Ayah Yi Seong Gye adalah Yi Ja-chun merupakan orang Korea yang menjadi pejabat kecil Mongol. Yi Seong Gye bergabung dengan pasukan Goryeo dan berangsur-angsur naik pangkat dan menjadi jenderal. Yi Seong Gye mendapatkan kekuasaan dan kehormatan selama akhir tahun 1370 dan awal tahun 1380 dengan mengalahkan bekas-bekas pasukan Mongol keluar dari semenanjung Korea dan juga mengusir bajak laut Jepang.
- Pembunuhan sarjana terkenal, penyair dan negarawan Jeong Mong-ju yang tidak mau mengakui Taejo sebagai raja.
- Ratu kedua Taejo, Ratu Shin-deok, meninggal pada tanggal 15 September 1396.
- Pembunuhan Putra Mahkota Ui'an dan Pangeran Mu'an (dua putra Taejo dari mendiang Ratu Sindeok) pada tanggal 6 Oktober 1398 oleh putra Taejo lainnya, Yi Bang Won. Peristiwa ini dikenal dengan nama Perselisihan Pertama Para Pangeran.
Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa pemerintahan Taejo sebagai raja Joseon adalah:
- Jeong Do-jeon, Perdana Menteri pertama Joseon
Taejo mengabdikasikan dirinya pada tahun 1398 karena stress melihat pertikaian putra-putranya. Raja Taejo wafat 10 tahun kemudian setelah turun takhta yaitu pada tanggal 24 Mei 1408 pada usia 73 tahun, di Istana Changdeok. Hingga akhir hayatnya, Taejo tidak pernah mau mengakui putranya, Lee Bang-won sebagai raja Joseon. Taejo bahkan tidak mau memberikan stempel kerajaan ketika dia turun takhta. Pendiri Joseon ini dimakamkan di Geonwonneung di kota Guri.
Raja Taejo Yi Seong-gye adalah raja Joseon di tahun-tahun terakhir Raja Richard II dari Inggris sebagai raja terakhir dari wangsa Plantagenat. Beliau juga adalah raja Joseon dipertengahan masa-masa Perang Seratus Tahun di Eropa, juga di saat Raja Charles VI yang terkenal gila masih menjadi raja Prancis. Taejo juga adalah raja Joseon ketika Pertempuran Nikopolis yang terkenal itu berkecamuk di Bulgaria. Beliau memerintah Joseon ketika Raja Ramesuan digantikan oleh Ramracha Thirait sebagai Raja Kerajaan Ayutthaya, yang menandakan berakhirnya wangsa Uthong di Ayutthaya karena digantikan oleh Wangsa Suphannaphum. Taejo juga memerintah di masa-masa awal pemerintahan Kusumawardhani dan suaminya, Wikramawardhana sebagai penguasa Majapahit.
Saat masih menjabata sebagai salah seorang jendral Kerajaan Goryeo, Jeongjong dikenal sebagai seorang perwira militer yang bijaksana, murah hati, berani dan berbakat. Jeongjong awalnya sangat berat hati ketika diperintahkan ayahnya untuk meninggalkan Kaesong dan menuju ke Hanyang. Ketika itu, Jeongjong baru saja kehilangan kakak kandungnya yang paling dekat dengannya, yaitu Pangeran Jin'an setelah sebelumnya Jeongjong juga harus kehilangan ibundanya yang meninggal sebelum ayahnya menjadi raja Joseon. Dia memang putra yang paling dekat dengan Taejo Yi Seong-gye karena dia yang paling sering menemani ayahnya berperang jika dibandingkan dengan adiknya Yi Bang-won yang lebih sering mengurus urusan diplomatik dan melobi para pejabat. Namun, dia bukanlah putra Taejo yang difavoritkan menjadi penerus Taejo. Bahkan dia tidak pernah disangkakan akan menjadi raja menggantikan Taejo. Akan tetapi, ayahnya yang sangat muak pada adik Jeongjong (Lee Bang-won atau raja Taejong) justru memilih untuk memahkotai Jeongjong ketimbang putra-putranya yang lain termasuk Lee Bang-gan, yang dianggap Taejo memiliki karakter yang sama dengan Lee Bang-won, yaitu sama-sama haus kekuasaan. Jeongjong-pun resmi menjadi penguasa Joseon.
Raja Jeongjong adalah raja Joseon di tahun-tahun awal Raja Henry IV menjadi raja Inggris sebagai raja pertama dari wangsa Lancaster, wangsa yang diturunkan oleh John de Gount (putra Raja Edward III). Jeongjong juga adalah raja Joseon dipertengahan masa-masa Perang Seratus Tahun di Eropa, juga di saat Raja Charles VI yang terkenal gila masih menjadi raja Prancis.
Beliau sering muncul dalam drama-drama yang menceritakan tentang ayahnya, Raja Taejo, atau adiknya, Yi Bang-won (Raja Taejong), dan juga tentang Jeong Mong-ju dan Jeong Do-jeon. Dia muncul dalam drama Jeong Do-jeon, Jeong Mong-ju, dan Six Flying Dragon (drama tahun 2015 yang dibintangi oleh Yoo Ah-in).
- Kakak kandung Taejong, Pangeran Besar Ik'an, meninggal pada tahun 1404 diusia 44 tahun.
- Adik tiri Taejong, Putri Gyeongsun, meninggal pada tanggal 8 September 1407.
- Mengganti nama kota Inju dengan nama Incheon pada tanggal 15 Oktober 1413.
- Kakak Taejong, Raja Jeongjong, wafat pada tahun 1419 di usia 63 tahun.
- Pengeksekusian ayah mertua putranya (bakal Raja Sejong), Shim On dan saudara laki-laki Shim oleh Taejong.
Pada tahun 1418, ia mengabdikasikan diri dan memberikan tahtanya kepada Sejong yang Agung namun tetap memerintah dibalik layar hingga kematiannya tahun 1422 di usia 52 tahun.
Raja Taejong adalah raja Joseon di tahun-tahun awal Raja Henry IV dari wangsa Lancester sebagai raja Inggris. Beliau juga adalah raja Joseon saat terjadinya perang Agincourt sebagai salah satu perang dalam Perang Seratus Tahun di Eropa. Juga di saat Raja Charles VI yang terkenal gila masih menjadi raja Prancis. Raja Taejong memerintah di masa-masa awal Sultan Mehmed I menjadi Sultan Ottoman. Taejong juga memerintah di masa-masa ketika Wikramawardhana berselisih dengan iparnya, Bhre Wirabhumi sehingga meletuskan perang saudara di Majapahit yang terkenal dengan nama Perang Paregreg.
Raja Sejong menikahi Ratu Soheon dari klan Cheongsong Sim yang memberikan Sejong 8 orang putra dan 2 orang putri yaitu calon Raja Munjong, Pangeran Besar Suyang (calon Raja Sejo), Pangeran Besar Anpyeong (kelak dihukum mati oleh Raja Sejo), Pangeran Besar Imyeong, Pangeran Besar Gwanpyeong, Pangeran Besar Geumseong (kelak dihukum mati oleh Raja Sejo), Pangeran Besar Pyeongwon, Pangeran Besar Yeong-eung, Putri Jeongso, dan Putri Jeong-ui.
Sejong juga memiliki banyak selir yaitu:
- Selir Agung Istana Hye dari klan Cheongju Yang (Yang Hee-bin) yang memberikan Sejong 3 orang putra yaitu Pangeran Hannam, Pangeran Suchun, dan Pangeran Yeongpung. Selir Hye dan ketiga putranya meninggal di era pemerintahan Sejo, yaitu pada masa-masa kudeta berdarah. Pada masa pemerintahan Raja Jeongjo, yaitu pada tahun 1791 Selir Agung Istana Hye diberikan nama kuil dan namanya menjadi Selir Minjeong.
- Selir Agung Istana Yeong dari klan Ginju Gang (Yang-bin Gang) yang memberikan Sejong seorang putra yaitu Pangeran Hwa-ui.
- Selir Agung Istana Sin dari klan Cheongju Kim (Kim Sin-bin) yang memberikan Sejong 6 putra yaitu Pangeran Gyeyang, Pangeran Uichang, Pangeran Milseong, Pangeran Ikhyeon, dan Pangeran Yeonghae, Pangeran Damyang. Kim Sin-bin juga memiliki 2 orang putri namun meninggal saat masih kecil.
- Selir Park (Park Gwi-in), tanpa anak.
- Selir Choi (Choi Gwi-in), tanpa anak.
- Selir Jo (Jo Suk-ui), tanpa anak.
- Selir Hong (Hong So-young), tanpa anak.
- Selir Yi (Yi Suk-won), melahirkan seorang putri yaitu Putri Jeong-an.
- Selir Song (Song Song-chim), melahirkan seorang putri yaitu Putri Jeonghyeon.
- Selir Cha (Cha Ssa-gi), melahirkan seorang putri namun meninggal saat masih bayi.
Sejong diberi gelar Pangeran Besar Chungnyeong oleh ayahnya saat berusia 12 tahun. Sejong dikenal sangat cerdas dalam berbagai bidang pelajaran sehingga lebih disayangi ayahandanya daripada kedua kakak lelakinya. Sebenarnya menurut prinsip Konfusian anak tertua, Pangeran Yangnyeong, seharusnya pewaris tahta Joseon, namun kakak-kakak Sejong yaitu Pangeran Yangnyeong dan Pangeran Hyoryeong berusaha menjadikan adiknya menjadi raja, jadi mereka berdua bersikap buruk di istana agar Raja tidak memilih mereka menjadi calon raja. Pangeran Yangnyeong keluar dari istana menjadi seorang pengelana dan tinggal di gunung. Sementara pangeran kedua memutuskan untuk menjadi seorang biksu di kuil di luar istana.
Pada bulan Agustus 1418, Raja Taejong turun tahta dan Sejong menggantikannya sebagai raja yang baru. Sejong adalah raja yang sangat bijaksana, Ia sangat berjasa terhadap pengembangan pertanian rakyat Joseon dengan mengizinkan para petani untuk membayar pajak lebih sedikit atau lebih banyak pada saat terjadinya kemunduran atau kemajuan ekonomi negara, karena hal ini, para petani dapat menghasilkan lebih banyak tanpa mengkhawatirkan pajak. Suatu saat pernah terjadi kelebihan makanan di istana dan Raja Sejong membagi-bagikan makanan itu kepada para petani dan rakyat miskin yang membutuhkan makanan.
- Paman Sejong yang pernah berseteru dengan ayahnya, Yi Bang-gan (Pangeran Hwoean), meninggal pada tahun 1421 diusia 57 tahun.
- Ayah Sejong, Raja Taejong, wafat pada tahun 1422 diusia 52 tahun, hanya setahun berselang dari kematian kakaknya, Yi Bang-gan, yang pernah berseteru dengannya.
- Bibi Sejong, Putri Gyeongshin, meninggal pada tanggal 29 April 1426. Suami Putri Gyeongshin adalah putra dari Yi Geo-yi yang membunuh Putra Mahkota Ui'an dan Pangeran Mu'an.
- Salah satu selir kakek Sejong, Raja Taejo, yaitu Selir Chiljeomseom Kim, meninggal pada tahun 1428.
- Pada tahun 1433, Sejong mengirimkan Jenderal Kim Jong-seo, dalam invasi terhadap suku Jurchen. Invasi ini berhasil merebut beberapa benteng dan memperluas wilayah teritori, sekitar perbatasan Korea Utara dan Cina saat ini.
- Putra kelima Sejong dari Ratu Soheon, Pangeran Besar Gwanpyeong, meninggal pada tahun 1444 diusia 19 tahun.
- Selir Cha (Cha Ssa-gi) meninggal pada tanggal 10 Juli 1444.
- Ratu Soheon wafat pada tanggal 24 Maret 1446, setahun setelah kematian putranya, Pangeran Pyeongwon.
- Salah satu selir kakek Sejong, Raja Taejo, yaitu Selir Won (Won Seong-bi) meninggal pada tanggal 12 Januari 1450.
- Putra keenam Sejong dari Selir Agung Istana Sin, Pangeran Damyang, wafat pada tahun 1450 (tahun yang sama dengan kematian Sejong) diusia 11 tahun.
- Membangun 4 buah benteng dan 6 buah pos di perbatasan utara untuk melindungi Joseon dari serangan suku barbar di Cina dan Manchuria.
- Mendukung penyusunan Babad Dinasti Goryeo.
- Penyempurnaan model alat-alat musik Joseon sehingga menjadi jauh lebih baik, dan juga mencipkan banyak jenis alat musik.
