuh orang bijak ini memiliki perbedaan antara sumber yang satu dengan lainnya. Umumnya, daftar Tujuh Orang Bijak itu adalah Thales dari Miletus, Chilon dari Sparta, Cleobulus dari Lindos, Solon dari Athena, Bias dari Priene, Pittacus dari Mytilene, dan Periander dari Korintus. Tetapi, Plato memiliki daftar yang berbeda, yaitu Thales dari Miletus, Chilon dari Sparta, Cleobulus dari Lindos, Solon dari Athena, Bias dari Priene, Pittacus dari Mytilene, dan Myson dari Chenae. Namun, menurut Diogenes Laertius (sejarawan abad 3 Masehi yang fokus pada ahli filsafat Yunani kuno), Tujuh Orang Bijak itu adalah Thales dari Miletus, Chilon dari Sparta, Cleobulus dari Lindos, Solon dari Athena, Bias dari Priene, Pittacus dari Mytilene, dan memasukan Periander dari Korintus dan juga Anacharsis dari Skit sebagai orag bijak yang ketujuh. Pendapat yang sama juga dikeluarkan oleh para sejarawan seperti Ausonius (penyair Romawi abad ke-2 Masehi), Ephorus, dan Plutarch.

_________________________________________________________________________________

Kisah ini adalah kisah klasik populer dari Yunani yang dimuat dalam berbagai buku sejarah yang untuk pertama kalinya dimuat dalam buku “Historia” yang ditulis oleh sejarawan besar Yunani, Herodotus. Kisah ini disusun kembali oleh Deleigeven Media dengan beberapa perubahan yaitu perubahan gaya tulisan dan susunan dialog tanpa mengubah inti cerita dan unsur sejarah dalam kisah ini.


TIM PENYUSUN:
Penulis : Deleigeven
Editor : Juliet
Penerbit : Deleigeven Media


DAFTAR PUSTAKA:
A History of Ancient Greece; George Grote
History; Herodotus
Solon, The Lawmaker of Athens; Plutarch
The Heritage Of Persia; Richard N.Frye


SUMBER WEBSITE:
Ensiclopedia Britanica (Solon)
Greeka.com (Solon)
Livius.org/lydia
wikipedia.com/solon
wikipedia.com/croesus


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------