DELEIGEVEN HISTORICULTURAM

HISTORY IS ONE OF THE BEST INFORMATION FOR OUR CURRENT & FUTURE

Translate

Showing posts with label Christian History. Show all posts
Showing posts with label Christian History. Show all posts

Sunday, 30 December 2018

ISA DAN ORANG-ORANG BIMBANG




Pada suatu hari Isa, putra Mariam, berjalan-jalan di padang pasir dekat Baitul Mukadis bersama-sama sekelompok orang yang masih suka mementingkan diri sendiri.

Mereka meminta dengan sangat agar Isa memberitahukan kepada mereka “Kata Rahasia” yang telah dipergunakannya untuk menghidupkan orang mati.

Isa-pun berkata,
"Kalau kukatakan itu padamu, kau pasti menyalahgunakannya."

Mereka berkata,
"Kami sudah siap dan sesuai untuk pengetahuan semacam itu; tambahan lagi, hal itu akan menambah keyakinan kami."

"Kalian tak memahami apa yang kalian minta," kata Isa, tetapi Ia memberitahukan juga Kata Rahasia itu.

Segera setelah itu, orang-orang tersebut berjalan di suatu tempat yang terlantar dan mereka melihat seonggok tulang yang sudah memutih.

"Mari kita uji keampuhan Kata itu," kata mereka, dan diucapkanlah 'Kata Rahasia' itu.

Begitu kata diucapkan, tulang-tulang itupun segera terbungkus daging dan menjelma menjadi seekor binatang liar yang kelaparan, yang kemudian merobek-robek mereka sampai menjadi serpih-serpih daging.



Mereka yang dianugerahi nalar akan mengerti. Mereka yang nalarnya terbatas bisa belajar melalui kisah ini.



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Catatan:
Isa dalam kisah ini adalah Isa putra Maria (Al Qur’an), yang juga dikenal sebagai Yesus Kristus oleh umat Kristen (terlepas dari semua kontradiktif dan kontroversi mengenai apakah kedua tokoh ini adalah orang yang sama).

Tokoh Isa dalam cerita ini diceritakan dari sudut pandang Islami bukan dari sudut pandang Kristiani atau historis, oleh karena itu kisah ini tidak dapat ditemukan di dalam Alkitab, dan juga kisah ini memang tidak ada dalam Al Qur’an.

Kisah “Isa dan Orang-orang Bimbang” ini adalah kisah dongeng yang sering diceritakan oleh Jalaludin Rumi dan para Sufi. Kisah ini mengandung gagasan yang sama dengan yang ada dalam Magang Sihir, dan juga muncul dalam karya Rumi. Kisah ini juga selalu muncul dalam dongeng-dongeng lisan para darwis tentang Isa. Jumlah dongeng semacam itu banyak sekali.

Tokoh yang dikenal sering menceritakan kembali kisah ini adalah Jabir putra al-Hayan, yang dalam bahasa Latin di sebut Geber, penemu alkimia Kristen. Geber disebut-sebut sebagai salah seorang yang berhak menyandang sebutan Sufi. Ia meninggal sekitar 790 M. Aslinya ia orang Sabia, menurut para pengarang Barat, ia membuat penemuan-penemuan kimia penting.



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Copyrights (Hak Cipta):
Dituliskan kembali dari buku kumpulan “Kisah-kisah Sufi”, berupa kumpulan kisah nasehat para guru sufi selama seribu tahun yang lampau.


Writer : Idries Shah
Translator : Sapardi Djoko Damono
Indonesian Publisher : Pustaka Firdaus, 1984
Re-published by : Deleigeven Media

Friday, 30 November 2018

BERKAT BAGI ORANG BENAR




1Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya,
tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya.

2Harta benda yang diperoleh dengan kefasikan tidak berguna,
tetapi kebenaran menyelamatkan orang dari maut.

3TUHAN tidak membiarkan orang benar menderita kelaparan,
tetapi keinginan orang fasik ditolak-Nya.

4Tangan yang lamban membuat miskin,
tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.

5Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi;
siapa tidur pada waktu panen membuat malu.

6Berkat ada di atas kepala orang benar,
tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman.

7Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat,
tetapi nama orang fasik menjadi busuk.

8Siapa bijak hati, memperhatikan perintah-perintah,
tetapi siapa bodoh bicaranya, akan jatuh.

9Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya,
tetapi siapa berliku-liku jalannya, akan diketahui.

10Siapa mengedipkan mata, menyebabkan kesusahan,
siapa bodoh bicaranya, akan jatuh.

11Mulut orang benar adalah sumber kehidupan,
tetapi mulut orang fasik menyembunyikan kelaliman.

12Kebencian menimbulkan pertengkaran,
tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.

13Di bibir orang berpengertian terdapat hikmat,
tetapi pentung tersedia bagi punggung orang yang tidak berakal budi.

14Orang bijak menyimpan pengetahuan,
tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan yang mengancam.

15Kota yang kuat bagi orang kaya ialah hartanya,
tetapi yang menjadi kebinasaan bagi orang melarat ialah kemiskinan.

16Upah pekerjaan orang benar membawa kepada kehidupan,
penghasilan orang fasik membawa kepada dosa.

17Siapa mengindahkan didikan, menuju jalan kehidupan,
tetapi siapa mengabaikan teguran, tersesat.

18Siapa menyembunyikan kebencian, dusta bibirnya;
siapa mengumpat adalah orang bebal.

19Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran,
tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.

20Lidah orang benar seperti perak pilihan,
tetapi pikiran orang fasik sedikit nilainya.

21Bibir orang benar menggembalakan banyak orang,
tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi.

22Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya,
susah payah tidak akan menambahinya.

23Berlaku cemar adalah kegemaran orang bebal,
sebagaimana melakukan hikmat bagi orang yang pandai.

24Apa yang menggentarkan orang fasik, itulah yang akan menimpa dia,
tetapi keinginan orang benar akan diluluskan.

25Bila taufan melanda, lenyaplah orang fasik,
tetapi orang benar adalah alas yang abadi.

26Seperti cuka bagi gigi dan asap bagi mata,
demikian si pemalas bagi orang yang menyuruhnya.

27Takut akan TUHAN memperpanjang umur,
tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek.

28Harapan orang benar akan menjadi sukacita,
tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia.

29Jalan TUHAN adalah perlindungan bagi orang yang tulus,
tetapi kebinasaan bagi orang yang berbuat jahat.

30Orang benar tidak terombang-ambing untuk selama-lamanya,
tetapi orang fasik tidak akan mendiami negeri.

31Mulut orang benar mengeluarkan hikmat,
tetapi lidah bercabang akan dikerat.

32Bibir orang benar tahu akan hal yang menyenangkan,
tetapi mulut orang fasik hanya tahu tipu muslihat.
_________________________________________________________________________________


Tafsiran Umum

Secara keseluruhan, syair ini adalah nasihat penulis (Raja Salomo) bagi semua orang yang membacanya agar berjalan di jalan yang benar dan tidak mengikuti jalan yang jahat sebab jalan yang benar akan berakhir dengan kebahagiaan meskipun ditempuh dengan susah payah. Perbedaan antara orang fasik (jahat) dan orang benar sangat banyak dan sangat mudah terlihat, baik dari perkataan dan perbuatan, oleh karena itu seharusnya kita bisa melihat dan menilai mana yang baik dan mana yang buruk sehingga tidak terjerumus dalam kejahatan. Untuk bisa mengenal jalan yang benar dan yang salah maka pembaca diharapkan memperkaya budi pekerti termasuk juga menjaga perkataan.

Bait pertama dalam syair ini merujuk pada bakti anak-anak pada orang-tua melalui perbuatan baik dan hikmat. Hampir setiap ayat pembuka dalam berbagai pasal dari Amsal Salomo merupakan ajakan untuk menghormati orang-tua melalui berbagai cara, tetapi yang paling sering adalah dengan memperkaya hikmat.

Bait ketiga dan keempat merupakan rangkaian pujian dan peringatan dari Salomo bahwa orang yang benar tidak akan ditinggalkan Tuhan (ayat ketiga), tetapi semua setiap orang diwajibkan bekerja sebab berkat datang pada orang yang benar dan rajin (ayat keempat). Ini adalah peringatan Salomo agar setiap orang yang beriman pada Tuhan tidak menjadi pasif, atau hanya berdoa meminta berkat, melainkan harus aktif dengan bekerja untuk memperoleh berkat. Salomo selalu menyorot para pemalas dalam berbagai amsal-amsalnya. Ini dapat dilihat diayat-ayat selanjutnya seperti bait 26,

Bait kelima adalah teguran Salomo pada orang-orang yang dilihatnya tidak bekerja secara efisien. Bagi Salomo, rajin itu penting tetapi harus memakai akal sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak sia-sia. Ini juga merupakan teguran bagi orang-orang yang malas.

Bait 8, 10, 11, 13, 14, 18, 19, 20, 21, 31 dan 32, membahas tentang ucapan. Salomo sangat menyorot perilaku manusia melalui ucapan-ucapan mereka. Dalam syair ini, Salomo meyebut semua yang berhubungan langsung dengan ucapan, yaitu kata-kata, mulut, bibir, dan bahkan lidah. Berbeda dengan penulis amsal lain, bagi Salomo ucapan itu sangat penting sekaligus berbahaya sehingga Salomo selalu menghimbau melalui amsal-amsalnya agar para pembaca selalu menjaga perkataan.




Catatan

Bagi kalangan Kristen dan Yahudi, penulis syair ini dianggap sebagai salah-satu perantara Firman Tuhan sebab diimani bahwa kata-kata ini berasal dari Tuhan yang menggunakan hikmat dan tangan manusia untuk menyampaikannya.

Penulis syair ini adalah Raja Salomo. Seluruh syair ini disadur dari Kitab Amsal 10:1-32 (dibaca: Amsal pasal 10 ayat 1 hingga 32). Syair adalah bagian dari “Kumpulan Amsal Salomo” dalam Kitab Suci Ibrani (Yahudi) dan Alkitab Perjanjian Lama. Syair ini adalah kumpulan syair bagian pertama yang diberi judul: “Kumpulan Amsal-amsal Salomo”. Judul ini hanya ditemukan di Alkitab berbahasa Indonesia. Kumpulan syair pada bagian “Kumpulan Amsal-amsal Salomo” terdiri dari 13 pasal yaitu dari pasal 10 hingga 22.