- Merombak sistem kalender Korea yang saat itu didasarkan pada garis lintang ibukota Cina dengan mengganti kalender yang didasarkan pada posisi utama garis lintang ibukota Joseon, Seoul, dengan bantuan para astronomisnya. Sistem baru ini membuat para astronomis dapat melakukan prediksi yang sangat tepat akan datangnya peristiwa gerhana matahari dan bulan
Tokoh-tokoh terkenal yang hidup pada jamannya adalah:
Jang Yeong-shil adalah seorang ilmuwan besar dan ahli astronomi Joseon yang paling terkenal. Jang Yeong-shil adalah penemu "Alat Pengukur Air Tanah" pertama didunia, "Alat Pengukur Hujan" pertama didunia, dan "Desain Jam Air" pertama didunia. Beliau juga yang membantu Raja Munjong saat masih menjabat sebagai putra mahkota menemukan "Metode Pengukuran Air Tanah". Jang Yeong-shil sangat disayang oleh Raja Sejong. Jang dikenal sebagai anak muda yang jenius walau memiliki status sosial rendah. Raja Sejong berencana memberikan Jang sebuah posisi di pemerintahan dan mendanai penelitiannya namun ditolak kalangan pejabat istana yang meragukan seseorang dari kelas bawah. Dia juga sempat dibuang dari istana karena melakukan kesalahan. Saat itu dia mempertunjukkan salah-satu penemuannya dihadapan raja, namun entah bagaimana alat tersebut meledak dan melukai raja. Hampir saja beliau dihukum mati tapi Raja Sejong dan putra-mahkota membelanya. Jang Yeong-shil dipecat dari istana tapi pada masa pemerintahan Munjong beliau diijinkan kembali bekerja untuk raja. Asal usul Jang Yeong-shil tidak banyak yang diketahui kecuali bahwa dia adalah putra seorang dari seorang selir. Jang Yeong-shil juga kemungkinan meninggal di masa pemerintahan Raja Sejo (Pangeran Besar Suyang) sebagai salah satu pejabat yang dibantai kubu Pangeran Besar Suyang karena dia adalah pendukung setia Raja Munjong dan Raja Danjong (raja yang dikudeta Pangeran Besar Suyang).
- Jenderal Kim Joeng-seo
Kim Jeong-seo adalah jenderal besar pada masa pemerintahan Raja Sejong. Dia sangat berjasa mengusir serbuan bangsa Khitan. Kelak beliau dieksekusi mati oleh putra Sejong, Raja Sejo karena setia pada pewaris sah Sejong, Raja Munjong dan Raja Danjong.
Raja Sejong adalah raja Joseon di tahun-tahun awal Raja Henry V sebagai raja Inggris yang lalu digantikan oleh Raja Henry VI. Beliau juga adalah raja Joseon saat terjadinya perang Orleans sebagai salah satu perang dalam Perang Seratus Tahun di Eropa. Pemerintahan Sejong juga adalah tahun-tahun terakhir dari Perang Seratus Tahun yang berkecamuk di Eropa, juga saat Raja Charles VII menjadi raja Prancis. Sejong juga hidup di masa yang sama dengan Joanne d'Arc, pejuang wanita terkenal dari Perancis. Raja Sejong memerintah di masa yang sama dengan masa pemerintahan Sultan Murad II menjadi Sultan Ottoman. Sejong dan Murad II juga meninggal diwaktu yang berdekatan (Sejong meninggal pada tahun 1450, sedangkan Murad II meninggal pada tahun 1451). Sejong juga memerintah di masa yang sama dengan masa pemerintahan Suhita yang digantikan oleh adiknya, Dyah Kertawijaya sebagai penguasa Majapahit.
Pernikahan Raja Munjong memiliki banyak lika-liku. Istri pertamanya adalah Putri Mahkota Hwi dari klan Andong Kim. Mereka menikah pada tahun 1427 saat Munjong masih menjadi Putra Mahkota, namun berpisah 2 tahun kemudian yaitu pada tanggal 18 Agustus 1429. Di tahun yang sama, Putri Mahkota Hwi bunuh diri diusia yang baru 19 tahun. Istri kedua Munjong adalah Putri Mahkota Sun dari klan Ha-eum Bong. Mereka menikah pada tanggal 15 Oktober 1429 namun mereka bercerai pada tanggal 26 Oktober 1436 atas perintah Raja Sejong karena perilaku lesbian sang putri mahkota (Putri Mahkota kedapatan oleh Raja Sejong sendiri saat sedang bercinta dengan salah satu dayang istana). Perilaku dan perceraiannya dengan putra mahkota menyebabkan ayah dari putri mahkota memutuskan untuk bunuh diri. Salah satu selir nya diangkat menjadi Putri Mahkota, namun sang putri Mahkota meninggal sebelum Munjong sempat menjadi raja. Ketika Munjong menjadi raja, sang putri mahkota diberi gelar ratu yaitu Ratu Hyeondeok (dari klan Andong Kwon). Ratu Hyeondeok adalah ibunda dari Raja Danjong. Ratu Hyeondeok wafat pada tanggal 24 Juli 1441 diusia 23 tahun sehari setelah Putranya, Raja Danjong lahir. Munjong tidak pernah mengangkat ratu baru setelah kematian Ratu Hyeondeok.
Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa pemerintahan Munjong sebagai raja Joseon adalah:
- Jenderal Kim Jeong-seo
- Pangeran Besar Suyang
- Pangeran Besar Anpyeong
Raja Munjong memerintah ketika Inggris diperintah oleh Raja Henry V. Beliau juga adalah raja Joseon saat terjadinya Perang Seratus Tahun di Eropa berakhir, juga saat Raja Charles VII masih menjadi raja Prancis. Munjong juga hidup pada masa awal pemerintahan Sultan Mehmed II dari Ottoman. Era Munjong juga adalah era ketika Konstantinopel jatuh ke tangan Kerajaan Ottoman. Munjong juga memerintah di masa yang sama dengan masa pemerintahan Rajasawardhana sebagai Raja Majapahit.
Danjong menikah dengan Ratu Yeongsun dari klan Yeosan Song pada tanggal 22 Januari 1454 ketika Danjong masih berusia 13 tahun. Saudara-saudaranya seibu adalah Putri Gyeonghye dan seorang adik perempuan yang meninggal saat masih bayi, sedangkan saudara lain ibu adalah Putri Gyeongsuk dan dua orang adik laki-laki dan dua orang adik perempuan yang meninggal ketika masih bayi.
Danjong memerintah di era yang penuh konflik antar keluarga kerajaan dan termasuk era yang paling berdarah dalam sejarah Joseon. Pada tahun 1453, pamannya, Pangeran Besar Suyang melakukan sebuah kudeta, yang membujuk sejumlah sarjana dan pejabat yang bekerja di istana Raja Sejong Yang Agung untuk mendukung tuntutannya atas tahta.
- Paman raja, Pangeran Besar Anpyeong, dihukum mati oleh Pangeran Besar Suyang pada tanggal 18 November 1453.
- Paman Danjong (adik tiri ayahya), Pangeran Suchun, meninggal pada tahun 1455.
- Selir kakek Danjong (Raja Sejong), Selir Agung Istana Hye (Yang Hye-bin), meninggal pada tahun 1455.
Danjong merupakan raja pertama Joseon yang diturunkan dari tahtanya, diasingkan, dan juga dieksekusi. Hingga kini, tempat pengasingan Raja Danjong masih ada dan terus dilestarikan menjadi cagar budaya. Ditempat itu juga ada pohon yang tumbuh miring dan condong ke arah rumah pengasingan Danjong sehingga disebut sebagai pohon yang setia. Pohon tersebut masih ada hingga kini. Festival Danjong juga diadakan untuk mengenangnya.
Raja Danjong memerintah ketika Inggris masih diperintah oleh Raja Henry V dan juga saat Prancis masih diperintah oleh Raja Charles VII . Danjong juga hidup pada masa awal pemerintahan Sultan Mehmed II dari Ottoman. Era singkat Danjong juga adalah era awal ketika Konstantinopel dikuasai oleh Kerajaan Ottoman, sekaligus juga menjadi tahun terakhir dari pemerintahan Czar Simeon dari Rusia. Danjong juga memerintah di masa yang sama dengan masa pemerintahan Rajasawardhana di Majapahit.
Kisah tentang Raja Munjong dan Raja Danjong jarang ditemui dalam serial drama atau film karena masa pemerintahan mereka yang sangat singkat namun anda dapat memperoleh gambaran tentang kedua raja ini disetiap drama yang mengambil latar masa pemerintahan Raja Sejo, seperti dalam serial drama THE PRINCESS'S MAN yang dibintangi oleh Park Si Hoo, drama Queen Insoo, film The Face Reader (dibintangi oleh Song Kang-ho, Lee Jong-suk, dan Kim Tae-woo), dll. Semua drama yang menceritakan tentang Raja Danjong pastilah menggambarkan raja ini sebagai raja cilik yang bernasib tragis dan menyedihkan, oleh karena itu pemeran Raja Danjong harus lah seorang aktor cilik yang mampu berakting dengan sangat baik. Uniknya, pemeran raja Danjong dalam film The Face Reader dan drama Queen Insoo diperankan oleh orang yang sama, aktor muda Chae Sang-woo.
Sejo menikahi Ratu Jeonghui dari klan Papyeong Yoon pada tahun 1428. Salah satu selir-nya yaitu Selir Agung Istana Geun dari klan Seonsan Park adalah kakak dari Park Paeng-nyeon, salah satu dari para sarjana Sayuksin yang dibantai oleh Raja Sejo. Anak-anak Raja Sejo dari Ratu Jeonghui adalah Pangeran Dowon (Putra Mahkota Uigyeong), Pangeran Besar Haeyang (Raja Yejong), Putri Uiseok, dan seorang putri yang namanya masih diperdebatkan dalam catatan sejarah (Yi Se-hui, atau Yi Se-jeong, atau Princess Uiryeong, atau Princess Uihwa), mungkin putri inilah yang menginspirasi tokoh utama wanita dalam drama The Princess's Man. Sejo juga memiliki tiga anak dari Selir Agung Istana Geun yaitu Pangeran Deokwon, Pangeran Changwon, dan seorang putra yang meninggal diusia muda. Sejo memiliki dua selir lain namun mereka tidak memiliki anak.
Suyang dikelilingi sekutu yang terpercaya, termasuk penasehatnya yang terkenal Han Myeong-hoe, yang menganjurkan Suyang untuk mengambil alih pemerintahan melalui kudeta. Pada tahun 1455, ia memaksa Raja Danjong yang masih belia dan tak berdaya untuk mengabdikasikan diri, dan kemudian mengambil alih tahta. Ia mengkukuhkan monarki dengan melemahkan kekuasaan perdana menteri dan mengangkat staf langsung di bawah kontrol raja. Ia juga menguatkan dan mengadopsi sistem administratif era Taejong yang memungkinkan pemerintah untuk menentukan jumlah populasi yang tepat dan efektif untuk memobilisasikan pasukan secara efektif.
- Pembantaian para sarjana dan para pejabat Sayuksin, yaitu pembantaian besar-besaran para pendukung raja pada tahun 1456, termasuk enam pejabat kerajaan (Seong Sam-mun, Park Jung-rim, Park Paeng-nyeon, Yu Eung-bu, Kwon Ja-shin, dan Yi Gae) yang berupaya untuk mengembalikan Danjong ke takhtanya. Tetapi, upaya itu tidak berhasil karena mereka dikhianati oleh salah satu rekan mereka yaitu Lee Gil yang memberitahukan rencana mereka pada ayahnya yang merupakan pendukung setia Raja Sejo. Mereka semua yang terlibat dalam rencana tersebut mendapat hukuman mati atau ada yang melakukan bunuh diri. Keenam pejabat setia itu dikenal sebagai Sayuksin yang berarti enam pejabat martir.
-Wafatnya Putra Mahkota Uigyeong (ayah Raja Seongjong) karena sakit. Pangeran Dowon atau Putra Mahkota Uigyeong meninggal ditahun ketiga pemerintahan Sejo. Rakyat Joseon Joseon menganggap kematiannya sebagai kutukan pada keluarga Raja Sejo karena membunuh raja terdahulu dan juga membunuh saudara-saudara kandungnya. Putra Mahkota Uigyeong adalah salah satu dari Para Putra Mahkota Joseon yang tidak pernah naik takhta.
- Adik tiri Sejo, Pangeran Yeongpung (Putra Raja Sejong dan Selir Yang Hee-bin, adik kandung dari Pangeran Hannam dan Pangeran Suchun), meninggal pada tanggal 20 Juni 1456 diusia 22 tahun.
- Adik kandung raja, Pangeran Besar Geumseong, dihukum mati oleh Raja Sejo pada tanggal 21 Oktober 1457, diusia 31 tahun.
- Adik tiri Sejo, Pangeran Hannam (Putra Raja Sejong dan Selir Yang Hee-bin, kakak kandung dari Pangeran Yeongpung dan Pangeran Suchun), meninggal pada tahun 1459 diusia 30 tahun.
- Adik tiri Sejo, Pangeran Uichang (Putra Raja Sejong dan Selir Sin-bin Kim, adik kandung dari Pangeran Gyeyang dan kakak dari Pangeran Ikhyeon), meninggal pada tahun 1460 diusia 32 tahun.
- Adik tiri Sejo, Pangeran Hwa-ui (Putra Raja Sejong dan Selir Yang-bin Gang), meninggal pada tahun 1460 diusia 35 tahun.
- Adik tiri Sejo, Putri Jeonghyeon (Putri Raja Sejong dan Selir Yi Suk-won), meninggal pada tahun 1461 diusia 23 tahun.
- Adik tiri Sejo, Pangeran Ikhyeon (Putra Raja Sejong dan Selir Sin-bin Kim, adik kandung dari Pangeran Gyeyang dan Pangeran Uichang), meninggal pada tahun 1463 diusia 32 tahun.
- Adik tiri Sejo, Pangeran Gyeyang (Putra Raja Sejong dan Selir Sin-bin Kim, kakak kandung dari Pangeran Uichang dan Pangeran Ikhyeon), meninggal pada tahun 1464 diusia 37 tahun.
- Adik kandung raja, Pangeran Besar Yeong-eung, meninggal pada tahun 1467, diusia 33 tahun.
Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa pemerintahan Sejo sebagai raja Joseon adalah:
- Han Myeong-hoe. Dia adalah mantan komandan militer dan politikus brilian. Dia menjadi perdana menteri Joseon pada era pemerintahan Sejo dan Yejong. Han dilahirkan pada tanggal 26 November 1415 dimasa pemerintahan Raja Taejong. Karirnya mulai menanjak setelah dia bertemu Sejo yang saa itu masih menjadi Pangeran Besar Suyang. Sejo sangat percaya padanya dan mereka berdua bersama-sama mulai mengatur strategi dengan tujuan akhir menjadikan Sejo sebagai raja. Hal itu jelas hampir mustahil karena Sejo bukanlah putra mahkota dan lagi kakak Sejo, Raja Munjong juga telah memiliki seorang putra yang otomatis menjadi putra mahkota. Namun, berkat taktik Han, kudeta Sejo berhasil menurunkan keponakannya dari tahta Joseon dan menjadikan dirinya itu sebagai raja. Han yang sejak awal memang menjadi penasehat Sejo lalu menyarankan Sejo untuk melakukan pembersihan atas semua orang yang menentangnya. Saran Han disetujui Sejo sehingga terjadilah pembantaian besar-besaran di Joseon. Pembantaian itu meliputi pembunuhan para bangsawan pendukung mantan Raja Danjong, pembantaian para cendekiawan yang dikenal dengan sebutan "Pembantaian Para Sastrawan", pembunuhan Raja Danjong, dan bahkan pembantaian saudara-saudara kandungnya sendiri. Han Myeong-hoe merupakan dalang dari pembantaian-pembantaian itu. Raja Sejo, setidaknya bertobat dari kekejamannya, namun Han Myeong-hoe tidak mengikuti jejak sang raja. Sepeninggal Raja Sejo, Han tetap menjadi politikus licik. Dia menikahkan putra dan putrinya dalam pernikahan politik. Salah-satu putrinya diangkat menjadi ratu, namun setelah putrinya itu wafat, Han lalu berkonspirasi untuk membunuh mantan Ratu Jeheon yang menggantikan putrinya yang telah meninggal sebagai ratu. Konspirasinya membuahkan hasil. Namun, dampak dari konspirasi itu sangat mengerikan. Putra mantan Ratu Jeheon, Raja Yeonsan lalu mengetahui perihal penyebab ibunya meninggal dan membalas-dendam pada semua orang yang terlibat. Raja Yeonsan membunuh selir ayahnya serta beberapa saudara-tirinya, mendorong Ratu Besar Insoo hingga terjatuh dari tangga dan meninggal. Han Myeong-hoe sendiri tidak menyaksikan kekejaman Yeonsan karena dia telah meninggal lama sebelum pembantaian-pembantaian itu terjadi, namun ia tak luput dari balas-dendam putra mantan Ratu Jeheon. Raja Yeonsan memenggal tengkorak kepala Han Myeong-hoe lalu membuangnya. Kejadian itu terjadi 17 tahun setelah kematian Raja Sejo. Dampak dari konspirasi Han Myeong-hoe ini menjadi penyebab banyak hal negatif yang terjadi di Joseon, seperti pembantaian keluarga istana, penderitaan rakyat Joseon yang hidup dibawah kekejaman selama 10 tahun, dan melemahnya kekuasaan keluarga raja Joseon. Setelah Raja Yeonsan digulingkan, raja Joseon tidak pernah mendapatkan kekuasaan sebesar kekuasaan di era raja-raja Joseon era Seongjong dan pendahulunya, Raja Sejo. Partai-partai juga kerap bertengkar memperebutkan kekuasaan dan raja-raja Joseon setelahnya tidak memiliki kekuatan untuk mengatasinya. Akibatnya, raja tidak dapat mengambil keputusan yang tepat, dan semua hal itu bermula dari kudeta yang berhasil melengserkan Raja Yeonsan, yang didahului oleh berbagai konspirasi yang dilakukan oleh Han Myeong-hoe.
- Pangeran Dowon. Pangeran Dowon adalah putra pertama Raja Sejo, kakak Raja Yejong, dan ayah Raja Seongjong.
- Shin Suk-ju. Sin dilahirkan pada tanggal 2 Agustus 1417. Dia adalah salah-satu cendekiawan di era Raja Sejong yang ikut dilibatkan dalam penyusunan huruf Hangul. Dia juga adalah salah-seorang perdana-menteri di era Raja Sejo (1461-1466) dan Raja Yejong (1471-1475). Shin meninggal pada tanggal 23 Juli 1475 diera pemerintahan Raja Yejong.
Raja Sejo memerintah Joseon saat Wangsa York mulai menguasai Inggris dengan rajanya yaitu Raja Edward IV dan juga saat Prancis telah diperintah oleh Raja Louis XI. Sejo dinobatkan menjadi raja Joseon di tahun yang sama dengan tahun penobatan Czar Ivan II dari Rusia. Sejo juga hidup pada masa yang sama dengan era akhir Kerajaan Majapahit, dan juga memerintah pada masa yang sama ketika empat kapal dagang Belanda dibawah pimpinan Cornelis de Houtman dan Pieter Keizer menjadi kapal Belanda yang pertama berlabuh di Pelabuhan Banten, Indonesia.
Yejong menikahi Ratu Jangsun dari klan Cheongju Han pada tahun 1460, yang merupakan putri ketiga dari Han Myeong-hoe (penasihat terkenal Raja Sejo). Ratu Jangsun meninggal pada bulan Desember 1461, tidak lama setelah beliau melahirkan putra-nya satu-satunya yaitu Pangeran Besar Inseong yang lahir pada tanggal 30 November 1461 namun meninggal di usia muda pada tanggal 29 Oktober 1463. Istri kedua Yejong adalah Ratu Ansun dari klan Cheongju Han (putri dari Han Baek-ryun), dan memiliki 3 orang anak yaitu Pangeran Besar Je-an (majikan dari Jang Nok-su, selir terkenal dari Yeonsan-gun), Putri Hyeonsuk (adik dari suaminya kelak juga menjadi kerabat istana karena menikah dengan saudara sepupunya yang menjadi Raja Seongjong), dan Putri Hyesun. Raja Yejong juga memiliki selir, yaitu Selir Choi Gongbin, Selir Istana Ki, dan Selir Istana Yi. Raja Yejong dan Ratu Jangsun juga mengadopsi Pangeran Jalsan (putra dari Putra Mahkota Uigyeong yang telah wafat) agar nanti Pangeran Jalsan dapat menjadi raja (kelak menjadi Raja Seongjong) sesuai dengan wasiat Raja Sejo yang menginginkan agar anak dari Uigyeong-lah yang menjadi raja.
-Pejabat Shin So-young dihukum kerja paksa selama 30 tahun di daerah perbatasan karena menjual rahasia negara.
-Gubernur Provinsi Hamgyeong dipecat dari jabatannya karena terbukti melakukan kolusi dan nepotisme jabatan
Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa pemerintahan Yejong sebagai raja Joseon adalah:
- Han Myeong-hoe. Dia adalah mantan komandan militer dan politikus brilian. Dia menjadi perdana menteri Joseon pada era pemerintahan Sejo dan Yejong. Salah-satu putrinya diangkat menjadi ratu. yaitu ratu dari Raja Seongjong, putra angkat Raja Yejong.
- Shin Suk-ju. Sin dilahirkan pada tanggal 2 Agustus 1417. Dia adalah salah-satu cendekiawan di era Raja Sejong yang ikut dilibatkan dalam penyusunan huruf Hangul. Dia juga adalah salah-seorang perdana-menteri di era Raja Sejo (1461-1466) dan Raja Yejong (1471-1475). Shin meninggal pada tanggal 23 Juli 1475 diera pemerintahan Raja Yejong.
- Jenderal Nam-i
- Ratu Insoo
Masa pemerintahan Raja Yejong yang singkat memiliki prestasi yaitu ia menjamin hak para petani biasa untuk mengkultivasi tanah yang aslinya milik militer. Pada tahun 1468, tidak lama setelah di naik takhta, Yejong juga memerintahkan razia perdagangan es ilegal yang dilakukan secara ketat dan juga rutin dilakukan. Razia ini bertujuan untuk mencegah korupsi dan penyelewengan yang dilakukan oleh para pejabat. Yejong juga memperbaharui surat kabar istana (buletin istana) dan mewajibkan setiap pejabat membaca seluruh isi buletin tersebut. Yejong juga memberlakukan hukum dan pengawasan yang ketat pada kasus nepotisme dan kolusi dalam perebutan jabatan.
Raja Yejong memerintah Joseon saat Wangsa Lancaster kembali menguasai Inggris dengan rajanya yaitu Raja Henry VI yang kembali memerintah Inggris, dan juga saat Prancis masih diperintah oleh Raja Louis XI. Yejong menjadi raja Joseon saat Czar Ivan III Yang Agung menjadi czar Rusia, dan juga ketika Suraprabhawa baru diangkat sebagai penguasa Majapahit. Yejong juga adalah Raja Joseon ketika Sultan Marhum memerintah Kesultanan Ternate dan Sultan Zainal Abidin III menjadi Sultan di Samudra Pasai.
Pernikahan Raja Seongjong juga penuh dengan lika-liku. Istri pertamanya adalah Ratu Gonghye dari klan Cheongju Han, yang merupakan putri bungsu dari Han Myeong-hoe (penasehat Raja Sejo). Mereka menikah pada tahun 1467, namun sayangnya Ratu Gonghye meninggal diusia muda. Raja Seongjong lalu mengangkat salah satu selirnya yaitu selir Yoon, menjadi Ratu Jeheon, yang memberinya seorang putra pewaris (Yeonsan-gun) dan dua orang putra lainnya. Setelah Ratu Jeheon diturunkan dari posisinya sebagai ratu, Seongjong mengangkat ratu baru yaitu Ratu Jeonghyeon dari klan Papyeong Yoon, yang memberinya 3 orang anak yaitu Pangeran Besar Jinseong (kelak menjadi Raja Jungjong), Putri Sunsuk, dan Putri Shinsuk.
Seongjong juga memiliki beberapa selir, yaitu:
- Selir Agung Istana Myeong dari klan Andong Kim yang memberinya seorang putra yaitu Pangeran Musan
- Selir Istana Kim (Kim Suk-ui) yang memberikan Seongjong 3 orang putri (Putri Hwisuk, Putri Gyeongsuk, dan Putri Hwijeong)
- Selir Istana Jeong Geum-yi (Gwi-in Jeong) dari klan Chogye Jeong (salah satu dari dua selir yang kelak dibunuh oleh Yeonsan-gun) yang memberikan Seongjong 2 orang putra dan seorang putri yaitu Pangeran Anyang, Pangeran Bongan (kedua pangeran ini dibunuh oleh Yeonsan-gun), dan Putri Jeonghye.
- Selir Istana Kwon (Gwi-in Eom Eun-sosa) yang memberikan Seongjong seorang putra yaitu Pangeran Jeonseong, Selir Istana Eom Eun-sosa (Gwi-in Eom, yang merupakan salah satu dari dua selir yang kelak dibunuh oleh Yeonsan-gun) juga memberikan Seongjong seorang putri yaitu Putri Gongshin (yang menikah dengan cucu dari Han Myeong-hoe).
- Selir Istana Lee (Suk-ui Yi), tanpa memiliki anak
- Selir Istana Ha (Suk-ui Ha) yang memberikan Seongjong seorang putra yaitu Pangeran Gyeseong (meninggal di-era Yeonsan-gun)
- Selir Istana Hong (Suk-ui Hong) yang memberikan Seongjong 7 putra dan 3 putri yaitu Pangeran Wanwon, Pangeran Hwoesan, Pangeran Gyeonseong, Pangeran Ikyang, Pangeran Gyeongmyeong, Pangeran Euncheon, Pangeran Yangwon, Putri Hyesuk, Putri Jeongsun, dan Putri Jeongsuk.
Pemerintahan Seongjong adalah era kemakmuran dan perkembangan ekonomi nasional, dengan menerapkan undang-undang era Raja Taejong, Sejong, dan Sejo. Ia adalah seorang seniman dan sarjana, dan suka berdebat tentang politik, dimana pengetahuannya lebih baik dari para sarjana liberal. Ia mendukung para sarjana untuk mempublikasikan sejumlah buku tentang geografi dan etiket sosial, misalnya, serta bidang-bidang pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masanya adalah:
- Pengangkatan Lady yoon sebagai Ratu baru pada tahun 1476 dengan gelar Ratu Jeheon, ia adalah ibu dari Yeonsan-gun.
- Ratu Jeheon di eksekusi. Beberapa usaha dilakukan untuk mengembalikan Ratu yang diasingkan kembali ke posisinya di istana, sehingga pejabat pemerintah mengeluarkan petisi agar ia dieksekusi dengan minum racun. Peristiwa ini merupakan sumber bencana bagi rakyat Joseon selama 12 tahun pada masa pemerintahan putra Lady Yoon, Raja Yeonsan-gun, yang tiran.
Prestasi-prestasi pada jamannya adalah:
Tokoh-tokoh yang terkenal pada masa pemerintahan Seongjong sebagai raja Joseon adalah:
- Han Myeong-hoe. Dia adalah penasehat Raja Sejo yang sangat terkenal akan kelicikannya. Kepandaiannya sebagai seorang ahli taktik dan politikus ulung membuat Han Myeong-hoe mampu melanggengkan kekuasaannya selama bertahun-tahun, yaitu selama masa pemerintahan tiga orang raja. Salah-satu putri Han adalah ratu pertama Raja Seongjong. Han Myeong-hoe meninggal dimasa pemerintahan Raja Seongjong.
