Monday, 1 May 2017

LEGENDA KERAJAAN BATUBARA



Legenda Kerajaan Batubara bermula setelah masa Hindu-Buddha berakhir dan sebelum berdirinya negeri besar yang bernama Negeri Siak Sri Indrapura. Raja pertama dari negeri Batubara adalah putra dari Raja Kerajaan Pagaruyung yang bernama Datuk Belambangan (kemudian dikenal sebagai Datuk Batubara), sedangkan permaisurinya adalah putri dari Raja Kerajaan Simalungun yang bermarga Damanik.





PERBURUAN PANGERAN KERAJAAN PAGARUYUNG

Sebelum pangeran Kerajaan Paguruyung ini menjadi penguasa negeri Batubara, beliau diwajibkan menguasai ilmu agama dan bermacam-macam pengetahuan dunia. Usai mempelajari dan menguasai semua ilmu yang wajib diketahuinya, beliaupun menghadap ayahnya, sang raja Pagaruyung. Pangeran memohon agar diijinkan meninggalkan istana untuk pergi berburu rusa agar lengkap kebanggaannya sebagai seorang pangeran yang berani dan gagah. Sang raja mengabulkan permohonan putranya, dan berangkatlah sang pangeran itu bersama dengan serombongan pengawal, juga beberapa sahabatnya.

Rombongan sang pangeran meninggalkan negerinya dengan menyusuri pesisir pantai. Mereka begitu senang melihat laut yang tampak indah dan cantik itu. Pada akhirnya, mereka harus memasuki hutan. Sang pangeran dan rombongannya harus melewati semak belukar. Namun, belum ada rusa yang terlihat. Pantang bagi pangeran dan rombongannya pulang sebelum mendapatkan hasil buruan.

Ketika mereka sudah sangat lelah, akhirnya terlihatlah oleh pangeran, seekor rusa. Pangeran dan rombongannya memburu rusa itu dan berusaha menangkapnya. Namun, rusa itu mampu menghindari panah sang pangeran. Perburuan itu membuat sang pangeran dan rombongannya tidak mengetahui waktu dan tempat mereka.

Tiba-tiba, terlihatlah oleh mereka sebuah perkampungan. Merekapun menuju kesana. Setibanya di perkampungan ini, bertanyalah pangeran pada seorang tua yang sedang berjalan melintas didekat mereka, dinegeri manakah gerangan mereka berada sekarang. Orang itu menjawab bahwa mereka berada di Negeri Simalungun. Sang pangeran-pun memperkenalkan dirinya sebagai Putra Raja Kerajaan Pagaruyung yang telah berada sangat jauh dari negerinya karena hendak berburu.

Setelah mengetahui bahwa yang dihadapan mereka adalah seorang pangeran, maka dihantarkanlah pangeran dan rombongannya ke istana Raja Simalungun. 

Raja Kerajaan Simalungun menyambut pangeran dan rombongannya dengan gembira. Ini dikarenakan mereka berasal dari Negeri Pagaruyung yang sangat dihormati oleh negeri-negeri disekitarnya. Raja Simalungun memperkenalkan seluruh keluarganya termasuk istri dan putrinya kepada sang pangeran. Raja Simalungun-pun mendengar dengan penuh minat mengenai perkembangan Kerajaan Pagaruyung termasuk kabar dari Raja Pagaruyung dan seisi istana, dan juga tentang cerita perburuan sang pangeran. Setelah mendengar cerita dari pangeran tentang perburuannya yang gagal, raja Simalungun pun meminta agar pangeran dan rombongannya tinggal sementara waktu di Negeri Simalungun. Tawaran itu rupanya menarik hati sang pangeran dan dinilai bijak oleh rombongannya sehingga pangeran memutuskan untuk menerima tawaran Raja Simalungun. Pangeran dan rombongannya lalu memilih tinggal sementara di Simalungun.





PERNIKAHAN SANG PANGERAN DENGAN PUTRI RAJA SIMALUNGUN

Pada akhirnya, keberadaan pangeran di istana Simalungun sudah cukup lama. Dalam kurun waktu itu, pangeran rupanya menaruh hati pada sang putri raja Simalungun. Pangeran lalu menghadap Raja Simalungun dan mengutarakan perasaannya, dan juga meminang putri raja untuk dijadikan istri.

Raja Simalungun rupanya juga berharap agar pangeran dari Pagaruyung itu dapat menjadi menantunya. Raja merasa sangat terhormat jika bisa menikahkan putrinya dengan putra Raja Pagaruyung. Pangeran dari Pagaruyung pun akhirnya menikahi putri Raja Simalungun.

