DELEIGEVEN HISTORICULTURAM

HISTORY IS ONE OF THE BEST INFORMATION FOR OUR CURRENT & FUTURE

Translate

Tuesday, 2 February 2016

RAJA-RAJA SILLA PADA PERIODE KEKUASAAN KLAN SEOK



Setelah kejatuhan klan Park, pemerintahan Kerajaan Silla dilanjutkan oleh klan Seok yang berasal dari keturunan Raja Talhae. Klan Seok memang sangat dekat dengan pemerintahan dan keluarga istana. Meskipun periode ini didominasi oleh klan Seok, namun salah seorang rajanya pada masa ini berasal dari klan Kim yaitu Raja Michu. Inilah nama raja-raja yang memerintah pada masa-masa awal kerajaan yang dijuluki “kerajaan seribu tahun” ini (nomor urut para raja dan ratu disesuaikan dengan urutan raja-raja itu berkuasa sebagai raja dan ratu Silla):



9. RAJA BEOLHYU

Raja Beolhyu adalah raja ke-sembilan Silla. Raja Beolhyu memerintah Silla selama 12 tahun, yaitu dari tahun 184 masehi hingga tahun 196 masehi. Raja Beolhyu masih menggunakan gelar “Isageum” sebagai gelar raja, dan pada era-nya Silla masih dikenal dengan nama “Kerajaan Gyerim”  atau "Negeri Saro". Raja Beolhyu adalah raja Silla kedua yang berasal dari klan Seok. Beliau adalah keturunan Raja Talhae. Saat raja sebelumnya, Raja Adalla wafat tanpa memiliki seorang putra pewaris maka rakyat Silla yang dipimpin oleh kaum bangsawan mengangkat Beolhyu sebagai raja mereka. Catatan Samguk Sagi menyebutkan bahwa Raja Beolhyu adalah cucu dari Raja Talhae namun hal itu sangat diragukan karena Raja Beolhyu naik tahta satu abad setelah kematian Raja Talhae. Oleh karena itu, yang paling memungkinkan adalah Raja Beolhyu merupakan cicit dari Raja Talhae. Dia haruslah keturunan langsung dari Raja Talhae karena selain pewaris yang ditunjuk langsung oleh raja, hanya keturunan raja yang berhak duduk diatas tahta Silla. Pengangkatan Raja Beolhyu menandakan pengaruh kuat klan Seok di pemerintahan dan istana Silla. Selain itu, pada masanya klan Kim mulai menjadi keluarga bangsawan yang berpengaruh di istana yang dapat dilihat dari keluarga Raja Beolhyu karena ibunda Raja Beolhyu berasal dari klan Kim.

Pada era Raja Beolhyu, Silla berusaha memperluas wilayahnya namun Kerajaan Baekje berhasil mencaplok banyak wilayah Silla. Silla mengalami banyak penurunan selama masa pemerintahannya terutama dibidang militer. Peristiwa-peristiwa terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Beolhyu adalah: 

-Negeri kecil yang bernama Somun-guk (Uiseong modern) berhasil dikuasai Silla pada tahun 185.

-Wafatnya Putra Mahkota Goljeong (ayah Raja Jobun).

-Silla diserbu oleh Kerajaan Baekje pada tahun 188. Saat itu Baekje yang masih dipimpin oleh Raja Chogo menyerbu wilayah Jincheon. 

-Putra kedua Raja Beolhyu, Pangeran Imae (ayah Raja Naehae) wafat diusia muda.

-Silla diserbu oleh Kerajaan Baekje pada tahun 189 dengan menyerbu wilayah Yecheon.

-Silla kembali diserbu oleh Kerajaan Baekje pada tahun 200. Selama perang yang berlangsung selama tiga tahun ini, Baekje berhasil merebut banyak benteng milik Silla, yaitu Benteng Mosan, Benteng Guyang, Benteng Munsanghyang, dan Benteng Yogeo.

Raja Beolhyu wafat pada tahun 196 masehi setelah memerintah Silla selama 12 tahun. Raja Beolhyu lalu digantikan oleh cucunya, Raja Naehae.