- Ratu Dowager Insoo. Beliau adalah ibunda Raja Seongjong (istri dari Pangeran Dowon/Putra Mahkota Uigyeong). Beliau mendapatkan gelar Ratu Dowager meskipun suaminya tidak pernah menjadi raja.
- Ratu Jeheon. Ratu Jeheon lahir pada tanggal 15 Juli 1455. Dia adalah ratu kedua Raja Seongjong yang berasal dari klan Yoon. Sebelum menjadi ratu, Ratu Jeheon telah lebih dahulu melayani Raja Seongjong sebagai seorang selir. Dia diangkat menjadi ratu pada tahun 1476, diusia 21 tahun. Hanya dalam beberapa bulan setelah diangkat menjadi ratu, Ratu Jeheon lalu hamil dan melahirkan seorang putra yang kelak menjadi Raja Yeonsan (Yeonsan-gun), pengganti Raja Seongjong. Menurut catatan sejarah, Ratu Jeheon adalah seorang wanita yang sangat cantik. Kecantikannya hanya bisa ditandingi oleh Selir Jang di era Raja Sukjong. Namun, berbeda dengan selir Jang yang terkenal cerdas, Ratu Jeheon lebih terkenal akan wataknya yang arogan dan temperamen. Dia sering melukai orang-orang terdekatnya dan bahkan Raja Seongjong. Dia terkenal sebagai ratu pencemburu, yang lalu meracuni salah seorang selir raja. Puncak dari kecemburuannya membuatnya bertengkar dengan raja dan dengan berani melukai wajah raja Seongjong. Raja Seongjong adalah seorang yang berhati lembut. Beliau hendak menutupi kasus ini, namun ibunda raja (Ratu Insoo) yang mendengar hal ini menjadi murka dan memaksa raja menurunkan Ratu Jeheon dari posisi ratu dan mengasingkannya. Awalnya, Ratu Jeheon hanya akan diasingkan namun para pendukung mantan ratu berulah dengan menggalang dukungan untuk mengembalikan mantan ratu ke posisi ratu. Ratu Besar Insoo menganggap hal itu tidak bisa ditolerir karena dapat mengancam posisi raja dan juga dirinya. Ratu Besar Insoo lalu bekerja-sama dengan Han Myeong-hoe untuk mencegah hal itu. Usaha Ratu Besar Insoo lalu membuahkan hasil. Raja Seongjong lalu menjatuhkan hukuman mati pada mantan ratu Jeheon dengan tuduhan pengkhianatan. Ratu Jeheon dieksekusi mati dengan cara minum racun setelah pada tahun 1482 setelah menjalani hidup di pengasingan selama 3 tahun. Kematian Ratu Jeheon membuat hampir seluruh kelaurga istana gembira karena mereka bisa terlepas dari bayang-bayang seorang tiran. Ratu Besar Insoo dan Han Myeong-hoe juga lega karena mereka dapat mengamankan posisi mereka dan juga membalaskan dendam mereka. Namun, tetap ada orang yang berduka atas kematian sang mantan ratu, yaitu Raja Seongjong yang berduka karena kematian istrinya itu walau bagaimanapun tetaplah ibu dari putranya. Orang lainnya yang berduka tentulah putra mantan Ratu Jeheon, yaitu sang putra mahkota yang masih belum mengetahui mengapa ibunya bisa meninggal. Putra mahkota lalu naik takhta menggantikan ayahnya sebagai raja Joseon yang kemudian dikenal dengan nama Raja Yeonsan. Tak lama setelah naik tahta, Raja Yeonsan mengetahui perihal penyebab ibunya meninggal. Sang raja-pun membalas dendam pada semua orang yang terlibat dengan membunuh selir ayahnya serta beberapa saudara-tirinya. Sang nenek, Ratu Besar Insoo tidak pernah menyangka jika keputusannya melengserkan dan membuat mantan ratu Jeoheon dihukum mati justru menjadi penyebab tak langsung kematiannya sendiri karena dia akhirnya tewas ditangan sang cucu yang mendorongnya hingga terjatuh dari tangga dan meninggal. Sekutu Ratu Besar Insoo, Han Myeong-hoe juga tak luput dari balas-dendam putra mantan Ratu Jeheon meskipun dia telah meninggal karena Raja Yeonsan memerintahkan untuk menggali kubur Han Myeong-hoe untuk mengeluarkan jasad Han dan memenggal tengkorak kepala Han lalu membuangnya. Kematian mantan Ratu Jeheon menjadi penyebab banyak hal negatif yang terjadi di Joseon. Pertama, adalah pembantaian keluarga istana oleh Raja Yeonsan, kedua adalah penderitaan rakyat Joseon yang hidup dibawah pemerintahan raja tiran terburuk dalam sejarah Joseon selama 10 tahun, dan yang ketiga adalah melemahnya kekuasaan keluarga kerajaan setelah penggulingan Raja Yeonsan. Setelah Raja Yeonsan digulingkan, raja Joseon tidak pernah mendapatkan kekuasaan sebesar kekuasaan di era raja-raja Joseon era Seongjong dan pendahulunya. Partai-partai juga kerap bertengkar memperebutkan kekuasaan dan raja-raja Joseon setelahnya tidak memiliki kekuatan untuk mengatasinya. Akibat lemahnya kekuasaan raja, Joseon tidak sempat melakukan persiapan perang saat Jepang menyerang Joseon sehingga terjadinya Perang 7 Tahun yang meluluh-lantakan seluruh Joseon dan berakibat atas pelemahan ekonomi dan pertahanan Joseon. Partai-partai yang bertengkar juga tidak belajar dari sejarah dan menghalangi para raja visioner seperti Raja Gwanghae, Raja Jeongjo dan Raja Gojong yang ingin melakukan modernisasi. Akibatnya, Joseon ditundukkan bangsa Manchu setelah Raja Gwanghae lengser padahal angkatan perang Manchu tidak sehebat Jepang saat menyerang Joseon. Kerajaan Joseon juga akhirnya runtuh setelah Jepang menganeksasi Peninsula Korea pada masa pemerintahan Raja Gojong dan putranya, Raja Sunjong. Sejarah mencatat, semua hal itu akibat melemahnya kekuasaan raja sehingga raja tidak dapat mengambil keputusan yang tepat, dan semua hal itu bermula dari kudeta yang berhasil melengserkan Raja Yeonsan, putra mantan Ratu Jeheon.
Raja Seongjong memerintah Joseon saat Wangsa York kembali menguasai Inggris dan Raja Edward IV yang kembali memerintah Inggris setelah mengalahkan wangsa Lancaster di Pertempuran Tewkesbury, dan juga ketika wangsa Tudor mulai memerintah Inggris. Beliau juga menjadi raja Joseon pada masa yang sama dengan Raja Charles VIII dari Prancis. Seongjong juga dinobatkan ditahun yang sama sebagai raja Joseon ketika Fernando II d'Aragon menikahi Ratu Isabella I d'Castilia yang kemudian mempersatukan Spanyol. Seongjong juga adalah raja Joseon ketika peristiwa Inkuisisi di Spanyol berlangsung dan juga merupakan masa-masa ketika Kerajaan Andalusia di Granada berhasil ditaklukkan oleh tentara Spanyol. Seongjong juga memerintah dimasa yang sama dengan masa pemerintahan Mehmed II dari Kerajaan Ottoman dan juga ketika Mehmed II digantikankan oleh Beyezid II. Raja Seongjong juga berkuasa ketika Czar Ivan III Yang Agung menjadi penguasa Rusia, dan saat Raden Patah mendirikan Kesultanan Demak. Beliau juga masih menjadi raja Joseon saat Christoporus Colombus mulai menjelajah dunia pada tanggal 12 Oktober 1492, yang membuat bangsa Eropa kelak menguasai benua Amerika. Seongjong juga juga ketika Suraprabhawa baru diangkat sebagai penguasa Majapahit. Seongjong juga adalah Raja Joseon ketika Sultan Marhum memerintah Kesultanan Ternate dan Sultan Zainal Abidin III masih menjadi Sultan di Samudra Pasai.
Ia diceritakan di dalam seri televisi pada tahun 2008 The King and I, Dae Jang Geum, Queen Insoo, dan beberapa drama juga film lainnya.
PANDUAN SEJARAH:
PANDUAN SEJARAH: DRAMA "HWARANG: POET OF YOUTH" ATAU "HWARANG, THE BEGINING" (KBS 2017)
PANDUAN SEJARAH DRAMA: "SCARLET HEART RYEO" (SBS 2016)
Notes (Catatan):
*We strongly recommend all readers to read all the comments below for the other details which not mentioned by this article
(Sangat disarankan bagi para pembaca untnk melihat komentar-komentar artikel ini sebab beberapa komentar membahas rincian informasi yang tidak ditulis dalam artikel ini)
*Get various information about history in ENGLISH by open or follow our Instagram account: @deleigevenhistory(Dapatkan berbagai informasi sejarah dalam bahasa Inggris di akun instagram kami @deleigevenhistory)
- Hanok, Where Science Meets Art; Jung Dong-muk; Korea (magazine) Edisi Maret, 2011
- Gyeongbuk Palace; Korea Tourist & Culture Department
- Chandeok Palace; Korea Tourist & Culture Department
- Korea Travel Guide; Korea Be Inspired
- Shaping Korea For 21st Century; Tariq Hussein
- Design Seoul Story
- Korea Food & Stories; Korea Tourist & Culture Department
- East Asia And 15th-19th Century Joseon; Kang Sung-ho; Sunchon National University
- Unexpected Treasures From Asia; National Library Of Australia; Edisi Juni 2011
- Joseon King's Personal Belief in Buddhism And Its Political Significance; Pu Nam Chul; Youngsan University
- Jongmyo (Royal Shrine): Iconography Of Korea; Han Eun-ri
- Joseon's Royal Heritage (500 Year of Splendor); Korea Essential No.7; Korea Foundation
- Marginalization Of Joseon Buddhism And Methods Of Research; Thomas Kim Sung-eun
- Verivication Of The Calender Days Of The Joseon Dynasti; Lee Ki-won, Ahn Young-sook, Min Byeong-hee; Journal Of Korean Astronomical Society; 2012
- Portrait Of The Joseon Dynasti; Journal Of Korean Art Vol.5; 2011
- King Sejong The Great; Yonghwa; Yonghwa Publication; Pohang, Korea; 2007
Sumber Web:
asianhistory.about.com/sejong
www.portalsejarah.com
korea.panduanwisata.id
Kepada pihak yang telah meng-hack blog ini, saya sangat menyesalkan tindakan anda.
ReplyDeleteSilahkan menggunakan isi tulisan ini sesuai dengan kebutuhan anda tapi mohon jangan meng-hack blog ini karena saya menyusun tiap tulisan saya dengan susah payah (bukan sekedar hanya sekedar meng-copy paste), karena saya mencari ke banyak sumber seperti buku, literatur-literatur, tulisan di-internet, film, drama tv, film dan drama dokumenter, dan bahkan melakukan wawancara hanya untuk menyusun sebuah tulisan. Karena saya sangat menghargai karya orang lain, maka saya mencantumkan tiap sumber yang saya gunakan termasuk gambar-gambar yang saya gunakan.
Saya tidak mempermasalahkan jika anda menggunakan tulisan-tulisan saya (walaupun saya sangat berharap agar anda mencantumkan credit lengkap tiap postingan nya dalam daftar sumber anda), namun saya sangat kesal jika anda meng-hack blog saya dengan mengubah-ubah isi tulisan saya (seperti yang terjadi pada isi tulisan pada post ini, yang telah saya perbaiki kembali) sehingga tulisan saya menjadi sangat tidak berbobot dan sangat tidak lengkap (banyak kalimat penting yang hilang, susunannya sangat kacau, dan gambar-gambar nya dihapus semua, padahal informasi yang ada ditiap post selalu saya update), hal ini membuat saya harus kembali memperbaiki tulisan saya.
Hal lainnya yang sangat saya khawatirkan adalah jika para pembaca memperoleh informasi yang salah.
Jika anda sangat menginginkan tulisan anda yang paling lengkap dibandingkan dengan tulisan yang lain, kirimlah email pada saya maka saya akan senang hati membantu anda dengan mencarikan dan memberikan informasi yang anda inginkan semampu saya, namun tolong jangan meng-hack blog saya.
Saya harap agar kejadian ini menjadi yang terakhir.
Terima kasih.
Kesel si kalau di hack & juga kalau di copy paste total. Tapi tenang saja, blog & artikel anda yang paling lengkap kalau mau mencari materi tentang korea. hehehe...
DeleteDear Juliet,
DeleteTerima kasih sudah berkunjung & juga atas apresiasinya. Iya, di hack & di copy-paste total memang menjengkelkan.
Silahkan berkunjung kembali..
This comment has been removed by the author.
DeleteAstaga dihack?
DeletePantesan banyak gambar hilang
Itu memang cuma raja seongjong aja atau ada lanjutannya sih?padahal penasaran raja jungjong:(
ada kah rekomendasi buku dari dinasti joseon yang bisa saya beli dtoko buku ?saya tunggu balasannya . terima kasih .
ReplyDeleteDear Veeme Regie
DeleteTerima Kasih karena sudah berkunjung.