Pernikahan kerajaan ini membuat rakyat Simalungun bersuka-cita. Rombongan yang mengikuti sang pangeran juga memandang pernikahan itu baik adanya.





MENUJU KE WILAYAH BATUBARA

Tidak lama kemudian, pihak istana Simalungun mengumumkan kepada rakyatnya bahwa sang putri telah hamil. Seluruh kerajaan-pun bersukacita mendengar berita itu, terlebih lagi raja dan permaisuri Simalungun dan juga sang pangeran. Ketika kandungan putri raja berumur tiga bulan, sang putri mengutarakan kepada suaminya perihal keinginannya untuk melihat laut dan menikmati suasana pantai.

Sang Pangeran lalu menghadap kepada ayah mertuanya dan mengutarakan permintaan istrinya yang ingin sekali melihat laut dan pantai. Sang raja yang paham betul bahwa putrinya sedang mengidam, memberi ijin pada mereka untuk pergi ke daerah pesisir pantai, dan bahkan memberikan segala kebutuhan putri dan menantunya beserta rombongan mereka seperti perbekalan dan juga pengawal. 

Setelah menempuh perjalanan berhari-hari lamanya, tibalah mereka didaerah pesisir pantai yang memiliki pemandangan yang indah. Sang putri sangat menyukai tempat itu, sehingga suaminya memutuskan untuk menjadikan tempat itu sebagai tempat peristirahatan mereka. Ketika sang pangeran berkeliling daerah itu untuk melihat-lihat, maka jatuh hatilah sang pangeran pada tempat itu.

Sang pangeran itu lalu bermaksud untuk membuat pemukiman ditempat itu sebagai tempat tinggal tetapnya dan juga ingin membangun daerah itu menjadi sebuah negeri yang beradab. Sang pangeran lalu memberitahukan keinginannya itu kepada istrinya, dan sang istri juga rupanya mendukung keinginan suaminya. Seluruh rombongan-pun mendukung keinginan dari pangeran itu. 

Pangeran lalu mengutus dua orang sebagai utusan kepada Raja Simalungun. Setibanya dua orang utusan ini diistana Simalungun, disampaikanlah oleh mereka perihal keinginan putra raja Pagaruyung dan istrinya untuk menetap didaerah baru itu. Raja Simalungun menerima dan mendengar pesan yang dihantarkan oleh dua orang utusan itu. Usai mendengar pesan dari putri dan menantunya, rajapun memanggil para penasehatnya dan meminta pendapat para kaum cendekia dinegerinya. Usai mendengar cerita dan juga pendapat dari raja mereka, maka para penasehatnya memandang bahwa keinginan dari putri dan menantu raja adalah baik adanya, dan tidak akan menyusahkan Kerajaan Simalungun. Setelah mendengar masukan dari para penasehatnya, maka Baginda Raja Simalungun lalu mengirim pesan melalui utusannya kepada putri dan menantunya bahwa sang raja menyetujui permohonan sang putri dan menantu. 

Raja Simalungun lalu mengirimkan perlengkapan dan semua yang dibutuhkan oleh putri dan menantunya beserta rombongan mereka melalui utusan yang dikirimnya, dan juga Baginda Raja Simalungun mengirim serta rakyatnya yang tertarik untuk menetap dinegeri baru itu dan bersedia menjadi rakyat dari Pangeran Pagaruyung. Sang pangeran dan istrinya sungguh terkejut dan gembira melihat rombongan utusan dan rakyat yang dikirim oleh Baginda Raja Simalungun. Dihadapan rakyatnya, sang pangeran berjanji bahwa dia akan menjadi penguasa yang adil dan membangun negeri baru itu menjadi negeri yang makmur. Rakyat yang gembira lalu mulai membangun negeri baru itu dengan mengikuti arahan dari Pangeran Pagaruyung. 







BERDIRINYA KERAJAAN BATUBARA

Tidak lama setelah titah pembangunan negeri baru itu diucapkan, dan juga ketika pembangunan itu masih terus dilaksanakan, rakyat negeri yang baru itu datang menghadap sang pangeran. Sang pangeran heran mengapa tiba-tiba banyak sekali rakyat yang mengerumuninya. Beliau menjadi sangat khawatir kalau-kalau telah terjadi sesuatu yang buruk. Rupanya rakyat menyampaikan perihal lain. Rakyatnya itu meminta Putra Raja Pagaruyung itu menjadi raja dinegeri yang baru itu.

