SIAPAKAH
PUTRA MAHKOTA YONATAN?
Lebih dari tiga ribu
tahun yang lalu, ketika kerajaan-kerajaan di wilayah Kanaan selalu berperang satu
sama lain, berdirilah sebuah kerajaan baru di sekitar Sungai Yordan.
Kerajaan ini diapit
oleh kerajaan-kerajaan besar pada masa itu sehingga mereka harus berperang
mempertahankan wilayah mereka.
Raja kerajaan ini
sangat perkasa, demikian juga putra-putra dan para panglimanya.
Sang raja memiliki
beberapa putra tetapi hanya satu putranya yang termasyur.
Putranya ini
kemudian menjadi putra-mahkotanya.
Nama putranya ini adalah
Yonatan
___________________________________________________________________________
Yonatan ben Saul lebih dikenal
sebagai Yonatan. Dia adalah salah-satu tokoh terkenal dalam sejarah kerajaan
Israel. Ada banyak tokoh-tokoh dalam sejarah Israel yang dimuat dalam kitab
suci Yahudi atau kitab suci Kristen yang bernama Yonatan1 tetapi
Yonatan ben Saul adalah Yonatan yang paling terkenal2.
Ironis dengan statusnya sebagai
putra mahkota pertama Kerajaan Israel, catatan tentang kisah hidup Pengeran
Yonatan sangat sedikit dan hanya ditemukan dalam satu kitab saja yaitu salah-satu
kitab sejarah di Perjanjian Lama yang bernama kitab Samuel.
Siapakah pangeran Yonatan dan
bagaimanakah beliau hidup?
___________________________________________________________________________
1tokoh lain yang bernama Yonatan,
yang cukup dikenal adalah Yonatan ben Abyatar (putra Abyatar, imam utama era
Daud), seorang yang juga dikenal akan kesetiaannya pada Daud. Yonatan yang lain
adalah Yonatan ben Yada dari klan Hezron dan sub-klan Onam, dan panitera
Yonatan yang mengabdi di era Raja Zedekia
2dalam catatan sejarah Israel hanya
Yonatan ben Saul yang bergelar pangeran
PUTRA
MAHKOTA PERTAMA
Putra mahkota Yonatan adalah
putra sulung dari Raja Saul (Arab: Thalud3). Ayahnya adalah raja
pertama kerajaan Israel Bersatu4. Ini membuat Yonatan, de facto, menjadi putra mahkota pertama
kerajaan ini. Yonatan lahir pada sekitar tahun 1060an SM5, atau
sekitar 15-20 tahun sebelum Kerajaan Israel resmi berdiri. Tempat kelahiran
Yonatan yang pasti belum di ketahui tetapi besar kemungkinan beliau lahir di
kota kelahiran ayahnya yaitu di Gibea Benyamin6 tepatnya di Gibea Saul7,
yaitu sebuah wilayah yang didiami suku Benyamin8. Wilayah ini
dinamai Gibea sebab terdiri dari perbukitan (Ibrani: Gibea=bukit). Gibea Saul
artinya wilayah tempat tinggal keluarga Saul (letaknya didalam wilayah Gibea
Benyamin) atau secara harafiah berarti “bukit milik Saul”.
Nama Yonatan (Ibrani: יוֹנָתָן) adalah kependekan dari nama Yehonatan (Ibrani: יְהוֹנָתָן) yang
artinya “Tuhan Yang Memberi”. Meskipun banyak nama Ibrani yang memiliki arti
yang lebih indah namun banyak kalangan Kristen dan Ibrani menganggap nama
“Yonatan” sebagai nama (pria) terindah dalam kitab suci Kristen dan Ibrani.
Pangeran Yonatan bukanlah satu-satunya tokoh (dalam kitab suci Ibrani dan
Kristen) yang menggunakan nama ini tetapi diantara semua pengguna nama ini Yonatan-lah
yang paling dihormati karena dia terkenal sebagai sahabat yang paling tulus dan
paling setia dalam kitab suci Ibrani dan Kristen. Dia juga termasuk dalam
salah-satu tokoh Alkitab yang paling terkenal. Sifat setianya inilah yang
membuat Yonatan sangat terkenal, selain karena persahabatannya dengan Daud9.
Tidak ada potret (lukisan) resmi
dari masanya, atau potret wajahnya yang berasal dari masa yang sama, tentang
wajah dan sosok Yonatan tetapi sebagian besar seniman di masa yang jauh setelah
masa hidupnya menggambarkan Yonatan sebagai seorang pangeran yang sangat tampan
dan gagah, berbadan tegap, serta bertubuh lebih tinggi dari orang-orang Israel
dimasanya. Perkiraan tinggi Yonatan adalah sekitar 185 cm, jauh diatas tinggi
rata-rata orang Israel pada masa itu (175 cm10). Ini karena catatan
kitab Samuel menyebutkan bahwa ayahnya, Saul, adalah pria yang berwajah paling
tampan di Israel dan bertubuh paling tinggi di seluruh Israel (kitab
1 Samuel pasal 9:211) sehingga para seniman beranggapan
bahwa Yonatan mewarisi fisik ayahnya. Meskipun bertubuh tinggi tetapi Yonatan
tidak lebih tinggi dari ayahnya karena catatan kitab Samuel menyebutkan bahwa
ayahnya adalah pria yang paling tinggi di pasukan Israel pada masa hidupnya dan
tingginya sangat mencolok12.
Sebagian besar sejarawan dan
peneliti Ibrani dan Kristen sepakat bahwa Yonatan adalah seorang kakak yang
ideal dan baik, serta kakak panutan bagi adik-adiknya. Melalui catatan dalam kitab
Samuel beliau dikenal sebagai seorang pangeran bermoral tinggi dan baik-hati,
bijaksana, berintegritas, dan sangat pemberani. Namun, dari semua sifat
baiknya, Yonatan lebih dikenal tentang kesetiaannya.