Pada bait pertama syair ini diawali dengan kalimat: “Amsal-amsal  Salomo”, sehingga bait pertama syair ini adalah: Amsal-amsal  Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya. Kalimat “Amsal-amsal  Salomo” adalah kata-kata pembuka untuk mengumumkan nama penulis amsal ini. Kalimat pembuka syair ini tidak dicantumkan dalam syair diatas dengan karena artikel ini bertujuan memperkenalkan syair dari Salomo sedangkan kalimat pembuka itu adalah penanda dan bukan bagian dari amsal yang ditulis Salomo.

Salomo adalah salah-satu raja di wilayah Timur Tengah yang hidup dan memerintah sekitar abad ke-11-10 SM. Menurut kitab sejarah raja-raja Israel dan berbagai kitab sejarah para raja Israel yang dimuat di dalam Alkitab, juga berdasarkan penelitian sementara, Raja Salomo (Arab: Sulaiman, Inggris: Solomon) adalah raja Kerajaan Israel Bersatu yang ketiga. Ayahnya adalah raja Kerajaan Israel Bersatu yang kedua, Raja Daud (Arab: Dawud, Inggris: David). Beliau adalah putra Raja Daud yang lahir di Yerusalem dari istrinya yang bernama Batsyeba. Ibu Salomo ini dulunya adalah istri dari salah-satu perwira Daud yang bernama Uria (prajurit dari negeri Hittit), yang adalah salah-satu dari “Tiga Puluh Ksatria” Raja Daud. Beliau dinikahi secara resmi oleh Daud setelah kematian Uria dalam perang melawan Kerajaan Moab. Salomo bukan putra sulung melainkan putra kesepuluh Daud. Putra sulung Daud adalah Pangeran Amnon tetapi dibunuh oleh adiknya, pangeran ketiga, Absalom yang dendam padanya. Pada saat Raja Daud  meninggal, beliau mewasiatkan agar Salomo yang mewarisi tahtanya, padahal saat itu masih ada putra Daud yang keempat: Pangeran Adonia. Pangeran Adonia adalah putra tertua Daud yang masih hidup saat itu sebab ada kemungkinan putra kedua Daud, Pangeran Daniel, telah meninggal sehingga beliau tidak masuk dalam kisruh perebutan tahta, sedangkan putra ketiga, Pangeran Absalom, juga sudah tewas dalam pemberontakan melawan ayahnya bertahun-tahun silam. Salomo adalah pendiri Bait Suci Yahudi yang pertama, sehingga bait suci itu dikenal dengan nama Kuil Salomo. Sepeninggal Salomo, kerajaan Israel terpecah menjadi dua (Utara: Israel  beribukota di Sikhem lalu pindah ke Samaria, dan Selatan: Yehuda beribukota secara permanen di Yerusalem). Penyebab utama perpecahan itu adalah pemberontakan rakyat akibat kerja-paksa, pajak tinggi, dan juga penolakan rakyat pada masuknya budaya-budaya asing yang dibawa oleh istri-istri Salomo yang mendominasi istana. Oleh sebab itu, ketika pewaris Salomo, Putra Mahkota Rehobeam, mengabaikan tuntutan rakyat dan justru memperberatnya maka rakyat dari sepuluh suku mengangkat pemimpin oposisi wangsa Daud, Yerobeam, sebagai raja mereka, sedangkan Putra Mahkota Rehabeam tetap didukung oleh suku utama wangsa Daud, Suku Yehuda, dan oleh suku bungsu, Suku Benyamin, menjadi raja di Yerusalem. Hal ini membuat Salomo menjadi raja terakhir Kerajaan Israel Bersatu. Kerajaannya disebut “Kerajaan Israel Bersatu” untuk membedakan dengan “Kerajaan Israel” yang baru yang didirikan oleh Raja Yerobeam dan beribukota di Sikhem (kemudian pindah ke Samaria). Meskipun belum ada penemuan arkeologi langsung yang memuat nama Salomo (agar diakui sebagai tokoh sejarah nyata) tetapi banyak penemuan arkeologi yang memuat nama “Dinasti Daud”, yang merupakan dinasti asal Salomo, sehingga menjadi penemuan tidak langsung tentang kebenaran eksistensinya sebagai raja Israel.

Kitab Amsal adalah salah-satu dari kitab-kitab syair dalam Alkitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani Kuno yang secara harafiah berarti “Kitab Kebajikan”. Kitab ini merupakan salah-satu kitab dalam Perjanjian Lama Alkitab yang berisi kumpulan syair tentang kata-kata bijak, hikmat, dan pedoman moral dan perilaku. Kitab Amsal terdiri dari 31 bab (pasal) dan diakui sebagai salah-satu kitab dalam Kitab Suci Ibrani dan Kristen. Walaupun Kitab Amsal secara luas dikenal sebagai “Amsal Salomo” tetapi Amsal Salomo hanyalah salah-satu bagian dari kitab ini, yaitu bagian pertama. Penulis Kitab Amsal lebih dari satu orang, namun Amsal-amsal itu dikumpulkan (bukan hanya ditulis sebab juga diambil dari perkataan orang lain) oleh empat penulis dan pengumpul kitab ini, yaitu Raja Salomo (penulis dan pengumpul utama), Hizkia (salah-satu pegawai istana yang mengumpulkan kembali amsal-amsal Salomo dan menambahkan amsal-amsal lama), Agur (seorang bijak dari Kerajaan Masa), dan Raja Lemuel (Raja Masa). Waktu penulisan amsal Salomo adalah sekitar tahun 1000 SM, sedangkan waktu pengumpulan amsal oleh Hizkia adalah sekitar tahun 700 SM, sedangkan waktu pengumpulan amsal oleh Agur dan Lemuel tidak diketahui dengan pasti. Tempat penulisan Amsal Salomo adalah di kota Yerusalem, demikian juga dengan tempat penulisan sebagian besar Amsal lainnya.

Perjanjian Lama adalah salah-satu dari dua bagian utama Kitab Suci Kristen yang juga diakui sebagai bagian kitab suci Yahudi. Kitab Suci Kristen terdiri dari dua bagian (tiga untuk kitab suci Katolik) yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagian kitab-kitab tambahan dari gereja Katolik adalah Kitab-kitab Deuteronika yang urutannya berada diantara kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kitab Perjanjian Lama terdiri dari 39 Kitab yang terdiri dari Lima Kitab Pentateukh atau Kitab Taurat (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan), kitab para Hakim dan kisah-kisah sebelum Daud (Yosua, Hakim-hakim, dan Ruth), kumpulan kitab sejarah (1 dan 2 Samuel, 1 dan 2 Raja-raja, 1 dan 2 Tawarikh), kumpulan kitab dari masa 70 tahun pembuangan di Babilonia (Ezra, Nehemia, Ester), kitab Ayub (ditulis pada masa Abraham), kitab-kitab Syair (Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, dan Ratapan), kitab nabi-nabi besar (Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel), kitab nubuatan atau ramalan Daniel, dan kitab nabi-nabi kecil (Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi). Kitab Perjanjian Lama juga adalah bagian dari Kitab Suci Yahudi. Oleh gereja Kristen, kitab ini disebut “Perjanjian Lama” sebab ditulis dimasa sebelum kehidupan Yesus, sedangkan Perjanjian Baru dinamakan demikian untuk membedakan kitab-kitab yang ditulis setelah masa kedatangan Yesus. Teologia Kristen meyakini bahwa kedatangan Yesus ke dunia untuk menggenapi “Perjanjian” antara pihak Surga (Tuhan) dan pihak Dunia (Manusia), sehingga penyebutan “Perjanjian” pada kedua kitab ini merujuk pada Yesus, dimana era “lama” adalah sebelum “Perjanjian” itu datang dan era “baru” adalah setelah “Perjanjian” itu datang.

_________________________________________________________________________________

Tafsiran dan catatan pada artikel ini ditulis berdasarkan sudut pandang sastra dan sejarah bukan berdasarkan pemahaman agama atau teologia manapun.

Artikel ini pertama kali ditulis dan disusun oleh Tim Deleigeven dan diterbitkan pertama-kali oleh Deleigeven Media.


TIM PENYUSUN:
Penulis : Devy R
Editor : Deleigeven & Juliet
Penerbit : Deleigeven Media


DAFTAR PUSTAKA:
-Alkitab Perjanjian Lama (dengan catatan versi Pemulihan); di distribusikan oleh Lembaga Alkitab Indonesia; diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (Anggota IKAPI); 2007; Jakarta
-Perjanjian Baru, Mazmur, Amsal; di distribusikan oleh The Gideons International; diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (Anggota IKAPI); 2007; Jakarta




Sunday, 30 September 2018

HIDUPLAH DENGAN RUKUN



1Sungguh, alangkah baik dan indahnya,
apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.

2Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut,
yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya.

3Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.

_________________________________________________________________________________

Tafsiran Umum

Mazmur atau nyanyian ini adalah nasihat dari bagi semua orang yang membacanya agar memelihara kerukunan dan menjauhi pertengkaran. Inti dari syair ini adalah kerukunan akan menciptakan kebahagian dan kesejukan (ketenangan) bagi satu sama lain dan merupakan anugerah Tuhan yang harus dijaga.

“Minyak yang baik” dalam syair ini berarti kebahagiaan.

Harun adalah saudara Musa (nabi besar yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir) dan juga merupakan imam besar (grand priestpertama bangsa Israel.

“embun” berarti kesejukan, dan “gunung Hermon” adalah keindahan atau bisa juga berarti Firdaus karena letaknya lebih tinggi dari Bukit Sion.

“Gunung-gunung Sion” artinya adalah kelompok-kelompok orang atau umat manusia (secara umum), atau bangsa Isarael (menurut teologia Yahudi), atau kelompok-kelompok gereja (menurut teologia Kristen) sebab Sion juga diartikan sebagai “umat percaya” dan “umat Tuhan” (contoh: Raja Sion = Raja orang percaya, Bukit Sion = Tempat orang percaya, dsb).

Secara umum, kalimat terakhir pada bait terakhir dari syair ini berarti: Tuhan akan mendatangkan berkat dan kehidupan pada umat manusia yang hidup rukun.


Catatan

Bagi kalangan Kristen dan Yahudi, penulis syair ini dianggap sebagai salah-satu perantara Firman Tuhan sebab diimani bahwa kata-kata ini berasal dari Tuhan yang menggunakan hikmat dan tangan manusia untuk menyampaikannya.