Sang pangeran begitu terkejut mendengar permintaan rakyatnya. Beliau sangat terharu dan menghargai pendapat rakyatnya, tetapi beliau juga tidak enak hati pada ayah mertuanya, Raja Negeri Simalungun yang telah begitu baik padanya. Sang pangeran-pun menjelaskan pada rakyatnya bahwa kuasa dan wewenangnya masih berada dibawah kekuasaan Raja Kerajaan Simalungun. Namun, rakyatnya bersikeras untuk tetap mengangkatnya sebagai raja. Sang pangeran yang begitu gundah lalu membahas persoalan itu dengan istrinya.

Sebagai putri dari Raja Simalungun, istrinya ini sangat memahami sifat ayahanya. Sang istri menjelaskan pada suaminya bahwa ayahandanya adalah seorang raja yang arif dan bijaksana dan murah hati, oleh karena itu alangkah baiknya jika sang pangeran menyampaikan dan menjelaskan permintaan rakyatnya kepada Raja Negeri Simalungun. Sang pangeran menyetujui saran dari istrinya, beliau lalu berangkat bersama beberapa pengawalnya dan juga beberapa orang sebagai perwakilan dari rakyatnya untuk bertemu Raja Negeri Simalungun.

Sang pangeran bersama orang-orang yang mengikutinya tiba di Simalungun dan langsung menuju keistana untuk bertemu Raja Negeri Simalungun. Raja Negeri Simalungun dan permaisurinya begitu terkejut melihat menantunya yang tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Terlebih lagi sang raja tidak melihat putrinya berada diantara rombongan yang dibawa oleh menantunya. Hal yang pertama kali ditanyakan oleh Raja Negeri Simalungun tentulah mengenai keadaan putrinya. Sang pangeran memberi tahu pada mertuanya bahwa istrinya baik-baik saja, dan bahwa kedatangannya untuk memberitahukan perihal yang lain.

Raja Negeri Simalungun dan permaisurinya lega setelah mendengar bahwa putrinya baik-baik saja. Namun, beliau menjadi bertanya-tanya mengenai maksud kedatangan menantunya itu. Sang pangeran dengan sangat berhati-hati mulai menceritakan mengenai negeri barunya yang mana dia menjadi penguasa disana. Sang pangeran sengaja melaporkan terlebih dahulu mengenai hal-hal yang baik untuk menyenangkan hati mertuanya. Raja Negeri Simalungun sangat lega dan gembira mendengar berita-berita baik yang dibawakan oleh menantunya.

Ketika sang pangeran melihat bahwa raut muka ayah mertuanya menunjukkan kegembiraan, maka pangeran mulai menyampaikan mengenai inti masalah yang membuatnya gundah, yaitu perihal keinginan rakyatnya. Namun, sang pangeran rupanya masih khawatir bahwa permintaan rakyatnya akan menyakiti perasaan ayah mertuanya.

Semua kabar yang ananda bawakan adalah kabar yang baik dan bahagia. Apakah yang membuat ananda gundah sehingga wajah ananda tampak begitu risau?” Tanya Raja Negeri Simalungun.
Sang pangeran begitu terkejut karena ayah mertuanya tampak telah mengetahui kegundahannya. Iapun lalu menceritakan mengenai kehendak rakyatnya yang menginginkan dirinya menjadi raja mereka.

Raja Negeri Simalungun mendengar penuturan menantunya dan perwakilan rakyat dari yang negeri baru itu dengan seksama. Tampak dihadapannya wajah sang menantu yang begitu pucat karena dia sangat khawatir dan bahkan takut. Para penasehat dan hulubalangnya juga begitu terkejut ketika mereka mendengar penuturan dari menantu raja itu. Mereka menunggu perkataan Raja Simalungun dengan perasaan yang was-was. 

Menantuku, pengkhianatan adalah suatu hal yang sangat tidak terpuji dan berat hukumannya menurut hukum negara dan agama.” Ucap sang Raja Simalungun. Sang pangeran gemetar mendengar ucapan ayah mertuanya.
Mudah bagimu untuk berkhianat dengan mengangkat dirimu sebagai raja tanpa restuku. Namun, engkau memilih datang jauh-jauh kemari meninggalkan istrimu yang sedang mengandung anakmu untuk memberitahukan bahwa rakyatmu menginginkan engkau menjadi raja. Engkau menunjukkan pengabdian yang luar biasa pada rakyatmu dan juga kesetiaan yang tinggi pada rajamu. Jadi, siapakah yang lebih cocok menjadi raja dinegeri baru itu selain dirimu? Oleh karena itu, kembalilah ke negeri yang telah kau bangun itu dan umumkanlah pada rakyatmu disana bahwa engkaulah raja mereka.
Demikianlah titah Raja Negeri Simalungun.