Sejauh ini belum ada, namun data-data di wikipedia bisa sangat membantu anda. Tapi kekurangannya adalah, wikipedia tidak menjelaskan secara detail, hanya poin-poin pentingnya saja.
Selain di wikipedia, anda dapat membaca di http://www.newworldencyclopedia.org, kbsworld.co.kr, dan beberapa website dari pemerintah Korea Selatan lainnya.
Anda juga dapat mengunjungi Korean Cultural Center Indonesia (Pusat Kebudayaan Korea) di Jakarta di: Menara Equity Tower Lt.17. Kunjungi perpustakaannya, anda dapat membaca banyak buku mengenai sejarah Korea (namun hanya dalam bahasa Inggris).
Anda juga bisa mencari alternatif lain dengan membaca buku-buku lengkap sejarah Tiongkok yang lebih mudah untuk didapat. Atau juga membaca di internet mengenai sejarah Tiongkok.
Dinasti-dinasti Tiongkok yang intens melakukan kontak langsung dengan Korea adalah Han (Goguryeo), Sui (Silla), Tang (Masa Tiga Kerajaan dan Silla Bersatu), Yuan (Goryeo), dan Ming dan Qing (Joseon). Dalam catatan sejarah mereka, anda akan dapat menemukan banyak catatan sejarah Korea.
Saya tidak tahu apa buku-buku itu di jual di Toko-toko buku atau tidak, namun untuk sejarah Tiongkok anda dapat mendapatkan banyak sekali referensinya di Perpustakaan Nasional (namun tidak selengkap dari tulisan-tulisan di Web resmi RRT).
Saya mencari data-data sejarah Korea melalui cara-cara tersebut. Agak merepotkan memang karena catatan mengenai Sejarah Korea tidak terlalu banyak di Indonesia.
Saya harap ini dapat membantu.
Silahkan menanyakan hal-hal lainnya tentang sejarah Korea, saya akan berusaha membantu anda.
Terima Kasih.
Mengenai Pusat Kebudayaan Korea, alamat lengkapnya: Menara Equity Tower lt.17, kawasan SCBD (Polda Metro Jaya, depan GBK). Gedung Equity tower letaknya di belakang Pacific Palace Shopping Mall dan Bursa Efek Indonesia. Bisa naik bus transjakarta lalu turun di halte polda, atau naik bus apa saja yang lewat di depan polda dan GBK, lalu lewati jalan raya yang berada di antara Pacific Palace dan Bursa Efek Indonesia.
DeleteTerimakasih sudah menuliskan ringkasan Sejarah Korea (yang tentu saja tidak ringkas 😁✌️).
DeleteKalau menonton drama saeguk, mlipir dulu ke sini untuk baca ulang. Sudah macam kamus praktis sejarah Korea 👏👏👏👏👏👏👏
terima kasih banyak, saya bisa melengkapi tugas saya ^_^
ReplyDeleteTerima kasih Alvin...
DeleteJika ada pertanyaan mengenai artikel ini, silahkan bertanya melalui blog ini,
saya akan berusaha membantu anda.
Silahkan berkunjung ke postingan lainnya.
Terima kasih banyak buat menuliskan semua sejarah korea secara lengkap.ak sangat enjoy membacanya.sangat menarik dan mudah dimengerti.luar biasa
ReplyDeleteDear sdri.Ellen Yumi..
DeleteTerima kasih atas apresiasinya dan juga kunjungannya diblog ini..
Saya sangat senang jika artikel-artikel saya dapat membantu anda.
Silahkan berkunjung kembali.
Senang sekali membaca semua yg anda tulis disini.. Thanks banget infonya ttg raja raja joseon :)
ReplyDeleteHalo, mohon maaf sekali karena baru dibalas.
DeleteTerima kasih atas apresiasi saudara/i.
Kami menantikan kunjungan anda selanjutnya.... Salam...
terimakasih atas informasinya min.. Min mau tanya, kalo drama Hwajung itu di era Raja siapa aja yaa? Kalo dari postingan mimin si saya menyimpulkan di Raja Munjong sama Raja Danjong (adiknya Hwajung). Tapi kok penjelasan mimin kalo kakak perempuan pangeran ui (Raja Danjong) meninggal dunia yaa? Padahal itu yang nantinya jadi Hwajung. Atau drama Korea hwajung banyak fiktifnya. Gamsahamnida 😁😊
ReplyDeleteHai Sinta, terima kasih telah berkunjung.
DeleteDrama Hwajung adalah drama yang mengambil latar era Raja Seonjo pada awal drama (Raja Seonjo hidup dimasa yang sama dengan Laksamana Yi Sun-shin & pada masa Jepang menyerang Joseon). Setelah itu dilanjutkan oleh Raja Gwanghae (tokoh utama drama The King's Face), Injo (Raja dalam drama Chuno, Tamna The Island, & The Three Muskeeters), dan ditutup oleh Raja Hyojong (kakek Raja Sukjong). Hwajung adalah kakak dari Pangeran Besar Yeongchang (bukan Raja Danjong) dan putri dari Raja Seonjo (bukan Raja Munjong). Latar drama "Hwajung" memang mirip dengan drama-drama yang mengambil latar era Raja Danjong karena memang masa-masa itu adalah masa peralihan yang sarat konflik. Hanya ada tiga kudeta diera Joseon yang berhasil yaitu kudeta terhadap Raja Danjong, Raja Yeonsan, dan Raja Gwanghae. Nah era Raja Gwanghae inilah yang menjadi salah-satu latar drama Hwajung.
Raja Danjong dan Munjong adalah tokoh-tokoh yang muncul dalam drama Princess's Man dan drama Queen Insoo. Sebagai pembanding terhadap drama Hwajung, anda dapat menonton drama "The King's Face" (fokus pada raja Gwanghae), "Hong Gil-dong" (membahas cukup banyak tentang Pangeran Besar Yeongchang yang diperankan oleh Jang Geun-seuk), The Three Muskeeters (fokus pada Putra Mahkota Sohyeon di era pemerintahan Raja Injo), War Of Flower (Raja Injo), dan Chuno.
Artikel yang membahas tentang raja-raja Joseon dan beberapa pangeran dalam drama Hwajung dapat dilihat di: Dinasti Joseon Era Kekacauan Politik dan PAra Putra Mahkota Joseon Tanpa Tahta
Semoga penjelasannya dapat membantu. Salam.
wah.. Terimakasih penjelasannya.. Saya masih belajar.. Hee 😊
DeletePengin banget ke KCCI buat belajar sendiri, tapi apadaya saya di Jogja KCCI di Jakarta haha.. Makasih sekali lagi yaa min postingan dinasti joseonnya. Saya sangat tertarik! 😆😆
SAma-sama sdri.Sinta,
DeleteSaya juga masih belajar banyak jadi saya senang kalau informasi yang saya peroleh & saya bagikan bisa bermanfaat. Semoga nanti saat ke Jakarta ada kesempatan ke KCCI. Buku-buku sejarah di perpustakaannya cukup banyak dan sangat membantu kalau anda ingin belajar sejarah Korea.
Saya menantikan kunjungan anda selanjutnya. Salam.
Walah...... jadi aslinya ratu jeheon itu jahat yah.
ReplyDeleteHehehe, demikian sejarahnya.
Deletemin, saya mo nanya donk.. kalo film empire of lust kan ngisahin tentang joseon jaman awal awal.. itu gimana ya sejarah aslinya? kayaknya banyak karakter yang fiktif..
ReplyDeleteeniwei goryossa itu apa ya?? apa ada buku buku yang benar2 mengisahkan cerita jaman goryo dan joseon?
Halo, terima-kasih telah berkunjung ke blog ini.
DeleteEmpire of The Lust/Age Of Innocent nya Jang Hyuk dan Kang Haneul ya?
Tokoh-tokoh dalam film itu ada dalam sejarah kok.
Hanya saja tokoh Kim Min-jae yang mungkin fiktif.
Soalnya, kalau dia adalah ayah mertua dari Putri Gyeongsun (anaknya, Kim Jin menikahi putri Gyeongsun) maka artinya namanya seharusnya adalah Yi Il-ip dan anaknya (Kang Haneul) seharusnya bernama Yi Je (suami putri Gyeongsun dalam sejarah), bukannya Kim Jin.
Yi Je/Kim Jin (Kang Haneul) ini nantinya terbunuh saat Yi Bang-won membunuh adik-adik tirinya dan membantai Jeong Do-jeon dan keluarganya.
Yi Je/Kim Jin (Kang Haneul) ini juga aslinya bukan tidak berpengaruh apa-apa karena peraturan yang membatasi peran ipar dan menantu raja baru dibuat pada masa akhir pemerintahan Yi Bang-won/Taejong bukannya Taejo. Yi Je/Kim Jin ini adalah orangnya/pendukungnya Perdana-menteri Jeong Do-jeon makanya nanti dia juga dibunuh.
Goryeosa adalah babad/riwayat raja-raja Goryeo. Kalau Joseon memiliki catatan raja-raja yang disebut "Annals of Joseon" dan "Catatan Administratif Joseon", maka Goryeo memiliki "Goryeosa".
Sebenarnya catatan ini disusun sejak masa pemerintahan Raja Taejong dan baru selesai saat Raja Sejo berkuasa. Catatan ini dibuat berdasarkan kumpulan catatan-catatan kuno tentang raja-raja Goryeo yang kini sudah musnah (tapi saat itu masih ada).
Buku tentang Joseon yang ditulis pada masa Joseon adalah "Annals of Joseon", "Catatan Administratif Joseon", "Memoir Of Lady Hyegyeong", dan beberapa catatan harian dari beberapa bangsawan. Sedangkan dari Goryeo yang saya tahu hanyalah Goryeosa. Selebihnya adalah catatan2 dari jaman modern yang menulis ulang tentang Goryeo.
Semoga penjelsannya bisa membantu.. Salam....
Mimin daebak gomawo untuk semua tulisan ttg sejarah korean di blog ini yg super duper lengkap, seneng bgt mimin very helpful 👍.. Btw, saya suka sekali drama six flying dragons terutama krn diperanin sama yoo ah in oppa, hihihi. Min klo bs info ttg kelanjutan hubungan taejong sm Ratu Wongyeong ya, jaebal 😍... Coz di wikipedia sedikit sekali info yg bs didapat, dr dramanya jua sama 😂 padahal saya suka karakternya Ratu Wongyeong (yi bang won versi wanita) very gomawo mimin~nim 😁
ReplyDeleteHai Neyka....
DeleteTerima kasih telah berkunjung ke blog ini... Saya akan memperbaharui data-data tentang Raja Taajong termasuk mengenai Ratu Wonggyeong, cuma mungkin tidak dalam waktu singkat...
Saya akan meng-infokan pada anda melalui kolom komentar ini..
Saya menantikan kunjungan anda selanjutnya... Salam...
Kamsha hamnida Deleigeven Team \(^_^)/
DeleteDitunggu ya update data-datanya & santai saja dikala mimin ada waktu senggang.. Saya Pecinta Drama Sageuk/Film kolosal korea jadi akan selalu setia berkunjung ke blog ini.. Sukses terus ya Deleigeven Team.
Salam Hangat
Mohon maaf sekali karena baru dibalas.
DeleteTerima kasih atas apresiasi saudara/i.
Kami menantikan kunjungan anda selanjutnya.... Salam ^^
Kak mau penjelasannya dong tentang bangsa Jurchen, Jin, Manchu, Ming dan Qing. Terimakasih.
ReplyDeleteHai Ayu,
Deleteterima-kasih telah berkunjung ke blog ini.
Bangsa Manchu dan bangsa Qing adalah sama. "Manchu" adalah nama atau sebutan bagi bangsa mereka, dan "Qing" adalah nama kerajaan/dinasti mereka. Seperti bangsa "Mongol" dengan nama dinasti mereka yaitu "Dinasti Yuan". Nah, Dinasti Qing ini adalah dinasti terakhir di China.
Bangsa Jurchen, Jin, Manchu, dan Qing berasal dari daerah yang sama dan sejatinya adalah bangsa yang sama. Mereka berasal dari daerah Manchuria, dan secara genetik masih berkerabat dengan Bangsa Korea karena letak Manchuria ada di bagian utara negara Korea Utara. Daerah Manchuria ini dulunya adalah wilayah kekuasaan Kerajaan Goguryeo (Kerajaannya Jumong), tapi sekarang menjadi bagian dari RRC.
Manchu dan Dinasti Qing adalah bangsa dari Manchu yang "lebih baru" dari dua bangsa lainnya (Jin dan Jurchen).
Sebelum dinasti Qing/Manchu menguasai China, mereka ini disebut dengan nama "bangsa Jurchen". Ini adalah bangsa yang menjadi musuh bebuyutan kerajaan Goryeo di era akhir dan Joseon di masa-masa awal. Bangsa Jurchen selalu kalah melawan tentara Korea. Nah sebelum mereka juga dikenal sebagai bangsa Jurchen, mereka berhasil mendirikan sebuah dinasti yang sangat kuat yaitu "Dinasti Jin". Beda sebutan bagi bangsa yang sama ini karena perbedaan rentang waktu yang sangat panjang. Dinasti Jin berkuasa pada tahun 265-420, saat runtuh, bangsa ini disebut sebagai bangsa barbar oleh orang Korea yang berkebudayaan tinggi. Lama kemudian, barulah mereka muncul kembali dan dikenal sebagai bangsa Jurchen. Setelah berkali-kali dikalahkan, bangsa Jurchen berhasil mempersatukan diri dan menyerang China, lalu kemudian Korea. Nah, pada masa itu mereka menamakan diri mereka sebagai "bangsa Manchu" dan mendirikan kerajaan yang bernama "Kekaisaran Qing" atau "Dinasti Qing".