Penulis syair ini adalah Raja Daud. Seluruh syair ini disadur dari Kitab Mazmur 133:1-3 (dibaca: Kitab Mazmur pasal 133 ayat 1 hingga 3). Syair ini sejatinya adalah nyanyian pujian dari Raja Daud dalam Kitab Suci Ibrani (Yahudi) dan Alkitab Perjanjian Lama. Oleh Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) syair ini (Mazmur 133:1-3) diberi judul “Persaudaraan Yang Rukun”. Judul ini hanya ditemukan di Alkitab berbahasa Indonesia.

Bait pertama syair ini diawali dengan kalimat: “Nyanyian Ziarah Daud”, sehingga bait pertama syair ini adalah: Nyanyian Ziarah Daud. Sungguh, alangkah baik dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun. Kalimat “Nyanyian Ziarah Daud” adalah kata-kata pembuka untuk mengumumkan nama penulis mazmur ini. Kalimat pembuka syair ini tidak dicantumkan dalam syair diatas dengan karena artikel ini bertujuan memperkenalkan syair dari Raja Daud sedangkan kalimat pembuka itu adalah penanda dan bukan bagian dari nyanyian atau mazmur yang ditulis Daud.

Nyanyian Ziarah adalah kumpulan nyanyian Ibrani yang dinyanyikan untuk merenungkan masa pembuangan ke Babilonia. Pasal 120 hingga 134 dari kitab Mazmur merupakan bagian dari Nyanyian Ziarah. Tidak semua nyanyian ziarah ditulis oleh Daud, hanya nyanyian ziarah yang diberi kode “Nyanyian Ziarah Daud” yang ditulis oleh Daud. Syair ini ditulis dan dikarang oleh Daud semasa hidupnya di Yerusalem tetapi baru digolongkan kedalam ‘Nyanyian Ziarah” pada masa Pembuangan ke Babilonia. Kekaisaran Babilonia adalah imperium kuno di negara Irak modern yang adalah salah-satu kerajaan terbesar di masa kuno. Mereka menaklukan Kerajaan Yehuda (kerajaan Israel Selatan yang dipimpin oleh Dinasti Daud) dan mengangkut bangsa Israel ke Babel (ibukota Babilonia) sebagai tawanan. Bangsa Israel ditawan disana selama 70 tahun dan masa ini dikenal sebagai masa “70 Tahun Pembuangan ke Babel”.

Daud adalah salah-satu raja di wilayah Timur Tengah yang hidup dan memerintah sekitar abad ke-11 SM. Menurut kitab sejarah raja-raja Israel dan berbagai kitab sejarah para raja Israel yang dimuat di dalam Alkitab, juga berdasarkan penelitian sementara dan konsensus sejarawan, Raja Daud (Arab: Dawud, Inggris: David) adalah raja Kerajaan Israel Bersatu yang kedua. Pendahulunya adalah mertuanya yang bernama Raja Saul. Ayahnya bernama Isai, salah-satu pemimpin klan dari suku Yehuda. Beliau lahir di kota Betlehem. Daud adalah cucu dari salah-satu pemimpin utama klan Yehuda yang bernama Boas (ayah Isai) dari istrinya yang berasal dari Kerajaan Moab yang bernama Rut. Daud adalah putra bungsu yang sehari-hari bekerja sebagai seorang penggembala domba milik ayahnya, sedangkan kakak-kakaknya (Eliab, Aminadab, dan Syama) berprofesi sebagai tentara Kerajaan Israel Bersatu. Nama Daud awalnya sama sekali tidak ada dalam daftar suksesi Kerajaan Israel Bersatu, walaupun saat itu Nabi Kerajaan dan Penasihat Utama Kerajaan, Samuel, telah mengurapi Daud (menahbiskan Daud secara agama) sebagai calon raja Israel Bersatu tetapi secara hukum dan tradisi (adat) Daud tidak ada dalam daftar pewaris raja saat itu (Raja Saul). Daud baru bertemu Saul saat Israel berperang melawan Konfederasi Filistin, ketika dia bermaksud mengantarkan makanan pada kakak-kakaknya. Pada perang itulah Daud menunjukan kepahlawanannya yang paling terkenal: Melawan Goliat. Berkat kepahlawanannya melawan Goliat, Daud menjadi orang kesayangan Saul dan bersahabat erat dengan pewaris Saul, Putra Mahkota Yonatan. Daud dibawa ke istana dan mengikuti Saul ke berbagai medan perang, sesekali Daud menjadi pemusik pribadi Saul dengan memainkan kecapi untuk menenangkan pikiran Saul sebab saat itu Saul sudah mengidap penyakit mental dan sering mengamuk karena sakitnya itu. Lama kelamaan Saul mempercayakan Daud untuk memimpin pasukan Israel di medan perang sebagai salah-satu panglima perang, dan selalu meraih kemenangan. Daud pun menjadi kesayangan rakyat Israel, dan ini menjadi awal perpecahan antara Saul dan Daud, terlebih lagi Daud telah menjadi menantu Saul sehingga namanya masuk dalam daftar suksesi, walaupun masih jauh dibawah Yonatan sebab Yonatan masih memiliki dua orang adik (Pangeran Abinadab dan Pangeran Malkisua) yang berhak atas tahta dan seorang adik (Pangeran Isyboset) yang cacat tetapi masih termasuk dalam daftar suksesi. Konflik antara Saul dan Daud semakin parah, dimulai dari perang urat syaraf dan kemudian menjadi konflik terbuka yang membuat Daud harus melarikan diri. Meski demikian, Putra Mahkota Yonatan selalu mendukung Daud bahkan rela jika tahta kelak menjadi milik Daud. Ini membuat putra-mahkota juga berkonflik dengan ayahnya. Dalam pelarian Daud, Kerajaan Israel Bersatu masih berperang dengan Konfederasi Filistin, dan dalam salah-satu pertempuran Kerajaan Israel Bersatu kalah telak. Perang itu merenggut nyawa Putra Mahkota Yonatan dan kedua adiknya. Saul yang terdesak memilih bunuh-diri. Kematian Yonatan membuat Daud sangat berduka dan mengarang sebuah elegi. Karena semua pewaris utama Saul telah meninggal rakyat pun terpecah, apakah mendukung Daud atau keluarga Saul. Mayoritas rakyat mendukung Keluarga Saul, yang masih memiliki seorang pewaris yaitu Pangeran Isyboset, dan hanya suku Yehuda (suku asli Daud) yang mendukung Daud. Kubu Pangeran Isyboset berpusat di ibukota lama Israel Bersatu di kota Gibea, tetapi Isyboset dinobatkan di kota Mahanaim (salah-satu kota penting di daerah Giliead, wilayah suku Gad yang berbatasan dengan Kerajaan Amon atau Yordania modern), sedangkan kubu Daud berpusat di kota Hebron. Isyboset lalu tewas dibunuh pengawalnya sehingga membuat Daud menjadi raja tunggal. Karena kejujuran dan kesalehannya, Daud akhirnya diakui oleh seluruh bangsa Israel sekaligus para pendukung Saul. Ini karena Daud menghukum mati para pembunuh Isyboset (sebab Daud mengharapkan penyatuan tanpa pertumpahan darah). Daud tetap bertahta di Hebron sampai beliau menaklukan kota Salem (yang lalu diubah namanya menjadi “Yerusalem”) dan bertahta disana hingga kematiannya. Pada akhirnya ketika kerajaan Israel pecah, hanya pendukung Saul yang bersedia bersatu dengan pendukung Dinasti Daud dan mempertahankan Dinasti Daud. Daud adalah raja Israel yang paling terkenal. Beliau dikenang akan ketekunan dan ketulusannya. Dinastinya disebut “Dinasti Daud” (Inggris: House of David, Ibrani: Byt el Dwd = Bait el Dawud) dan merupakan dinasti Israel terlama yang bertahta, yang keturunannya masih terlacak hingga awal masehi.

Belum ada penemuan arkeologi yang memuat nama Daud sebagai bukti langsung tentang eksistensinya tetapi banyak penemuan arkeologi yang memuat nama “Dinasti Daud” sehingga menjadi bukti dan penemuan tidak langsung tentang kebenaran eksistensinya sebagai raja Israel.

Kitab Mazmur adalah salah-satu dari kitab-kitab syair dalam Alkitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani Kuno. Sebenarnya, kitab Mazmur adalah kitab nyanyian (sehingga dinamakan “Mazmur”). Kitab ini merupakan salah-satu kitab dalam Perjanjian Lama Alkitab yang berisi kumpulan lagu dan pujian pada Tuhan, ucapan syukur, dan ajakan berbuat baik, yang nada-nada lagunya sudah tidak diketahui. Kitab Mazmur adalah kitab dengan bab terbanyak dalam Alkitab sebab terdiri dari 150 bab (pasal), dan diakui sebagai salah-satu kitab dalam Kitab Suci Ibrani dan Kristen. Walaupun Kitab Mazmur secara luas dikenal sebagai “Mazmur Daud” tetapi Mazmur Daud hanyalah salah-satu bagian dari kitab ini, yaitu bagian pertama. Penulis Kitab Mazmur lebih dari satu-orang, dan Daud adalah penulis Mazmur terbanyak (tujuh puluh tiga Mazmur). Penulis-penulis lain adalah Bani Korah (kelompok musik dari klan Kehat, klannya nabi Samuel, keturunan para pemberontak jaman Musa yang memilih untuk insaf dan melayani sebagai pemusik), Asaf ben Berekhya (salah-satu penyanyi utama Bait Suci dari klan Merari), Salomo (putra pewaris Daud), Etan ben Kisi (salah-satu penyanyi utama Bait Suci dari klan Merari), Musa (nabi terbesar bangsa Yahudi), dan satu orang atau lebih pemazmur yang namanya tidak diketahui yang menulis empat puluh sembilan mazmur. Waktu penulisan Mazmur Daud adalah sekitar abad 11 SM, sedangkan waktu penulisan mazmur-mazmur lainnya dimulai setelah kematian Daud kecuali Mazmur yang ditulis oleh Musa (sekitar abad 15 SM). Ini membuat kitab Mazmur menjadi salah-satu kitab nyanyian tertua di dunia yang syair-syairnya masih bertahan hingga sekarang. Tempat penulisan Mazmur Daud adalah di kota Yerusalem, demikian juga dengan tempat penulisan sebagian besar mazmur lainnya.