Sang pangeran begitu terkejut mendengar titah Raja Negeri Simalungun. Dia tidak menyangka bahwa mertuanya akan begitu cepat mengambil keputusan dan memberi restu kepadanya agar sang pangeran diangkat menjadi raja dinegeri yang baru itu. Sang pangeran dari Pagaruyung sujud hingga kepala mereka bersetuhan dengan lantai sebagai wujud rasa hormat dan syukur atas kebijaksanaan dan kemurah-hatian Baginda Raja Simalungun.

Sang pangeran lalu memohon diri agar dapat segera kembali ke negeri barunya untuk memberitahukan keputusan mertuanya dan mengumumkan kabar bahagia itu kepada rakyatnya. Namun, Raja Negeri Simalungun dan permaisurinya melarang menantunya itu untuk berangkat pada hari itu dengan alasan bahwa hari telah malam. Sang menantu-pun menuruti permintaan ayah mertuanya, dan bermalam diistana. 

Esok harinya, sang pangeran kembali menghadap ayah dan ibu mertuanya untuk memohon diri agar diijinkan kembali ke negeri barunya. Raja dan permaisuri merestui keberangkatan menantunya. Raja dan Permaisuri Negeri Simalungun lalu memberikan bermacam-macam bekal dan perlengkapan dan juga makanan-makanan yang disukai oleh putri mereka. Maka, berangkatlah Putra Raja Pagaruyung itu kenegeri barunya dengan penuh sukacita.

Setibanya dinegeri barunya, sang pangeran langsung menemui istrinya dan juga memerintahkan para pengawalnya untuk mengumpulkan rakyat. Sang pangeran lalu mengumumkan titah dari Baginda Raja Simalungun yang telah merestui dirinya untuk menjadi raja dinegeri baru itu. Segenap rakyat bersukacita mendengar berita itu. Mereka mengelu-elukan nama raja baru mereka. Mereka juga tak lupa menghaturkan doa kepada Tuhan sebagai wujud syukur mereka.






PENAMAAN NEGERI BATUBARA

Raja baru itu begitu bahagia melihat negeri barunya. Namun, ada satu hal yang mengusik pikiran Putra Raja Pagaruyung itu, yaitu nama negerinya. Tentunya beliau enggan menjadi raja dari sebuah negeri tanpa nama. Beliau berpikir keras mengenai nama apa yang paling cocok dengan negerinya ini. Tiba-tiba, terdengarlah teriakan yang begitu gaduh. Raja baru itupun langsung berlari menuju kesumber suara teriakan itu. Rupanya, itu adalah teriakan dari salah seorang hulubalangnya yang berasal dari Pagaruyung yang ditugasi untuk mengawasi penggalian sumur. Tangan orang yang berteriak itu menggenggam batu yang hitam warnanya. Dia memberikan batu itu kepada rajanya sambil berkata, 

ini batu yang bisa menyala dan membara, batu bara baginda.” 

Raja begitu terkejut dan senang mengetahuinya. Bukan hanya sebongkahan batu saja, namun ditemukan ada banyak sekali batu hitam yang serupa. 

Ada banyak sekali baginda, hampir disetiap sumur yang digali ada batu ini.” Ujar hulubalangnya sambil menunjukkan batu-batu yang ditemukan dari dalam beberapa sumur. 

Melihat hal itu, senanglah sang raja. Dia menganggap hal ini pertanda baik karena batu itu sangat dibutuhkan dan juga mahal harganya. Kejadian ini membuat sang raja baru itu mendapat ilham mengenai nama negerinya. 

Mari kita namakan saja negeri ini sebagai Negeri Batu Bara, karena ada banyak batu yang bisa membara yang ditemukan disini.” Ucap sang raja. 

Istri dan para penasehatnya sepakat dengan raja mengenai nama bagi negeri mereka itu. Sang rajapun mengumumkan pada rakyatnya bahwa nama negeri mereka adalah Negeri Batubara.

Tidak begitu lama setelah negeri baru itu dinamakan Negeri Batubara, tibalah waktunya bagi Permaisuri Negeri Batubara untuk bersalin. Raja Negeri Batubara lalu menunjuk bidan terbaik dinegeri itu untuk menangani persalinan istrinya. Berkat rahmat Tuhan, Sang permaisuri-pun berhasil melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik dengan selamat. 