Belum ada penemuan arkeologi atau
setidaknya korespondensi kuno yang memuat nama Yonatan atau Wangsa Saul yang
merujuk pada Yonatan, baik itu dalam Prasasti Mesa atau dalam surat-surat
Amarna. Tetapi, dalam salah-satu surat Amarna ada seorang raja Kanaan yang
bernama Raja Labayu, yang oleh sebagian kecil sejarawan, terutama pengikut
teori “kronologi baru,” dihubungkan sebagai Raja Saul. Dalam surat Amarna, raja
Labayu memberi-tahu Firaun (surat bernomor EA
25413) bahwa dia (Labayu) telah menegur putranya sebab putranya
ini berteman dengan orang-orang Habiru (orang-orang Hebrew) tanpa
sepengetahuannya. Oleh beberapa sejarawan, dan peneliti di kubu kronologi baru,
orang-orang Habiru ini dihubungkan sebagai orang-orang Hebrew (salah-satu
sebutan resmi orang Israel) yang menjadi pengikut Daud sebab menurut mereka
pada masa itu sebutan “Hebrew” hanya diperuntukan untuk menyebut orang-orang
Israel yang mengikut Daud (David Rohl, “A Test of Time: The Bible-From Myth To
History,” 1995). Korespondensi kuno ini memang mirip dengan catatan
kitab Samuel yang memuat kemarahan Saul pada Yonatan (kitab 1 Samuel pasal 20:3014)
sebab Yonatan bersahabat erat dengan Daud dan selalu membela Daud (pemimpin
orang Hebrew), bahkan membantu Daud tanpa sepengetahuan Saul.
Teori David Rohl ini belum diterima
secara umum, terutama kalangan sejarawan di kubu kronologi ortodoks, dan bahkan
ditentang keras oleh para sejarawan Mesir khususnya egyptologist kawakan Kenneth Kitchen. Tetapi, jika pendapat David
Rohl benar maka surat-surat Amarna itu, sejauh ini, adalah satu-satunya catatan
diluar kitab Samuel yang memuat tentang Yonatan.
__________________________________________________________________________________
3kemungkinan Saul dan Thalut dalam
kitab suci Al-Quran adalah tokoh yang sama
4nama resmi kerajaan ini adalah “Kerajaan
Israel,” tanpa kata “bersatu” tetapi dimasa-masa selanjutnya, era dari raja
pertama hingga yang ketiga dikenal sebagai kerajaan “Israel Bersatu” untuk
membedakannya dengan “Kerajaan Israel Utara” yang juga menggunakan nama resmi “Kerajaan
Israel”, sebab setelah kerajaan ini terpecah menjadi dua, salah satu pecahannya
dibagian utara menggunakan nama resmi “Kerajaan Israel” sedangkan pecahaannya
dibagian selatan menggunakan nama resmi “Kerajaan Yehuda”
5mengacu pada perkiraan tahun
berdiri kerajaan Israel (±1040 SM) dalam kronologi yang dibuat dan disepakati
oleh para sejarawan Perjanjian Lama
6ibukota pertama kerajaan Israel
7lokasi istana pertama kerajaan
Israel yang hanya digunakan di era Raja Saul
8Suku Benyamin adalah suku Israel ke-12.
Nama Benyamin diambil dari nama patriak Benyamin ben Yakub, yaitu putra bungsu
patriak Yakub ben Ishak ben Abraham. Nama sebelas suku lainnya juga diambil
dari nama anak-anak Yakub yang menjadi leluhur masing-masing suku, yaitu: Ruben
(anak sulung), Simeon, Lewi, Yehuda (suku asal Daud), Dan, Naftali, Gad, Asyer,
Isakhar, Zebulon, dan Yusuf (yang memiliki dua anak dan keduanya diangkat
menjadi kepala-kepala suku, yaitu Efraim dan Manasye).
9salah-satu raja terbesar Israel. Umumnya
dia dikenal sebagai raja kedua, terutama dikalangan Kristen, tetapi secara de
facto dia adalah raja ketiga karena sepeninggal Saul dia digantikan oleh
putranya. Saat itu Daud hanya menjadi raja orang Yehuda. Daud baru resmi
menjadi raja Israel setelah kematian putra Saul
10tinggi orang Israel kuno berhasil diperoleh
dari penggalian-penggalian makam-makam kuno di Israel
111 Samuel pasal 9:2a-b: “…namanya
Saul; seorang muda yang elok rupanya (tampan); tidak ada seorangpun di Israel
yang lebih elok (tampan) rupanya (wajahnya)”
121 Samuel pasal 9:2c:
“dari bahu keatas ia lebih tinggi dari pada
setiap orang sebangsanya.”
13surat Amarna nomor 254 terjemahan modern: “aku telah
menegur putraku sebab dia membantu orang-orang Habiru dibelakangku”
14kitab
1 Samuel pasal 20:30: ”Lalu
bangkitlah amarah Saul pada Yonatan, katanya kepadanya: … bukankah aku (Saul) tahu
bahwa kau (Yonatan) telah memilih pihak anak Isai (Daud) dan itu noda bagi kau
sendiri…..”
KELUARGA YONATAN
DAN WANGSA SAUL
Keluarga besar Yonatan adalah
keluarga kaya dan terhormat yang nama besar dan kekayaan keluarganya ini telah
ada jauh sebelum kerajaan Israel berdiri. Ayahnya adalah Raja Saul, raja
pertama Israel.
Sesuai dengan catatan kitab
Samuel, ibu Yonatan bernama Ahinoam, putri seorang yang bernama Ahimaas. Kakek
paternalnya bernama Kish ben Abiel, seorang kaya dari suku Benyamin 15.
Menurut kitab 1 Samuel pasal 9:1,
Yonatan berasal suku Benyamin dari sub-klan Afiah dan dari keluarga Abiel16
yang tinggal di wilayah Gibea Benyamin. Jika mengacu dari silsilah suku
Benyamin dalam kitab 1 Tawarikh maka keluarga Yonatan berasal dari klan
sub-klan besar Abiah17 yang berasal dari klan besar Bekher (putra
kedua patriak Benyamin). Ayah Abiah bernama Bekher (kitab 1 Tawarikh pasal 9:8).
Inilah mengapa Abiah memberikan nama Bekhorat (berasal dari nama Bekher) pada putranya. Nama Bekhorat ini
bisa ditemukan dalam silsilah ayah Yonatan (kitab 1 Samuel pasal 9:118).
