DELEIGEVEN HISTORICULTURAM

HISTORY IS ONE OF THE BEST INFORMATION FOR OUR CURRENT & FUTURE

Translate

Sunday 1 July 2018

SOLON DAN ANACHARSIS YANG BIJAKSANA





Pada jaman dahulu, di kota Athena hiduplah seorang yang sangat bijaksana. Orang itu bernama Solon. Beliau adalah salah-satu dari Tujuh Orang Bijaksana pada masa itu. Karena begitu bijaksananya Solon, rakyat Athena mempercayakan Solon untuk menyusun dan menerapkan hukum kota Athena yang baru menggantikan hukum yang lama. Rakyat Athena begitu menyanjung kebijaksanaan Solon sebab hukum yang dibuatnya dianggap yang paling adil dan bijaksana dari semua hukum yang pernah mereka kenal. Karena kebijaksanaannya, beliaupun dipanggil “Solon Yang Bijak” oleh rakyat Athena. Sedangkan bagi rakyat kota lain, beliau dikenal sebagai “Solon Yang Bijak dari Athena”.

Alkisah pada suatu hari, ada seorang pria yang baru tiba di Athena. Rupanya, pria itu hendak mengunjungi Solon. Pria ini bernama Anacharsis.

Begitu tiba di rumah Solon, Anacharsis berkata, “Aku telah berkelana dari tempat yang jauh agar bisa bersahabat denganmu.”

Solon, yang tidak tahu menahu tentang siapa Anacharsis, menjadi bingung melihat orang asing itu, dan beliau-pun berkata,
Alangkah baiknya jika engkau berteman saja dengan orang-orang ditempat asalmu.”

Namun, Anacharsis menjawab,
Justru itulah pentingnya bagimu, yang sekarang sedang berada ditempat asalmu, untuk berteman denganku.”

Solon tertawa mendengar jawaban Anacharsis. Solon lalu menyambut Anacharsis sebagai tamunya untuk waktu yang lama. Solon sangat senang karena dikunjungi oleh Anacharsis dan sangat mengaguminya. Selama Anacharsis berada di Athena, Solon mengajaknya berkeliling dan menghadiri berbagai pertemuan dewan kota. Solon menjelaskan pada Anacharsis undang-undang yang ia susun untuk Athena, dan juga menunjukan perkembangan demokrasi di Athena.

Usai melihat semua itu, Anacharsis hanya berkata pada Solon, “Semuanya ini adalah hal yang aneh. Orang Athena melakukan hal-hal yang aneh.”

Solon heran dengan kata-kata Anacharsis dan bertanya, “Mengapa ini terlihat aneh bagimu wahai Anacharsis yang bijaksana?”

Karena di Athena orang bijak hanya berbicara dan memutuskan hal-hal bodoh” jawab Anacharsis sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Anacharsis memang suka mengutarakan pendapatnya sekenanya saja, berbeda dengan gaya berbicara orang Athena seperti Solon yang menyukai puisi.

Solon tidak memahami maksud dari kata-kata Anacharsis itu, dan tampaknya Solon menjadi tersinggung. Beliau lalu memaparkan semua kode-kode hukum yang disusunnya dan menjelaskan perjalanan penerapan hukum di Athena dan betapa kejamnya hukum terdahulu yang disusun dan diterapkan oleh Draco dan usaha-usaha Solon ketika dia membebaskan hutang-hutang rakyat jelata dan berusaha menghapus perbudakan antar warga Athena. Solon juga menjelaskan tentang bagaimana dia berusaha mengubah hukum di Athena tanpa melalui sebuah revolusi melainkan reformasi dan bahwa dia mereformasi hukum kota Athena agar tercipta keadilan di kota Athena.

Setelah mendengarkan penjelasan Solon, Anacharsis justru menertawakannya sehingga membuat Solon heran dan bertanya,
Mengapa engkau menertawakan semua ini?”

Lalu Anacharsis menjawab, “karena aku tidak bisa membayangkan bahwa ketidakjujuran dan keserakahan orang Athena mampu dikendalikan oleh hukum tertulis!”

Anacharsis-pun menerangkan alasan mengapa dia berpendapat demikian. 
Undang-undang yang kau susun dan kau terapkan ini seperti sarang laba-laba yang menangkap orang yang lemah dan miskin tetapi orang kaya dapat merobek dan melaluinya.” Demikian kata-kata Anacharsis.

Setelah beberapa waktu kemudian Anacharsis-pun meninggalkan Athena dan kembali ke negeri asalnya. Solon-pun kembali menjalani kehidupannya seperti biasa. Saat itu, dia menjabat sebagai archon (penguasa tahunan) kota Athena.