10. RAJA NAEHAE

Raja Naehae adalah raja ke-sepuluh Silla. Raja Naehae memerintah Silla selama 34 tahun, yaitu dari tahun 196 masehi hingga tahun 230 masehi. Raja Naehae masih menggunakan gelar “Isageum” sebagai gelar raja, dan pada era-nya Silla masih dikenal dengan nama “Kerajaan Gyerim” atau "Negeri Saro".

Beliau adalah keturunan Raja Talhae, cucu dari Raja Beolhyu dan putra dari Pangeran Imae. Ibu Raja Naehae bernama Putri Naerye. Raja Naehae diangkat sebagai pangeran pewaris kakeknya, Raja Beolhyu karena pamannya, Putra Mahkota Goljeong telah meninggal. Selain itu, ayahnya sebagai pangeran kedua juga meninggal. Selain putra Pangeran Goljeong (kelak menjadi Raja Jobun) masih sangat kecil, hanya Naehae lah yang tersisa. Naehae-pun diangkat menjadi raja Silla menggantikan kekeknya, Raja Beolhyu. Penunjukkan Namhae sebagai raja membuat tahta Silla tetap berada dalam kekuasaan klan Seok. Untuk melapangkan jalannya sebagai raja, Naehae menikahi sepupunya sendiri, yang merupakan putri dari mendiang Putra Mahkota Goljeong dan kakak perempuan dari calon Raja Jobun, yang artinya pernikahan ini adalah pernikahan satu marga karena sama-sama berasal dari klan Seok. 

Berbeda dengan Raja Beolhyu, Raja Naehae merupakan pemimpin militer yang cukup sukses. Meskipun Raja Naehae bukanlah seorang agresor namun pada masa pemerintahannya, Silla merebut kembali beberapa wilayah yang berhasil dicaplok oleh Baekje. Raja Naehae perlahan-lahan mengamankan wilayahnya dari serbuan kerajaan lain dengan menjalin persahabatan dengan Kerajaan Gaya dan negeri Wa sambil memperkuat militernya untuk menghadapi serbuan Kerajaan Baekje. Peristiwa-peristiwa terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Beolhyu adalah: 

-Raja Naehae membuka kembali hubungan diplomatik dengan Kerajaan Gaya dan menjalin persahabatan dengan Raja Gaya.

-Kerajaan Baekje menyerbu Silla pada tahun 199.

-Kerajaan Baekje menyerbu dan menghancurkan wilayah Yocha pada tahun 204. Diwilayah-wilayah Silla yang dikuasai oleh Baekje, Raja Chogo membangun benteng-benteng pertahanan baru bagi Kerajaan Baekje, seperti Benteng Jeokhyeon dan Benteng Sado.

-Kerajaan Baekje menyerbu Silla pada tahun 214.

-Silla melakukan serangan balasan ke wilayah Baekje pada tahun 214 dan berhasil merebut wilayah Sahyeon-seong dari Baekje. Ini merupakan kekalahan pertama kerajaan Baekje dari pasukan Silla pada sejak era Baekje dipimpin oleh Raja Chogo.

-Kerajaan Baekje kembali menyerbu Silla pada tahun 218 namun pasukan Silla yang dipimpin langsung oleh Raja Naehae berhasil mempertahankan wilayah Silla dan memukul mundur tentara Baekje.


Raja Naehae wafat pada tahun 230 masehi setelah memerintah Silla selama 34 tahun. Raja Naehae lalu digantikan oleh saudara sepupu yang juga adalah adik iparnya, Raja Jobun ketimbang menunjuk putranya sendiri, Pangeran Uro yang dalam sejarah Silla lebih dikenal dengan nama Jenderal Uro.



11.RAJA JOBUN

Raja Jobun adalah raja ke-sebelas Silla. Raja Jobun memerintah Silla selama 17 tahun, yaitu dari tahun 230 masehi hingga tahun 247 masehi. Raja Jobun masih menggunakan gelar “Isageum” sebagai gelar raja, dan pada era-nya Silla masih dikenal dengan nama “Kerajaan Gyerim”. 

