Wednesday, 10 January 2018

HUBUNGAN JEPANG-KOREA DARI MASA KE MASA: SEJARAH HUBUNGAN JEPANG DAN KOREA PADA MASA MODERN





Hubungan Jepang dan Korea memiliki sejarah yang sangat panjang. Sejarah panjang kedua bangsa ini didominasi oleh berbagai perselisihan yang kerap menghasilkan perang. Perang-perang antara Jepang dan Korea selalu perang berskala besar yang menimbulkan kehancuran yang luar biasa. Pada masa kini, sengketa Pulau Dokdo seakan menegaskan kembali hubungan buruk kedua bangsa ini sejak masa lalu.

Pada masa kolonial Jepang di Korea, warga Korea dikategorikan sebagai warga kelas dua (bagi para bangsawan kaya) dan bahkan kelas tiga yang posisinya dibawah warga Jepang tentunya, dan juga lebih rendah dari warga Tiongkok dan Manchu. Sama seperti nasib penduduk di wilayah jajahannya, orang Korea juga dikerahkan untuk menjadi romusha (pekerja paksa) dan wanita-wanita mereka juga harus menghadapi teror perekrutan Jugun Ianfu. Sedangkan, kaum intelektualnya harus mengabdi pada Jepang sebagai pejabat pemerintah atau prajurit Dai Nippon yang kedua profesi ini akan memperhadapkan mereka dengan bangsa mereka sendiri.

Pendudukan Jepang ini sangat traumatis bagi orang Korea hingga saat ini sebab Korea kehilangan banyak hal akibat penjajahan Jepang. Runtuhnya Kerajaan Korea (Kekaisaran Han Raya), raibnya harta negara dalam jumlah besar, dan banyak sekali peninggalan-peninggalan leluhur mereka yang dibawa ke Jepang. Jepang juga merekayasa babad Raja Gojong dan Raja Sunjong dan berusaha memusnahkan catatan-catatan sejarah kuno Korea, termasuk Sillok.

Pendudukan ini mengakibatkan hilangnya martabat orang Korea selama lebih dari empat dekade, dan juga menjadi indikator perpecahan di Korea sebab era revolusi itu menghasilkan berbagai ideologi dikalangan masyarakat Korea yang mengerucut menjadi dua kubu, liberalis dan komunis. Ini membuat masyarakat Korea kembali menyalahkan pendudukan Jepang ketika meletusnya Perang Korea (1950-1953) yang meluluh-lantakan seluruh Semenanjung Korea. Pada saat itu, selama bertahun-tahun Indonesia di era Soekarno menjadi negara yang jauh lebih maju dan makmur daripada Korea, baik Korea Selatan maupun Korea Utara.

Tapi, tidak selamanya hubungan kedua bangsa dan negara ini berjalan buruk.

Walau tercoreng oleh masa-masa pendudukan Jepang di Korea, tapi pergantian masa ke masa dan usaha berkat berbagai pihak akhirnya ubungan kedua negara ini bisa dipererat.

Menurut catatan sejarah, ada banyak sekali faktor dan berbagai upaya yang mendukung perbaikan hubungan kedua bangsa, salah-satunya adalah upaya pihak Jepang mengembalikan beberapa barang pusaka Korea di-tahun-tahun terakhir ini yang membuat hubungan kedua bangsa ini menjadi lebih baik, walaupun tensi politik Korea Selatan dan Jepang tetap naik-turun.