Nama asli kakek buyut Yonatan
masih belum jelas. Penulis kitab Samuel jelas menyebut bahwa kakek buyutnya
bernama Abiel, tetapi dalam kitab Tawarikh tertulis bahwa kakek buyutnya
bernama Ner, padahal dalam kitab Samuel, Ner (ayah Jenderal Abner) adalah paman
paternal dari ayahnya yang artinya Kisy dan Ner adalah kakak-beradik. Mungkin
penulis kitab Tawarikh bermaksud bahwa Ner ini adalah wali dari Kisy (sebagai
saudara tertua) sebab ayah mereka (Abiel) telah meninggal. Dalam kitab
Tawarikh, ayah Kisy (dan juga Ner) bukan bernama Abiel melainkan Yeiel sehingga
penulis artikel ini berasumsi bahwa kedua nama ini berasal dari orang yang
sama, yaitu dua-duanya adalah kakek buyut Yonatan. Nenek buyut Yonatan, sesuai
dengan kitab Tawarikh, adalah Maakha. Kakek paternal Yonatan, Kisy, memiliki
beberapa saudara laki-laki, yaitu Abdon, Zur, Baal, Nadab, Gedor, Ahyo, Zeker,
dan Miklot (sesuai kitab Tawarikh), dan Ner (sesuai dengan kitab Samuel). Kakeknya
adalah putra ketiga, dan ayahnya adalah putra pertama (atau mungkin putra
tunggal).
Yonatan adalah anak sulung, dan memiliki
enam adik laki-laki dan dua adik perempuan. Empat adik laki-laki adalah adik-adik
kandungnya yaitu: Pangeran Yiswi (dipanggil juga Abinadab), Pangeran Malkisua,
dan Pangeran Ishiboset (dipanggil juga Esybaal). Dua orang adik laki-laki
lainnya adalah adik-adik tirinya (anak ayahnya dari seorang selir yang bernama
Rizpah), yaitu Pangeran Armoni dan Pangeran Mefiboset (berbeda dengan putra
kandung Yonatan yang juga bernama Mefiboset). Dua adik perempuan Yonatan adalah
adik-adik kandung yang bernama Putri Merab dan Putri Mikhal.
Berdasarkan namanya, adik Yonatan
yang bernama Ishiboset terindikasi cacat, sehingga tidak dilibatkan dalam
pertempuran dan pemerintahan. Nama Ishiboset19 (Ibrani: pria yang
memalukan) dan Esybaal20 (Ibrani: Prianya Baal atau pria penyembah
Baal) masih menjadi perdebatan, tetapi penulis artikel ini berpendapat bahwa
tidak ada satupun dari kedua nama itu yang adalah nama lahirnya melainkan hanya
nama panggilan ejekan.
Ada dua kemungkinan mengapa adik
Yonatan ini dipanggil demikian. Kemungkinan pertama adalah karena fisiknya yang
cacat (seperti Mefiboshet yang ditulis dalam kitab Samuel: dinamakan demikian oleh
karena dia cacat, dan juga disebut dalam kitab Tawarikh sebagai: Meribaal) sebab
dulu orang cacat dianggap sangat memalukan, dan dewa Baal21 dianggap
sebagai dewa yang paling menjijikan oleh orang Israel karena praktik
penyembahan berhala yang sangat cabul dan tidak manusiawi sehingga apapun yang
sangat memalukan dianggap setara dengan Baal. Kemungkinan kedua adalah karena
Ishiboset terlibat dalam penyembahan berhala pada Baal sebab keluarga Saul juga
tidak luput dengan praktek paganisme orang Kanaan dan Asia Barat lainnya,
seperti yang dilakukan oleh Mikhal (putri Saul, istri Daud) yang memiliki
patung pagan terafim (kitab
1 Samuel 19:13a22), oleh sebab itu diera Daud, yang ketat
dengan sistem pemerintahan monarki-teokratik, kelakuan Ishiboset ini dianggap
sangat memalukan sehingga namanya disebut demikian (Ishiboset), dan oleh
penulis kitab Tawarikh (Nehemia ben Hakhalya) namanya diperjelas lagi menjadi Esybaal
(pria penyembah Baal). Tidak mungkin kedua nama ini adalah nama aslinya sebab
tidak ada orang-tua dari masa manapun yang akan memberi nama pada putranya
dengan arti “pria yang memalukan.” Nama Ishiboset pertama kali dicatat ketika
kitab Samuel ditulis oleh Natan (namanya tidak muncul saat kitab Samuel ditulis
oleh Samuel) yang tidak pernah bertemu langsung dengan Ishiboset dan hanya
mendengar perihal keadaan Ishiboset melalui orang lain, termasuk melalui Daud.
Natan mengetahui nama ini melalui Daud dan orang-orangnya. Daud yang pernah
tinggal di istana Saul mengenal siapa Ishiboset, sebab mereka berdua seumuran, tetapi
Daud lebih mengenal pangeran itu dengan nama sindirannya, “Ishiboset,” sehingga
dia meneruskan nama itu pada Natan. Sedangkan, penulis kitab Tawarikh mengutip
nama Ishiboset dari kitab-kitab terdahulu dan menerjemahkan namanya keartian
yang lebih rendah lagi yaitu “Esybaal”. Ishiboset bukanlah putra bungsu Saul (penulis-penulis
kitab Samuel23 tidak menulis Ishiboset sebagai putra bungsu) tetapi
namanya selalu tercatat terakhir. Ishiboset mungkin diasingkan oleh ayahnya
sebab dia lahir pada masa, atau setelah, ayahnya berseteru dengan Nabi Samuel
dan mendapat cap sebagai raja yang ditolak Tuhan. Ini mungkin membuat kondisi
Ishiboset yang cacat dianggap sebagai tulah Tuhan pada keluarga Saul, atau juga
karena sikapnya yang menganut paganism yang sangat ditentang oleh ayahnya yang
juga membuat dia dianggap memalukan. Ishiboset yang sejak lahir dicap sebagai
anak tulah dianggap sebagai anak yang memalukan oleh Saul sehingga dia tidak
pernah dilibatkan dalam perang karena dianggap akan menjadi penyebab kekalahan.
Ini membuat semua orang yang mengenalnya, termasuk Daud, hanya mengenal nama
ejekannya ini tanpa mengingat nama aslinya. Oleh beberapa sejarawan, Ishiboset,
atau Esybaal, dihubungkan sebagai tokoh yang sama dengan Mutbaal dalam Surat
Amarna sebab baik Esybaal dan Mutbaal sama-sama berarti “Prianya Baal”.