Kini, lengkaplah sudah kebahagiaan dari Raja Batubara. Beliau menjadi raja dinegeri yang kaya dan juga makmur. Beliau juga memperistri seorang permaisuri yang cantik, dan juga telah memiliki keturunan yaitu seorang putri yang cantik jelita yang menjadi bayi pertama yang lahir dikerajaannya. 






ROMBONGAN UTUSAN ISTANA PAGARUYUNG

Sang putri yang telah menjadi seorang gadis yang cantik ini selalu tertarik jika diceritakan mengenai kisah tentang petualang ayahnya dan kisah permulaan negerinya, dan dia meminta untuk diceritakan berulang-ulang sehingga dia hafal betul mengenai kisah ayahnya dan negerinya. Namun, semakin hari dia semakin bertanya-tanya, dimanakah kakek dan neneknya yang menjadi ayah dan ibu dari ayahnya? Sang putri cukup sering bertemu dengan kakek dan neneknya di Negeri Simalungun, yaitu Baginda Raja Simalungun dan Permaisurinya tetapi dia sama sekali belum bertemu dengan kakek dan juga neneknya yang konon katanya berada di Negeri Pagaruyung. Putri hanya mengetahui bahwa ayah dari ayahandanya juga adalah seorang raja. Sang putri yang penasaran lalu bertanya pada ayahnya perihal kakek dan neneknya.

Raja Batu Bara mendengarkan pertanyaan putrinya mengenai kedua orang tua sang raja. Raja tidak langsung menjawab pertanyaan putrinya. Beliau hanya terdiam dan bersedih. Putrinya heran mengapa sang ayah terlihat begitu sedih, sehingga sang putri khawatir jika telah terjadi hal yang buruk pada kakek dan neneknya. 

Sang raja masuk ketempat peraduannya dan sendirian duduk sambil menitikkan air matanya. Beliau benar-benar rindu pada kedua orang-tuanya. Pertanyaan putrinya itu mengingatkan beliau bahwa sudah lama benar dia terpisah dari kedua orang-tuanya. Sang permaisuri-pun datang menemani dan menghibur sang raja. Permaisuri menyarankan agar sang raja pulang ketempat orang-tuanya, namun raja menolak. Baginda raja memberi alasan bahwa jika dia kembali maka kemungkinan besar kelak beliau akan diangkat menjadi raja di Pagaruyung menggantikan ayahnya nanti. Ingin sekali beliau kembali ke kampungnya namun dia tidak bisa meninggalkan negerinya yang sekarang ini begitu saja.

Tiba-tiba, seorang hulubalangnya datang menghadap. Sang hulubalang mendesak raja untuk segera keluar karena ada perihal yang begitu penting. Hulubalangnya ini adalah salah seorang anggota rombongan yang dahulu bersama-sama dengan raja hendak berburu rusa ketika baginda raja masih menjadi seorang pangeran. Sang raja begitu khawatir mengenai perihal yang dimaksudkan oleh hulubalangnya, tetapi beliau juga heran karena wajah hulubalangnya tampak ceria.

Ada apakah gerangan?

Sang raja segera berjalan menuju halaman istananya dan alangkah terkejutnya beliau ketika beliau melihat ada serombongan orang yang telah berkumpul dihalaman istananya. Sebagian besar orang-orang itu adalah orang-orang yang dikenali oleh beliau, yaitu orang-orang dari Negeri Pagaruyung yang diutus oleh ayahandanya, Baginda Raja Pagaruyung. Raja Batu Bara yang begitu gembira melihat mereka langsung menghampiri tetua-tetua rombongan itu yang masih merupakan paman-pamannya dan memeluk mereka.

Sang raja mengajak rombongan yang dikirimkan oleh ayahandanya kedalam istananya, dan beliau lalu memperkenalkan permaisurinya dan juga putrinya. Raja Batu Bara segera menanyakan kabar dari kedua orang-tuanya. Pemimpin rombongan dari Pagaruyung itu memberi-tahukan bahwa kedua orang-tuanya sehat, demikian juga dengan saudara-saudaranya. Mereka juga menyampaikan bahwa kedua orang-tuanya begitu merindukan dan mengkhawatirkan dirinya. Baginda Raja Pagaruyung mengirim rombongan itu khusus untuk mencari dan membawa pulang Putra Raja Negeri Pagaruyung yang telah dianggap hilang ketika pergi berburu. Sang Putra Raja Negeri Pagaruyung yang kini telah menjadi Raja Negeri Batubara lalu menyampaikan bahwa dirinya dan keluarganya baik-baik saja. Beliau juga memberikan alasan mengapa dia memutuskan tidak kembali, yaitu karena beliau sedang membangun negeri barunya. 