PENGARUH PERKEMBANGAN KEKRISTENAN DALAM HUBUNGAN BILATERAL
JEPANG DAN KOREA

Perkembangan agama Kristen di kedua negara juga cukup membantu mempererat hubungan mereka sejak sebelum perang dunia kedua. Saat itu, para misionaris yang berada di Korea dan di Jepang menjadi jembatan yang mempertemukan sekian banyak perbedaan dari kedua bangsa, sebab para misionaris, apakah misionaris barat atau juga misionaris Jepang adalah salah satu ujung tombak bagi perlindungan warga Korea dari tindakan Jepang, sebab Jepang tidak bisa mengintervensi gereja-gereja Protestan sebelum peristiwa penyerbuan di Pearl Harbour karena dimasa itu gereja-gereja Protestan mendapat perlindungan dari perwakilan diplomatik Amerika Serikat, yang sebelum peristiwa Pearl Harbour, masih memiliki hubungan diplomatik dengan Jepang. Selain dengan Amerika Serikat, beberapa Gereja Protestan juga dilindungi langsung oleh pemerintah Jerman yang adalah sekutu Jepang semasa Perang Dunia I dan II. Jepang juga tentunya tidak bisa mengintervensi Gereja Katolik sebab gereja-gereja Katolik diseluruh dunia, menurut hukum gereja, adalah perwakilan langsung negara Vatikan, yang mana Vatikan dan Jepang juga memiliki hubungan diplomatik. Hal ini sangat berbeda dari jaman Edo ketika Kekristenan menjadi hal yang tabu dan bahkan dibasmi di Jepang, jauh sebelum persekusi umat Kristen pertama di Korea yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Yeongjo.

Aktifitas gereja-gereja di Korea memang mendapatkan pengawasan ketat pihak Jepang, tapi otoritas gereja mampu menyelamatkan banyak orang. Hubungan antara gereja-gereja Korea dan gereja-gereja Jepang juga menjadi faktor yang sedikit mampu memperbaiki citra Jepang dimata orang Korea sebab umat Kristen di Jepang cukup gencar menyorot pelanggaran HAM yang dilakukan oleh tentara Jepang diberbagai wilayah yang diduduki Jepang, teruatama Korea dan Tiongkok. Pihak gereja-gereja Jepang juga sangat mengkritisi pendudukan Jepang di Korea.

Peristiwa Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki secara ironi juga menjadi faktor yang mengikat hubungan antara Korea dan Jepang. Ketika peristiwa Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki (Agustus 1945) itu terjadi, hanya ada dua bangsa yang menangisi peristiwa itu, tentunya yang pertama adalah Jepang, dan yang kedua adalah Korea.

Peristiwa Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki ini memang menjadi momentum bangsa-bangsa jajahan Jepang untuk memerdekakan diri termasuk Korea, Tiongkok, dan juga Indonesia. Tapi, bagi orang-orang Kristen Korea dimasa itu, peristiwa Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki adalah juga salah-satu tragedi bagi mereka sebab Hiroshima dan Nagasaki adalah kota di Jepang yang paling banyak dihuni oleh orang-orang Korea di Jepang. Selain itu, kota Nagasaki adalah pusat kekristenan di Jepang sehingga bagi orang Kristen Korea, peristiwa Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki ini membuat mereka kehilangan saudara-saudara seiman mereka yang sebelumnya juga mendukung perjuangan mereka. Bom di Nagasaki juga menewaskan salah-satu pewaris tahta Korea, Pangeran Gon, yang merupakan pewaris yang paling diharapkan oleh klan Yi untuk menduduki tahta warisan Yi Seong-gye.




PENGARUH BUDAYA POPULER DALAM HUBUNGAN BILATERAL
JEPANG DAN KOREA

Saat ini, sebagian besar kalangan tua Korea masih antipati pada apapun yang berbau Jepang, tapi berbagai event yang melibatkan kedua-negara ini membuat sikap itu tidak bertahan lama dan mulai memudar dikalangan muda yang mulai selektif dan objektif.

Momen Piala Dunia Korea Selatan-Jepang (2002) merupakan peristiwa di masa modern yang membuahkan hubungan baik kedua negara ini dititik tertinggi. Berbagai upaya positif kedua negara berhasil mencairkan suasana yang kaku, termasuk pembuatan mini-seri drama “Friends” yang hasil kerja-sama kedua negara. Drama ini dibintangi oleh bintang-bintang Korea dan Jepang paling terkenal pada masa itu, aktor Wonbin dan aktris Kyoko Fukada.

Budaya populer merupakan alat perekat utama bagi naik-turunnya hubungan kedua bangsa ini. Industri perfilman Korea Selatan memang menjadikan Hongkong dan Hollywood sebagai acuan pendidikan perfilman dan serial televisi mereka tapi industri musik Korea dan juga sistem pelatihan (kurikulum) talent agent mereka mengacu pada sistematisasi pelatihan yang diterapkan oleh Jepang.