Dalam suratnya pada Firaun (tablet bernomor EA 25624) Mutbaal meminta bantuan Firaun untuk menghadapi Ayab. Surat-surat ini juga menyebut nama Dadua, Yishuya, Benenima, dan kota Pella. Oleh beberapa sejarawan, nama-nama ini diterjemahkan sebagai Yoab (Ayab), Daud (Dadua), Isai (Ibrani: Yishay) ayah Daud (Yishuya), Baanah (salah-satu pemimpin suku/klan Israel, salah-satu dari dua orang yang membunuh Ishiboset), dan kota Pella sebagai Benteng Pella milik Israel yang terletak diseberang sungai Yordan. Ini artinya saat itu Mutbaal sedang berperang dengan Ayab. Mirip dengan catatan bahwa Wangsa Saul yang dipimpin oleh Panglima Abner dan Pangeran Ishiboset berperang dengan pasukan Daud, dan komandan utama Daud adalah Jenderal Yoab. Mutbaal juga hanya menyebut bahwa dia adalah putra Labayu yang tersisa dan tidak menyebut dirinya raja. Ini masih sesuai dengan catatan kitab Samuel bahwa Ishiboset adalah satu-satunya putra Saul yang hidup dan bahwa dia tidak langsung menjadi raja setelah kematian Saul dan kakak-kakaknya sebab Ishiboset baru diangkat sebagai raja oleh Abner 5½ tahun kemudian. Jika benar Mutbaal dalah
Ishiboset maka artinya surat ini dikirimkan Ishiboset pada Firaun dalam
masa-masa perang yang intens dengan pasukan Daud pada masa 5½ tahun tersebut.
Jika Ishiboset berusia 40 tahun saat
menjadi raja25 ketika dinobatkan oleh Panglima Abner setelah
berperang selama 5½ tahun dengan Daud (Abner memimpin pasukan Israel dalam 5½
tahun), dan memerintah selama 2 tahun (wafat pada usia 42 tahun) maka Ishiboset
berusia ±34½ saat Yonatan meninggal, sedangkan Yonatan berusia ±55-58 tahun
saat meninggal, maka artinya Yonatan dan Ishiboset berbeda 21-24 tahun. Ini
artinya Ishiboset lebih tua dari Daud (Daud berusia 30 tahun saat Yonatan
meninggal), dan menjadi petunjuk bahwa Daud dan Yonatan berbeda usia lebih jauh
lagi, yaitu sekitar 25-28 tahun.
Yonatan masih memiliki dua orang
adik-tiri26, yaitu Pangeran Armoni dan Pangeran Mefiboset yang lahir
belakangan. Adiknya yang bernama Mefiboset ini juga mungkin mendapat nama itu
dengan alasan yang hampir sama, yaitu terlahir cacat atau lahir dimasa-masa
kaejatuhan Saul sehingga dianggap sebagai anak terkutuk, atau mungkin juga dia
dipanggil demikian oleh orang-orang di istana Daud (namanya baru dicatat saat
Daud telah menjadi raja) sebagai kecaman terhadap perilakunya yang (mungkin)
sudah jatuh dalam penyembahan pada dewa Baal.
Tidak ada catatan mengenai nama
istri Yonatan tetapi mengacu pada sifat setianya, Yonatan tidak pernah memiliki
selir. Penulis artikel ini berpendapat bahwa Yonatan menikahi seorang wanita
pada masa mudanya, tetapi istrinya ini lalu meninggal tanpa memberinya anak. Istri
pertamanya ini dinikahi oleh Yonatan setelah ayahnya dan Nabi Samuel berseteru
sehingga Samuel tidak mengenal siapa nama istrinya dan tidak menuliskan namanya
saat Samuel menyusun kitab Samuel. Istrinya ini meninggal setelah kematian
Samuel dan sebelum Yonatan bertemu dengan Daud sehingga Daud juga tidak
mengenal istri pertama Yonatan ini. Lama setelah kematian istri pertamanya, Yonatan
menikahi lagi seorang wanita yang memberinya satu orang anak, yang dinikahinya
saat masa-masa pelarian Daud dari ayahnya, Saul. Ini membuat Daud tidak
mengenal nama istri kedua Yonatan sehingga Daud tidak menceritakannya pada
Natan saat Natan menulis riwayat Daud dan melengkapi kitab Samuel. Pendapat ini
muncul sebab seorang tokoh terkenal dalam sejarah Perjanjian Lama selalu jelas
asal-usulnya, yaitu nama ayah dan ibu dan istrinya. Jadi, meskipun nama riwayat
tokoh wanita jarang ditonjolkan dalam kitab-kitab sejarah Ibrani tetapi nama
istri dan nama ibu dari seorang tokoh terkenal pasti akan dicantumkan untuk
memperjelas riwayat asal-usulnya, dan hal ini tidak ditemukan dalam riwayat
Yonatan dan putranya sehingga pendapat bahwa para penulis tidak pernah bertemu
dan mengenal siapa istri Yonatan menjadi sangat mungkin. Putri Mikhal (adik
Yonatan, dan istri pertama Daud) memang tinggal di istana Daud. Putri Merab (putri
sulung Saul) mungkin juga masih hidup (tetapi kisahnya tidak ditulis lagi,
mungkin saat itu dia sudah meninggal) tapi tampaknya mereka bukanlah
orang-orang yang mudah untuk dijadikan narasumber, baik oleh Natan dan juga
oleh Gad, perihal keluarga Saul sebab masih trauma dengan kematian ayah dan
kakak-kakaknya, terlebih lagi Daud juga menawan saudara-saudara tiri mereka (Pangeran
Armoni dan Pangeran Mefiboset) dan lima orang putra-putra Merab (total ada
tujuh orang pria dari keluarga Saul) dan menghukum-mati tujuh orang itu melalui
tangan orang-orang Gibeon (kitab 2 Samuel 21: 8-927)
sehingga sulit bagi Daud dan orang-orangnya untuk mendekatkan diri pada putri-putri
Saul itu dan mengorek informasi tentang keluarga Saul termasuk nama istri
Yonatan.