Raja Jobun adalah keturunan Raja Talhae, cucu dari Raja Beolhyu dan putra dari Pangeran Goljeong. Saat kakeknya, Raja Beolhyu meninggal, ayah Raja Jobun, Putra Mahkota Goljeong dan paman Raja Jobun, Pangeran Imae (ayah Raja Naehea) juga telah meninggal. Meskipun Jobun adalah putra dari mendiang Putra Mahkota Goljeong namun saat itu dia masih sangat kecil, sehingga saudara sepupunya yang bernama Naehae diangkat sebagai raja. Raja Naehae lalu menikahi kakak perempuan Jobun sehingga membuat Jobun selain menjadi cucu mendiang raja, putra dari mendiang putra mahkota, saudara sepupu raja, juga menjadi ipar raja. Latar belakang keluarga Jobun menjadi sangat kuat dan melapangkan jalannya menuju tahta. Saat kakak sepupu sekaligus kakak iparnya, Raja Namhae wafat maka tahta tidak diberikan pada keturunan Raja Namhae melainkan pada Jobun. Penunjukkan Jobun sebagai raja membuat tahta Silla tetap berada dalam kekuasaan klan Seok. Raja Jobun menikahi Putri Ongmo dari klan Kim. Putri Ongmo adalah putri dari seorang bangsawan Silla yang berpengaruh, Kim Gudo. Uniknya, pernikahan Raja Jobun ini justru kelak menjadi jalan bagi klan Kim menuju tahta Silla karena kelak adik dari Putri Ongmo diangkat menjadi raja Silla, yang dikenal dengan nama Raja Michu. Selain Putri Ongmo, Raja Jobun juga menikahi seorang istri dari klan Park yang memberinya putra pewaris yaitu calon Raja Yurye.

Berbeda dengan Raja Naehae yang berusaha menjalin persahabatan dengan kerajaan-kerajaan disekitar Silla, Raja Jobun justru memulai peperangan dengan Kerajaan Gogureyo. Namun, Silla berhasil memperluas wilayahnya meskipun tidak banyak. Peristiwa-peristiwa terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Jobun adalah: 

-Negeri kecil yang bernama Gammun-guk (didekat wilayah Gimcheon modern) berhasil direbut oleh pasukan Silla dibawah pimpinan Jendral Uro pada tahun 231. 
-Peperangan antara Silla dengan Kerajaan Goguryeo sebagai respon Kerajaan Goguryeo pada Silla yang merebut Gimcheon yang saat itu merupakan wilayah Goguryeo.
-Peperangan antara Silla dengan Kerajaan Yamato (Jepang).


Tokoh-tokoh dalam sejarah Korea yang terkenal pada masa Raja Jobun adalah:

-Jenderal Kim Gudo, mertua dari Raja Jobun yang juga merupakan ayah dari Raja Michu, raja Silla pertama dari klan Kim. Kim Gudo juga adalah ayah dari Jenderal Kim Daeseoji yang merupakan ayah dari Raja Naemul dan Raja Silseong. Kemungkinan Jenderal Kim Daeseoji lahir saat Kim Gudo berusia senja.

-Jenderal Seok Uro, keponakan Raja Jobun dan putra dari Raja Naehae. Jenderal Uro kehilangan hak waris-nya sebagai pewaris tahta Silla setelah ayahnya, Raja Naehae menunjuk pamannya sebagai pewaris tahta yang diangkat menjadi Raja Jobun. Meskipun demikian, Jenderal Uro merupakan pengikut setia dan pendukung utama Raja Jobun. Dia mengabdi sebagai salah satu jenderal Silla dan memenangkan banyak pertempuran, namun Jenderal Uro tewas dibunuh pada tahun 250 oleh mata-mata dari Jepang pada masa pemerintahan pengganti Raja Jobun, Raja Cheomhae.

Raja Jobun wafat pada tahun 247 masehi setelah memerintah Silla selama 17 tahun. Tahta tidak diwariskan pada putranya yang masih kecil yang kelak menjadi Raja Yurye namun kepada adiknya, Raja Cheomhae.