Pada tahun 70an, pihak Korea Selatan mulai mengirim seniman-seniman mereka ke Jepang untuk belajar. Korea Selatan tidak langsung mengirim artis-artis mereka ke Jepang melainkan mengirim pelatih-pelatih artis dan juga mahasiswa/i seni. Mereka mengirim pelatih mereka ke tempat terbaik saat itu. Saat para pelatih itu pulang, mereka mendidik bibit-bibit baru di Korea. Demikian juga saat mahasiswa-mahasiswi itu pulang, sebagian dari mereka menjadi pelatih, dan juga menjadi artis. Selain mengirim mahasiswa/i dan pelatih seni, Korea juga mengadopsi kurikulum pelatihan artis milik Jepang dan memodifikasinya agar bisa diterapkan di Korea sesuai dengan situasi dan kondisi di Korea. Proses ini berlangsung terus-menerus hingga kemudian Korea sudah memiliki tenaga-tenaga pengajar yang handal. Korea pun akhirnya mampu mengembangkan industri kreatifnya tahun demi tahun. Melalui proses yang sistemik ini lahir-lah K-pop sebagai bagian dari Korean Wave. Korean Wave sendiri diawali oleh popularitas drama “Winter Sonata” dan “Endless Love”. Setelah era kedua drama ini selesai, solois Rain menjadi sangat terkenal setelah drama sukses “Full House”. Era Rain inilah yang mengawali popularitas K-pop secara global termasuk juga di Jepang. Di masa yang sama, boyband DBSK muncul dan menjadi boyband abadi bagi penggemar musik Korea. Inilah momentum kedua yang menjadi pencair hubungan Korea-Jepang setelah event Piala Dunia Korea Selatan-Jepang (2002).

Walaupun tingginya nasionalisme antar kedua bangsa dan negara, tentu saja budaya populer bisa menjadi salah-satu penyebab naiknya sentimen negatif masing-masing negara. Tapi, selain perkembangan agama Kristen dikedua negara, bidang ini tetap menjadi salah-satu titik temu terbaik antara orang-orang Korea dan Jepang ditengah-tengah tingginya persaingan produk-produk elektronik dan teknologi kedua negara yang juga melibatkan unsur pendukung utama dalam budaya populer tersebut, yaitu para selebritas mereka.

Kini, upaya-upaya rekonsiliasi hubungan kedua bangsa yang dilakukan oleh banyak pihak semakin membuahkan hasil yang baik. Kedua bangsa memang tidak mau melupakan sejarah sebagai bagian dari masa lalu mereka, tapi kesadaran akan ketergantungan masing-masing sebagai negara-negara yang berada di satu kawasan membuat kedua bangsa ini mulai berdamai dengan masa lalu masing-masing.



PENGARUH KOREA TERHADAP JEPANG TEMPO DULU

Pada masa kini, banyak sekali yang beranggapan bahwa budaya Korea dipengaruhi oleh budaya Jepang, atau teknologi klasik Korea dipengaruhi oleh Jepang. Hanya segelintir orang yang mengetahui bahwa anggapan ini salah besar.

Korea justru adalah sumber dari perkembangan budaya dan teknologi Jepang di-masa-lalu. Pada periode Tiga Kerajaan, budaya dan teknologi Korea menjadi acuan bagi bangsa Jepang. Saat itu, Jepang mengadopsi banyak hal dari Korea, baik itu kesenian, ilmu pedang, astronomi, pakaian, dan bahkan sistem bangsawan militer (samurai).

Secara luas, bangsa Korea diakui sebagai bangsa yang serumpun dengan bangsa Jepang. Bangsa Jepang adalah bangsa yang datang ke kepulauan Jepang melalui daratan bagian selatan Semenanjung Korea. Letak mereka di kepulauan yang jauh dari daratan Tiongkok membuat Jepang menjadi sangat bergantung pada Korea sebagai penyalur budaya dan teknologi mereka.