Baginda Raja Batu Bara menceritakan bagaimana dia membangun negeri barunya, tentang petualangannya mencari rusa, dan juga tentang kemurahan hati dari Baginda Raja Negeri Simalungun. Rombongan dari Pagaruyung itu terkagum-kagum mendengar cerita dari Baginda Raja Batu Bara. Mereka lalu berganti-gantian menceritakan mengenai beratnya petualangan mereka hingga bisa tiba di Negeri Batu Bara. Semua larut dalam kegembiraan karena telah lama tidak berjumpa. Dalam rombongan dari Pagaruyung itu, selain ada beberapa tetua dan juga hulubalang, turut serta juga empat pemuda yang adalah keponakan Baginda Raja Batu Bara, yaitu putra dari para pamannya. Empat pemuda itu baik parasnya dan juga kelakuannya. Bersama dengan seluruh rombongan dari Pagaruyung, mereka tinggal diistana Kerajaan Batu Bara. Seluruh rombongan lalu menjadi sangat lega dan gembira karena mendengar tentang pesatnya pembangunan di Negeri Batubara dan melihat keindahan Negeri Batubara, negeri yang dibangun oleh raja yang dahulu menjadi pangeran dinegeri mereka.






----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Legenda ini merupakan cerita rakyat Kabupaten Batubara, Sumatera Utara, yang diceritakan secara turun-temurun.

Kerajaan Batubara adalah pendahulu dari kedatuan-kedatuan yang lalu muncul di wilayah Batubara. Batubara adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kerajaan Batubara berdiri sekitar tahun 1676-1680 setelah jaman Hindu-Buddha sudah berakhir dan pada masa Islam sudah menjadi agama utama di Sumatera. Wilayah Batubara mulanya adalah salah-satu wilayah kekuasaan Kerajaan Simalungun yang menjadi bagian dari Kesultanan Asahan dan dibawahi oleh Kesultanan Aceh.

Inti cerita dalam kisah ini juga tokoh-tokoh utamanya adalah nyata. Datuk Batubara adalah benar-benar putra raja Kerajaan Alam Minangkabau. Kerajaan Alam Minangkabau yang kemudian mendirikan kedatuan di wilayah Batubara setelah menikahi seorang putri raja dari Simalungun. Ayah Datuk Batubara adalah Raja Bujang. Raja Bujang adalah putra Yang Dipertuan Pagaruyung (penguasa utama Kerajaan Alam Minangkabau) saat itu, yaitu Raja Gamuyang. Raja Bujang dan ayahnya, Raja Gamuyang, adalah salah satu dari Tiga Raja Minangkabau (Rajo Tiga Selo) saat itu. Kisah perburuan Datuk Batubara yang gagal juga nyata namun memiliki selipan-selipan mitos.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ARTIKEL INI DISUSUN DAN DITERBITKAN PERTAMA KALI
OLEH DELEIGEVEN MEDIA

SETIAP ARTIKEL YANG MEMILIKI ISI, SUSUNAN, DAN GAYA PENULISAN
YANG MIRIP DENGAN ARTIKEL INI MAKA ARTIKEL-ARTIKEL TERSEBUT
MENYADUR ARTIKEL INI.

DILARANG KERAS MEMPLAGIAT ARTIKEL INI!

CANTUMKAN LINK LENGKAP ARTIKEL INI DISETIAP KALIMAT YANG ANDA DISADUR DARI ARTIKEL INI. SESUAI UNDANG-UNDANG HAK CIPTA, JIKA MENYADUR/MENG-COPY MINIMAL SEPULUH KATA TANPA MENCANTUMKAN SUMBER DARI KALIMAT ITU (BERBEDA DARI PENCANTUMAN SUMBER DI CATATAN KAKI (FOOTNOTE) MAKA ITU ADALAH TINDAKAN PLAGIARISME.