12. RAJA CHEOMHAE

Raja Cheomhae adalah raja kedua-belas Silla. Raja Cheomhae memerintah Silla selama 14 tahun, yaitu dari tahun 247 masehi hingga tahun 261 masehi. Raja Cheomhae masih menggunakan gelar “Isageum” sebagai gelar raja dan pada era-nya, Silla masih dikenal dengan nama “Kerajaan Gyerim” atau "Negeri Saro".

Raja Cheomhae adalah cucu dari Raja Beolhyu dan putra dari Pangeran Goljeong. Itu artinya, dia adalah adik dari raja terdahulu, Raja Jobun. Saat kakeknya, Raja Beolhyu meninggal, kakak sepupunya yang bernama Naehae diangkat sebagai raja. Raja Naehae lalu menikahi kakak perempuan Raja Cheomhae sehingga membuat Cheomhae selain menjadi cucu mendiang raja, putra dari mendiang putra mahkota, saudara sepupu raja, juga menjadi ipar raja. Setelah Raja Naehae meninggal, tahta-pun diwariskan pada kakak kandungnya, Raja Jobun sehingga status Cheomhae bukan lagi sebagai ipar mendiang raja melainkan adik raja. Saat kakaknya wafat, tahta langsung diberikan pada Cheomhae. Ada kemungkinan putra kakaknya yang kelak menjadi Raja Yurye masih kecil sehingga tahta jatuh ketangan adiknya. Penunjukkan Cheomhae sebagai raja membuat tahta Silla tetap berada dalam kekuasaan klan Seok.

Raja Cheomhae mengambil kebijakan yang sama dengan kakaknya, Raja Jobun yaitu mempertahankan dan memperluas wilayah Silla. Namun pada eranya, terjadi genjatan senjata dengan Kerajaan Gogureyo. Silla berhasil memperluas wilayahnya meskipun tidak banyak. Peristiwa-peristiwa terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Cheomhae adalah: 

-Gencatan senjata antara Kerajaan Silla dengan Kerajaan Goguryeo.

-Kelanjutan peperangan antara Silla dengan Kerajaan Yamato (Jepang).

-Pembunuhan Jenderal Uro oleh mata-mata Jepang pada tahun 250.


Tokoh-tokoh dalam sejarah Korea yang terkenal pada masa Raja Cheomhae adalah:

-Kim Michu, putra seorang jenderal Silla yang bernama Kim Gudo. Dia berhasil masuk dalam lingkaran istana Silla karena kakak perempuannya yang bernama Putri Ongmo dinikahi oleh kakak Raja Cheomhae, Raja Jobun. Kim Michu adalah raja pengganti Cheomhae dan merupakan raja Silla yang pertama dari klan Kim.

-Jenderal Seok Uro, keponakan Raja Cheomhae dan Raja Jobun. Ia adalah putra dari Raja Naehae. Jenderal Uro merupakan sahabat Raja Cheomhae sekaligus tangan kanan raja. Meskipun status mereka adalah paman dan keponakan namun kemungkinan besar usia mereka tidak berbeda jauh. Jenderal Uro kehilangan hak waris-nya sebagai pewaris tahta Silla setelah ayahnya, Raja Naehae menunjuk pamannya sebagai pewaris tahta yang diangkat menjadi Raja Jobun. Setelah Raja Jobun wafat, tahta tidak diberikan pada-nya melainkan pada Raja Cheomhae yang juga adalah pamannya. Meskipun demikian, Jenderal Uro merupakan pengikut setia dan pendukung utama Raja Cheomhae. Dia mengabdi sebagai salah satu jenderal Silla dan memenangkan banyak pertempuran, namun Jenderal Uro tewas dibunuh pada tahun 250 oleh mata-mata dari Jepang. Hal ini membuat Raja Cheomhae murka dan melanjutkan perang dengan Jepang.


Raja Cheomhae wafat pada akhir tahun 261 masehi setelah memerintah Silla selama 14 tahun. Tahta tidak diwariskan pada keponakannya yang kelak menjadi Raja Yurye karena menganggap Yurye masih terlalu muda. Raja Cheomhae justru mewariskan tahta pada adik dari kakak iparnya, Raja Michu.