Ketidak-tahuan Daud perihal istri
dan keturunan Yonatan ini bisa dilihat dari pertanyaannya: “Masih adakah orang yang tinggal dari
keturunan Saul?” (kitab 2 Samuel 9:1) bukannya: “Masih adakah orang yang tinggal dari
keturunan Yonatan?”, karena Daud memang tidak pernah tahu siapakah istri
Yonatan sehingga dia tidak memperhitungkan bahwa Yonatan mungkin memiliki anak.
Kelahiran putranya menunjukan
bahwa Yonatan tidak mandul, hanya saja dia memang lama tidak memiliki anak dan
sama sekali belum punya anak saat bertemu (atau atas sepengetahuan) para
penulis dan pemberi rujukan kitab Samuel. Hal ini kembali menegaskan kesetiaan
Yonatan, sebab Yonatan, yang adalah seorang putra-mahkota, memilih untuk tidak mengambil
selir semasa hidup istrinya, dengan menggunakan keturunan sebagai alasan, dan
tetap setia pada pasangannya.
Anak tunggal Yonatan adalah
seorang putra yang diberi-nama Mefiboset (dipanggil juga Meribaal dalam kitab
Tawarikh). Status Mefiboset yang tidak beribu dikuatkan oleh catatan kitab
Samuel bahwa sebelum keberadaannya diketahui oleh Daud dan sejak dia berusia lima
tahun pengasuhnya (Ziba28) menjadi orang yang menguasai harta
keluarga Saul, yang tidak mungkin terjadi jika ibunya masih hidup. Mefiboset
baru berada dibawah perwalian Daud setelah keberadaannya diketahui oleh Daud,
yaitu ketika Mefiboset telah berusia lebih dari 20 tahun. Mefiboset inilah satu-satunya
dari wangsa Saul yang mempertahankan garis keturunan Saul, yang keturunannya
masih terlacak29 hingga era 70 tahun pembuangan ke Babilonia bahkan
diera berkuasanya Kerajaan Persia30 dan era awal masehi31.
Yonatan memiliki seorang cucu laki-laki,
yang lahir setelah kematiannya, yang bernama Mikha32. Yonatan juga
memiliki keponakan, yaitu anak-anak dari adik perempuannya, Merab
(sekurang-kurangnya lima orang). Tetapi keponakan-keponakannya ini bukanlah
para penurun Wangsa Saul sebab mereka diserahkan oleh Daud kepada orang-orang
dari Konfederasi Gibeon untuk dihukum mati sebagai korban balas bagi Saul yang dulu
pernah membantai orang-orang Gibeon33 padahal telah ada perjanjian
damai selama ratusan tahun antara Konfederasi Gibeon dan orang Israel34.
Ini membuat hanya putra Yonatan yang menjadi penurun wangsa Saul.
__________________________________________________________________________________
15Keluarga Yonatan adalah kaum
Benyamin yang tinggal didekat wilayah Konfederasi Gibeon
16Abiel adalah kakek Saul atau kakek
buyut Yonatan
17dalam kitab 1 Samuel ditulis
sebagai Afiah, yang berasal dari nama Aviah dan Abiah yang memiliki arti yang
sama. Abiah adalah salah-satu cucu patriak Benyamin
18kitab 1 Samuel pasal 9:1: “Ada
seorang dari daerah Benyamin, namanya Kisy bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat,
bin Afiah, seorang suku Benyamin, seorang yang berada (kaya)”
19 Ibrani: Ish= pria, bosha atau boshet=memalukan
20 Ibrani: Ish= pria, baal=dewa baal
21 Baal adalah dewa utama orang
Kanaan dan salah-satu dewa utama bangsa Fenesia (Inggris: Phoenician)
22kitab 1 Samuel 19:13a: “Sesudah itu
Mikhal mengambil terafim dan menaruhnya di tempat tidur.”
23kitab Samuel pertama kali ditulis
oleh Nabi Samuel, lalu dilengkapi oleh Nabi Natan dan Nabi Gad. Natan dan Gad
adalah nabi-nabi yang mengabdi sebagai penasihat kerajaan diera Daud
24surat Amarna tablet nomor EA 256
25kitab 2 Samuel 2:10: “ Isyboset
berumur empat puluh tahun pada waktu dia menjadi raja atas Israel”
26putra-putra ayahnya dari selir yang
bernama Rizpah binti Aya
27kitab 2 Samuel 21: 8-9: “Lalu raja
Daud mengambil dua anak laki-laki Rizpah binti Aya yang dilahirkannya bagi Saul…..
dan kelima anak laki-laki Merab binti Saul….. kemudian diserahkannya ke dalam
tangan orang-orang Gibeon. Orang-orang ini (orang Gibeon) menggantung mereka
(keluarga Saul)….”
28Ziba adalah seorang pelayan istana
Saul yang bertugas di rumah Yonatan. Dia lalu menjadi orang yang menguasai
secara sepihak harta Saul dan Yonatan setelah kematian Yonatan
29keturunan Yonatan terus terlacak
sebab dia dan putranya tinggal di istana Daud dengan status sebagai salah-satu
putra Daud. Putranya secara hukum menjadi cucu Daud sehingga nama-nama keturunan
laki-lakinya terus dicatat selama wangsa Daud masih berkuasa di Yerusalem
30peneliti kitab Ester (salah-satu
kitab sejarah Perjanjian Lama) berkeyakinan bahwa wali Ratu Ester yang bernama
Mordekhai adalah berasal dari wangsa Saul yang artinya Mordekhai adalah
keturunan Yonatan
31sebagian besar sejarawan Kristen,
khususnya peneliti sejarah Perjanjian Baru, meyakini bahwa Paulus (salah-satu
rasul diluar 12 rasul Yesus) adalah keturunan wangsa Saul sebab Paulus berasal
dari suku Benyamin dan nama aslinya adalah Saulus (Saul, yang ditambahi imbuhan
Latin “-us”) sehingga artinya Paulus adalah keturunan Yonatan
32Mikha sudah lahir ketika Daud
memanggil Mefiboset untuk tinggal di istana. Usia Mikha saat itu sekitar 5
tahun
33kitab 2 Samuel 21:1b: “Pada Saul
ada hutang darah, karena ia telah membantai orang-orang Gibeon.”