Perjanjian Lama adalah salah-satu dari dua bagian utama Kitab Suci Kristen. Kitab Suci Kristen terdiri dari dua bagian (tiga untuk kitab suci Katolik) yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagian kitab tambahan dari gereja Katolik adalah Kitab Deuteronika yang urutannya berada diantara kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kitab Perjanjian Lama terdiri dari 39 Kitab yang terdiri dari Lima Kitab Pentateukh atau Kitab Taurat (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan), kitab para Hakim dan kisah-kisah sebelum Daud (Yosua, Hakim-hakim, dan Ruth), kumpulan kitab sejarah (1 dan 2 Samuel, 1 dan 2 Raja-raja, 1 dan 2 Tawarikh), kumpulan kitab dari masa 70 tahun pembuangan di Babilonia (Ezra, Nehemia, Ester), kitab Ayub (ditulis pada masa Abraham), kitab-kitab Syair (Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, dan Ratapan), kitab nabi-nabi besar (Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel), kitab nubuatan atau ramalan Daniel, dan kitab nabi-nabi kecil (Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi). Kitab Perjanjian Lama juga adalah bagian dari Kitab Suci Yahudi. Oleh gereja Kristen, kitab ini disebut “Perjanjian Lama” sebab ditulis dimasa sebelum kehidupan Yesus, sedangkan Perjanjian Baru dinamakan demikian untuk membedakan kitab-kitab yang ditulis setelah masa kedatangan Yesus. Teologia Kristen meyakini bahwa kedatangan Yesus kedunia untuk menggenapi “Perjanjian” antara pihak Surga (Tuhan) dan pihak Dunia (Manusia), sehingga penyebutan “Perjanjian” pada kedua kitab ini merujuk pada Yesus, dimana era “lama” adalah sebelum “Perjanjian” itu datang dan era “baru” adalah setelah “Perjanjian” itu datang.
_________________________________________________________________________________

Tafsiran dan catatan pada artikel ini ditulis berdasarkan sudut pandang sastra dan sejarah bukan berdasarkan pemahaman agama atau teologia manapun. Penggunaan definisi dari teologia tertentu hanya sebagai tambahan penjelasan konten terkait agar penyampaian arti syair dan latar-belakang penulisan syair tidak bias.

Artikel ini pertama kali ditulis dan disusun oleh Tim Deleigeven dan diterbitkan pertama-kali oleh Deleigeven Media.


TIM PENYUSUN:
Penulis Artikel: Devy R
Editor : Deleigeven & Juliet
Penerbit : Deleigeven Media


DAFTAR PUSTAKA:
-Alkitab Perjanjian Lama (dengan catatan versi Pemulihan); di distribusikan oleh Lembaga Alkitab Indonesia; diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (Anggota IKAPI); 2007; Jakarta
-Perjanjian Baru, Mazmur, Amsal; di distribusikan oleh The Gideons International; diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia (Anggota IKAPI); 2007; Jakarta

Sumber Web:

-en.wikipedia/king_david

Wednesday, 20 June 2018

YONATAN, PUTRA MAHKOTA YANG SETIA (bagian 1)


SIAPAKAH PUTRA MAHKOTA YONATAN?

Lebih dari tiga ribu tahun yang lalu, ketika kerajaan-kerajaan di wilayah Kanaan selalu berperang satu sama lain, berdirilah sebuah kerajaan baru di sekitar Sungai Yordan.
Kerajaan ini diapit oleh kerajaan-kerajaan besar pada masa itu sehingga mereka harus berperang mempertahankan wilayah mereka.
Raja kerajaan ini sangat perkasa, demikian juga putra-putra dan para panglimanya.
Sang raja memiliki beberapa putra tetapi hanya satu putranya yang termasyur.
Putranya ini kemudian menjadi putra-mahkotanya.
Nama putranya ini adalah Yonatan
___________________________________________________________________________



Yonatan ben Saul lebih dikenal sebagai Yonatan. Dia adalah salah-satu tokoh terkenal dalam sejarah kerajaan Israel. Ada banyak tokoh-tokoh dalam sejarah Israel yang dimuat dalam kitab suci Yahudi atau kitab suci Kristen yang bernama Yonatan1 tetapi Yonatan ben Saul adalah Yonatan yang paling terkenal2.

Ironis dengan statusnya sebagai putra mahkota pertama Kerajaan Israel, catatan tentang kisah hidup Pengeran Yonatan sangat sedikit dan hanya ditemukan dalam satu kitab saja yaitu salah-satu kitab sejarah di Perjanjian Lama yang bernama kitab Samuel.
Siapakah pangeran Yonatan dan bagaimanakah beliau hidup?
___________________________________________________________________________
1tokoh lain yang bernama Yonatan, yang cukup dikenal adalah Yonatan ben Abyatar (putra Abyatar, imam utama era Daud), seorang yang juga dikenal akan kesetiaannya pada Daud. Yonatan yang lain adalah Yonatan ben Yada dari klan Hezron dan sub-klan Onam, dan panitera Yonatan yang mengabdi di era Raja Zedekia
2dalam catatan sejarah Israel hanya Yonatan ben Saul yang bergelar pangeran




PUTRA MAHKOTA PERTAMA

Putra mahkota Yonatan adalah putra sulung dari Raja Saul (Arab: Thalud3). Ayahnya adalah raja pertama kerajaan Israel Bersatu4. Ini membuat Yonatan, de facto, menjadi putra mahkota pertama kerajaan ini. Yonatan lahir pada sekitar tahun 1060an SM5, atau sekitar 15-20 tahun sebelum Kerajaan Israel resmi berdiri. Tempat kelahiran Yonatan yang pasti belum di ketahui tetapi besar kemungkinan beliau lahir di kota kelahiran ayahnya yaitu di Gibea Benyamin6 tepatnya di Gibea Saul7, yaitu sebuah wilayah yang didiami suku Benyamin8. Wilayah ini dinamai Gibea sebab terdiri dari perbukitan (Ibrani: Gibea=bukit). Gibea Saul artinya wilayah tempat tinggal keluarga Saul (letaknya didalam wilayah Gibea Benyamin) atau secara harafiah berarti “bukit milik Saul”.

Nama Yonatan (Ibrani: ×™×•ֹ× ָתָן) adalah kependekan dari nama Yehonatan (Ibrani: ×™ְהוֹ× ָתָן) yang artinya “Tuhan Yang Memberi”. Meskipun banyak nama Ibrani yang memiliki arti yang lebih indah namun banyak kalangan Kristen dan Ibrani menganggap nama “Yonatan” sebagai nama (pria) terindah dalam kitab suci Kristen dan Ibrani. Pangeran Yonatan bukanlah satu-satunya tokoh (dalam kitab suci Ibrani dan Kristen) yang menggunakan nama ini tetapi diantara semua pengguna nama ini Yonatan-lah yang paling dihormati karena dia terkenal sebagai sahabat yang paling tulus dan paling setia dalam kitab suci Ibrani dan Kristen. Dia juga termasuk dalam salah-satu tokoh Alkitab yang paling terkenal. Sifat setianya inilah yang membuat Yonatan sangat terkenal, selain karena persahabatannya dengan Daud9.

Tidak ada potret (lukisan) resmi dari masanya, atau potret wajahnya yang berasal dari masa yang sama, tentang wajah dan sosok Yonatan tetapi sebagian besar seniman di masa yang jauh setelah masa hidupnya menggambarkan Yonatan sebagai seorang pangeran yang sangat tampan dan gagah, berbadan tegap, serta bertubuh lebih tinggi dari orang-orang Israel dimasanya. Perkiraan tinggi Yonatan adalah sekitar 185 cm, jauh diatas tinggi rata-rata orang Israel pada masa itu (175 cm10). Ini karena catatan kitab Samuel menyebutkan bahwa ayahnya, Saul, adalah pria yang berwajah paling tampan di Israel dan bertubuh paling tinggi di seluruh Israel (kitab 1 Samuel pasal 9:211) sehingga para seniman beranggapan bahwa Yonatan mewarisi fisik ayahnya. Meskipun bertubuh tinggi tetapi Yonatan tidak lebih tinggi dari ayahnya karena catatan kitab Samuel menyebutkan bahwa ayahnya adalah pria yang paling tinggi di pasukan Israel pada masa hidupnya dan tingginya sangat mencolok12.

Sebagian besar sejarawan dan peneliti Ibrani dan Kristen sepakat bahwa Yonatan adalah seorang kakak yang ideal dan baik, serta kakak panutan bagi adik-adiknya. Melalui catatan dalam kitab Samuel beliau dikenal sebagai seorang pangeran bermoral tinggi dan baik-hati, bijaksana, berintegritas, dan sangat pemberani. Namun, dari semua sifat baiknya, Yonatan lebih dikenal tentang kesetiaannya.

Belum ada penemuan arkeologi atau setidaknya korespondensi kuno yang memuat nama Yonatan atau Wangsa Saul yang merujuk pada Yonatan, baik itu dalam Prasasti Mesa atau dalam surat-surat Amarna. Tetapi, dalam salah-satu surat Amarna ada seorang raja Kanaan yang bernama Raja Labayu, yang oleh sebagian kecil sejarawan, terutama pengikut teori “kronologi baru,” dihubungkan sebagai Raja Saul. Dalam surat Amarna, raja Labayu memberi-tahu Firaun (surat bernomor EA 25413) bahwa dia (Labayu) telah menegur putranya sebab putranya ini berteman dengan orang-orang Habiru (orang-orang Hebrew) tanpa sepengetahuannya. Oleh beberapa sejarawan, dan peneliti di kubu kronologi baru, orang-orang Habiru ini dihubungkan sebagai orang-orang Hebrew (salah-satu sebutan resmi orang Israel) yang menjadi pengikut Daud sebab menurut mereka pada masa itu sebutan “Hebrew” hanya diperuntukan untuk menyebut orang-orang Israel yang mengikut Daud (David Rohl, “A Test of Time: The Bible-From Myth To History,” 1995). Korespondensi kuno ini memang mirip dengan catatan kitab Samuel yang memuat kemarahan Saul pada Yonatan (kitab 1 Samuel pasal 20:3014) sebab Yonatan bersahabat erat dengan Daud dan selalu membela Daud (pemimpin orang Hebrew), bahkan membantu Daud tanpa sepengetahuan Saul.