13. RAJA MICHU

Raja Michu adalah raja ketiga-belas Silla. Raja Michu memerintah Silla selama 22 tahun, yaitu dari tahun 262 masehi hingga tahun 284 masehi. Raja Michu masih menggunakan gelar “Isageum” sebagai gelar raja dan pada era-nya, Silla masih dikenal dengan nama “Kerajaan Gyerim” atau "Negeri Saro". 

Raja Michu adalah putra dari Jenderal Kim Gudo. Dia berhasil masuk dalam lingkaran istana Silla karena kakak perempuannya yang bernama Putri Ongmo dinikahi oleh Raja Jobun. Michu merupakan keturunan ketujuh dari Kim Alji, pendiri klan Kim di Silla. Ada kemungkinan sebelum menjadi raja Silla, Michu mengabdikan diri pada kerajaan sebagai seorang jenderal, seperti ayahnya. Michu memiliki setidaknya seorang saudara perempuan. Michu menikahi putri dari Jenderal Seok Uro

Raja Michu bukanlah keturunan raja namun dia adalah ipar dari mendiang Raja Jobun. Raja Jobun sendiri adalah kakak dari mendiang raja terdahulu, Raja Cheomhae. Ada kemungkinan Raja Cheomhae tidak memiliki putra pewaris, dan para keturunan raja dari garis raja Beolhyu masih sangat muda (seperti calon Raja Yurye) dan calon terkuat lainnya yaitu Jenderal Seok Uro sudah meninggal. Saat itu, keputusan pengangkatan raja kemungkinan besar melibatkan dewan istana karena Silla masih belum menerapkan system monarki turun temurun. Oleh karena itu, pada masa ini tidak ada raja Silla yang berusia sangat muda. Dewan istana dan raja terdahulu lebih mendahulukan para kandidat yang telah matang dan dewasa sehingga wajar jika jika Pangeran Yurye tidak diangkat menjadi raja saat pamannya wafat melainkan adik ipar pamannya yang lain yang dimahkotai sebagai raja. Penunjukkan Michu sebagai raja membuat untuk pertama kalinya tahta Silla jatuh ke tangan klan Kim.

Raja Michu tidak mengikuti kebijakan Raja Cheomhae yang berusaha memperluas wilayah Silla. Raja Michu lebih fokus pada pertahanan negara ketimbang menyerang wilayah lain dan lebih menaruh perhatian pada pengembangan pertanian Silla yang sempat terkena bencana kelaparan akibat perang yang berkepanjangan. Selain itu, Raja Michu juga dikenal sebagai raja yang bijak dan murah-hati. Dia tidak mau merenovasi istananya karena tidak ingin menambah beban kerja bagi rakyatnya. Samguk Sagi tidak mencatat adanya kontak antara Silla dengan kerajaan lain selain Baekje pada era Michu namun ada kemungkinan saat itu Silla masih berperang dengan negeri Wa (Jepang) sebagai akibat dari pembunuhan Jenderal Uro. Peristiwa-peristiwa terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Michu adalah: 

-Kelanjutan peperangan antara Silla dengan Kerajaan Baekje.

-Bencana kelaparan melanda Silla pada tahun 264.

-Kunjungan Raja Michu dan permaisurinya pada para petani Silla pada tahun 264 dan memberikan dukungan pada rakyat dan petani yang terkena bencana kelaparan. 

-Raja Michu mengirimkan para ahli pertanian ke seluruh wilayah Silla pada tahun 268 untuk mengajarkan cara bertani sekaligus mendengar pendapat rakyatnya dan mengetahui apa yang menjadi kekhawatiran rakyatnya saat itu.


Raja Michu wafat pada tahun 284 masehi setelah memerintah Silla selama 22 tahun. Raja Michu memiliki putra, namun tahta tidak diwariskan pada putranya melainkan pada keponakannya, Raja Yurye yang menandakan kembalinya wangsa Seok sebagai penguasa Silla.