Pada masa sebelum Solon diangkat sebagai archon Athena, kekejaman dan arogansi orang kaya dan para bangsawan menyebabkan orang-orang miskin di Athena membentuk kelompok-kelompok untuk bertahan dan menyelamatkan diri. Untuk mengatasi hal itu, Solon diangkat sebagai archon dan diberi kekuasaan penuh sebagai refomator dan legislator Athena. Solon memulai reformasinya dengan membebaskan semua warga Athena yang diperbudak dan menerapkan hukum yang membebaskan semua jaminan dan utang. Namun, Solon menolak tuntutan masyarakat miskin tentang pendistribusian tanah bagi mereka karena menganggap hal itu tidak adil bagi pemilik tanah yang asli. Solon mengganti permintaan mereka dengan menciptakan pekerjaan-pekerjaan yang lebih baik bagi masyarakat miskin.

Untuk membantu tugas-tugasnya, Solon sering berbagi cerita dan meminta pendapat pada sahabat-sahabatnya yang paling terpercaya termasuk pada saat beliau akan memberlakukan hukum yang membebaskan semua jaminan dan utang. Namun, sahabat-sahabatnya itu justru memanfaatkan berita dan rencana-rencana yang diceritakan oleh Solon demi keuntungan mereka. Mereka lalu meminjam uang untuk membeli tanah lalu kembali berhutang sejumlah besar uang dengan memberikan tanah itu sebagai jaminan, dan ketika hukum pemutihan jaminan dan utang diterbitkan oleh Solon, utang mereka-pun diputihkan dan jaminan tanah mereka dikembalikan sehingga orang-orang serakah ini memiliki kembali tanah mereka secara cuma-cuma. Perilaku sahabat-sahabatnya mencoreng nama baik Solon.

Waktu demi waktu berlalu, kemudian timbulah perselisihan diantara orang-orang kaya dan masyarakat miskin di Athena akibat pandangan mereka yang berbeda-beda tentang penerapan hukum yang dibuat oleh Solon. Mereka menyalahkan Solon karena tidak mengikuti keinginan mereka padahal hukum Solon sudah memberikan mereka banyak sekali manfaat.

Orang-orang yang sebelumnya ramah kepadanya mulai menatapnya sebagai musuh. Orang-orang miskin menjadi kesal karena Solon tidak mau menggunakan kekuasaannya untuk merebut milik orang kaya sedangkan orang-orang kaya dan para bangsawan juga marah karena uang mereka hilang akibat utang-utang yang telah diputihkan berdasarkan hukum yang diterapkan Solon. Untuk meredakan perselisihan itu Solon-pun berseru,

"Keadilan tidak melahirkan perselisihan!!!"

Namun, rupanya Solon tidak memahami dasar perselisihan itu sebab bagi orang miskin "keadilan" berarti kekayaan yang sama-rata, sedangkan orang kaya menganggap "keadilan" adalah menjaga apa yang mereka dimiliki. Kedua pendirian itu sulit untuk dipertemukan meskipun oleh hukum yang adil yang dibuat oleh Solon.

Melihat semua usahanya berujung pada kesia-siaan akibat keserakahan dan pengkhianatan, Solon-pun teringat kembali kata-kata Anachasis,

ketidakjujuran dan keserakahan orang tidak mampu dikendalikan oleh hukum tertulis!”



----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kisah ini adalah kisah populer dari Yunani yang ditulis kembali dalam berbagai kitab sejarah dan kitab-kitab hikayat dari masa penyebaran budaya Helenis.

Solon adalah tokoh sejarah nyata yang merupakan seorang reformator klasik terbesar dan terpenting dalam sejarah Athena dan Yunani. Beliau pernah menjabat sebagai archon (penguasa tahunan) kota Athena. Beliau dilahirkan pada tahun 630 SM dan wafat pada tahun 560 SM. Solon adalah seorang negarawan Athena yang paling dihormati sepanjang sejarah Yunani kuno bahkan hingga sekarang. Karena kebijaksanaannya beliau dikenal sebagai ‘Solon Yang Bijak dari Athena’, dan dimasukan sebagai salah-satu dari ‘Tujuh Orang Bijak’ dalam sejarah Yunani. Setelah kematiannya, Solon tetap dikenang sebagai orang bijak dengan ide-ide inovatif. Beberapa dekade kemudian, seorang negarawan Athena yang bernama Pericles mendirikan demokrasi Athena yang sangat terkenal namun demokrasi yang dibangunnya mengacu pada kode hukum dan reformasi yang dilakukan oleh Solon. Hingga saat ini Solon dianggap sebagai pencetus dasar-dasar hukum sekaligus pendiri sistem pemerintahan demokrasi yang kita kenal sekarang. Dasar-dasar hukum yang dibuat oleh Solon dan juga kode-kode hukumnya menjadi dasar hukum Athena selama berabad-abad, dan kemudian diadopsi oleh hukum Romawi yang kemudian menjadi cetak biru hukum modern sekarang ini.