Teori David Rohl ini belum diterima secara umum, terutama kalangan sejarawan di kubu kronologi ortodoks, dan bahkan ditentang keras oleh para sejarawan Mesir khususnya egyptologist kawakan Kenneth Kitchen. Tetapi, jika pendapat David Rohl benar maka surat-surat Amarna itu, sejauh ini, adalah satu-satunya catatan diluar kitab Samuel yang memuat tentang Yonatan.
__________________________________________________________________________________
3kemungkinan Saul dan Thalut dalam kitab suci Al-Quran adalah tokoh yang sama
4nama resmi kerajaan ini adalah “Kerajaan Israel,” tanpa kata “bersatu” tetapi dimasa-masa selanjutnya, era dari raja pertama hingga yang ketiga dikenal sebagai kerajaan “Israel Bersatu” untuk membedakannya dengan “Kerajaan Israel Utara” yang juga menggunakan nama resmi “Kerajaan Israel”, sebab setelah kerajaan ini terpecah menjadi dua, salah satu pecahannya dibagian utara menggunakan nama resmi “Kerajaan Israel” sedangkan pecahaannya dibagian selatan menggunakan nama resmi “Kerajaan Yehuda”
5mengacu pada perkiraan tahun berdiri kerajaan Israel (±1040 SM) dalam kronologi yang dibuat dan disepakati oleh para sejarawan Perjanjian Lama
6ibukota pertama kerajaan Israel
7lokasi istana pertama kerajaan Israel yang hanya digunakan di era Raja Saul
8Suku Benyamin adalah suku Israel ke-12. Nama Benyamin diambil dari nama patriak Benyamin ben Yakub, yaitu putra bungsu patriak Yakub ben Ishak ben Abraham. Nama sebelas suku lainnya juga diambil dari nama anak-anak Yakub yang menjadi leluhur masing-masing suku, yaitu: Ruben (anak sulung), Simeon, Lewi, Yehuda (suku asal Daud), Dan, Naftali, Gad, Asyer, Isakhar, Zebulon, dan Yusuf (yang memiliki dua anak dan keduanya diangkat menjadi kepala-kepala suku, yaitu Efraim dan Manasye).
9salah-satu raja terbesar Israel. Umumnya dia dikenal sebagai raja kedua, terutama dikalangan Kristen, tetapi secara de facto dia adalah raja ketiga karena sepeninggal Saul dia digantikan oleh putranya. Saat itu Daud hanya menjadi raja orang Yehuda. Daud baru resmi menjadi raja Israel setelah kematian putra Saul
10tinggi orang Israel kuno berhasil diperoleh dari penggalian-penggalian makam-makam kuno di Israel
111 Samuel pasal 9:2a-b: “…namanya Saul; seorang muda yang elok rupanya (tampan); tidak ada seorangpun di Israel yang lebih elok (tampan) rupanya (wajahnya)”
121 Samuel pasal 9:2c: “dari bahu keatas ia lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya.”
13surat  Amarna nomor 254 terjemahan modern: “aku telah menegur putraku sebab dia membantu orang-orang Habiru dibelakangku”
14kitab 1 Samuel pasal 20:30: ”Lalu bangkitlah amarah Saul pada Yonatan, katanya kepadanya: … bukankah aku (Saul) tahu bahwa kau (Yonatan) telah memilih pihak anak Isai (Daud) dan itu noda bagi kau sendiri…..




KELUARGA YONATAN DAN WANGSA SAUL

Keluarga besar Yonatan adalah keluarga kaya dan terhormat yang nama besar dan kekayaan keluarganya ini telah ada jauh sebelum kerajaan Israel berdiri. Ayahnya adalah Raja Saul, raja pertama Israel.

Sesuai dengan catatan kitab Samuel, ibu Yonatan bernama Ahinoam, putri seorang yang bernama Ahimaas. Kakek paternalnya bernama Kish ben Abiel, seorang kaya dari suku Benyamin 15.

Menurut kitab 1 Samuel pasal 9:1, Yonatan berasal suku Benyamin dari sub-klan Afiah dan dari keluarga Abiel16 yang tinggal di wilayah Gibea Benyamin. Jika mengacu dari silsilah suku Benyamin dalam kitab 1 Tawarikh maka keluarga Yonatan berasal dari klan sub-klan besar Abiah17 yang berasal dari klan besar Bekher (putra kedua patriak Benyamin). Ayah Abiah bernama Bekher (kitab 1 Tawarikh pasal 9:8). Inilah mengapa Abiah memberikan nama Bekhorat (berasal dari  nama Bekher) pada putranya. Nama Bekhorat ini bisa ditemukan dalam silsilah ayah Yonatan (kitab 1 Samuel pasal 9:118).

Nama asli kakek buyut Yonatan masih belum jelas. Penulis kitab Samuel jelas menyebut bahwa kakek buyutnya bernama Abiel, tetapi dalam kitab Tawarikh tertulis bahwa kakek buyutnya bernama Ner, padahal dalam kitab Samuel, Ner (ayah Jenderal Abner) adalah paman paternal dari ayahnya yang artinya Kisy dan Ner adalah kakak-beradik. Mungkin penulis kitab Tawarikh bermaksud bahwa Ner ini adalah wali dari Kisy (sebagai saudara tertua) sebab ayah mereka (Abiel) telah meninggal. Dalam kitab Tawarikh, ayah Kisy (dan juga Ner) bukan bernama Abiel melainkan Yeiel sehingga penulis artikel ini berasumsi bahwa kedua nama ini berasal dari orang yang sama, yaitu dua-duanya adalah kakek buyut Yonatan. Nenek buyut Yonatan, sesuai dengan kitab Tawarikh, adalah Maakha. Kakek paternal Yonatan, Kisy, memiliki beberapa saudara laki-laki, yaitu Abdon, Zur, Baal, Nadab, Gedor, Ahyo, Zeker, dan Miklot (sesuai kitab Tawarikh), dan Ner (sesuai dengan kitab Samuel). Kakeknya adalah putra ketiga, dan ayahnya adalah putra pertama (atau mungkin putra tunggal).

Yonatan adalah anak sulung, dan memiliki enam adik laki-laki dan dua adik perempuan. Empat adik laki-laki adalah adik-adik kandungnya yaitu: Pangeran Yiswi (dipanggil juga Abinadab), Pangeran Malkisua, dan Pangeran Ishiboset (dipanggil juga Esybaal). Dua orang adik laki-laki lainnya adalah adik-adik tirinya (anak ayahnya dari seorang selir yang bernama Rizpah), yaitu Pangeran Armoni dan Pangeran Mefiboset (berbeda dengan putra kandung Yonatan yang juga bernama Mefiboset). Dua adik perempuan Yonatan adalah adik-adik kandung yang bernama Putri Merab dan Putri Mikhal.

Berdasarkan namanya, adik Yonatan yang bernama Ishiboset terindikasi cacat, sehingga tidak dilibatkan dalam pertempuran dan pemerintahan. Nama Ishiboset19 (Ibrani: pria yang memalukan) dan Esybaal20 (Ibrani: Prianya Baal atau pria penyembah Baal) masih menjadi perdebatan, tetapi penulis artikel ini berpendapat bahwa tidak ada satupun dari kedua nama itu yang adalah nama lahirnya melainkan hanya nama panggilan ejekan.

Ada dua kemungkinan mengapa adik Yonatan ini dipanggil demikian. Kemungkinan pertama adalah karena fisiknya yang cacat (seperti Mefiboshet yang ditulis dalam kitab Samuel: dinamakan demikian oleh karena dia cacat, dan juga disebut dalam kitab Tawarikh sebagai: Meribaal) sebab dulu orang cacat dianggap sangat memalukan, dan dewa Baal21 dianggap sebagai dewa yang paling menjijikan oleh orang Israel karena praktik penyembahan berhala yang sangat cabul dan tidak manusiawi sehingga apapun yang sangat memalukan dianggap setara dengan Baal. Kemungkinan kedua adalah karena Ishiboset terlibat dalam penyembahan berhala pada Baal sebab keluarga Saul juga tidak luput dengan praktek paganisme orang Kanaan dan Asia Barat lainnya, seperti yang dilakukan oleh Mikhal (putri Saul, istri Daud) yang memiliki patung pagan terafim (kitab 1 Samuel 19:13a22), oleh sebab itu diera Daud, yang ketat dengan sistem pemerintahan monarki-teokratik, kelakuan Ishiboset ini dianggap sangat memalukan sehingga namanya disebut demikian (Ishiboset), dan oleh penulis kitab Tawarikh (Nehemia ben Hakhalya) namanya diperjelas lagi menjadi Esybaal (pria penyembah Baal). Tidak mungkin kedua nama ini adalah nama aslinya sebab tidak ada orang-tua dari masa manapun yang akan memberi nama pada putranya dengan arti “pria yang memalukan.” Nama Ishiboset pertama kali dicatat ketika kitab Samuel ditulis oleh Natan (namanya tidak muncul saat kitab Samuel ditulis oleh Samuel) yang tidak pernah bertemu langsung dengan Ishiboset dan hanya mendengar perihal keadaan Ishiboset melalui orang lain, termasuk melalui Daud. Natan mengetahui nama ini melalui Daud dan orang-orangnya. Daud yang pernah tinggal di istana Saul mengenal siapa Ishiboset, sebab mereka berdua seumuran, tetapi Daud lebih mengenal pangeran itu dengan nama sindirannya, “Ishiboset,” sehingga dia meneruskan nama itu pada Natan. Sedangkan, penulis kitab Tawarikh mengutip nama Ishiboset dari kitab-kitab terdahulu dan menerjemahkan namanya keartian yang lebih rendah lagi yaitu “Esybaal”. Ishiboset bukanlah putra bungsu Saul (penulis-penulis kitab Samuel23 tidak menulis Ishiboset sebagai putra bungsu) tetapi namanya selalu tercatat terakhir. Ishiboset mungkin diasingkan oleh ayahnya sebab dia lahir pada masa, atau setelah, ayahnya berseteru dengan Nabi Samuel dan mendapat cap sebagai raja yang ditolak Tuhan. Ini mungkin membuat kondisi Ishiboset yang cacat dianggap sebagai tulah Tuhan pada keluarga Saul, atau juga karena sikapnya yang menganut paganism yang sangat ditentang oleh ayahnya yang juga membuat dia dianggap memalukan. Ishiboset yang sejak lahir dicap sebagai anak tulah dianggap sebagai anak yang memalukan oleh Saul sehingga dia tidak pernah dilibatkan dalam perang karena dianggap akan menjadi penyebab kekalahan. Ini membuat semua orang yang mengenalnya, termasuk Daud, hanya mengenal nama ejekannya ini tanpa mengingat nama aslinya. Oleh beberapa sejarawan, Ishiboset, atau Esybaal, dihubungkan sebagai tokoh yang sama dengan Mutbaal dalam Surat Amarna sebab baik Esybaal dan Mutbaal sama-sama berarti “Prianya Baal”.