34kitab Yosua 9:15a: “
HISTORISITI
WANGSA SAUL
Memang belum ada catatan sejarah
atau penemuan arkeologi yang menjadi bukti langsung keberadaan Kerajaan Israel
Bersatu, termasuk era Saul, tetapi penemuan Surat-surat Amarna memberikan
sudut-pandang baru yang sangat menarik mengenai kerajaannya Saul. beberapa
sejarawan dan peminat sejarah menghubungkan bangsa “Habiru” dalam Surat-surat
Amarna35 dengan “Hebrew” (Ibrani: Ibriya, sebutan resmi bangsa Ibrani) dan Raja Labayu dengan Raja
Saul. Ini karena ada kecocokan kejadian dan waktu antar bangsa Habiru dan
Hebrew, dan juga antar tokoh-tokoh tersebut (David Rohl, “A Test of Time: The
Bible-From Myth To History,” 1995). Selain itu, Surat Amarna juga
tertulis bahwa Yerusalem masih diduduki oleh orang-orang Yebus yang artinya
saat itu Yerusalem belum ditaklukan oleh Daud (penaklukan Yerusalem terjadi
setelah kematian Saul), sehingga pendapat bahwa salah-satu masa dalam surat-surat
Amarna adalah eranya Saul semakin mengemuka sebab.
Dalam salah-satu surat Amarna,
salah-satu pengirim surat adalah seorang penguasa Kanaan yang berkuasa bagian
di utara Yerusalem dan menunjukan sikap yang kurang hormat pada Firaun sebab seakan-akan
memperingatkan pada Firaun dan sekutu-sekutunya agar tidak mengintervensi
kampanye militernya apalagi mengganggu wilayahnya di Kanaan. Penguasa ini menulis pesan dalam bahasa Kanaan36
(yang diterjemahkan dari bahasa Akkadia dan kemudian dari bahasa Akkadia ke
bahasa Mesir) dalam tablet Amarna bernomor EA
252 (p208 fig. 245) bahwa:
“…jika seekor semut terjebak, bukankah dia akan melawan balik dan
menggigit tangan orang yang mengganggunya?”
Penguasa berani inilah yang
bernama Raja Labayu, yang oleh beberapa sejarawan dianggap sebagai Raja Saul.
Beberapa sejarawan menghubungkan
Labayu dengan Saul karena beberapa petunjuk dalam Surat Amarna, yaitu:
1.
Waktu dalam surat Amarna
Oleh beberapa sejarawan Alkitab, era hidup Saul dan
Daud adalah dimasa Awal Jaman Besi. Berdasarkan penelitian terbaru melalui uji
karbon pada tablet surat-surat Amarna, tablet-tablet itu juga berasal dari masa
Awal Periode Besi, masa yang sama dengan masa hidup Saul. Hasil penelitian ini
juga dianggap memberikan sumbangan besar pada para Egyptologist sebab akhirnya kita bisa mengetahui waktu pemerintahan
Firaun Akhenaten yang, oleh para pengikut teori kronologi baru juga, hidup pada
masa yang sama dengan era pemerintahan Saul. Penelitian karbon ini diyakini
oleh mereka berhasil menggeser kronologi sejarah Mesir yang sudah dipegang
selama bertahun-tahun dan oleh pengikut teori kronologi baru firaun Ramses II diyakini
sebagai Firaun Sisak37 yang menyerbu Yerusalem dimasa pemerintahan
cucu Daud, padahal oleh sejarawan konvensional Firaun Shoshenk I-lah yang
dianggap sebagai Firaun Sisak.
2.
Nama Labayu
Dalam surat-surat Amarna, nama Labayu secara hypocoristic (nama pendek) dibaca
sebagai “Labayu38” dan arti namanya juga dimuat dalam surat itu sebagai
“Singa Agung dari N” atau “Singa Perkasa dari N”. “N” dalam arti namanya
dianggap sebagai nama dewa. Nama ini mirip dengan dengan kata dalam bahasa
Ibrani yaitu “Lebaim” yang berarti “Singa-singa” (Lebaim adalah kata jamak =
singa-singa). Dalam lagu dan syair Daud, khususnya saat dia melarikan diri dari
Saul, Daud menyebut Saul dan pasukannya sebagai singa-singa, khususnya syair
yang dibukukan dalam kitab Mazmur pasal 57 ayat ke-5 yang berbunyi: “Aku terbaring di tengah-tengah singa (kata
jamak, merujuk pada Saul dan pasukannya) yang
suka menerkam anak-anak manusia (merujuk pada pembantaian Saul pada
imam-imam di Nob), yang giginya laksana
tombak (senjata yang selalu Saul gunakan untuk secara langsung membunuh
Daud dan juga Yonatan) dan lidahnya
laksana pedang tajam (perintah Saul untuk membunuh semua yang berhubungan
dengan Daud dengan pedang).” Kata ibrani yang digunakan untuk menyebut singa (jamak)
dalam syair ini adalah “Lebaim”.
3.
Letak wilayah kekuasaan Labayu
Dalam surat-surat Amarna disebutkan dengan jelas
bahwa letak wilayah kekuasaan utama Labayu adalah sebuah wilayah perbukitan
bagian utara kota Yerusalem. Hal memang ini sejalan dengan catatan kitab Samuel
tentang wilayah awal kekuasaan Saul yang dimulai dari daerah Gibea Benyamin
sebagai ibukota. Wilayah Gibea Benyamin ini adalah sebuah wilayah perbukitan
yang letaknya di sisi utara kota Yerusalem.
4.
Musuh Labayu
Dalam surat-surat Amarna, raja-raja wilayah Kanaan
yang berkuasa di wilayah pesisir Laut Merah hingga wilayah barat-daya ‘mengadu’
perihal Labayu yang terus memerangi mereka. Ini jelas menunjukan bahwa Labayu
dan raja-raja itu bermusuhan. Laporan raja-raja itu dalam surat-surat Amarna
pada Firaun juga memberikan informasi pada kita bahwa meskipun Labayu gencar
memerangi raja-raja itu tetapi dia tidak berhasil merebut satupun kota di
wilayah asli raja-raja itu. Jika merujuk pada wilayah raja-raja Kanaan yang
disebutkan dalam surat-surat Amarna maka raja-raja itu adalah raja-raja
Konfederasi Filistin, sebab Konfederasi Filistin adalah bangsa yang mendiami
wilayah Kanaan di pesisir Laut Merah. Catatan kitab Samuel memang memberi-tahu kita
bahwa Saul memerangi orang-orang Filistin seumur hidupnya, dan bersama dengan
Yonatan dia berhasil mengusir koloni-koloni Filistin dari wilayah suku-suku
Israel, tetapi catatan dalam kitab Samuel juga memberi informasi bahwa Saul
tidak pernah berhasil merebut satu-pun kota asli milik bangsa Filistin39.