Pengaruh Korea dapat dilihat dari tembikar-tembikar Jepang. Tembikar Jepang sangat dipengaruhi oleh pengrajin Korea. Pengaruh pengrajin-pengrajin tembikar Korea di Jepang sudah dimulai sekitar abad ke-6 hingga abad ke-7 oleh para pengrajin tembikar Baekje yang pergi ke Jepang, terutama setelah Perang Baekgang. Pakaian khas para pengrajin keramik Jepang beserta ikat kepala mereka yang khas juga adalah pakaian para pengrajin tembikar dari Baekje. Inilah mengapa pakaian khas yang kerap dipakai para pengrajin keramik oleh Jepang itu juga dipakai oleh pengrajin-pengrajin keramik di wilayah Jeolla (wilayah asal Baekje).

Pengaruh pengrajin Korea pada seni tembikar Jepang ini terus berlanjut hingga era Joseon, terutama ketika “Perang Tujuh Tahun” meletus. Saat itu, Jepang ingin merampas teknologi pembuatan keramik terunggul yang hanya dimiliki oleh Kerajaan Joseon dan Kekaisaran Ming, sehingga saat menginvasi Joseon, mereka menangkap dan menculik banyak pengrajin keramik Joseon termasuk Yi Sam-pyeong. Yi Sam-pyeong adalah pengrajin keramik Joseon yang diculik oleh Nabeshima Naoshige, utusan yang dikirim ke Joseon (1598). Gubernur Nabeshima sangat terpesona pada hasil karya Yi Sam-pyeong sehingga beliau mendukung penuh Yi Sam-pyeong. Gaya keramik Yi Sam-pyeong menjadi role model pengrajin keramik di Arita. Inilah yang membuat Yi Sam-pyeong dihormati sebagai ‘dewa keramik’ bagi masyarakat Jepang. Keramik yang berasal dari Arita yang didasari pada gaya Yi Sam-pyeong dijadikan sebagai gaya keramik yang mewakili Jepang ke seluruh dunia dan menjadi ciri utama keramik Jepang sejak tahun 1660. Keramik Arita yang memiliki pola halus, warna mewah dan bentuk indah semakin terkenal di Eropa, dan menjadikan keramik Jepang mendapat gengsi yang tinggi.

Selain budaya dan teknologi, Korea jugalah yang membawa masuk agama Buddha ke Jepang. Buddhisme Korea lalu menjadi sumber utama bagi ajaran-ajaran Buddha di Jepang sebab Buddhisme Korea mampu mendapatkan sumber langsung dari Tiongkok dan India, sedangkan biksu-biksu Jepang tidak bisa mencapai Tiongkok sesering biksu-biksu Korea, dan juga dalam catatan sejarah tidak ada biksu Jepang yang mampu mencapai India.

Korea juga menginspirasi pembentukan bangsawan militer Jepang, atau yang kita kenal dengan sebutan “Samurai”.

Awal mula sistem bangsawan militer ini berawal pada tahun 663 M, ketika pasukan gabungan Jepang dan Baekje kalah melawan pasukan gabungan Silla dan Dinasti Tang yang menandai keruntuhan Kerajaan Baekje, Jepang yang sadar akan kekurangan militernya lalu melakukan reformasi yang sangat terkenal di Jepang yaitu Reformasi Taika yang dicetuskan oleh Pangeran Naka-no-Oe (kelak menjadi Kaisar Tenji). Reformasi ini mereformasi sistem birokrasi dan sistem militer Jepang yang lama menjadi sistem ala dinasti Tang. Imbas dari reformasi ini, pada tahun 702, penerus Kaisar Tenji, yaitu Kaisar Monmoku menerapkan sistem militer yang berlaku di Silla yaitu sistem “Bangsawan Militer” yang mewajibkan 3-4 anggota keluarga laki-laki tiap bangsawan untuk mengabdi kepada kekaisaran sebagai perwira militer. Sistem ini mengacu pada perekrutan para Hwarang dan pasukan Hwarang yang mengabdi di Silla. Sistem bangsawan militer inilah yang menjadi cikal-bakal Samurai Jepang.