14. RAJA YURYE

Raja Yurye adalah raja keempat-belas Silla. Raja Yurye memerintah Silla selama 14 tahun, yaitu dari tahun 284 masehi hingga tahun 298 masehi. Raja Yurye masih menggunakan gelar “Isageum” sebagai gelar raja dan pada era-nya, Silla masih dikenal dengan nama “Kerajaan Gyerim” atau "Negeri Saro". 

Raja Yurye adalah putra dari Raja Jobun dari salah satu istri Raja Jobun yang berasal dari klan Park. Raja Yurye merupakan cicit dari Raja Beolhyu. Saat Raja Jobun wafat, Raja Yurye masih sangat kecil. Jika mengukur tahun wafat Raja Jobun dan masa pemerintahan paman-pamannya, ada kemungkinan usianya belum mencapai 10 tahun saat ayahnya wafat dan Raja Yurye diangkat menjadi raja Silla saat usianya menginjak 40-an tahun atau awal 50-an. Saat pamannya, Raja Cheomhae wafat para keturunan raja dari garis raja Beolhyu masih sangat muda dan calon terkuat lainnya seperti kakak sepupunya, Jenderal Uro sudah meninggal. Saat Raja Cheomhae wafat, ada kemungkinan usia Raja Yurye baru 20-an yang dianggap sangat muda untuk memerintah sebagai raja. Saat itu, keputusan pengangkatan raja kemungkinan besar melibatkan dewan istana karena Silla masih belum menerapkan sistem monarki turun-temurun. Oleh karena itu, pada masa ini jarang sekali ada raja Silla yang berusia sangat muda, apakah itu dibawah 20 tahun atau diusia 20-an. Dewan istana dan raja terdahulu lebih mendahulukan para kandidat yang telah matang dan dewasa sehingga wajar jika jika Yurye tidak diangkat menjadi raja saat pamannya wafat melainkan pamannya yang lain yang dimahkotai sebagai raja. Setelah pamannya, Raja Michu wafat, tahta tidak diwariskan pada putra Michu melainkan kepada Yurye yang saat itu sudah berusia dewasa dan dianggap layak memimpin Silla. Ibu Raja Yurye yang berasal dari klan Park adalah salah-satu keturunan dari Park Hyeokgeose, pendiri Silla. Dengan demikian, Raja Yurye adalah keturunan langsung dari Raja Talhae (leluhur klan Seok) dari pihak ayah dan Park Hyeokgeose (pendiri Silla) dari pihak ibu.

Raja Yurye mengikuti kebijakan pamannya, Raja Cheomhae yang berusaha memperluas wilayah Silla dengan menyerang wilayah Baekje dan melanjutkan peperangan dengan negeri Wa (Jepang) sebagai akibat dari pembunuhan Jenderal Uro. Peristiwa-peristiwa terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Yurye adalah: 

-Raja Goi dari Baekje menyerang perbatasan Silla.

-Silla diserbu oleh Kerajaan Yamato (nama lain dari negeri Wa/Jepang).


Raja Yurye wafat pada tahun 298 masehi setelah memerintah Silla selama 14 tahun. Raja Yurye lalu digantikan oleh keponakannya, Raja Girim.




15. RAJA GIRIM

Raja Girim adalah raja kelima-belas Silla. Raja Girim juga sering disebut dengan nama Girip Isageum atau juga Gigu Isageum dalam catatan-catatan sejarah. Beliau memerintah Silla selama 12 tahun, yaitu dari tahun 298 masehi hingga tahun 310 masehi. Raja Girim masih menggunakan gelar “Isageum” sebagai gelar raja. Raja Girim adalah raja yang memberikan nama “Silla” namun saat itu masih banyak orang Silla yang menggagunakan nama “Kerajaan Gyerim” atau “Negeri Saro” sebagai identitas kebangsaannya, baru pada masa pemerintahan Raja Jijeung, nama “Kerajaan Silla” digunakan sebagai nama resmi.