Dalam suratnya pada Firaun (tablet bernomor EA 25624) Mutbaal meminta bantuan Firaun untuk menghadapi Ayab. Surat-surat ini juga menyebut nama Dadua, Yishuya, Benenima, dan kota Pella. Oleh beberapa sejarawan, nama-nama ini diterjemahkan sebagai Yoab (Ayab), Daud (Dadua), Isai (Ibrani: Yishay) ayah Daud (Yishuya), Baanah (salah-satu pemimpin suku/klan Israel, salah-satu dari dua orang yang membunuh Ishiboset), dan kota Pella sebagai Benteng Pella milik Israel yang terletak diseberang sungai Yordan. Ini artinya saat itu Mutbaal sedang berperang dengan Ayab. Mirip dengan catatan bahwa Wangsa Saul yang dipimpin oleh Panglima Abner dan Pangeran Ishiboset berperang dengan pasukan Daud, dan komandan utama Daud adalah Jenderal Yoab. Mutbaal juga hanya menyebut bahwa dia adalah putra Labayu yang tersisa dan tidak menyebut dirinya raja. Ini masih sesuai dengan catatan kitab Samuel bahwa Ishiboset adalah satu-satunya putra Saul yang hidup dan bahwa dia tidak langsung menjadi raja setelah kematian Saul dan kakak-kakaknya sebab Ishiboset baru diangkat sebagai raja oleh Abner 5½ tahun kemudian. Jika benar Mutbaal dalah Ishiboset maka artinya surat ini dikirimkan Ishiboset pada Firaun dalam masa-masa perang yang intens dengan pasukan Daud pada masa 5½ tahun tersebut.

Jika Ishiboset berusia 40 tahun saat menjadi raja25 ketika dinobatkan oleh Panglima Abner setelah berperang selama 5½ tahun dengan Daud (Abner memimpin pasukan Israel dalam 5½ tahun), dan memerintah selama 2 tahun (wafat pada usia 42 tahun) maka Ishiboset berusia ±34½ saat Yonatan meninggal, sedangkan Yonatan berusia ±55-58 tahun saat meninggal, maka artinya Yonatan dan Ishiboset berbeda 21-24 tahun. Ini artinya Ishiboset lebih tua dari Daud (Daud berusia 30 tahun saat Yonatan meninggal), dan menjadi petunjuk bahwa Daud dan Yonatan berbeda usia lebih jauh lagi, yaitu sekitar 25-28 tahun.

Yonatan masih memiliki dua orang adik-tiri26, yaitu Pangeran Armoni dan Pangeran Mefiboset yang lahir belakangan. Adiknya yang bernama Mefiboset ini juga mungkin mendapat nama itu dengan alasan yang hampir sama, yaitu terlahir cacat atau lahir dimasa-masa kaejatuhan Saul sehingga dianggap sebagai anak terkutuk, atau mungkin juga dia dipanggil demikian oleh orang-orang di istana Daud (namanya baru dicatat saat Daud telah menjadi raja) sebagai kecaman terhadap perilakunya yang (mungkin) sudah jatuh dalam penyembahan pada dewa Baal.

Tidak ada catatan mengenai nama istri Yonatan tetapi mengacu pada sifat setianya, Yonatan tidak pernah memiliki selir. Penulis artikel ini berpendapat bahwa Yonatan menikahi seorang wanita pada masa mudanya, tetapi istrinya ini lalu meninggal tanpa memberinya anak. Istri pertamanya ini dinikahi oleh Yonatan setelah ayahnya dan Nabi Samuel berseteru sehingga Samuel tidak mengenal siapa nama istrinya dan tidak menuliskan namanya saat Samuel menyusun kitab Samuel. Istrinya ini meninggal setelah kematian Samuel dan sebelum Yonatan bertemu dengan Daud sehingga Daud juga tidak mengenal istri pertama Yonatan ini. Lama setelah kematian istri pertamanya, Yonatan menikahi lagi seorang wanita yang memberinya satu orang anak, yang dinikahinya saat masa-masa pelarian Daud dari ayahnya, Saul. Ini membuat Daud tidak mengenal nama istri kedua Yonatan sehingga Daud tidak menceritakannya pada Natan saat Natan menulis riwayat Daud dan melengkapi kitab Samuel. Pendapat ini muncul sebab seorang tokoh terkenal dalam sejarah Perjanjian Lama selalu jelas asal-usulnya, yaitu nama ayah dan ibu dan istrinya. Jadi, meskipun nama riwayat tokoh wanita jarang ditonjolkan dalam kitab-kitab sejarah Ibrani tetapi nama istri dan nama ibu dari seorang tokoh terkenal pasti akan dicantumkan untuk memperjelas riwayat asal-usulnya, dan hal ini tidak ditemukan dalam riwayat Yonatan dan putranya sehingga pendapat bahwa para penulis tidak pernah bertemu dan mengenal siapa istri Yonatan menjadi sangat mungkin. Putri Mikhal (adik Yonatan, dan istri pertama Daud) memang tinggal di istana Daud. Putri Merab (putri sulung Saul) mungkin juga masih hidup (tetapi kisahnya tidak ditulis lagi, mungkin saat itu dia sudah meninggal) tapi tampaknya mereka bukanlah orang-orang yang mudah untuk dijadikan narasumber, baik oleh Natan dan juga oleh Gad, perihal keluarga Saul sebab masih trauma dengan kematian ayah dan kakak-kakaknya, terlebih lagi Daud juga menawan saudara-saudara tiri mereka (Pangeran Armoni dan Pangeran Mefiboset) dan lima orang putra-putra Merab (total ada tujuh orang pria dari keluarga Saul) dan menghukum-mati tujuh orang itu melalui tangan orang-orang Gibeon (kitab 2 Samuel 21: 8-927) sehingga sulit bagi Daud dan orang-orangnya untuk mendekatkan diri pada putri-putri Saul itu dan mengorek informasi tentang keluarga Saul termasuk nama istri Yonatan.

Ketidak-tahuan Daud perihal istri dan keturunan Yonatan ini bisa dilihat dari pertanyaannya: “Masih adakah orang yang tinggal dari keturunan Saul?” (kitab 2 Samuel 9:1) bukannya: “Masih adakah orang yang tinggal dari keturunan Yonatan?”, karena Daud memang tidak pernah tahu siapakah istri Yonatan sehingga dia tidak memperhitungkan bahwa Yonatan mungkin memiliki anak.

Kelahiran putranya menunjukan bahwa Yonatan tidak mandul, hanya saja dia memang lama tidak memiliki anak dan sama sekali belum punya anak saat bertemu (atau atas sepengetahuan) para penulis dan pemberi rujukan kitab Samuel. Hal ini kembali menegaskan kesetiaan Yonatan, sebab Yonatan, yang adalah seorang putra-mahkota, memilih untuk tidak mengambil selir semasa hidup istrinya, dengan menggunakan keturunan sebagai alasan, dan tetap setia pada pasangannya.

Anak tunggal Yonatan adalah seorang putra yang diberi-nama Mefiboset (dipanggil juga Meribaal dalam kitab Tawarikh). Status Mefiboset yang tidak beribu dikuatkan oleh catatan kitab Samuel bahwa sebelum keberadaannya diketahui oleh Daud dan sejak dia berusia lima tahun pengasuhnya (Ziba28) menjadi orang yang menguasai harta keluarga Saul, yang tidak mungkin terjadi jika ibunya masih hidup. Mefiboset baru berada dibawah perwalian Daud setelah keberadaannya diketahui oleh Daud, yaitu ketika Mefiboset telah berusia lebih dari 20 tahun. Mefiboset inilah satu-satunya dari wangsa Saul yang mempertahankan garis keturunan Saul, yang keturunannya masih terlacak29 hingga era 70 tahun pembuangan ke Babilonia bahkan diera berkuasanya Kerajaan Persia30 dan era awal masehi31.