JIKA ANDA MENYADUR SEBAGIAN BESAR ARTIKEL INI MAKA ANDA HARUS MENCANTUMKAN KALIMAT:
"ARTIKEL INI DISADUR DARI....(LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA",
ATAU:"SUMBER UTAMA DARI SEBAGIAN BESAR INFORMASI ARTIKEL INI DIAMBIL DARI (LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA"  
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Notes (Catatan):

*We strongly recommend all readers to read all the comments below for the other details which not mentioned by this article
(Sangat disarankan bagi para pembaca untnk melihat komentar-komentar artikel ini sebab beberapa komentar membahas rincian informasi yang tidak ditulis dalam artikel ini)

*Get various information about history in ENGLISH by open or follow our Instagram account: @deleigevenhistory
(Dapatkan berbagai informasi sejarah dalam bahasa Inggris di akun instagram kami @deleigevenhistory)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Copyrights Story:
Legenda ini ditulis kembali berdasarkan cerita-cerita rakyat Batubara dan juga kisah yang dimuat dari buku “Sejarah Kabupaten Batubara Dari Masa ke Masa” yang ditulis oleh M.Yusuf Morna dan diterbitkan pertama-kali oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Batubara (2010). Kisah ini disusun kembali oleh Deleigeven Media.


Penyusun:
Penulis : Deleigeven
Editor : Juliet
Desain : Deleigeven
Penerbit: Deleigeven Media

14 comments:

  1. Baru tau ada legenda seunik itu di batubara 😁 wah keren min,, sebelumnya saya sudah sering berkunjung untuk liat post mengenai kerajaan di korea tapi baru Sekarang komen hehe...Masih info infonya min..Selalu ditunggu loh updatenya...Klo boleh req coba post tentang kerajaan Yuan dong? Terlebih tentang Empress Ki?? Penasaran banget soalnya...

    Btw thanks for all min...Semangat untuk post selanjutnya 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo saudara M.Lutfi,
      terima kasih atas apresiasinya dan juga telah menjadi pengunjung setia blog ini.

      Mengenai Dinasti Yuan, banyak pengunjung yang juga merequest permintaan yang sama T_T, tapi kami masih berkutat di penyusunan artikel tentang Silla T_T,
      sudah lebih dari satu tahun tapi artikel tentang Silla masih belum kelar kelar.......... T_T

      Kami pasti akan menerbitkan artikel tentang Dinasti Yuan, mohon kesabarannya sekali lagi ^,^!

      Silahkan menjelajahi kembali blog ini.....
      Salam.... ^^

      Delete
  2. batubara yg dimaksud apakah yg sekarang menjadi kab batubara yg dulunya masih bernama kab Asahan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya benar. Dulu masih bergabung dengan Kabupaten Asahan.

      Delete
  3. Admin..saya dari Malaysia..berminat dengan sejarah Raja pemerintah Batu Bara. Kerana kami ada sejarah keluarga yang tersimpan berkait dengan Batu Bara. Harap dapat berhubung dengan admin. Terima kasih.

    ummisha1311@gmail.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Ummisya,

      Kami berencana membuat artikel serial kerajaan Batubara termasuk empat kedatuan awal di Batubara. Mohon bersabar menunggu artikel-artikel kami.
      Data tentang sejarah Batubara sangat sedikit, tapi anda bisa mulai membaca artikel yang kami susun dimulai dari:
      DATUK BELAMBANGAN, RAJA PERTAMA BATUBARA dan LEGENDA PUTRI RAJA BATUBARA DAN EMPAT PEMUDA

      Artikel-artikel sejarah Batubara yang lain akan menyusul.

      Jikalau saudari memiliki pertanyaan mengenai sejarah Batubara boleh ditanyakan, akan kami jawab sebisanya atau akan kami carikan jawaban & analisa pihak lain.
      Jikalau pertanyaan saudari sifatnya lebih private maka bisa ditanyakan lewat email: deleigeven@gmail.com

      Salam.

      Delete
  4. Saya sendiri kelahiran batu bara..baru baca yg ni..yg saya tahu Melayu batu bara ada hubungannya dengan Melayu Siak, ada dulu temuan uang yang lumayan banyak yang berbentuk keping jap ayam yg bertulisan Jawi kerajaan Siak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Jeki Jet,

      Melayu Batubara memang berhubungan erat dengan Melayu Siak. Tapi sebelum Kesultanan Siak berdiri, Kedatuan Batubara menghantar upeti ke kerajaan-kerajaan di Sumatera Timur. Kedatuan Batubara sudah ada sebelum Kesultanan Siak. Ketika Kesultanan Siak berdiri barulah kedatuan-kedatuan Batubara mengabdi dan menghantar upeti pada Kesultanan Siak, karena kedekatan budaya dan asal-usul mereka sebab leluhur dua wilayahnya berhubungan dengan Kerajaan Pagaruyung.