Raja Girim adalah cucu dari Raja Jobun dan keponakan dari Raja Yurye. Ada kemungkinan dia adalah keturunan Raja Beolhyu yang paling tua saat itu sehingga saat Raja Raja Yurye dan para keturunan raja lainnya masih berusia belia, Girim lalu dinobatkan sebagai raja. Saat itu, keputusan pengangkatan raja kemungkinan besar melibatkan dewan istana karena Silla masih belum menerapkan sistem monarki turun-temurun. Oleh karena itu, pada masa ini jarang sekali ada raja Silla yang berusia sangat muda, apakah itu dibawah 20 tahun atau diusia 20-an. Dewan istana dan raja terdahulu lebih mendahulukan para kandidat yang telah matang dan dewasa sehingga wajar jika Girim diangkat menjadi raja saat pamannya wafat karena dianggap layak memimpin Silla. Ibu Raja Yurye yang berasal dari klan Park adalah salah-satu keturunan dari Park Hyeokgeose, pendiri Silla. 

Tidak banyak peristiwa yang dicatat selama masa pemerintahan Raja Girim namun ada kemungkinan Silla masih berperang dengan negeri Wa (Jepang). Ada kemungkinan juga pada masa pemerintahannya, hubungan antara Silla dan Baekje membaik karena penerusnya, Raja Heulhae berhasil menjalin persahabatan dengan Baekje. 

Raja Girim wafat pada tahun 310 masehi setelah memerintah Silla selama 12 tahun. Raja Girim lalu digantikan oleh keponakannya, cucu dari Jenderal Uro, yaitu Raja Heulhae.




16. RAJA HEULHAE

Raja Heulhae adalah raja keenam-belas Silla. Raja Heulhae memerintah Silla selama 46 tahun, yaitu dari tahun 310 masehi hingga tahun 356 masehi sehingga membuatnya menjadi salah-satu raja Silla dengan masa pemerintahan terlama. Raja Heulhae masih menggunakan gelar “Isageum” sebagai gelar raja dan pada era-nya, Silla masih dikenal dengan nama “Kerajaan Gyerim” atau “Negeri Saro” walaupun pendahulunya telah memberikan nama “Silla” pada kerajaan itu. 

Samguk Sagi mencatat bahwa Raja Heulhae adalah putra dari Jenderal Uro, namun kemungkinan besar dia adalah salah-satu cucu dari Jenderal Uro karena Jenderal Uro tewas terbunuh 106 tahun sebelum dia dinobatkan sebagai Raja Silla. Jika dia adalah cucu dari Jenderal Uro, maka Raja Heulhae adalah keponakan Raja Girim, dan cicit Raja Naehae. Melihat lamanya dia memerintah, kemungkinan besar dia naik tahta diusia yang cukup muda dibandingkan raja-raja Silla sebelumnya (sekitar 20-an), namun dia tetaplah keturunan raja Silla yang paling tua saat itu sehingga saat Raja Girim wafat dan para keturunan raja lainnya masih berusia belia, Heulhae lalu dinobatkan sebagai raja. Saat itu, keputusan pengangkatan raja melibatkan dewan istana karena Silla masih belum menerapkan sistem monarki turun-temurun. Dewan istana dan raja terdahulu lebih mendahulukan para kandidat yang paling matang dan paling dewasa diantara seluruh keturunan raja lainnya. 

Raja Heulhae adalah raja yang cinta damai. Dia menjalin persahabatan dengan Kerajaan Baekje dan berusaha menjalin persahabatan dengan Jepang. Namun, tidak semuanya mencapai hasil yang baik. Peristiwa-peristiwa terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Heulhae adalah: 

-Tercapainya perdamaian dengan Kerajaan Baekje.

-Raja Heulhae menjalin persahabatan dengan negeri Wa (Jepang) melalui pernikahan dengan salah satu putrid bangsawan negeri Wa pada tahun 313.

-Raja Heulhae mengirimkan utusan ke Kerajaan Baekje pada tahun 337.

-Jepang membatalkan perjanjian damai dengan Silla pada tahun 346.

-Silla diserbu oleh Kerajaan Yamato (nama lain dari negeri Wa) pada tahun 347.


Raja Heulhae wafat pada tahun 356 masehi setelah memerintah Silla selama 46 tahun. Raja Heulhae digantikan oleh Raja Naemul dari klan Kim. Kematian Raja Heulhae menandakan akhir kekuasaan klan Seok atas tahta Silla. Setelah kematian Heulhae, klan Seok tidak pernah lagi menjadi penguasa tahta Silla.