Yonatan memiliki seorang cucu laki-laki, yang lahir setelah kematiannya, yang bernama Mikha32. Yonatan juga memiliki keponakan, yaitu anak-anak dari adik perempuannya, Merab (sekurang-kurangnya lima orang). Tetapi keponakan-keponakannya ini bukanlah para penurun Wangsa Saul sebab mereka diserahkan oleh Daud kepada orang-orang dari Konfederasi Gibeon untuk dihukum mati sebagai korban balas bagi Saul yang dulu pernah membantai orang-orang Gibeon33 padahal telah ada perjanjian damai selama ratusan tahun antara Konfederasi Gibeon dan orang Israel34. Ini membuat hanya putra Yonatan yang menjadi penurun wangsa Saul.
__________________________________________________________________________________
15Keluarga Yonatan adalah kaum Benyamin yang tinggal didekat wilayah Konfederasi Gibeon
16Abiel adalah kakek Saul atau kakek buyut Yonatan
17dalam kitab 1 Samuel ditulis sebagai Afiah, yang berasal dari nama Aviah dan Abiah yang memiliki arti yang sama. Abiah adalah salah-satu cucu patriak Benyamin
18kitab 1 Samuel pasal 9:1: “Ada seorang dari daerah Benyamin, namanya Kisy bin Abiel, bin Zeror, bin Bekhorat, bin Afiah, seorang suku Benyamin, seorang yang berada (kaya)”
19 Ibrani: Ish= pria, bosha atau boshet=memalukan
20 Ibrani: Ish= pria, baal=dewa baal
21 Baal adalah dewa utama orang Kanaan dan salah-satu dewa utama bangsa Fenesia (Inggris: Phoenician)
22kitab 1 Samuel 19:13a: “Sesudah itu Mikhal mengambil terafim dan menaruhnya di tempat tidur.”
23kitab Samuel pertama kali ditulis oleh Nabi Samuel, lalu dilengkapi oleh Nabi Natan dan Nabi Gad. Natan dan Gad adalah nabi-nabi yang mengabdi sebagai penasihat kerajaan diera Daud
24surat Amarna tablet nomor EA 256
25kitab 2 Samuel 2:10: “ Isyboset berumur empat puluh tahun pada waktu dia menjadi raja atas Israel”
26putra-putra ayahnya dari selir yang bernama Rizpah binti Aya
27kitab 2 Samuel 21: 8-9: “Lalu raja Daud mengambil dua anak laki-laki Rizpah binti Aya yang dilahirkannya bagi Saul….. dan kelima anak laki-laki Merab binti Saul….. kemudian diserahkannya ke dalam tangan orang-orang Gibeon. Orang-orang ini (orang Gibeon) menggantung mereka (keluarga Saul)….”
28Ziba adalah seorang pelayan istana Saul yang bertugas di rumah Yonatan. Dia lalu menjadi orang yang menguasai secara sepihak harta Saul dan Yonatan setelah kematian Yonatan
29keturunan Yonatan terus terlacak sebab dia dan putranya tinggal di istana Daud dengan status sebagai salah-satu putra Daud. Putranya secara hukum menjadi cucu Daud sehingga nama-nama keturunan laki-lakinya terus dicatat selama wangsa Daud masih berkuasa di Yerusalem
30peneliti kitab Ester (salah-satu kitab sejarah Perjanjian Lama) berkeyakinan bahwa wali Ratu Ester yang bernama Mordekhai adalah berasal dari wangsa Saul yang artinya Mordekhai adalah keturunan Yonatan
31sebagian besar sejarawan Kristen, khususnya peneliti sejarah Perjanjian Baru, meyakini bahwa Paulus (salah-satu rasul diluar 12 rasul Yesus) adalah keturunan wangsa Saul sebab Paulus berasal dari suku Benyamin dan nama aslinya adalah Saulus (Saul, yang ditambahi imbuhan Latin “-us”) sehingga artinya Paulus adalah keturunan Yonatan
32Mikha sudah lahir ketika Daud memanggil Mefiboset untuk tinggal di istana. Usia Mikha saat itu sekitar 5 tahun
33kitab 2 Samuel 21:1b: “Pada Saul ada hutang darah, karena ia telah membantai orang-orang Gibeon.”
34kitab Yosua 9:15a: “




HISTORISITI WANGSA SAUL

Memang belum ada catatan sejarah atau penemuan arkeologi yang menjadi bukti langsung keberadaan Kerajaan Israel Bersatu, termasuk era Saul, tetapi penemuan Surat-surat Amarna memberikan sudut-pandang baru yang sangat menarik mengenai kerajaannya Saul. beberapa sejarawan dan peminat sejarah menghubungkan bangsa “Habiru” dalam Surat-surat Amarna35 dengan “Hebrew” (Ibrani: Ibriya, sebutan resmi bangsa Ibrani) dan Raja Labayu dengan Raja Saul. Ini karena ada kecocokan kejadian dan waktu antar bangsa Habiru dan Hebrew, dan juga antar tokoh-tokoh tersebut (David Rohl, “A Test of Time: The Bible-From Myth To History,” 1995). Selain itu, Surat Amarna juga tertulis bahwa Yerusalem masih diduduki oleh orang-orang Yebus yang artinya saat itu Yerusalem belum ditaklukan oleh Daud (penaklukan Yerusalem terjadi setelah kematian Saul), sehingga pendapat bahwa salah-satu masa dalam surat-surat Amarna adalah eranya Saul semakin mengemuka sebab.

Dalam salah-satu surat Amarna, salah-satu pengirim surat adalah seorang penguasa Kanaan yang berkuasa bagian di utara Yerusalem dan menunjukan sikap yang kurang hormat pada Firaun sebab seakan-akan memperingatkan pada Firaun dan sekutu-sekutunya agar tidak mengintervensi kampanye militernya apalagi mengganggu wilayahnya di Kanaan. Penguasa ini  menulis pesan dalam bahasa Kanaan36 (yang diterjemahkan dari bahasa Akkadia dan kemudian dari bahasa Akkadia ke bahasa Mesir) dalam tablet Amarna bernomor EA 252 (p208 fig. 245) bahwa:
“…jika seekor semut terjebak, bukankah dia akan melawan balik dan menggigit tangan orang yang mengganggunya?”

Penguasa berani inilah yang bernama Raja Labayu, yang oleh beberapa sejarawan dianggap sebagai Raja Saul.

Beberapa sejarawan menghubungkan Labayu dengan Saul karena beberapa petunjuk dalam Surat Amarna, yaitu:

1.    Waktu dalam surat Amarna
Oleh beberapa sejarawan Alkitab, era hidup Saul dan Daud adalah dimasa Awal Jaman Besi. Berdasarkan penelitian terbaru melalui uji karbon pada tablet surat-surat Amarna, tablet-tablet itu juga berasal dari masa Awal Periode Besi, masa yang sama dengan masa hidup Saul. Hasil penelitian ini juga dianggap memberikan sumbangan besar pada para Egyptologist sebab akhirnya kita bisa mengetahui waktu pemerintahan Firaun Akhenaten yang, oleh para pengikut teori kronologi baru juga, hidup pada masa yang sama dengan era pemerintahan Saul. Penelitian karbon ini diyakini oleh mereka berhasil menggeser kronologi sejarah Mesir yang sudah dipegang selama bertahun-tahun dan oleh pengikut teori kronologi baru firaun Ramses II diyakini sebagai Firaun Sisak37 yang menyerbu Yerusalem dimasa pemerintahan cucu Daud, padahal oleh sejarawan konvensional Firaun Shoshenk I-lah yang dianggap sebagai Firaun Sisak.

2.    Nama Labayu
Dalam surat-surat Amarna, nama Labayu secara hypocoristic (nama pendek) dibaca sebagai “Labayu38” dan arti namanya juga dimuat dalam surat itu sebagai “Singa Agung dari N” atau “Singa Perkasa dari N”. “N” dalam arti namanya dianggap sebagai nama dewa. Nama ini mirip dengan dengan kata dalam bahasa Ibrani yaitu “Lebaim” yang berarti “Singa-singa” (Lebaim adalah kata jamak = singa-singa). Dalam lagu dan syair Daud, khususnya saat dia melarikan diri dari Saul, Daud menyebut Saul dan pasukannya sebagai singa-singa, khususnya syair yang dibukukan dalam kitab Mazmur pasal 57 ayat ke-5 yang berbunyi: “Aku terbaring di tengah-tengah singa (kata jamak, merujuk pada Saul dan pasukannya) yang suka menerkam anak-anak manusia (merujuk pada pembantaian Saul pada imam-imam di Nob), yang giginya laksana tombak (senjata yang selalu Saul gunakan untuk secara langsung membunuh Daud dan juga Yonatan) dan lidahnya laksana pedang tajam (perintah Saul untuk membunuh semua yang berhubungan dengan Daud dengan pedang).” Kata ibrani yang digunakan untuk menyebut singa (jamak) dalam syair ini adalah “Lebaim”.

3.    Letak wilayah kekuasaan Labayu
Dalam surat-surat Amarna disebutkan dengan jelas bahwa letak wilayah kekuasaan utama Labayu adalah sebuah wilayah perbukitan bagian utara kota Yerusalem. Hal memang ini sejalan dengan catatan kitab Samuel tentang wilayah awal kekuasaan Saul yang dimulai dari daerah Gibea Benyamin sebagai ibukota. Wilayah Gibea Benyamin ini adalah sebuah wilayah perbukitan yang letaknya di sisi utara kota Yerusalem.

4.    Musuh Labayu
Dalam surat-surat Amarna, raja-raja wilayah Kanaan yang berkuasa di wilayah pesisir Laut Merah hingga wilayah barat-daya ‘mengadu’ perihal Labayu yang terus memerangi mereka. Ini jelas menunjukan bahwa Labayu dan raja-raja itu bermusuhan. Laporan raja-raja itu dalam surat-surat Amarna pada Firaun juga memberikan informasi pada kita bahwa meskipun Labayu gencar memerangi raja-raja itu tetapi dia tidak berhasil merebut satupun kota di wilayah asli raja-raja itu. Jika merujuk pada wilayah raja-raja Kanaan yang disebutkan dalam surat-surat Amarna maka raja-raja itu adalah raja-raja Konfederasi Filistin, sebab Konfederasi Filistin adalah bangsa yang mendiami wilayah Kanaan di pesisir Laut Merah. Catatan kitab Samuel memang memberi-tahu kita bahwa Saul memerangi orang-orang Filistin seumur hidupnya, dan bersama dengan Yonatan dia berhasil mengusir koloni-koloni Filistin dari wilayah suku-suku Israel, tetapi catatan dalam kitab Samuel juga memberi informasi bahwa Saul tidak pernah berhasil merebut satu-pun kota asli milik bangsa Filistin39. Memang, sejak awal fokus Saul adalah merebut kembali kota-kota yang dulu sudah direbut oleh Panglima Yosua40, inilah salah-satu indikator perseteruannya dengan Nabi Samuel, yang ingin agar Saul merebut semua kota di Kanaan sesuai dengan yang dijanjikan pada Musa dan yang wilayahnya telah diwasiatkan dan bagi-bagikan oleh Panglima Yosua pada suku-suku Israel. Meski demikian, sama seperti sikap Samuel pada orang Filistin, Saul tetap menjadikan orang-orang Filistin dipesisir Laut Merah sebagai musuh abadinya.

5.    Tindakan Labayu
Dalam surat keduanya pada Firaun, yang diberi nomor EA 254, Labayu memberi-tahu pada firaun bahwa dia telah mengusir orang-orang Kanaan pesisir dan berhasil merebut kembali tanah miliknya dari mereka. Ini tidak bertolak belakang dengan catatan dalam kitab Samuel dan malahan sangat sejalan, sebab dalam kitab Samuel disebutkan bahwa Saul dan pasukan Israel berhasil mengusir orang-orang Filistin dari wilayah tradisional Israel dengan merebut koloni-koloni Filistin itu. Awal kemenangan pasukan Israel atas Filistin adalah pada Perang Geba yang dipimpin oleh Yonatan. Keberhasilan Yonatan ini membuat orang-orang Israel diseluruh penjuru Kanaan mengangkat senjata mengikuti Saul. Keberhasilan ini menjadikan Yonatan sebagai salah-satu ksatria perang ternama di Kanaan dan menjadi pangeran kesayangan orang Israel.