Selain kelompok Samurai, konon teknik berpedang para Hwarang menjadi asal mula teknik berpedang para Samurai Jepang. Teori ini diterima oleh sejarawan Korea dan sebagian sejarawan Jepang, tapi ditolak oleh banyak sejarawan Jepang. Teori bahwa teknik berpedang para Samurai berasal dari teknik berpedang para Hwarang dianggap masuk akal karena sistem bangsawan militer yang menjadi cikal-bakal Samurai mulai diterapkan di Jepang pada tahun 702 M, setelah kekalahan mereka dari pasukan Silla-Tang dalam Perang Baekgang. Setelah Perang Baekgang, Jepang kembali membangun hubungan diplomatik dengan Silla. Secara diam-diam, para utusan Jepang mempelajari sistem militer Silla dan juga ilmu beladiri dan ilmu berpedang para Hwarang yang berbeda dari ilmu beladiri dan ilmu pedang Tiongkok. Periode inilah yang diklaim awal mula para samurai Jepang mendalami ilmu berpedang yang mencontoh teknik berpedang para Korea, sehingga para sejarawan ini beranggapan bahwa ilmu pedang para Samurai asalnya adalah dari Korea, tepatnya dari teknik pedang para Hwarang.

Jauh sebelum para Hwarang lahir, seorang pangeran Silla dikirim ke Jepang dan mengabdi pada istana Jepang. Cerita legenda tentang kisah kehidupan pangeran Silla ini tetap dilestarikan hingga sekarang.





PENGARUH JEPANG TERHADAP KOREA TEMPO DULU

Sejak Kekaisaran Jepang pertama kali berdiri, mereka banyak mengadopsi banyak hal dari Korea, tapi itu tidak berarti Korea tidak mengadopsi apa-apa dari Jepang. Jepang adalah distributor utama berbagai komoditi dari bangsa-bangsa Eropa dan produk-produk dari Asia Tenggara ke Korea.

Pada masa Tiga Kerajaan, Kerajaan Silla Bersatu, dan Kerajaan Goryeo, Korea menerapkan sistem perdagangan terbuka. Tetapi, setelah Kekaisaran Yuan menaklukan Goryeo, Korea mulai diisolasi oleh Yuan. Untunglah Raja Gongmin berhasil mengusir Yuan. Tapi, tidak lama setelah kematian Raja Gongmin, Kerajaan Goryeo runtuh dan digantikan oleh dinasti baru yang sangat tertutup, Joseon.

Mula-mula Kerajaan Joseon masih membuka diri, tapi serbuan-serbuan asing termasuk dari Jepang dan diperparah invasi Bangsa Manchu (Kekaisaran Qing) membuat Raja Injo (raja ke-16 Joseon) menerapkan politik isolasi. Politik isolasi ini membuat Korea dijuluki sebagai “Kerajaan Pertapa”.

Pada periode isolasi ini, pemasok berbagai komoditi di Joseon hanyalah Tiongkok dan Jepang. Saat itu, Jepang sudah membuka hubungan dagang dengan Belanda melalui Perusahaan Dagang Hindia Timur (VOC) yang basis utamanya adalah di Pulau Jawa, Indonesia. Melalui perusahaan dagang Belanda ini Jepang berdagang berbagai komoditi dari Asia Tenggara khususnya Indonesia seperti buah-buahan, rempah-rempah, berbagai produk atsiri, dan sebagainya. Jepang lalu memperkenalkan komoditi-komoditi tersebut ke Korea melalui pusat perdagangan Korea-Jepang di Pulau Tsukushima. Contoh terbaik adalah buah pisang yang masuk ke Jepang (abad ke-17). Buah yang tercatat didatangkan dari Jakarta oleh kapal-kapal VOC ini lalu dibawa ke Korea oleh pedagang-pedagang Jepang. Tanpa Jepang, mustahil berbagai komoditi dari Indonesia bisa masuk ke Korea dalam kurun waktu itu karena Belanda memonopoli perdagangan beberapa komoditi penting di Indonesia, dan satu-satunya bangsa Eropa yang menjalin kerja-sama perdagangan dengan Jepang hanyalah Belanda.