      Leluhur orang para datuk Batubara berasal dari seorang pangeran asal Pagaruyung (Minangkabau) yang bernama Datuk Belambangan, yang menikah dengan putri asal Simalungun. Ketika terjadi pertikaian di istana Johor, sultan Johor saat itu (Sultan Mahmudsyah II) terbunuh sehingga istrinya (wanita Jambi) yang sedang hamil terpaksa melarikan diri ke istana Pagaruyung. Usai melahirkan, sang pangeran dibesarkan di Pagaruyung yang lalu dikenal dengan nama Raja Kecil. Setelah besar Raja Kecil lalu membawa armada menyerbu Kesultanan Johor dan bertahta di Johor dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah, tetapi beliau akhirnya dikudeta. Setelah berhasil melarikan diri Raja Kecil lalu mendirikan Kesultanan Siak atas restu Kerajaan Pagaruyung. Setelah Kesultanan Siak berdiri, kedatuan-kedatuan Batubara lalu menyatakan sumpah setia pada Kesultanan Siak. Inilah mengapa mereka mengirim upeti dan mengabdi pada Sultan Siak bukan lagi pada Sultan Asahan atau Sultan Aceh. Melayu Batubara sedari awal memang tidak pernah mengabdi pada Pagaruyung, tetapi tetap memiliki hubungan dagang dan saling mengakui hubungan kekerabatan mereka. Kerajaan Pagaruyung juga mulai memudar akibat Perang Paderi, sehingga membuat kedatuan-kedatuan Batubara memilih mengabdi pada Kesultanan Siak.
      Demikian penjelasannya. Salam.

      Delete
  5. Sebagai orang Simalungun saya bangga akan sejarah Batu Bara ini.

    Terimakasih saya haturkan bahwa Suku Simalungun tak dilupakan begitu saja dalam proses cikal bakal Kerajaan Batu Bara.

    Indahnya Sejarah ya seperti ini tak melupakan asal dan usulnya.

    Terimakasih.

    ReplyDelete
  6. Sebagai orang Simalungun saya bangga akan sejarah Batu Bara ini.

    Terimakasih saya haturkan bahwa Suku Simalungun tak dilupakan begitu saja dalam proses cikal bakal Kerajaan Batu Bara.

    Indahnya Sejarah ya seperti ini tak melupakan asal dan usulnya.

    Terimakasih.

    ReplyDelete
  7. keturunan bapa saya adalah dari batu bara (datuk saya diberi nama orang kaya nasib)

    ReplyDelete
  8. Ternyata baru bara masih ada keturunan minang ya. Salam sanak dari maninjau sumatra barat

    ReplyDelete

CATATAN PADA PARA PEMBACA:

-Silahkan membaca, mengambil, dan menggunakan artikel ini dalam karya tulis anda tapi CANTUMKAN KREDIT LENGKAP ARTIKEL INI dalam daftar sumber anda dan JANGAN MENYADUR/MENGCOPY-PASTE apalagi MEM-PLAGIAT 100% isi tulisan ini. Kembangkanlah kreativitas dalam penulisan anda.

-Pembaca DAPAT memberikan komentar dengan akun TANPA NAMA (Annonymous).

-Gunakanlah kata-kata yang baku agar komentar tidak dikategorikan sebagai "komentar Spam" secara otomatis oleh google filter machine.

-Harap MEMBACA ARTIKEL INI dan komentar-komentar sebelum anda DENGAN TELITI sebelum berkomentar, karena mungkin pertanyaan anda TELAH DIJELASKAN secara langsung melalui artikel ini, dan juga agar pertanyaan-pertanyaan yang sama tidak ditanyakan secara berulang.

-DILARANG memberikan informasi dan komentar yang melecehkan Suku, Agama, Ras, dan golongan tertentu (SARA) dan mengandung unsur pornografi.

-Kami menerima setiap kritik dan masukan dari para pembaca melalui kolom komentar, namun Setiap komentar yang melecehkan pihak lain, baik pelecehan berbau SARA atau yang mencerminkan FANDOM WAR akan kami HAPUS.

-Setiap komentar dan iklan yang mengandung unsur PORNOGRAFI dan PERJUDIAN, dan ajakan untuk bergabung dalam usaha SIMPAN PINJAM, KREDIT USAHA dan sejenisnya akan KAMI HAPUS karena berpotensi terjadi PENIPUAN.

-Jika anda memiliki informasi tambahan yang berhubungan dengan artikel ini, kami sangat senang jika anda membagikannya pada pembaca yang lain melalui website ini dan kami sangat senang jika anda juga turut membagikan artikel ini pada orang lain.