Anacharsis adalah tokoh nyata. Beliau adalah seorang ahli filsafat dari bangsa Skit sehingga beliau sering disebut ‘Anacharsis orang Skit’. Bangsa Skit adalah salah-satu suku bangsa kuno dari Iran, tempat yang diyakini merupakan asalnya para Majus sehingga beliau diyakini berasal dari golongan orang Majus (golongan yang sama yang disebutkan dalam Alkitab tentang “Tiga Orang Majus”).  Beliau merupakan orang non-Yunani pertama yang paling diberikan kewarganegaraan istimewa oleh pemerintah Athena. Oleh beberapa sejarawan, beliau dimasukan dalam ‘Tujuh Orang Bijak’. Beliau mengunjungi Yunani dan bertemu dengan Solon pertama kalinya pada sekitar 589 BC. Anacharsis meninggal tidak lama setelah beliau kembali ke negerinya karena dibunuh oleh saudaranya sendiri.

Pada masa Solon, Yunani belum disatukan dalam satu kepemimpinan dan masih terdiri dari beberapa negara kota (polis) yang memiliki pemerintahan dan pemimpin yang berbeda-beda. Athena adalah salah-satu polis terbesar Yunani selain Sparta.

Hukum Draco yang diganti oleh Solon dengan kode hukumnya melalui reformasi hukum Athena adalah hukum yang ditulis dan diterapkan oleh seorang archon Athena yang tiran, yaitu Draco. Sebelum era Darco, pemerintahan Athena dijalankan dengan sistem oligarki. Pada saat Draco yang tiran berkuasa sebagai Archon (621 SM) barulah Athena memiliki kode hukum tertulis untuk pertama-kalinya. Draco membuat undang-undang yang mengacu pada hukuman yang sangat ekstrim dan sewenang-wenang bagi sebagian besar warga Athena. Undang-undang Draconian tetap berlaku di Athena sampai direformasi oleh Solon, yang datang dengan menawarkan perubahan melalui reformasi bukan revolusi.

Tujuh Orang Bijak (Seven Sages of Greece atau Seven Wise Men) adalah gelar yang diberikan pada tujuh orang yang dianggap paling bijaksana pada masa Yunani Kuno. Nama-nama ketujuh orang bijak ini memiliki perbedaan antara sumber yang satu dengan lainnya. Umumnya, daftar Tujuh Orang Bijak itu adalah Thales dari Miletus, Chilon dari Sparta, Cleobulus dari Lindos, Solon dari Athena, Bias dari Priene, Pittacus dari Mytilene, dan Periander dari Korintus. Tetapi, Plato memiliki daftar yang berbeda, yaitu Thales dari Miletus, Chilon dari Sparta, Cleobulus dari Lindos, Solon dari Athena, Bias dari Priene, Pittacus dari Mytilene, dan Myson dari Chenae. Namun, menurut Diogenes Laertius (sejarawan abad 3 Masehi yang fokus pada ahli filsafat Yunani kuno), Tujuh Orang Bijak itu adalah Thales dari Miletus, Chilon dari Sparta, Cleobulus dari Lindos, Solon dari Athena, Bias dari Priene, Pittacus dari Mytilene, dan memasukan Periander dari Korintus dan juga Anacharsis dari Skit sebagai orag bijak yang ketujuh. Tampaknya, Diogenes tidak ingin mengeluarkan Anacharsis dari daftar orang bijak, sebab walaupun awalnya dia memasukan nama Periander, namun dia kemudian menyebut nama Anacharsis sebagai orang bijak ketujuh. Pendapat yang sama juga dikeluarkan oleh para sejarawan seperti Ausonius (penyair Romawi abad ke-2 Masehi), Ephorus, dan Plutarch.


_________________________________________________________________________________

Kisah ini adalah kisah klasik populer dari Yunani yang dimuat dalam berbagai buku sejarah yang untuk pertama kalinya dimuat dalam buku “Historia” yang ditulis oleh sejarawan besar Yunani, Herodotus. Kisah ini disusun kembali oleh Deleigeven Media dengan beberapa perubahan yaitu perubahan gaya tulisan dan susunan dialog tanpa mengubah inti cerita dan unsur sejarah dalam kisah ini.


TIM PENYUSUN:
Penulis : Deleigeven
Editor : Juliet
Penerbit : Deleigeven Media


DAFTAR PUSTAKA:
A History of Ancient Greece; George Grote
History; Herodotus
Solon, The Lawmaker of Athens; Plutarch


SUMBER WEBSITE:
Ensiclopedia Britanica (Solon)
Greeka.com (Solon)
wikipedia.com/solon



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------