Jauh sebelum itu, pengaruh Jepang sudah dirasakan di-era awal Tiga Kerajaan ketika raja pertama Silla, Raja Hyeokgeose berkuasa. Saat itu Silla memeliki seorang menteri yang berasal dari Jepang yang bernama Hogong. Hogong merupakan orang yang menemukan Kim Alji (pada 65 M), luluhur klan Kim yang nanti menjadi penguasa Silla. Hogong hidup hingga masa pemerintahan Raja Talhae (raja ke-4 Silla). Raja Talhae juga adalah orang Jepang. Beliau adalah menantu dari Raja Namhae dan ipar Raja Yuri (raja ke-3 Silla). Raja Talhae adalah seorang pangeran yang berasal dari sebuah kerajaan kecil di Timur Laut Jepang yang bernama Kerajaan Dapana. Menurut legenda, ayah Talhae yang bernama Raja Hamdalpa menganggap kelahiran Talhae akan menjadi malapetaka bagi kerajaannya. Bayi Talhae lalu dimasukkan kedalam kotak dan dibuang ke laut hingga sampai ke Silla dan ditemukan oleh seorang nelayan. Talhae lalu diasuh oleh keluarga Seok yang saat itu adalah seorang pejabat tinggi di Silla. Talhae dinikahkan dengan putri Raja Namhae. Setelah Raja Yuri meninggal, Talhae lalu diangkat menjadi raja Silla. Ini artinya, dalam diri para anggota keluarga kerajaan Silla juga mengalir darah Jepang.

Pada era awal ini juga, Korea melalui Silla sering mendapat serbuan dari Jepang, terutama saat Kaisar Suinin berkuasa. Tapi, saat Kaisarina Himiko berkuasa, situasi mulai membaik. Saat itu, Kaisarina Himiko mengirimkan rombongan utusan (158 M) pada Raja Adalla (raja ke-8 Silla) dan memberikan banyak hadiah pada Raja Adalla sebagai tanda persahabatan. Kaisarina Himiko kembali mengirimkan rombongan utusan pada Raja Adalla (173 M) beserta banyak hadiah sebagai tanda persahabatan. Sebagai hasilnya, ada transfer budaya dari Korea ke Jepang dengan lebih mudah saat itu sebab Silla adalah wilayah daratan Korea yang paling dekat dengan Kepulauan Jepang.

Hubungan baik kerajaan-kerajaan di Korea (terutama Baekje) dengan Jepang mulai terjalin erat berkat sikap Kaisarina Himiko yang sangat bersahabat.

Hubungan Jepang naik turun setelah kematian Kaisarina Himiko. Berbagai peristiwa mewarnai periode itu. Tapi, kehadiran bajak laut Wokou dari Jepang pada abad ke-13 yang seharusnya memperburuk keadaan justru membantu memperbaiki hubungan kedua negara. Walau bajak laut ini berasal dari Jepang tapi Semenanjung Korea adalah wilayah yang paling sering diserang oleh para bajak laut. Meskipun pasukan Korea sangat tangguh memerangi mereka tapi bantuan yang diberikan oleh Jepang sangat berarti. Tanpa bantuan Jepang, Korea hanya memenangkan perang tapi tidak akan mampu mengembalikan rampasan-rampasan yang dibawa oleh para perompak, termasuk warga Korea yang diculik. Kerjasama Korea dan Jepang mengatasi bajak laut cukup memperbaiki hubungan kedua negara yang sempat tercoreng oleh invasi pasukan Mongol ke Jepang yang justru diangkut oleh armada perang Korea.




PERSAHABATAN JEPANG DAN BAEKJE

Kerajaan Baekje merupakan sumber perkembangan teknologi, agama Buddha, dan peningkatan budaya bagi Jepang. Jepang mengadopsi budaya dan teknologi dari Korea sejak dulu, dan sumber paling awal mereka adalah Baekje. Mereka mengadopsi banyak teknologi dan budaya dari Baekje, bahkan agama Buddha dibawa ke Jepang oleh biksu dari Baekje.

Tapi, Baekje yang telah berdiri selama 678 tahun runtuh pada 18 Juli 660 akibat serbuan Kerajaan Silla. Runtuhnya Kerajaan Baekje ini sangat mengejutkan seluruh penjuru Jepang.