6.    Putra-putra Labayu
Dalam surat-surat Amarna dari Labayu dan dari raja-raja Kanaan yang lain, disebutkan perihal putra-putra Labayu (tanpa menyebut nama mereka) yang ikut memerintah bersama Labayu, berperang memerangi mereka bersama Labayu, ditegur-keras oleh Labayu, menggantikan Labayu, dan ada putra-putra Labayu (lebih dari satu putra) yang masih hidup setelah kematian Labayu. Oleh David Rohl putra-putra Labayu ini diartikan sebagai: Yonatan (berperang memerangi raja-raja Kanaan bersama Labayu dan sekaligus ditegur-keras oleh Labayu), Daud (putra atau putra menantu yang ikut memerintah bersama Labayu, tepatnya di wilayah Yudea), Ishiboset (putra yang menggantikan Labayu), dan Ishiboset dan Daud sebagai putra-putra Labayu yang masih hidup yang kerab memerangi raja-raja Kanaan itu.

7.    Kematian Labayu
Dalam surat Amarna yang bernomor 245 seorang raja Kanaan yang bernama Biridiya, yaitu raja kota Megiddo (Alkitab: Megido41) melaporkan tentang pertempuran terakhir melawan Labayu. Biridiya menemukan bahwa Labayu sudah tewas saat dia tiba di lokasi pertempuran sehingga dia tidak bisa memenuhi perintah Firaun untuk membawa Labayu ke Mesir agar dieksekusi secara terbuka (hukuman atas kelancangan Labayu). Hal ini masih sejalan dengan catatan kitab Samuel yang memuat bahwa Saul tewas (bunuh-diri) di medan perang dalam pertempuran melawan orang Filistin. Dia tidak pernah ditangkap hidup-hidup meskipun akhirnya jenasahnya diangkut oleh tentara Filistin dan dipamerkan disalah-satu tembok kota mereka.

Dalam Surat-surat Amarna, memang disebutkan bahwa Raja Labayu dan orang-orang Habiru (Hebrew) bukan berasal dari kubu yang sama. Sekilas, ini tidak sesuai dengan catatan kitab Samuel bahwa Saul adalah orang Ibrani (Israel) sehingga sudah pasti dia berasal dari kubu yang sama, tetapi para pengikut teori kronologi baru bersikeras orang-orang Ibrani selalu menyebut mereka sebagai orang “Israel” bukan orang “Hebrew” (bahasa Ibrani: Ibriya yang artinya orang-orang pendatang), dan bahwa dalam bahasa asli kitab Perjanjian Lama hanya para pengikut Daud yang menyebut diri mereka orang “Hebrew” (orang Ibriya= orang pendatang atau penumpang). Oleh sebab itu, oleh para pengikut teori kronologi baru, Habiru yang dimaksudkan dalam surat-surat Amarna adalah sebutan khusus bagi orang Israel dari gerombolan pengikut Daud (David Rohl, “A Test of Time: The Bible-From Myth To History,” 1995) yang kemudian, setelah Daud menjadi raja Israel, sebutan ini menjadi salah-satu sebutan resmi bangsa Israel khususnya Kerajaan Yehuda (Yerusalem) selain nama “Israel” untuk membedakan mereka dengan kerajaan Israel Utara (Samaria42) yang juga menyebut diri “orang Israel” sehingga pada masa hidupnya Saul memang tidak termasuk “orang Hebrew” atau “orang Ibriya” sebab dia pasti akan menyebut dirinya sebagai orang “Israel”, atau sebelum menjadi raja Israel dia akan menyebut dirinya sebagai orang “Benyamin.”



Terlepas dari keruwetan historisiti wangsa Saul dan Yonatan, kitab Samuel dan beberapa kitab sejarah lainnya dalam Perjanjian Lama tetap tegas menyatakan bahwa kharisma dan keberanian Yonatan adalah salah-satu kunci keberhasilan wangsa Saul meraih dukungan semua suku Israel dan membantu ayahnya menjadi pemimpin tunggal bangsa Israel. Kepiawaian Wangsa Saul memimpin dapat dilihat dari ketiadaan perang saudara dan konflik internal yang terbuka pada awal kerajaan Israel berdiri. Tidak ada konflik berdarah antar suku atau antar klan yang sangat umum terjadi pada sebuah kerajaan muda seperti Israel saat itu. Ayahnya juga menghindari konflik yang tidak perlu dengan kerajaan lain dan fokus merebut kembali wilayah Israel.
Wilayah Israel semakin lama semakin besar dan Yonatan juga semakin dikenal diseluruh Israel sebagai pangeran muda yang gagah berani mengusir orang Filistin dari wilayah Israel.

__________________________________________________________________________________
35Surat-surat Amarna ditemukan pada 1887 di Tell el-Amarna. Surat-surat ini adalah surat-surat dari para pemimpin asing pada Firaun, yang berasal dari wilayah-wilayah Turki, Siria, dan Siprus. Surat-surat itu dikirim pada Firaun Amenhotep IV atau yang lebih dikenal dengan nama Akhenaten
36Surat-surat dari Kanaan yang berbahasa Kanaan atau bahasa-bahasa yang digunakan oleh bangsa-bangsa yang mendiami wilayah Kanaan, termasuk Israel, dikirim pada Firaun Akhenaten setelah diterjemahkan kedalam bahasa Akkadia (dalam bentuk tulisan Cuneiform) lalu oleh para penerjemah istana Firaun ditermahkan kedalam bahasa Mesir (dalam bentuk tulisan Hieroglif).
37Firaun Ramses II dianggap Firaun Sisak oleh David Rohl sebab hasil riset dari sumber-sumber Mesir dan Kerajaan Hittit  (bangsa Het) mengungkap bahwa Firaun Ramses II dikenal di Timur Tengah dengan hypocoristicon (nama panggil) yang ditulis “Ss'” (double huruf “S”). Huruf “S” dari nama-nama Mesir sendiri diucapkan “Sh” oleh orang Ibrani (Sosenk = Shoshenk). Huruf “Ss'” ditulis tanpa huruf hidup tetapi beberapa catatan kuno Assyria mengindikasikan huruf “Ss'” dari nama-nama Mesir dibaca “Sisa” atau “Syisha”. Menurut Rohl ada kemungkinan lafal Ibrani menambahkan akhiran tegas saat menyebut nama ini sehingga dibaca “Sisak”.
38nama Labayu, yang berarti singa, mirip dengan kata dalam bahasa Ibrani: Labi atau Lebayi, yang adalah kata tunggal yang juga berarti singa,
39lima kota utama kerajaan konfederasi Filistin adalah Gat (kota asal raksasa Goliat), Gaza (wilayah yang berdekatan dengan kota Gaza modern), Ekron, Asdod, dan Askelon
40Yosua ben Nun dari suku Yusuf tepatnya sub-suku Efraim adalah Panglima Besar Israel yang memimpin Israel setelah Nabi Musa. Dia adalah pemimpin Israel yang memimpin penaklukan kota Yeriko.
41pada masa Saul dan Yonatan, Megido belum menjadi wilayah bagian kekuasaan Israel
42Samaria adalah ibukota ketiga Kerajaan Israel Selatan setelah sebelumnya beribukota di Tirza dan Sikhem




DAFTAR PUSTAKA:
-Avios, Michael; Could Saul Rule Forever? A New Look At 1 Samuel 13:13-14; the Journal of Hebrew Scriptures Volume 5 artikel 16; ISSN 1203-1542
-Garshiel, Moshe; the Book of Samuel: Its Composition, Structure and significance As A Historiographical Source; the Journal of Hebrew Scriptures Volume 10 artikel 5; ISSN 1203-1542
-Junkkaala, Eero Kalevi; Three Conquests of Canaan; Abo Academy University Press; Finlandia; 2006
-Kitchen, Kenneth Anderson; Ancient Orient and Old Testament; University of Liverpool, School of Archaelogy and Oriental Studies; Inter-varsity Press; Liverpool, Inggris; 1966
-Kitchen, Kenneth Anderson; the Old Testament Contest; University of Liverpool, School of Archaelogy and Oriental Studies; Inggris
-Kitchen, Kenneth Anderson; the Old Testament in Its World Today; University of Liverpool, School of Archaelogy and Oriental Studies; Inggris
-Kletter, Raz; Chronology and United Monarchy; 2004
-Kuliovsky, Andrew; A Reliable Historical Record
-Liver, J; King, Kingship; Encilopedia Bibica Vol. IV, the Bialic Institute, Yerusalem, 1964
-McFall, Leslie; A Translation Guide to the Chronological Data in Kings and Chronicles; Former Fellow; Tyndale House; Cambridge, Inggris
-Olaussen, Veronica Kristine; How Convincing Are the Arguments for A New Egyptian Chronology; Journal of Creation; 2003
-Rohl, David; A Test of Time: The Bible, From Myth to History; Century; London; 1995
-Sielaff, David; Israel and Judah: part 2. David as King; Grace Theological Journal Vol.5.1 halaman 95-126; Associates for Scriptural Knowledge, Portland-Amerika Serikat; September 2014
-Sostre, Samuel; David’s Treason Against Saul: A Hidden Storyline Within Biblical Text; the Jewish Bible Quarterly Volume 43:4 halama 172; edisi Oktober-Desember 2015
-Van der Veen, Peter. Theis, Christopher. Gorg, Manfred; Israel in Canaan (Long) Before Pharaoh Merenptah; Journal of Ancient Egypt Inter-conection volume 2:4; 2010
-Zaph, David L; How Are the Mighty Fallen! A Study of 2 Samuel 1:17-27; Grace Theological Journal Vol.5.1 halaman 95-126; 1984


DAFTAR WEB:
-en.wikipedia/saul
-en.wikipedia/jonathan-ben-saul
-en.wikipedia/david-king-of-israel
-en.wikipedia/samuel
-en.wikipedia/kingdom-of-israel
-en.wikipedia/gibea

__________________________________________________________________________________
Hak Cipta Artikel: Devy R
Artikel ini pertama kali ditulis dan disusun oleh Devy R dan diterbitkan oleh Deleigeven Media


PENYUSUN:
Penulis: Devy R
Editor: Deleigeven & Juliet
Penerbit: Deleigeven Media