Sebelum resmi berdiri sebagai Kekaisaran Qing di China, bangsa Manchu mengalahkan bangsa Han/China yang saat itu masih berkuasa melalui kekaisaran mereka, nah kekaisaran bangsa Han/China yang dikalahkan oleh Dinasti Qing ini adalah Kekaisaran Ming atau Dinasti Ming.
Dinasti Ming adalah dinasti bangsa China/Han asli terakhir yang memerintah China, sedangkan Dinasti Qing adalah dinasti terakhir di China sebelum dinasti ini dijatuhkan oleh para revolusioner.
Demikian penjelasannya.. Semoga membantu.. Salam.
Hai mimin yg baik..
ReplyDeleteSy penikmat drama saeguk dn terlalu kepo untuk tau apakah karakter dlm drama sejalan dg sejarahnya, untung ketemu blog ini. Biasanya sambil nonton sy akan mengecek sejarahnya dg baca artikel di blog ini 😆
Sy sudah khatam baca beberapa artikel di blog ini, trus sekarang sy masih terjebak drama Jang Yeong Sil: The Greatest Scientist of Joseon nya Song Il Gook.
Sy udah baca artikel mimin dn melihat Jang Yeong Sil sempat disinggung pada era King Sejong, sy telusuri lg nama Yi Sun-Ji juga kesebut dn itu sejalan dg dramanya.
Rasa kepo itu muncul lg dn lebih dahsyat! Wikipedia membantu tapi blm menghilangkan rasa kepo akut sy 😅😅😅
Bisakah mimin bantu jawab:
1. Berapa persen sejarah yg diadaptasi drama tsb
2. Bisakah mimin menjelaskan atau memberi rujukan mengenai kehidupan, peran di pemerintah dn temuan inovatif lain Jang Yeong sil
Terima kasih dn makasi banyak lhoo min atas ilmunya..
Semoga mimin dn tim sukses!!
Halo saudara/i Luthfi,
Deleteterima kasih telah menjadi pengunjung setia blog ini.
Mengenai Jang Yong-shil, beliau adalah seorang ilmuwan astronomi Joseon yang paling terkenal. Jang Yeong-shil adalah penemu "Alat Pengukur Air Tanah" pertama didunia, "Alat Pengukur Hujan" pertama didunia, dan "Desain Jam Air" pertama didunia.
Beliau juga yang membantu Raja Munjong saat masih menjabat sebagai putra mahkota menemukan "Metode Pengukuran Air Tanah".
Jang Yeong-shil sangat disayang oleh Raja Sejong, tapi dia sempat dibuang dari istana karena melakukan kesalahan. Saat itu dia mempertunjukkan salah-satu penemuannya dihadapan raja, namun entah bagaimana alat tersebut meledak dan melukai raja. Hampir saja beliau dihukum mati tapi Raja Sejong dan putra-mahkota membelanya.
Jang Yeong-shil dipecat dari istana tapi pada masa pemerintahan Munjong beliau diijinkan kembali bekerja untuk raja.
Asal usul Jang Yeong-shil tidak banyak yang diketahui kecuali bahwa dia adalah putra seorang dari seorang selir. Jang Yeong-shil juga kemunkinan meninggal di masa pemerintahan Raja Sejo (Pangeran Besar Suyang) sebagai salah satu pejabat yang dibantai kubu Pangeran Besar Suyang karena dia adalah pendukung setia Raja Munjong dan Raja Danjong (raja yang dikudeta Pangeran Besar Suyang).
Demikian informasi yang bisa saya berikan. Saya akan selalu membagikan setiap info-info baru yang saya peroleh tentang detail-detail pada setiap artikel di blog ini.
Kami menantikan kunjungan anda selanjutnya... Salam ^^
Hai Deleigeven Team, terima kasih sebesar-besarnya telah memberikan informasi yang berharga bagi para pecinta drama saeguk. Bagi penyuka drama Saeguk seperti saya yang bisa dikatakan lumayan 'kepo' kalau menonton (karena mencari latar sejarah aslinya).
ReplyDeleteOya ada yang ingin saya tanyakan dari drama A Night Watchman (2014) yang dibintangi Jung Il Woo dan Jung Yunho (U-Know TVXQ), drama ini mengambil era raja siapa di Joseon? Kalau melihat dari pakaian para menteri kerajaannya mungkin dari era awal Joseon. Saya sempat mengira drama itu mengadaptasi era Raja Yejong atau Raja Seongjong namun ketika saya membaca manhwa The King's Detective Notes, dimana Raja Yejong yang menjadi tokoh utamanya, saya jadi bingung apakah Pangeran Rin atau Wolgang Daegung dan Pangeran Kisan (Raja dalam Drama A Night Watchman)adalah Raja Seongjong dan kakaknya, Wolsangun.
Sebelumnya terima kasih kepada Deleigeven Team atas informasi yang telah di berikan. Tetap semangat atas segala riset-riset sejarahnya. :D
Salam.... saya ingin menambahkan pertanyaan saya, mengenai putra Raja Yejong dengan Ratu Ansun yakni Yi Hyeon, Grand Prince Jean (13 February 1466 - 14 December 1525) (이현 제안대군)-wikipedia, yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana kondisi anak mendiang Raja Yejong ini setelah keluar dari istana (setelah sepupunya berkuasa), apakah ada catatan kerajaan yang memuat kalau keturunannya menjadi bagian dari pemerintahan di Joseon atau serta merta hilang karena dikhawatirkan mengancam tahta? Karena darah pewaris Joseon hingga sekian generasi di turunkan dari darah pamannya, Grand Prince Uigyeong.
ReplyDeleteTerimakasih sebelumnya
Halo Andi,
Deleteterima kasih telah berkunjung ke blog ini dan menyukai artikel kami.
Kami mohon maaf karena lama membalas komentar anda. Setiap pertanyaan pasti akan dibalas hanya saja waktunya kadang lama kadang cepat. Harap maklum ^^
Drama A Night Watchman kurang jelas mengambil era pemerintahan raja siapa, tapi kalau melihat dari alurnya sebenarnya lebih mendekati kisah pengangkatan Raja Gwanghae (Gisan), dan pengasingan Pangeran Besar Yeongchang (Pangeran Rin), soalnya cuma Raja Gwanghae yang diangkat menjadi raja padahal dia bukan putra ratu, dan ratu juga sudah memiliki putra (Pangeran Besar Yeongchang).
Lagipula masa itu adalah masa dimana Taoisme mulai dikenal luas dalam tulisan-tulisan (literatur) Joseon. Taoisme bisa dibilang adalah dasar cerita drama ini.
Kalau Raja Seongjong dan Pangeran Besar Jean statusnya berbeda. Seongjong naik tahta karena sudah diwasiatkan oleh Raja Sejo (ayah Raja Yejong).
Keadaan Pangeran Besar Jean baik, dan diperlakukan dengan baik oleh Seongjong. Selain itu, Jean adalah saudara angkat Seongjong karena Seongjong diadopsi oleh Raja Yejong (ayah Jean) agar dia bisa dijadikan putra mahkota tanpa ada konflik. Ini memang sudah diwasiatkan oleh Raja Sejo, dan dipenuhi oleh Raja Yejong. Selain itu, Raja Seongjong bukan raja yang tiran jadi keselamatan Jean tidak terancam.
Jean ini adalah majikan dari Jang Noksu, selirnya Yeonsang-gun (anaknya Seongjong) yang sangat terkenal. Jean meninggal di usia lanjut (59-60 tahun).
Keturunan Jean ini masih terlacak hingga eranya Raja Gojong.
Demikian penjelasannya, semoga bisa membantu.
Salam ^^
Terimakasih admin atas jawaban jawabannya. Saya bertanya tentang keturunan Raja Yejong karena setelah membaca manhwa King's Detective Notes merasa ada yang kurang, sayang saja sih karena Raja Yejong turun tahta dan meninggal diusia yang masih muda, bahkan seandainya dibuatkan drama saeguk juga akan sad ending karena ujung ujungnya juga Raja Yejong meninggal dunia diusia muda yah ga jauh beda lah sama sad ending nya drama Queen For Seven Days nanti.
DeleteSaya ingin bertanya lagi, kebetulan kan sekarang sedang tayang My Sassy Girl yang dibintangi Joo Won, itu eranya mengambil era awal Joseon kan? Karena dari busana dan pemakaian aksesori kepala untuk para wanita terutama Ratu dan Ibu Suri sepertinya Joseon periode periode awal, apalagi pakaian pasukannya yang di awal episode seperti masih di tahun tahun awalnya pemerintahan entah Taejo, Taejong atau Sejong (berhubung nama Raja nya di ganti jadi Raja Wheejong jadinya bingung) Lalu soal Ratu bermarga Han yang dimakzulkan padahal sedang mengandung putra Raja, setahu saya yang pernah saya baca disini juga, Ratu yang diturunkan diawal Joseon adalah Ratu Shin di era Raja Jungjong (drama Queen for Seven Days) apakah latar cerita tersebut memang ada disejarah? Dan penggantinya Ratu Han yang di makzulkan adalah Selir Sukwon Park?
Terimakasih admin sudah memberi jawaban.
Mohon maaf, tim kami belum ada menonton drama "My Sassy Girl"-nya Joowon jadi belum ada banyak info yang bisa kami berikan. Kami akan menginfokan melalui kolom komentar ini kalau sudah ada info tambahan.
DeleteTapi kalau melihat daftar pemeran drama (yang di muat wikipedia) seharusnya latar drama "My Sassy Girl" ini bukan di periode awal tapi di pertengahan dan sesudah eranya Raja Injo, karena ada tokoh Pangeran Darhan dari Kekaisaran Qing. Nah, Kekaisaran Qing ini baru muncul dan membawahi Joseon pada masa pemerintahan Raja Injo.
DeleteNama-namanya sudah diganti jadi tidak bisa mengacu pada nama pemerannya untuk menebak tokoh nyata dalam sejarah, tapi alurnya mirip di-era Raja Sukjong (kalau kita sesuiakan dengan kemunculan Dinasti Qing ya) soalnya setelah kemunculan Dinasti Qing, era Sukjong ini yang pertama kali menurunkan ratu.
Jadi, kemungkinan Raja Hwijong adalah Raja Sukjong, Ratu Park adalah Ratu Inhyeon (ataubbisa juga Jang Ok-jung, tergantung dia antagonis atau tidak), dan Ibu Suri Jahye adalah Ibu Suri Jangryeol.
Lalu, ratu yang digulingkan adalah Jang Ok-jung (atau Ratu Inhyeon), dan Dayang Istana Bang adalah Dong Yi.
Pangeran pewarisnya bisa jadi calon Raja Gyeongjong.
Tapi, ini masih perkiraan saja. Yang pastinya, latar ini mengambil era setelah Raja Injo karena kemunculan Pangeran Darhan dari Qing.
Kalau nanti kami sudah nonton akan kami infokan lagi di kolom komentar ini soalnya biasanya banyak petunjuk dalam dialog antar pemain.
Terimakasih. Nah itu saya bingungnya disitu, karena sudah masuk Qing jadi eranya sudah masuk Raja Injo kan yah tapi soal Ratunya, mungkin mengambil dari kisah Ratu2 Sukjong karena ada titah Raja di episode 1 jangan ada yang membahas pemakzulan Ratu hingga 100 tahun kemudian. Kalau awal kan menurut sejarah ada Ratu Shin, kalau pertengahan masa kemakmuran, entah Ratu Inhyeon atau Ratu Jang, tapi Ratu Inhyeon kan kembali lagi statusnya cuma Ratu Jang yang dieksekusi mati.
DeleteDan soal anak/wonja agisshi dari Ratu Han, kalau diambil dari era Sukjong yah bisa jadi itu anak Ratu Jang ya?
Saya juga belum terlalu mengenal jauh ceritanya My Sassy Girl,baru nonton 4 episode,lebih fokus ke Queen for Seven Days, cuma heran saja ini drama saeguk beda dari sebelumnya, furniture nya aja wah wah banget, udah modern banget, kayak yang di Joseon Gunman udah pake ranjang (khusus dikamar Lee Joonki) ,bukan kasur alas biasa lagi.
Makaaoh admin.
Saya sudah dapatkan era rajanya, Raja Seongjong,ini karena saya menonton kembali drama Hong The Rebel, ada percakapan dimana sang Raja melarang adanya yang membicarakan tentang Ratu yang diturunkan selama 100 tahun kedepan. Oh iya min, saya dapatkan ada sebuah artikel yang 99% isi dan ejaannya seperti yang ada di artikel ini, bahkan underline nya pun mirip... Silahkan dicek http://monicha-sejarah.blogspot.co.id/2015/08/sejarah-dinasti-joseon.html?m=1
Deleteterima kasih atas infonya ^^
Deleteakan kami cek ke artikel terkait.
Menurut saya drama "My Sassy Girl" berlatar raja Injo atau raja-raja setelah Injo sedangkan drama "Hong The Rebel" berlatarkan era Yeonsan-gun dan ayahnya (Seongjong).
Himbauan bagi semua calon TKI dan calon Mahasiswa Indonesia yang ingin sekolah/kuliah dan bekerja di Korea Selatan.