Rupanya Baekje belum sepenuhnya menyerah. Pasukan Baekje bergerilya melawan pasukan Tang yang membuat pemerintahan proktetorat di Sabi. Mereka berhasil menguasai sejumlah kecil wilayah yang tidak terjangkau oleh pasukan Tang. Begitu Raja Uija menyerah, para bangsawan Baekje yang dipimpin oleh Gwisil Boksin melarikan diri ke Jepang meminta bantuan sekutu abadi mereka itu. Jepang yang sejak dulu dibantu oleh Baekje merespons positif permintaan Baekje. Agustus 661 bala bantuan pertama dari Jepang yang dikirim oleh Kaisarina Semei untuk Baekje tiba di wilayah Baekje dibawah pimpinan Jenderal Abe no Hirafu. Pasukan gelombang kedua yang lebih besar tiba juga di Baekje (662) yang dipimpin Jenderal Kamitsukeno no Kimi Wakako dan Jenderal Iohara no Kimi. Putra Raja Uija, Pangeran Buyeo Pung yang sudah tingga selama 30 tahun di Jepang ikut dalam rombongan ini sebagai calon raja Baekje. Tapi, pasukan Jepang ini tidak mampu mengalahkan koalisi Silla-Tang dan harus menyerah dalam Perang Baekgang.

Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Baekgang, kapal-kapal Jepang yang berhasil selamat kembali ke Jepang dan dipenuhi oleh pengungsi-pengungsi dari Baekje.

Para pengungsi dari Baekje yang tiba di Jepang membaur dengan masyarakat Jepang walau awalnya mereka mendapatkan diskriminasi. Para bangsawan Baekje lalu dijadikan sebagai bangsawan Jepang dan mampu bertahan dalam berbagai perang sipil yang kerap berkecamuk di Jepang. Pernikahan para bangsawan Baekje dengan bangsawan-bangsawan Jepang juga akhirnya menyentuh bangsawan-bangsawan istana dan keluarga raja. Percampuran darah Baekje dalam keluarga kerajaan juga diakui oleh Kaisar Akhihito, yang mengakui bahwa dalam dirinya juga mengalir darah Korea. Pengakuan Kaisar Akhihito ini menjadi salah-satu poin dan momentum penting dalam memperbaiki hubungan antar kedua bangsa. 


Kini, hubungan kedua bangsa ini masih seperti air laut yang pasang surut. Namun, semakin bertambahnya waktu semakin banyak juga pencapaian-pencapaian positif antar kedua bangsa demi memperbaiki hubungan kedua negara dan juga mengurangi trauma yang masa-lalu.



Daftar Pustaka:
-Byeon-won Lee; History
-Maurizio Riotto; The Place Of Hwarang Among The Special Military Corps Of Antiquity; The Journal of Northeast Asian History; Northeast Asian History Foundation; 2012
-Richard McBride; Silla Budhist & The Manuscript of Hwarang Segi
-Tae-hoong Ha; Samguk Yusa, Legends and History of the Three Kingdoms of Ancient Karea; Yonsei University Press; 1972; Seoul
-Wontak Hong; Baekche An Offshoot of the Buyeo-Koguryeo in Mahan Land; East Asian History, A Korean Perspective; 2005; Seoul
-Young-kwan Kim, Sook-ja Ahn; Homosexuality In Ancient Korea; Pyongtaek University, Hanyoung Theological University; 2006; Seoul
-Korean History For International Citizen; Northeast Asian History Foundation
-Koreana (Korean Culture & Art) Vol.25.No.1; 2011; National Museum Of Korea
-Korea's Flowering Manhood
-The History of Hwarang-do
-The Three Kingdoms of Ancient Korea in the History of Taekwon-Do


Daftar Website:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ARTIKEL INI DISUSUN DAN DITERBITKAN PERTAMA KALI
OLEH DELEIGEVEN MEDIA

SETIAP ARTIKEL YANG MEMILIKI ISI, SUSUNAN, DAN GAYA PENULISAN
YANG MIRIP DENGAN ARTIKEL INI MAKA ARTIKEL-ARTIKEL TERSEBUT
MENYADUR ARTIKEL INI.