Memang, sejak awal fokus Saul adalah merebut kembali kota-kota yang dulu sudah
direbut oleh Panglima Yosua40, inilah salah-satu indikator
perseteruannya dengan Nabi Samuel, yang ingin agar Saul merebut semua kota di
Kanaan sesuai dengan yang dijanjikan pada Musa dan yang wilayahnya telah diwasiatkan
dan bagi-bagikan oleh Panglima Yosua pada suku-suku Israel. Meski demikian,
sama seperti sikap Samuel pada orang Filistin, Saul tetap menjadikan
orang-orang Filistin dipesisir Laut Merah sebagai musuh abadinya.
5.
Tindakan Labayu
Dalam surat keduanya pada Firaun, yang diberi nomor EA 254, Labayu memberi-tahu pada firaun
bahwa dia telah mengusir orang-orang Kanaan pesisir dan berhasil merebut
kembali tanah miliknya dari mereka. Ini tidak bertolak belakang dengan catatan
dalam kitab Samuel dan malahan sangat sejalan, sebab dalam kitab Samuel
disebutkan bahwa Saul dan pasukan Israel berhasil mengusir orang-orang Filistin
dari wilayah tradisional Israel dengan merebut koloni-koloni Filistin itu. Awal
kemenangan pasukan Israel atas Filistin adalah pada Perang Geba yang dipimpin
oleh Yonatan. Keberhasilan Yonatan ini membuat orang-orang Israel diseluruh
penjuru Kanaan mengangkat senjata mengikuti Saul. Keberhasilan ini menjadikan
Yonatan sebagai salah-satu ksatria perang ternama di Kanaan dan menjadi
pangeran kesayangan orang Israel.
6.
Putra-putra Labayu
Dalam surat-surat Amarna dari Labayu dan dari
raja-raja Kanaan yang lain, disebutkan perihal putra-putra Labayu (tanpa
menyebut nama mereka) yang ikut memerintah bersama Labayu, berperang memerangi
mereka bersama Labayu, ditegur-keras oleh Labayu, menggantikan Labayu, dan ada
putra-putra Labayu (lebih dari satu putra) yang masih hidup setelah kematian
Labayu. Oleh David Rohl putra-putra Labayu ini diartikan sebagai: Yonatan
(berperang memerangi raja-raja Kanaan bersama Labayu dan sekaligus
ditegur-keras oleh Labayu), Daud (putra atau putra menantu yang ikut memerintah
bersama Labayu, tepatnya di wilayah Yudea), Ishiboset (putra yang menggantikan
Labayu), dan Ishiboset dan Daud sebagai putra-putra Labayu yang masih hidup
yang kerab memerangi raja-raja Kanaan itu.
7.
Kematian Labayu
Dalam
surat Amarna yang bernomor 245 seorang raja Kanaan yang bernama Biridiya, yaitu
raja kota Megiddo (Alkitab: Megido41) melaporkan tentang pertempuran
terakhir melawan Labayu. Biridiya menemukan bahwa Labayu sudah tewas saat dia
tiba di lokasi pertempuran sehingga dia tidak bisa memenuhi perintah Firaun
untuk membawa Labayu ke Mesir agar dieksekusi secara terbuka (hukuman atas
kelancangan Labayu). Hal ini masih sejalan dengan catatan kitab Samuel yang
memuat bahwa Saul tewas (bunuh-diri) di medan perang dalam pertempuran melawan
orang Filistin. Dia tidak pernah ditangkap hidup-hidup meskipun akhirnya
jenasahnya diangkut oleh tentara Filistin dan dipamerkan disalah-satu tembok
kota mereka.
Dalam Surat-surat Amarna, memang
disebutkan bahwa Raja Labayu dan orang-orang Habiru (Hebrew) bukan berasal dari
kubu yang sama. Sekilas, ini tidak sesuai dengan catatan kitab Samuel bahwa
Saul adalah orang Ibrani (Israel) sehingga sudah pasti dia berasal dari kubu
yang sama, tetapi para pengikut teori kronologi baru bersikeras orang-orang
Ibrani selalu menyebut mereka sebagai orang “Israel” bukan orang “Hebrew”
(bahasa Ibrani: Ibriya yang artinya
orang-orang pendatang), dan bahwa dalam bahasa asli kitab Perjanjian Lama hanya
para pengikut Daud yang menyebut diri mereka orang “Hebrew” (orang Ibriya=
orang pendatang atau penumpang). Oleh sebab itu, oleh para pengikut teori
kronologi baru, Habiru yang dimaksudkan dalam surat-surat Amarna adalah sebutan
khusus bagi orang Israel dari gerombolan pengikut Daud (David Rohl, “A Test of Time: The
Bible-From Myth To History,” 1995) yang kemudian, setelah Daud menjadi
raja Israel, sebutan ini menjadi salah-satu sebutan resmi bangsa Israel
khususnya Kerajaan Yehuda (Yerusalem) selain nama “Israel” untuk membedakan
mereka dengan kerajaan Israel Utara (Samaria42) yang juga menyebut
diri “orang Israel” sehingga pada masa hidupnya Saul memang tidak termasuk “orang
Hebrew” atau “orang Ibriya” sebab dia pasti akan menyebut dirinya sebagai orang
“Israel”, atau sebelum menjadi raja Israel dia akan menyebut dirinya sebagai
orang “Benyamin.”
Terlepas dari keruwetan
historisiti wangsa Saul dan Yonatan, kitab Samuel dan beberapa kitab sejarah lainnya
dalam Perjanjian Lama tetap tegas menyatakan bahwa kharisma dan keberanian Yonatan
adalah salah-satu kunci keberhasilan wangsa Saul meraih dukungan semua suku
Israel dan membantu ayahnya menjadi pemimpin tunggal bangsa Israel. Kepiawaian Wangsa
Saul memimpin dapat dilihat dari ketiadaan perang saudara dan konflik internal
yang terbuka pada awal kerajaan Israel berdiri. Tidak ada konflik berdarah
antar suku atau antar klan yang sangat umum terjadi pada sebuah kerajaan muda
seperti Israel saat itu. Ayahnya juga menghindari konflik yang tidak perlu
dengan kerajaan lain dan fokus merebut kembali wilayah Israel.