ReplyDeleteBagi para calon Mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke Korea Selatan, dihimbau agar mendaftar langsung di Kedubes Korea Selatan dengan mengikuti program penerimaan mahasiswa asing (KGSP) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Korea Selatan melalui pengumuman resmi dari kedutaan-besarnya.
Cara alternatif untuk kuliah di Korea Selatan adalah dengan mendaftar langsung ke Universitas tujuannya dengan mengakses website resmi universitas yang dituju dan mengikuti langkah-langkah yang diminta (jangan khawatir, universitas di Korea Selatan menyediakan pilihan Bahasa Inggris di website mereka).
Bagi calon TKI, hubungilah BNPTKI untuk menjadi TKI. Tempat pelatihan bahasa bukan lembaga penyalur TKI di luar negeri
HARAP DIPERHATIKAN:
1.Hanya sertifikat TOPIK (sertifikat kemampuan bahasa Korea) yang diakui oleh seluruh lembaga pendidikan di Korea Selatan.
Di Indonesia ujian TOPIK dilaksanakan sebanyak 2 kali (April dan Oktober) di JIKS (JAKARTA INDONESIA KOREAN SCHOOL). Selain sertifikat TOPIK, sertifikat dari tempat kursus manapun tidak akan diakui oleh universitas di Korea Selatan. Jadi jika ada lembaga pelatihan Bahasa Korea alias tempat kursus di Indonesia yang menyatakan bahwa sertifikat dari tempatnya di akui oleh universitas di Korea Selatan maka itu adalah PENIPUAN.
2.Tidak ada lembaga pelatihan bahasa Korea di Indonesia yang diperbolehkan oleh undang-undang (undang-undang Korea dan Indonesia) untuk menjadi tempat penyaluran mahasiswa ke universitas di Korea.
Tempat kursus bahasa Korea di Indonesia bisa bekerja-sama dengan universitas di Korea Selatan tapi perannya HANYA SEBAGAI LEMBAGA PELATIHAN BAHASA KOREA, dan bukan sebagai tempat penyalur mahasiswa.
3.Setiap kegiatan suatu institusi pelatihan bahasa asing yang berusaha menyalurkan mahasiswa ke universitas di luar-negeri dan meminta biaya jasa penyaluran ke universitas dengan alasan bahwa mahasiswa tersebut diterima di universitas di Korea Selatan karena jasa lembaga pelatihan bahasa tersebut, maka lembaga pelatihan bahasa itu HARUS DIPIDANAKAN sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan menipu orang lain sehingga orang itu mengalami kerugian.
3.Setiap lembaga pelatihan bahasa hanya menjadi tempat pelatihan bahasa bagi calon TKI dan dilarang untuk menjadi penyalur TKI ke luar negeri termasuk Korea Selatan. Jika ada lembaga pelatihan bahasa yang mengklaim sebagai penyalur TKI Korea Selatan maka menurut undang-undang Tenaga Kerja, hal itu tidak benar dan 100% penipuan.
Lembaga pelatihan hanya berwenang melatih kemampuan bahasa calon TKI, dan jika mereka melakukan lebih dari kewenangan mereka maka mereka terindikasi melakukan HUMAN TRAFFICKING atau PERDAGANGAN MANUSIA, yang sudah pasti memenuhi unsur PIDANA.
3.Sertifikat bagi calon TKI ke Korea bernama EPS TOPIK yang ujiannya diselenggarakan oleh pemerintah Korea Selatan melalui institusi ketenaga-kerjaan resmi pemerintah Korea Selatan, dan bukan dari tempat kursus. Jika ada tempat kursus yang mengklaim bisa menerbitkan sertifikat EPS TOPIK maka dipastikan itu adalah PENIPUAN.
Mengacu pada hal ini maka dihimbau pada CALON MAHASISWA ASAL INDONESIA dan pada CALON TKI YANG AKAN KE KOREA SELATAN agar berhati-hati pada lembaga kursus atau lembaga pelatihan bahasa Korea yang mengklaim menjadi penyalur mahasiswa atau TKI ke Korea Selatan.
Karena itu harap diperhatikan bahwa:
1.Berhati-hatilah pada lembaga pelatihan bahasa yang memungut biaya mahal dan mengklaim mampu menerbitkan sertifikat TOPIK dan EPS TOPIK.
2.Jangan Percaya pada TESTIMONI POSITIF tentang lembaga yang terindikasi melakukan penipuan, baik yang di YOUTUBE, Facebook, Instagram, dan semua sosial media milik lembaga pelatihan bahasa Korea bermasalah itu dan juga di sosial media milik pribadi peserta dan mantan peserta, sebab semua itu sudah DIATUR.
Harap Himbauan ini diperhatikan dan disebar-luaskan agar tidak ada lagi perdagangan manusia oleh oknum tidak bertanggung-jawab.
Aku mau tanya ka, kenapa danjong diturunkan tapi tetap ada gelar raja nya sedangkan yeonsan dan gwang hae dicabut dan jadi gun alias pangeran?
ReplyDeleteHalo,
DeleteStatus ketiga tokoh itu tetap raja, hanya saja Danjong bisa mendapat nama kuil (nama anumerta) sedangkan Yeonsan dan Gwanghae tidak.
Nama kuil adalah nama yang diberikan pada mendiang raja setelah beliau meninggal. Nah semasa menjadi raja beliau dikenal dengan nama kepangeranannya.
Karena Danjong mendapat nama kuil jadi dia dikenal dengam nama Raja Danjonh, dan karena Yeonsan dan Gwanghae tidak mendapat nama kuil maka mereka disebut hanya dengan nama kepangeranannya, walaupun mereka adalah raja.
Danjong mendapat nama kuil karena dia diakui sebagai raja yang terhormat yang dilengserkan dengan tidak adil. Sedangkan Yeonsan dianggap sebagai raja yang amoral, dan Gwanghae sebagai raja yang kejam.
Yeonsan dan Gwanghae dikudeta karena dianggap sebagai raja/leluhur yang tiran jadi mereka tidak bisa mendapat nama kuil akhiran "jo" atau "jong" karena nama kuil ini artinya "leluhur terhormat".
Demikian penjelasannya. Salam.
Hi sis...
ReplyDeleteada yang mau saya tanyakan tentang Raja Sejo, kenapa Raja Sejo tidak mendapat gelar dengan akhiran jong mengingat dia anak Raja Sejong dengan Ratu Soheon juga?
Hallo Marmalade
DeleteMengenai nama kuil, nama kuil adalah nama yang diberikan pada mendiang raja setelah beliau meninggal. Nah semasa menjadi raja beliau dikenal dengan nama kepangeranannya. Jadi pada masa beliau hidup, Sejo dikenal dengan nama kepangeranannya, Suyang, dan rakyat Joseon juga pejabat-pejabatnya tidak memanggilnya Sejo karena nama Sejo ini belum ada, jadi mereka memanggil semua raja yang masih hidup dengan "Jusang Cheonha", kurang lebih artinya "Yang Mulia Raja".
Nah, Suyang mendapatkan nama kuil akhiran "Jo" karena di pernah tinggal diluar istana (setelah dia menikah).
Semua penamaan kuil raja-raja Joseon, sebelum penyusunan Sillok mendapat intervensi dari Jepang dan sebelum reformasi Gojong, sangat mengikuti aturan dan tradisi istana.
Yang berhak memakai nama kuil "Jong" adalah putra raja terdahulu dari ratu atau saudara raja terdahulu yang lahir dari ratu, tidak pernah berkhianat pada negara, dan tidak pernah tinggal diluar istana dan harus lahir diistana. Nah Sejo pernah tinggal diluar istana karena setiap pangeran yang sudah menikah harus meninggalkan istana, dan saat Sejo menikah, Raja Munjong (putra mahkota saat itu) masih hidup dan menjabat sebagai pewaris sah. Selain itu, kalaupun Munjong meninggal, Suyang bukan kandidat penerus tahta karena masih ada putra Munjong, yang justru dibunuh Sejo. Pertimbangan kedua adalah beliau naik tahta melalui kudeta berdarah sebagai otak dari kudeta dan membunuh raja terdahulu. Andaikan Sejo adalah putra Munjong, maka masih bisa dijadikan pertimbangan untuk mendapat gelar "jong" tapi Sejo bukan saudara raja terdahulu, melainkan pamannya Danjong.
Ini yang membedakan Sejo dari Jungjong. Mereka berdua sama-sama naik sebagai raja melalui kudeta tetapi Jungjong bukan otak kudeta dan tidak membunuh raja terdahulu. Sejo juga membunuh saudara-saudaranya sedangkan Jungjong tidak.
Demikian penjelasannya. Semoga membantu. Salam.
Maaf ya sis... ada yang mau saya tanyakan lagi, kalo salah satu alasan bahwa raja dengan gelar jong tidak pernah tinggal diluar istana, bukannyan Junjong juga sudah menikah sewaktu dia diangkat menjadi raja? dan diatas sis bilang setiap pangeran yang sudah menikah harus meninggalkan istana... kenapa Junjong tetap mendapat gelar dengan akhiran jong? apa ada pertimbangan lain buat dia?
DeletePertanyaannya sudah dijawab oleh komentator dibawah (@Andi Fahmi Ulfha)
DeleteSama seperti pendapat saudari Andi, saya juga berpendapat bahwa Jungjong tetap mendapat gelar -jong karena dia tidak menjadi otak kudeta, berbeda dengan Raja yang menjadi otak kudeta. Juga, dia menjadi raja saat ratu masih hidup (berbeda dengan Injo), dan tidak memerintahkan pembantaian seperti yang dilakukan Sejo.
Selain itu, tampaknya para sejarawan dan sarjana-sarjana Joseon saat itu sudah alergi pada Yeonsan sehingga seakan-akan ingin memulai sejarah baru dengan diawali oleh sosok yang dianggap pantas untuk menjadi raja, sehingga raja tersebut harus mendapatkan gelar yang paling tinggi sebagai penerus Raja Seongjong, yang artinya Yeonsan saat itu tidak diakui sebagai raja oleh para sarjana. Berbeda dengan Raja Gwanghae yang juga dikudeta, Yeonsan tidak memiliki prestasi apa-apa, malahan dianggap aib, sehingga daftar raja-raja dianggap sebagai Seongjong-Jungjong, bukan Seongjong-Yeonsan-Jungjong. Karena Seongjong berakhiran -Jong maka penerus sah-nya (anggapan saat itu) harus juga bergelar -jong.
Sy coba jawab, mungkin admin nanti bisa memperbaiki jawaban sy ini.
ReplyDeleteJungjong diberikan akhiran -jong pada gelar anumertanya karena beliau adalah putra dari Ratu berkuasa yang saat itu Ratu Yoon (kalo g salah ingat) menjadi ibu suri dari Raja Yeonsan, walau beliau pernah tinggal di luar istana setelah menikah dengan Nyonya Shin,(Ratu Shin) dan juga seperti yang telah dituliskan oleh admin pada komentar di atas, Raja Jungjong naik tahta setelah dikudetannya Raja Yeonsan, tetapi otak dari pelengseran itu bukan Yi Yeok (Raja Jungjong). Demikian yang saya ketahui.
Halo admin...
ReplyDeletePenjelasan di blog ini benar-benar membantu orang-orang karena penjelasannya cukup rinci di banding lainnya, dan saya harap anda sekalian dapat membantu saya menemukan jawaban dari rasa penasaran yang terus-terusan menghantui saya.
Saya ingin bertanya mengenai Ratu Wongyeong dari Wangsa Yeoheung Min yang menjadi pasangannya Raja Taejong.
Saya sangat penasaran dengan kepribadian, kisah hidup, dan bagaimana bisa menikah dengan Raja Taejong yang pada saat itu masih berstatus seorang pangeran.
kekurangtahuan saya mengenai sang Ratu mungkin karena tidak pernah menonton drama tentang Ratu Wongyeong sendiri karena belum ada rekomendasi drama yang pas.
Tentang klan / Wangsa (dinasti) Yeoheung Min dan klan Song (klan ibu Ratu Wongyeong), minta tolong untuk dijelaskan karena hanya sedikit info yang dapat saya dapat dari website-website di internet, bahkan untuk melihat biografi Ratu Wongyeong saja susahnya minta ampun bahkan tidak lengkap sama sekali.
Mohon dibantu ya, admin.
Maaf merepotkan atas banyaknya pertanyaan saya dan terima kasih sebelumnya jika berkenan menjawab rasa ingin tahu saya.
Halo, mohon maaf baru dibalas.
DeleteMengenai Ratu Won-gyeong akan kami lengkapi artikel ini dengan menambahkan biografi sinfkat beliau. Nanti kalau sudah dilengkapi kami akan infokan melalui balasan di kolom komentar saudara/i ini. Mohon kesabarannya sekala lagi ^_^
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini. Semoga artikel-artikel kami bisa membantu. Salam.
Halo, ini komentar pertama saya.
ReplyDeleteSaya sangat penasaran sekali dengan sejauh mana kebenaran drama six flying dragons dengan sejarah. Akan dengan sangat bahagia sekali, apabila admin berkenan membuatkan panduan sejarah drama ini sama seperti scarlet hearts dan hwarang. Terutama saya penasan dengan mo hyul yang di drama ditulis nantinya akan menjadi pengawal pribadi yi do(Raja sejong yang Agung)
Apakah mo hyul di drama itu, jenderal kim jeong seo itu?
Terimakasih admin, semua tulisan admin aku suka.
Halo, mohon maaf baru dibalas.