DILARANG KERAS MEMPLAGIAT ARTIKEL INI!

CANTUMKAN LINK LENGKAP ARTIKEL INI DISETIAP KALIMAT YANG ANDA DISADUR DARI ARTIKEL INI. SESUAI UNDANG-UNDANG HAK CIPTA, JIKA MENYADUR/MENG-COPY MINIMAL SEPULUH KATA TANPA MENCANTUMKAN SUMBER DARI KALIMAT ITU (BERBEDA DARI PENCANTUMAN SUMBER DI CATATAN KAKI (FOOTNOTE) MAKA ITU ADALAH TINDAKAN PLAGIARISME.

JIKA ANDA MENYADUR SEBAGIAN BESAR ARTIKEL INI MAKA ANDA HARUS MENCANTUMKAN KALIMAT:
"ARTIKEL INI DISADUR DARI....(LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA",
ATAU:"SUMBER UTAMA DARI SEBAGIAN BESAR INFORMASI ARTIKEL INI DIAMBIL DARI (LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA"  
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Notes (Catatan):

*We strongly recommend all readers to read all the comments below for the other details which not mentioned by this article
(Sangat disarankan bagi para pembaca untnk melihat komentar-komentar artikel ini sebab beberapa komentar membahas rincian informasi yang tidak ditulis dalam artikel ini)

*Please open: Kingdom of Silla for short story about "Kingdom Of Silla" in ENGLISH
(Silahkan membuka link: Kingdom of Silla untuk membaca sejarah singkat Kerajaan Silla dalam bahasa Inggris).

*Get various information about history in ENGLISH by open or follow our Instagram account: @deleigevenhistory
(Dapatkan berbagai informasi sejarah dalam bahasa Inggris di akun instagram kami @deleigevenhistory)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Copyrights Story: Deleigeven Media

Penyusun:
Penulis : Deleigeven
Editor : Juliet
Desain : Deleigeven
Penerbit: Deleigeven Media


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

No comments:

Post a Comment

CATATAN PADA PARA PEMBACA:

-Silahkan membaca, mengambil, dan menggunakan artikel ini dalam karya tulis anda tapi CANTUMKAN KREDIT LENGKAP ARTIKEL INI dalam daftar sumber anda dan JANGAN MENYADUR/MENGCOPY-PASTE apalagi MEM-PLAGIAT 100% isi tulisan ini. Kembangkanlah kreativitas dalam penulisan anda.

-Pembaca DAPAT memberikan komentar dengan akun TANPA NAMA (Annonymous).

-Gunakanlah kata-kata yang baku agar komentar tidak dikategorikan sebagai "komentar Spam" secara otomatis oleh google filter machine.

-Harap MEMBACA ARTIKEL INI dan komentar-komentar sebelum anda DENGAN TELITI sebelum berkomentar, karena mungkin pertanyaan anda TELAH DIJELASKAN secara langsung melalui artikel ini, dan juga agar pertanyaan-pertanyaan yang sama tidak ditanyakan secara berulang.

-DILARANG memberikan informasi dan komentar yang melecehkan Suku, Agama, Ras, dan golongan tertentu (SARA) dan mengandung unsur pornografi.

-Kami menerima setiap kritik dan masukan dari para pembaca melalui kolom komentar, namun Setiap komentar yang melecehkan pihak lain, baik pelecehan berbau SARA atau yang mencerminkan FANDOM WAR akan kami HAPUS.

-Setiap komentar dan iklan yang mengandung unsur PORNOGRAFI dan PERJUDIAN, dan ajakan untuk bergabung dalam usaha SIMPAN PINJAM, KREDIT USAHA dan sejenisnya akan KAMI HAPUS karena berpotensi terjadi PENIPUAN.

-Jika anda memiliki informasi tambahan yang berhubungan dengan artikel ini, kami sangat senang jika anda membagikannya pada pembaca yang lain melalui website ini dan kami sangat senang jika anda juga turut membagikan artikel ini pada orang lain.