Didahului oleh:
Kerajaan Silla
Raja-raja Silla Periode Awal (Era Klan Park)

Dilanjutkan oleh:
Kerajaan Silla (Periode Awal Kekuasaan Klan Kim)

Artikel yang berhubungan dengan Kerajaan Silla:
Para Jenderal Termasyur Pada Masa Korea Kuno

Artikel lainnya tentang Sejarah Korea:

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ARTIKEL INI DISUSUN DAN DITERBITKAN PERTAMA KALI
OLEH DELEIGEVEN MEDIA

SETIAP ARTIKEL YANG MEMILIKI ISI, SUSUNAN, DAN GAYA PENULISAN
YANG MIRIP DENGAN ARTIKEL INI MAKA ARTIKEL-ARTIKEL TERSEBUT
MENYADUR ARTIKEL INI.

DILARANG KERAS MEMPLAGIAT ARTIKEL INI!

CANTUMKAN LINK LENGKAP ARTIKEL INI DISETIAP KALIMAT YANG ANDA DISADUR DARI ARTIKEL INI. SESUAI UNDANG-UNDANG HAK CIPTA, JIKA MENYADUR/MENG-COPY MINIMAL SEPULUH KATA TANPA MENCANTUMKAN SUMBER DARI KALIMAT ITU (BERBEDA DARI PENCANTUMAN SUMBER DI CATATAN KAKI (FOOTNOTE) MAKA ITU ADALAH TINDAKAN PLAGIARISME.

JIKA ANDA MENYADUR SEBAGIAN BESAR ARTIKEL INI MAKA ANDA HARUS MENCANTUMKAN KALIMAT:
"ARTIKEL INI DISADUR DARI....(LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA",
ATAU:"SUMBER UTAMA DARI SEBAGIAN BESAR INFORMASI ARTIKEL INI DIAMBIL DARI (LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA"  
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Notes (Catatan):

*We strongly recommend all readers to read all the comments below for the other details which not mentioned by this article
(Sangat disarankan bagi para pembaca untnk melihat komentar-komentar artikel ini sebab beberapa komentar membahas rincian informasi yang tidak ditulis dalam artikel ini)

*Please open: Kingdom of Silla for short story about "Kingdom Of Silla" in ENGLISH
(Silahkan membuka link: Kingdom of Silla untuk membaca sejarah singkat Kerajaan Silla dalam bahasa Inggris).

*Get various information about history in ENGLISH by open or follow our Instagram account: @deleigevenhistory
(Dapatkan berbagai informasi sejarah dalam bahasa Inggris di akun instagram kami @deleigevenhistory)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Copyrights Story: Deleigeven Media
Copyrights Picture : MBC (drama "The Great Queen Seondeok", 2009), KBS (drama "The King's Dream", 2011)

Penyusun:
Penulis : Deleigeven
Editor : Juliet
Desain : Deleigeven
Penerbit: Deleigeven Media


Daftar Pustaka:
-Byeon-won Lee; History
-Maurizio Riotto; The Place Of Hwarang Among The Special Military Corps Of Antiquity; The Journal of Northeast Asian History; Northeast Asian History Foundation; 2012
-Richard McBride; Silla Budhist & The Manuscript of Hwarang Segi
-Tae-hoong Ha; Samguk Yusa, Legends and History of the Three Kingdoms of Ancient Karea; Yonsei University Press; 1972; Seoul
-Wontak Hong; Baekche An Offshoot of the Buyeo-Koguryeo in Mahan Land; East Asian History, A Korean Perspective; 2005; Seoul
-Young-kwan Kim, Sook-ja Ahn; Homosexuality In Ancient Korea; Pyongtaek University, Hanyoung Theological University; 2006; Seoul
-Korean History For International Citizen; Northeast Asian History Foundation
-Korea's Flowering Manhood
-The History of Hwarang-do
-The Three Kingdoms of Ancient Korea in the History of Taekwon-Do


Daftar Website: