DELEIGEVEN HISTORICULTURAM

HISTORY IS ONE OF THE BEST INFORMATION FOR OUR CURRENT & FUTURE

Translate

Wednesday, 1 August 2018

SOLON YANG BIJAK DAN KEBAHAGIAAN RAJA CROESUS YANG SEMU




Alkisah pada jaman dahulu kala, pada masa yang sudah lama sekali, ada sebuah kerajaan yang sangat kaya yang bernama Kerajaan Lydia yang dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raja Croesus. Rakyatnya memuji dan menyanjung-nyanjung sang raja sebagai 'Pria Paling Berbahagia Di Bumi' sebab sang raja sangat kaya dan memiliki segalanya yang penting dalam hidup yaitu teman, wanita, dan tahta.

Ditempat yang lain, di kerajaan lain pula, yang letaknya jauh dari negerinya Raja Croesus tepatnya di kota Athena, hiduplah seorang yang bijaksana yang bernama Solon. Dia tidak kaya dan juga tidak banyak memiliki banyak hal penting dalam hidup, baik itu teman, wanita, dan tahta. Tapi, rakyat dinegerinya memperlakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh rakyat Lydia pada Raja Croesus, yaitu menyanjung dan memuji-mujinya.

Raja Croesus dan Solon memiliki satu persamaan, yaitu bahwa mereka adalah pembuat hukum dinegeri mereka, namun ada banyak hal yang berbeda dari mereka. Raja Croesus mengumpulkan banyak sekali harta benda diperbendaharaan sedangkan Solon justru kehilangan banyak hartanya. Raja Croesus memiliki banyak sekali abdi yang bersumpah-setia padanya dan juga memiliki banyak teman dan sekutu dalam kerajaannya dan juga dari luar negerinya tetapi Solon justru ditinggalkan oleh teman-temannya. Raja Croesus memiliki banyak wanita yang mendampinginya sedangkan Solon tidak. Raja Croesus juga duduk diatas tahta salah-satu kerajaan paling makmur pada masa itu, sedangkan Solon justru kehilangan jabatannya sebagai Archon kota Athena. Tetapi, baik Raja Croesus dan juga Solon sama-sama disanjung-sanjung oleh rakyat mereka. Raja Croesus disanjung sebagai pemimpin agung Kerajaan Lydia, sedangkan Solon disanjung sebagai reformator besar kota Athena.

Ketika Solon menuntaskan reformasi-nya, ia meninggalkan Athena untuk berlayar keliling dunia hingga kemudian dia tiba di negeri Lydia.

Ketika Solon berjalan-jalan dinegeri itu, dia mendengar percakapan-percakapan rakyat Lydia yang menyanjung-nyanjung raja mereka dengan sebutan “Pria Paling Berbahagia Di Bumi”. Karena penasaran tentang hal itu, bertanyalah Solon pada sekelompok rakyat Lydia,
Wahai rakyat kota Lydia yang berbahagia, mengapakah kalian mengatakan bahwa raja kalian sebagai Pria Paling Berbahagia Di Bumi’?”

Sekelompok rakyat Lydia yang ditanyai Solon itu lalu menjawab,
Ooh kau orang asing rupanya. Selamat datang dinegeri kami yang bahagia ini, yang dipimpin oleh raja kami, Yang Mulia Baginda Raja Croesus. Tetapi dibandingkan dengan kami, beliau adalah yang paling berbahagia dimuka bumi ini sebab beliau memiliki segala hal yang penting dalam hidup ini. Kekayaan, sahabat, wanita, dan tahta.”

Namun Solon menjawab,
Wahai orang Lydia yang berbahagia, sesungguhnya tidak ada kebahagiaan yang mutlak sama seperti tidak ada orang yang benar-benar bahagia sebelum dia meninggal.”

Setelah Solon berkata demikian, pergilah dia meninggalkan sekelompok orang itu. Maksud Solon adalah bahwa keberuntungan dapat berubah dengan tiba-tiba sebab setiap hal mungkin berubah dari satu hari ke hari lain. Namun, kata-kata Solon itu terlanjur tersebar hingga sampai ke istana Kerajaan Lydia dan terdengar pula oleh Raja Croesus. Kata-kata Solon sangat mengusik hati raja sehingga beliau mengundang Solon untuk datang dan mengunjunginya di istana. Solon-pun menghormati undangan raja dan mengunjungi istana sang raja yang sangat besar.

Setelah memasuki istana, Solon melihat seorang pria berpakaian mewah dan disertai oleh rombongan budak dan tentara, sehingga Solon berpikir bahwa orang itu pastilah Raja Croesus. Tapi ternyata dia hanya seorang pejabat kecil di pengadilan kerajaan. Solon kemudian melanjutkan langkahnya memasuki istana, ia melihat beberapa pejabat lain yang berpakaian sangat mewah dan juga disertai oleh serombongan budak dan pengawal. Semakin tinggi jabatannya, semakin besar rombongan yang menyertainya. Akhirnya Solon dipersilahkan masuk ke ruangan raja.

Raja Croesus telah menunggu Solon diruangannya. Beliau mengenakan pakaian yang sangat indah dan perhiasan yang sangat mewah, dan dengan bangganya beliau membuka tangannya menyambut kedatangan Solon. Namun, sang raja heran sebab raut wajah Solon tampak tidak silau dengan kemewahan itu. Raja Croesus tersinggung dengan sikap yang ditunjukan oleh Solon, sehingga beliau kemudian memerintahkan agar rumah-rumah tempat penyimpanan hartanya dibuka agar Solon bisa melihat banyaknya pakaian yang indah yang Raja Croesus miliki miliki, juga banyaknya emas, perak, dan permata milik sang raja. 

Solon tetap tenang dan berlaku sopan saat memandang semua itu. Sang raja-pun datang kembali menemui Solon dan berkata,
"Wahai Solon yang bijak dari Athena," kata Croesus, "pernahkah kamu melihat orang yang lebih beruntung dari aku, Raja Croesus ini?" Tanya sang Raja dengan bangganya.

Solon menjawab, "Ya, aku pernah.”

Raja Croesus terkejut mendengar jawaban Solon.

Siapa??? Siapa dia yang lebih berbahagia daripada aku??!” Tanya Raja Croesus dengan sangat penasaran.

Dia adalah Tellus, warga Athena.” Jawab Solon. “Dia adalah pria jujur yang mendidik anak-anaknya dengan baik dan mempersiapkan anak-anaknya dengan baik untuk mengabdi pada Athena. Dia terus hidup hingga memperoleh cucu, lalu ia meninggal dengan mulia, yaitu saat berjuang untuk negaranya." Kata Solon.

Jawaban Solon itu mengejutkan seisi istana yang mendengarnya, dan tentunya membuat Raja Croesus marah.

Berani sekali kau menganggap seorang rakyat jelata dinegerimu itu lebih bahagia dariku, raja yang agung dari Lydia ini??!” Teriak Raja Croesus.

Namun Solon kembali menjawab,
Oh baginda Raja Croesus, Tellus itu bukanlah satu-satunya yang aku kenal sebagai orang paling paling berbahagia. Masih ada lagi, yaitu Kleobis dan Biton dari kota Argive. Mereka meninggal dengan damai dalam tidur mereka setelah ibunda mereka mendoakan kebahagian mereka pada Dewi Hera sebab mereka telah menunjukan pengabdian dan penghormatan mereka pada orang-tua dengan membawa ibundanya itu ke pesta besar bagi Dewi Hera dengan menggunakan sebuah gerobak dan menarik sendiri gerobak itu sejauh 6 mil jauhnya. Dewi Hera memberikan mereka kematian yang indah dalam damainya tidur mereka. Merekalah orang-orang yang paling berbahagia di bumi ini.”

Sang raja yang semakin marah lalu memerintahkan para pengawalnya untuk menahan Solon dan memberikan hukuman yang berat. Namun Solon yang bijaksana dan cerdik lalu menenangkan sang raja dengan berkata,
"Oh raja perkasa dari Lidya, para dewa telah memberi kita, orang-orang Yunani, hanya hal-hal kecil, dan kebijaksanaan kita hanya hal-hal kecil, bukan suatu hal penting yang setara pentingnya dengan yang anda miliki, wahai Yang Mulia Baginda Raja Croesus. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita mempertimbangkan bagaimana kehidupan seseorang begitu banyak tergantung pada kesempatan, dan bagaimana bencana bisa datang kepada kita yang membuat kita benar-benar terkejut, jadi aku tidak menganggap siapa-pun untuk menjadi benar-benar bahagia sampai ia meninggal dengan baik, dan nasib baiknya utuh sampai akhir. Jika kita mengatakan bahwa seorang pria itu benar-benar bahagia, namun ada begitu banyak yang masih bisa terjadi padanya, kita akan seperti tentara merayakan kemenangan sebelum pertempuran berakhir." Demikian penjelasan Solon, yang mengandung siratan bahwa Solon mengharapkan kebahagian sang raja terus berlangsung hingga sang raja tutup usia.

Kata-kata Solon itu akhirnya dapat diterima oleh raja sehingga Raja Croesus mengijinkan Solon pergi dengan selamat.

Saat berjalan keluar dari istana, secara kebetulan Solon bertemu dengan Aesop, penulis dongeng terkenal, yang juga telah diundang ke istana oleh Raja Croesus. Aesop, yang juga melihat Solon, lalu bertanya,
"Apakah seharusnya kita tidak datang ke orang-orang yang perkasa, atau haruskah kita mencoba untuk menyenangkan mereka?"

Dan Solon-pun menjawab,
"Apakah seharusnya kita tidak datang ke orang-orang yang perkasa, atau haruskah kita memberitahu mereka kebenaran?", sambil berjalan pergi dari istana meninggalkan Aesop dan kemudian meninggalkan negeri Lydia.

Tidak berapa lama setelah kepergian dari negeri Lydia, datanglah balatentara Kekaisaran Persia yang dipimpin oleh Maharaja Cyrus Yang Agung dan mengepung kerajaan Lydia. Dalam peperangan, Raja Croesus pada akhirnya harus takluk pada Maharaja Cyrus Yang Agung. Raja Croesus-pun kehilangan hartanya, wanita-wanitanya, sekutu-sekutunya, dan juga tahtanya. Dia lalu ditawan dan diikat ditiang, dan hendak dibakar hidup-hidup sebagai hiburan bagi Maharaja Cyrus Yang Agung.

Raja Croesus begitu pilu meratapi nasibnya. Dia menangis meratapi kematian keluarganya, pembesar-pembesarnya, dan juga rakyatnya ditangan orang-orang Persia. Ditengah-tengah keputus-asaannya itu, Raja Croesus-pun berteriak,
Solon...... Solon.... Oh Solon” sambil menangis sedih.

Maharaja Cyrus Yang Agung mendengar teriakan Raja Croesus itu dan penasaran dengan maksudnya sehingga beliau memerintahkan untuk menghentikan proses hukuman mati pada Raja Croesus dan semua orang Lydia yang akan dihukum-mati saat itu. Maharaja Cyrus Yang Agung memerintahkan agar Raja Croesus dibawa dihadapannya. Setelah Raja Croesus berada dihadapan sang maharaja maka bertanya Maharaja Cyrus Yang Agung padanya,
Siapakah atau apakah Solon yang kau panggil-panggil itu?”

Raja Croesus-pun menjawab,
wahai Maharaja Cyrus Yang Agung, yang kupanggil namanya adalah Solon yang bijak dari Athena....”

Hmmm apakah Solon ini adalah seorang manusia saja atau salah-satu dari dewa-dewa orang Athena?” Tanya Maharaja Cyrus Yang Agung.

Raja Croesus lalu menjawab, "Dia bukanlah dewa tetapi adalah salah-satu dari orang-orang bijak dari Yunani. Dahulu aku mengundangnya ke istana-ku untuk mendengar kata-kata bijak darinya. Bukannya belajar darinya, aku malahan begitu marah padanya saat ia sedang menganjurkan hal-hal yang bijak dan baik adanya padaku saat itu.”

Maharaja Cyrus Yang Agung menjadi sangat penasaran pada penjelasan Raja Croesus dan kembali bertanya, “Hal bijak apakah yang dikatakan padamu saat itu?”

Mendengar pertanyaan Maharaja Cyrus Yang Agung itu, hati Raja Croesus menjadi sangat sedih dan diapun berkata,
Wahai Maharaja Cyrus Yang Agung, dahulu baginda pasti tahu dan mendengar tentang kekayaanku dan kemakmuran negeriku. Ditengah-tengah semua kelimpahan yang diberikan oleh dewa padaku, rakyatku menyanjung-nyanjung aku dan menyebutku sebagai ‘Pria Paling Bahagia di Dunia’. Namun, saat Solon Yang Bijak mendengar hal itu dari rakyatku, justru berkata pada mereka bahwa ‘sesungguhnya tidak ada kebahagiaan yang mutlak sama seperti tidak ada orang yang benar-benar bahagia sebelum dia meninggal’. Setelah kata-katanya sampai ke telingaku yang pongah ini, akupun memanggilnya ke istanaku dan menunjukan semua kekayaanku dan kemegahanku untuk menegaskan padanya bahwa akulah orang yang paling berbahagia di bumi. Tapi, Solon justru berkata bahwa ‘kehidupan seseorang begitu banyak tergantung pada kesempatan, dan bagaimana bencana bisa datang kepada kita yang membuat kita benar-benar terkejut, sehingga siapa-pun tidak menjadi benar-benar bahagia sampai ia meninggal dengan baik, dan nasib baiknya utuh sampai akhir.’ Demikianlah kata-kata Solon Yang Bijak itu wahai Maharaja Cyrus Yang Agung.” Ujar Raja Croesus.

Maharaja Cyrus Yang Agung begitu tersentuh mendengar nasehat Solon yang diceritakan kembali oleh Raja Croesus dan beliau-pun bertanya lagi,
Adakah lagi kata-kata yang diucapkannya padamu?”

Solon Yang Bijak itu juga menasehatiku agar aku jangan hanya menilai kebahagiaan yang sekarang ini saja sebab jika seseorang menganggap dirinya benar-benar bahagia namun ada begitu banyak yang masih bisa terjadi padanya maka orang itu hanya akan menjadi seperti tentara yang merayakan kemenangan sebelum pertempuran berakhir,” ujar Raja Croesus.

Maharaja Cyrus Yang Agung termenung saat mendengar nasehat Solon yang diceritakan kembali oleh Raja Croesus. Saat melihat sang maharaja duduk termenung setelah mendengar kata-katanya maka Raja Croesus-pun berkata,
Wahai Maharaja Cyrus Yang Agung, sungguh alangkah baiknya jika baginda bisa bertemu langsung dengan Solon Yang Bijak itu dan mendengar langsung kata-katanya yang bijak. Oh Maharaja Cyrus Yang Agung, sesungguhnya kehilangan segalanya sekarang ini lebih menyakitkan daripada kehilangan kenikmatan dunia yang menyenangkan. Kini, kekayaanku yang sesungguhnya hanyalah berupa kata-kata dan pendapatku semata, dan sekarang aku akan dibawa untuk dibakar di tiang. Solon Yang Bijak melihatku dalam sebuah kemewahan yang bodoh dan dia telah meramalkan penderitaanku yang terjadi sekarang ini. Dia memperingatkanku bahwa aku harus mempertimbangkan akhir hidupku, dan tidak membanggakan sebuah tanah yang menjerumuskan, karena tidak ada manusia yang bahagia sampai ia meninggal dengan baik" ujar Raja Croesus sambil meratapi nasibnya kini.

Maharaja Cyrus Yang Agung begitu tersenutuh mendengarkan nasehat-nasehat Solon yang diceritakan kembali oleh Raja Croesus. Maharaja Cyrus Yang Agung menilai ajaran Solon adalah suatu hal yang baik adanya dan sangat penting bagi kehidupan. Sang maharaja beranggapan bahwa jika dia tidak bijaksana dalam menjalani hidupnya maka mungkin dia akan mengalami apa yang terjadi pada Raja Croesus yang sedang berlutut dihadapannya sekarang ini. Sang maharaja-pun membebaskan dan mengangkat Raja Croesus sebagai salah satu penasihat yang paling dihormati di istananya.



----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kisah ini adalah kisah populer dari Yunani yang diceritakan secara turun-temurun dan ditulis kembali dalam berbagai kitab sejarah dan kitab-kitab hikayat dari masa penyebaran budaya Helenis.

Solon adalah tokoh sejarah nyata yang merupakan seorang reformator klasik terbesar dan terpenting dalam sejarah Athena dan Yunani. Beliau pernah menjabat sebagai archon (penguasa tahunan) kota Athena.

Raja Croesus adalah tokoh sejarah nyata. Beliau adalah putra dari Raja Alyates II yang lahir sekitar tahun 595 SM, dan memerintah Kerajaan Lydia selama sekitar 14 tahun (560 SM - 546 SM). Pada masa itu, beliau adalah raja terkaya di dunia barat. Raja Croesus adalah raja kerajaan kuno yang bernama Kerajaan Lydia. Kerajaan Lydia adalah kerajaan makmur yang wilayahnya cukup luas pada masa itu, dan kini terletak di negara Turki modern. Kerajaan ini telah berdiri sejak 1200 SM.

Maharaja Cyrus Yang Agung adalah tokoh sejarah nyata yang merupakan maharaja dan raja terbesar dalam sejarah Kekaisaran Persia. Beliau-lah yang mengakhiri pemerintahan orang-orang Media (Medes) dan juga menaklukan kerajaan terbesar didunia pada masa itu yaitu Kekaisaran Babilonia. Beliau berhasil merebut wilayah-wilayah taklukan Babilonia. Dalam ekspedisi militernya untuk menaklukan wilayah-wilayah Asia Minor itulah Kerajaan Lydia berhasil ditaklukan (546 SM) dan Raja Croesus ditawan.

Kerajaan Lydia menjadi salah-satu sasaran utama penaklukan Cyrus Yang Agung sebab Raja Croesus merupakan salah-satu sekutu utama Maharaja Astyges dari Kekaisaran Media yang berhasil ditaklukan oleh Cyrus Yang Agung sebab saudari Raja Croesus merupakan ratu dari Maharaja Astyges. Croesus juga merupakan salah-satu raja yang mengerahkan pasukan untuk melawan Cyrus Yang Agung.

Tellus dari Athena yang dikatakan oleh Solon sebagai orang yang paling berbahagia di bumi kemungkinan adalah memang tokoh nyata, namun kisahnya hanya ditemukan melalui cerita Solon ini yang ditulis oleh Herodotus. Menurut catatan Herodotus, Tellus adalah seorang pria dari Athena yang memiliki dua orang putri yang cantik dan baik hati. Dia meninggal sebagai seorang patriot dalam peperangan antara Athena melawan Eleusis. Kematian Tellus dianggap indah sebab sebagai prajurit dia meninggal dalam perang, dan kehidupannya dianggap bahagia sebab dia hidup bahagia dengan keluarganya dan sempat melihat kelahiran dan pertumbuhan semua cucu-cucunya.

Kleobis dan Biton yang dikatakan oleh Solon sebagai yang termasuk orang-orang paling berbahagia di bumi kemungkinan adalah memang tokoh-tokoh nyata, namun kisah mereka hanya ditemukan melalui cerita Solon ini yang ditulis oleh Herodotus. Menurut catatan Herodotus, Kleobis dan Biton adalah dua pemuda dari Argive (kota utama dari sebuah polis di Yunani yang bernama Argos). Dikisahkan bahwa mereka membawa ibu mereka yang bernama Cydippe yang ingin sekali menghadiri festival untuk memuja Dewi Hera dengan gerobak sapi dengan menarik sendiri gerobak itu sejauh 6 mil. Setibanya dikuil, sang ibu lalu mendoakan agar Dewi Hera memberikan mereka hadiah atas kekuatan hati dan kesetian mereka. Dikisahkan bahwa Dewi Hera yang mendengar doa Cydippe ini lalu berkenan mengabulkan permintaan sang ibu itu dengan membiarkan Kleobis dan Biton, yang saat itu tertidur di kuil, meninggal dengan damai dalam tidur mereka. Kematian mereka dianggap indah sebab mereka meninggal dalam damai di kuil tanpa merasakan kesakitan, dan kehidupan mereka dianggap bahagia sebab mereka berhasil memberikan pengabdian pada orang-tua mereka dan meninggal dengan bahagia setelah melihat kebahagiaan ibu mereka yang berhasil menghadiri festival tahunan itu. Sebagai penghormatan pada Kleobis dan Biton, rakyat kota Delphi (polis lainnya di Yunani) mendirikan patung mereka berdua di kuil Dewa Apollo.

Tujuh Orang Bijak (Seven Sages of Greece atau Seven Wise Men) adalah gelar yang diberikan pada tujuh orang yang dianggap paling bijaksana pada masa Yunani Kuno. Nama-nama ketujuh orang bijak ini memiliki perbedaan antara sumber yang satu dengan lainnya. Umumnya, daftar Tujuh Orang Bijak itu adalah Thales dari Miletus, Chilon dari Sparta, Cleobulus dari Lindos, Solon dari Athena, Bias dari Priene, Pittacus dari Mytilene, dan Periander dari Korintus. Tetapi, Plato memiliki daftar yang berbeda, yaitu Thales dari Miletus, Chilon dari Sparta, Cleobulus dari Lindos, Solon dari Athena, Bias dari Priene, Pittacus dari Mytilene, dan Myson dari Chenae. Namun, menurut Diogenes Laertius (sejarawan abad 3 Masehi yang fokus pada ahli filsafat Yunani kuno), Tujuh Orang Bijak itu adalah Thales dari Miletus, Chilon dari Sparta, Cleobulus dari Lindos, Solon dari Athena, Bias dari Priene, Pittacus dari Mytilene, dan memasukan Periander dari Korintus dan juga Anacharsis dari Skit sebagai orag bijak yang ketujuh. Pendapat yang sama juga dikeluarkan oleh para sejarawan seperti Ausonius (penyair Romawi abad ke-2 Masehi), Ephorus, dan Plutarch.

_________________________________________________________________________________

Kisah ini adalah kisah klasik populer dari Yunani yang dimuat dalam berbagai buku sejarah yang untuk pertama kalinya dimuat dalam buku “Historia” yang ditulis oleh sejarawan besar Yunani, Herodotus. Kisah ini disusun kembali oleh Deleigeven Media dengan beberapa perubahan yaitu perubahan gaya tulisan dan susunan dialog tanpa mengubah inti cerita dan unsur sejarah dalam kisah ini.


TIM PENYUSUN:
Penulis : Deleigeven
Editor : Juliet
Penerbit : Deleigeven Media


DAFTAR PUSTAKA:
A History of Ancient Greece; George Grote
History; Herodotus
Solon, The Lawmaker of Athens; Plutarch
The Heritage Of Persia; Richard N.Frye


SUMBER WEBSITE:
Ensiclopedia Britanica (Solon)
Greeka.com (Solon)
Livius.org/lydia
wikipedia.com/solon
wikipedia.com/croesus


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------