DeleteMoohyul dan Jenderal Kim Jong-seo adalah orang yang berbeda. Jenderal Kim Jong-seo adalah jenderal kepercayaan Raja Sejong sedangkan Moohyul adalah salah-satu komandan pengawal istana dan kepala pengawal pribadi Raja Sejong. Moohyul adalah pendekar pedang terbaik di Joseon pada masanya, sedangkan Jenderal Kim Jong-seo adalah salah-satu jenderal besar di era awal Joseon. Catatan mengenai Moohyul sangat minim.
Kami punya rencana membuat panduan sejarah drama "Six Flying Dragon" tetapi data-data kami belum terlalu lengkap. Kalau sudah lengkap & layak dibaca baru kami terbitkan.
Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini. Semoga artikel-artikel kami bisa membantu. Salam.
ada nama pangeran lee kang dan lee hwi kah ?
ReplyDeleteHalo Raya,
DeleteBoleh sebutkan lebih spesifik mengenai para pangeran tersebut?
Terima kasih
Mungkin ini yang di tanyakan dari drama Korea grand prince yang baru selesai min. Di drama tersebut tidak di sebutkan keturunan raja siapa.karena di drama ini hanya menceritakan konflik bersaudara memperebutkan tahta..juga wanita.saya juga penasaran drama ini di era siapa.juga kebenaran sejarah pada masa siapa.
DeleteHalo Widya,
DeleteOoh drama "Grand Prince" ya.. Kalau via wikipedia drama itu menceritakan tentang anak-anak Raja Sejong Yang Agung. Jadi yang putra mahkota adalah calon raja Munjong, lalu dua pangeran tokoh utama adalah calon Raja Sejo dan Pangeran Besar Anpyeong. Nama-nama yang diganti tapi oleh tim produksi (mungkin sesuai pers rilisnya) dua pangeran itu adalah Pangeran Besar (Grand Prince) Suyang dan Pangeran Besar Anpyeong.
Artikel tentang Putra-putra Sejong sedang disusun, semoga nanti bisa membantu.
Salam.
Min untuk film 2017 kemarin the king's case note itu, mengambil latber king yejong ya? Apa itu sesuai asli atau banyak perubahan ya? Mengingat di film tsb yejong lebih kuat sedang di sini diltuliskan beliau raja yang lemah fisik
ReplyDeleteHalo,
DeleteFilm "The King's Case Note" diadaptasi dari komik yang berjudul "King's Detective Note".
Raja dalam film dan komiknya adalah Raja Yejong. Walau dalam komik dan novel penyakit beliau tidak diceritakan tapi menurut catatan sejarah beliau ada raja yang sakit-sakitan, tapi beliau adalah raja yang sangat pintar. Dia meninggal karena sakit. Kisah dalam film banyak yang fiktif tapi bisa disesuaikan dengan alur sejarah kareba saat itu memang ada yang ingin mengganggu keluarga kerajaan dan dikatakan bahwa raja sendiri yang turun tangan, termasuk memimpin langsung sidang para pelakunya. Karena terlalu capek dan juga sakit-sakitan, tidak lama setelah sidang selesai Yejong akhirnya meninggal.
Menurut catatan penulis komik, dia memilih Raja Yejong sebagai tokoh utama, selain karena raja ini memang sangat pintar juga karena si penulis tidak mau menggunakan karakter raja yang memiliki kumis dan janggut. Dia ingin menjadikan raja yang masih muda (dan mati muda) sebagai tokoh utama agar tokoh utamanya selalu memiliki wajah yang bersih tanpa kumis dan janggut.
Tapi di film raja Yejong justru punya kumis dan janggut 😁.
Demikian penjelasannya. Salam.
permisi, maaf sebelumnya kalau komentar saya terkesan "salah lapak" tapi bila ada waktu, saya harap anda mau menjawab. saya mau bertanya, bagi raja-raja terdahulu hingga raja-raja joseon sampai periode akhir, pasti banyak yang memiliki selir dan ratu, lalu apakah semua selir2 raja juga ditempatkan di istana? bagaimana dengan putra-putri raja dari selir? apakah juga bertempat tinggal di istana? kalau raja wafat lebih dulu sebelum selir2 dan ratunya, maka apakah selir tersebut juga masih akan tetap berkediaman di istana? apakah istana sebesar itu untuk ditinggali keluarga2 raja sebelumnya? kalau berkenan, bisa anda memberi saya gambaran tentang betapa luasnya istana? lalu, saya pernah mendengar beberapa nama istana yang berbeda, sebenarnya, ada berapa istana di joseon? istana mana yang ditinggali raja?
ReplyDeleteterima kasih:)
Halo, maaf baru dibalas.
DeleteMengenai pertanyaan-pertanyaan saudara/i:
1.Tempat tinggal selir-selir raja
Semua selir raja WAJIB tinggal di istana kecuali atas perintah raja karena kondisi dan situasi tertentu, seperti sakit atau terlibat makar. Kalau mengidap penyakit yang berbahaya maka mereka akan dikeluarkan dari istana untuk sementara waktu hingga sembuh dan ditempatkan di properti kerajaan. Sedangkan kalau makar maka mereka akan diasingkan atau dihukum mati. Mereka juga bisa tinggal diluar istana atas permohonan pribadi yang dikabulkan oleh raja.
Di istana, para selir ini ditempatkan di kompleks-kompleks paviliun dalam istana, yaitu satu kompleks paviliun untuk setiap selir, yang letaknya dibagian utara dari paviliun ratu.
2.Kediaman putra dan putri raja dari Selir
Anak-anak raja dari selir WAJIB tinggal di istana sebelum mereka menikah kecuali atas perintah raja karena kondisi dan situasi tertentu, seperti sakit atau terlibat makar, dan mereka WAJIB keluar dari istana jika telah menikah. Mereka harus dibesarkan di istana agar mendapatkan pendidikan istana khusus anak-anak raja. Pendidikan bagi anak-anak selir ini penting sebab mereka dipertimbangkan untuk menjadi utusan khusus raja ke Tiongkok (walau kasusnya sangat jarang terjadi). Di istana, anak-anak selir ini ditempatkan di kompleks-kompleks paviliun dalam istana, yaitu satu kompleks paviliun untuk setiap anak raja.
3.Masa depan selir-selir mendiang raja
Ketika raja meninggal, kelangsungan tempat tinggal para selir mendiang raja tergantung pada keputusan raja yang menjabat. Jika selir itu adalah ibu raja maka biasanya dia akan tetap di istana. Para selir mendiang raja bisa tinggal di luar istana, atas perintah raja atau atas permohonan pribadi. Saat tinggal diluar istana, para selir ini akan ditempatkan di properti milik kerajaan karena mereka masih terhitung anggota keluarga raja. Tapi istana utama Joseon (Gyeongbok dan Chandeok) sangat luas untuk menampung para selir raja dan mendiang-mendiang raja yang masih hidup sekaligus.
4.Luas istana kerajaan Joseon
DeleteIstana kerajaan Joseon, yang bernama Istana Gyeongbok, sangat luas, dan merupakan kompleks istana kedua terluas di Asia setelah Kota Terlarang (istana utama Kekaisaran Tiongkok). Dalam sejarah Joseon tidak pernah ada catatan perihal kekurangan paviliun bagi anggota keluarga raja, yaitu raja yang menjabat dan mendiang raja.
Pada setiap istana, raja dan ratu serta anak-anak raja memiliki paviliun masing-masing. Jadi, semua anak raja akan tinggal terpisah dari ibu dan ayahnya sejak lahir karena langsung diserahkan untuk diasuh oleh dayang pengasuh (yang tempat tinggal mereka berada di paviliun tempat mereka bertugas). Dalam kompleks istana Gyeongbok, ada sekitar 500 bangunan besar dan kecil yang terdiri dari balairung kerajaan, kompleks-kompleks gedung pemerintahan, dan kompleks-kompleks paviliun kediaman anggota keluarga kerajaan. Setiap kompleks bangungan memiliki taman.
Untuk membayangkan luasnya kompleks istana Gyeongbok bisa dilihat dari besarnya pintu gerbang istana tersebut. Anda pasti tahu tentang gerbang "Gwanghwa" atau "Gwanghwamun" yang terkenal itu kan? Nah, Gwanghwamun yang besar itu adalah gerbang utama dan satu dari empat gerbang Istana Gyeongbok. Dengan gerbang sebesar itu pasti bisa kita bayangkan seluas apa Istana Gyeongbok.
Istana Gyeongbok sekarang sudah dipugar kembali setelah hancur pada masa pendudukan Jepang dan sudah bisa dikunjungi. Tetapi kompleks istana itu, yang sekarang ini sudah terlihat sangat luas, statusnya masih dalam pemugaran sebab proses perbaikan dan rekonstruksinya belum selesai, saking besarnya.
5.Nama-nama Istana Joseon
Istana kerajaan Joseon ada lima, yaitu Gyeongbok-gung (kata -gung berarti "istana"), Changdeok-gung, Deoksu-gung, Changgyeong-gung, dan Gyeonghui-gung.
Awalnya istana utama adalah Istana Gyeongbok. Ini adalah istana Raja Joseon yang pertama (Taejo) hingga raja Joseon yang ke-14 (Raja Seonjo). Jadi raja-raja dalam drama Six Flying Dragon, The Greet Seer, Cinderella's Man, drama dan film tentang Raja Sejong, drama The King's Face, The King & I, Dae Jang-geum, Chuno, Mirror Of The Witch, dan Iljimae, adalah raja-raja yang masih bertahta di Istana Gyeongbok.
Saat Jepang menyerbu Korea dalam perang Imjin, Istana Gyeongbok hancur dan lama baru dibangun lagi di era Raja Gojong. Istana utama lalu pindah ke Istana Changdeok. Raja-raja dalam drama Dong Yi, Jang Ok-jung, Sado, Moonlight Drawn The Clouds, drama dan film tentang Raja Gwanghae, drama The Three Muskeeters, drama Horse Doctor, semua drama tentang Sukjong dan Pangeran Sado, dan drama Daebak/Jackpot, adalah raja-raja yang bertahta di Istana Changdeok. Istana Changdeok tidak sebesar istana Gyeongbok. Ruangannya pun lebih kecil tetapi termasuk kompleks istana di Asia yang sangat luas.
Istana-istana lain selain kedua istana ini tidak terlalu terkenal sebab hanya Gyeongbok dan Changdeok yang ditinggali para raja dan keluarga raja.
Demikian penjelasannya semoga membantu. Salam.
wah lengkap sekali penjelasannya. terima kasih, ya, sudah meluangkan waktu untuk menjawab. semoga sehat selalu! :)
DeleteSama-sama,
DeleteSilahkan berjelajah di blog ini. Semoga artikel-artikel kami bisa membantu anda. Salam.
Saya amat sangat menyukai blog ini, sangat mendetail dan berdasar.
ReplyDeleteSebelumnya saya ingin bertanya mengenai sosok boonyi yg ada di drama six flying dragon, apakah sosoknya benar ada atau hanya fiktif, mengingat di drama tersebut boonyi diceritakan sbg sosok yang di cintai lee bangwon (raja taejong) dan apakah raja taejong sebenarnya tidak "sekejam" itu?
halo, admin
ReplyDeletesaya pembaca setia blog ini krn memang saya pecinta sejarah korea, dan blog ini merupakan blog favorit saya krn sangat lengkap dan tertata rapi. kebetulan saya memiliki beberapa pertanyaan, semoga admin berkenan menjawab
1. di drama dong yi, saya melihat kalau seja jeoha(anak jang hee bin) memanggil choi sukbin dengan sukbin-mama, dan begitu juga sebaliknya choi suk bin yg memanggil seja jeoha dgn sebutan jeoha,apakah memang begitu? apakah saat seja jeoha sudah menjadi raja, dia akan ttp memanggil selir-selir ayahnya dgn kata mama?
2. masih berkataitan dgn pertanyaan pertama, bagaimana panggilan antara sesama anak raja? sbg contoh, seorang ongju akan memanggil gongju dgn sebutan mama? semoga admin paham maksud saya hehe
3. di drama 7 days queen,saya melihat park min young yang merupakan istri pangeran memanggil ibu suri dgn sebutan eomma mama, jd apakah semua menantu raja dan ratu akan memanggil raja dan ratu dgn panggilan abba mama/eomma mama? apakah itu juga berlaku terhadap suami para putri?
enth kenapa saya sangat tertarik mengenai panggilan didalam keluarga kerajaan. terimakasih atas waktunya:)
Apakah benar bahwa raja sejong itu sangat antipati dengan islam? Dan bahwasannya islam telah masuk di korea jauh sebelum dinasti joseon ada. Bahkan dikatakan bahwa negara Meonggyo itu adalah negara islam sebagaimana tertulis dibuku Taejong?
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMin, saya mau tanya, kalau ratu mendiang raja kan disebut ibu suri, kalau selir mendiang raja dipanggil apa?
ReplyDeleteMin mau tanya, yang di drama Rookie Historian Go Haeryung itu si cha eun woo meranin pangeran dari raja terdahulu, kalo ceritanya disangkutin sama sejarah, lee rim itu pas masa raja siapa ya?? Sama satu lagi, kan Lee Rim itu nama pengerannya Pangeran Dowon, itu kok bisa sama kyk nama Putra Mahkota Uigyeong itu ada sangkut pautnya apa hanya kebetulan aja??
ReplyDeleteMin,,utk kisah raja2 joseon selanjutnya sampai raja terakhir di dinasti joseon ada diupload min
ReplyDelete