Wilayah Israel semakin lama
semakin besar dan Yonatan juga semakin dikenal diseluruh Israel sebagai
pangeran muda yang gagah berani mengusir orang Filistin dari wilayah Israel.
__________________________________________________________________________________
35Surat-surat Amarna ditemukan pada 1887 di Tell el-Amarna. Surat-surat ini adalah surat-surat dari para pemimpin asing pada Firaun, yang berasal dari wilayah-wilayah Turki, Siria, dan Siprus. Surat-surat itu dikirim pada Firaun Amenhotep IV atau yang lebih dikenal dengan nama Akhenaten
36Surat-surat dari Kanaan yang
berbahasa Kanaan atau bahasa-bahasa yang digunakan oleh bangsa-bangsa yang
mendiami wilayah Kanaan, termasuk Israel, dikirim pada Firaun Akhenaten setelah
diterjemahkan kedalam bahasa Akkadia (dalam bentuk tulisan Cuneiform) lalu oleh
para penerjemah istana Firaun ditermahkan kedalam bahasa Mesir (dalam bentuk
tulisan Hieroglif).
37Firaun Ramses II dianggap Firaun
Sisak oleh David Rohl sebab hasil riset dari sumber-sumber Mesir dan Kerajaan
Hittit (bangsa Het) mengungkap bahwa
Firaun Ramses II dikenal di Timur Tengah dengan hypocoristicon (nama panggil)
yang ditulis “Ss'” (double huruf “S”). Huruf “S” dari nama-nama Mesir sendiri
diucapkan “Sh” oleh orang Ibrani (Sosenk = Shoshenk). Huruf “Ss'” ditulis tanpa
huruf hidup tetapi beberapa catatan kuno Assyria mengindikasikan huruf “Ss'”
dari nama-nama Mesir dibaca “Sisa” atau “Syisha”. Menurut Rohl ada kemungkinan
lafal Ibrani menambahkan akhiran tegas saat menyebut nama ini sehingga dibaca “Sisak”.
38nama Labayu, yang berarti singa,
mirip dengan kata dalam bahasa Ibrani: Labi atau Lebayi, yang adalah kata tunggal
yang juga berarti singa,
39lima kota utama kerajaan konfederasi
Filistin adalah Gat (kota asal raksasa Goliat), Gaza (wilayah yang berdekatan
dengan kota Gaza modern), Ekron, Asdod, dan Askelon
40Yosua ben Nun dari suku Yusuf
tepatnya sub-suku Efraim adalah Panglima Besar Israel yang memimpin Israel
setelah Nabi Musa. Dia adalah pemimpin Israel yang memimpin penaklukan kota
Yeriko.
41pada masa Saul dan Yonatan, Megido
belum menjadi wilayah bagian kekuasaan Israel
42Samaria
adalah ibukota ketiga Kerajaan Israel Selatan setelah sebelumnya beribukota di
Tirza dan Sikhem
DAFTAR
PUSTAKA:
-Avios,
Michael; Could Saul Rule Forever? A New Look At 1
Samuel 13:13-14; the Journal of Hebrew Scriptures Volume 5 artikel
16; ISSN 1203-1542
-Garshiel, Moshe; the Book of Samuel: Its
Composition, Structure and significance As A Historiographical Source;
the Journal of Hebrew Scriptures Volume 10 artikel 5; ISSN 1203-1542
-Junkkaala, Eero Kalevi; Three
Conquests of Canaan; Abo Academy University Press; Finlandia; 2006
-Kitchen, Kenneth Anderson; Ancient
Orient and Old Testament; University of
Liverpool, School of Archaelogy and Oriental Studies; Inter-varsity Press; Liverpool,
Inggris; 1966
-Kitchen, Kenneth Anderson; the
Old Testament Contest; University of
Liverpool, School of Archaelogy and Oriental Studies; Inggris
-Kitchen, Kenneth Anderson; the
Old Testament in Its World Today; University of
Liverpool, School of Archaelogy and Oriental Studies; Inggris
-Kletter, Raz; Chronology and United Monarchy;
2004
-Kuliovsky, Andrew; A
Reliable Historical Record
-Liver,
J;
King,
Kingship; Encilopedia Bibica Vol. IV, the Bialic Institute,
Yerusalem, 1964
-McFall, Leslie; A Translation Guide to the
Chronological Data in Kings and Chronicles; Former Fellow; Tyndale
House; Cambridge, Inggris
-Olaussen, Veronica Kristine; How
Convincing Are the Arguments for A New Egyptian Chronology; Journal
of Creation; 2003
-Rohl, David; A Test of Time: The Bible, From Myth to
History; Century; London; 1995
-Sielaff,
David; Israel and Judah: part 2. David as King;
Grace Theological Journal Vol.5.1 halaman 95-126; Associates for Scriptural
Knowledge, Portland-Amerika Serikat; September 2014
-Sostre, Samuel; David’s Treason Against Saul:
A Hidden Storyline Within Biblical Text; the Jewish Bible Quarterly
Volume 43:4 halama 172; edisi Oktober-Desember 2015
-Van der Veen, Peter. Theis, Christopher.
Gorg, Manfred; Israel in Canaan (Long) Before
Pharaoh Merenptah; Journal of Ancient Egypt
Inter-conection volume 2:4; 2010
-Zaph, David L; How Are the Mighty Fallen! A
Study of 2 Samuel 1:17-27; Grace Theological Journal Vol.5.1
halaman 95-126; 1984
DAFTAR
WEB:
-en.wikipedia/saul
-en.wikipedia/jonathan-ben-saul
-en.wikipedia/david-king-of-israel
-en.wikipedia/samuel
-en.wikipedia/kingdom-of-israel
-en.wikipedia/gibea
__________________________________________________________________________________
Hak Cipta Artikel: Devy R
Artikel ini pertama kali ditulis dan disusun oleh Devy R dan diterbitkan oleh Deleigeven Media
PENYUSUN:
Penulis: Devy R
Editor: Deleigeven & Juliet
Penerbit: Deleigeven Media