DELEIGEVEN HISTORICULTURAM

HISTORY IS ONE OF THE BEST INFORMATION FOR OUR CURRENT & FUTURE

Translate

Thursday, 21 January 2016

RAJA-RAJA PERTAMA SILLA (ERA KEKUASAAN KLAN PARK)




Pemerintahan Kerajaan Silla pada periode awal dipimpin oleh klan Park, namun salah seorang rajanya pada masa ini berasal dari klan Seok yaitu Raja Talhae. Inilah nama raja-raja yang memerintah pada masa-masa awal kerajaan yang dijuluki “kerajaan seribu tahun” ini (nomor urut para raja dan ratu disesuaikan dengan urutan raja-raja itu berkuasa sebagai raja dan ratu Silla):





1. RAJA HYEOKGEOSE

Raja Hyeokgeose adalah raja pertama Silla dan berasal dari klan Park (Bak, dalam pengucapan bahasa Korea). Park Hyeokgeose merupakan leluhur seluruh klan Park di Korea. Gelarnya adalah Geoseogan (diucapkan: Goso-gan) sehingga rakyat Silla pada masa itu mengenalnya dengan sebutan “Hyeokgeose Geoseogan”. Hyeokgeose sendiri sering menyebut dirinya sendiri dengan sebutan “Alji Gaeseogan” yang artinya “Raja yang bersifat emas”, yang menandakan bahwa dia adalah raja besar yang bijaksana, baik, dan pemimpin yang saleh. Selama masa pemerintahannya hingga pemerintahan Raja Namhae, Kerajaan Silla menggunakan nama “Negeri Saro”, atau “Kerajaan Saro”, atau “Saro-guk”.

Menurut legenda, Hyeokgeose lahir dari sebuah telur yang dibawakan oleh seekor kuda putih yang muncul dari langit setelah sebelumnya ada cahaya yang sangat terang dari langit. Peristiwa ini terjadi ketika enam pemimpin desa (atau klan) di negeri Saro yang terdiri dari desa Yangsan, desa Goheo, desa Jinji, desa Daesu, desa Gari, dan desa Goya berkumpul di daerah Najeong di wilayah desa Yangsan yang diklaim terjadi pada tahun 69 SM untuk berunding mengenai penunjukkan seorang pemimpin atas negeri mereka. Hyeokgeose lalu dirawat oleh kepala desa Goheo yang bernama Seobeolgong dan keenam desa itu lalu memujanya seperti dewa. Saat Hyeokgeose berumur 13 tahun (57 SM), keenam pemimpin desa lalu mengangkatnya sebagai raja mereka, dan menamakan kerajaan mereka dengan nama Seorabeol. Hyeokgeose lalu menikahi Lady Aryeong yang lalu menjadi ratunya. 

Para sejarawan berusaha menerjemahkan legenda ini kedalam logika dan mengambil kesimpulan bahwa munculnya Hyeokgeose secara ajaib merupakan cerita tentang awal-mula klan Park mendapatkan dukungan dan memperoleh kekuasaan diatas klan lainnya yang lebih tua dan lebih banyak kaumnya, dan ada kemungkinan bahwa Hyeokgeose dilahirkan dari perkawinan campuran antara orang pribumi dan seorang pendatang. 

Pada masa Hyeokgeose, Silla masih merupakan kerajaan yang sangat kecil. Namun, Silla telah menjadi kerajaan yang dihormati oleh kerajaan lain bahkan oleh negeri Tiongkok. Ibukota Seorabeol di wilayah Geumseon (sekarang disebut Gyeongju) mulai dibangun oleh Hyeokgeose pada tahun 37 SM, dan pada tahun 32 SM dia membangun istana kerajaan di Seorabeol. Adapun beberapa peristiwa-peristiwa lainnya yang terjadi pada pemerintahan Hyeokgeose adalah:

-Kunjungan Hyeokgeose dan Ratu-nya ke seluruh daerah kekuasaan Silla (yang saat itu hanya sebatas di Negeri Saro) pada tahun 41 SM untuk memantau dan mengajari rakyatnya berbagai pengetahuan khususnya pengetahuan dibidang pertanian.

-Silla diserang oleh Balatentara Lelang pada tahun 28 SM. Balatentara Lelang merupakan satu dari 4 Balatentara Dinasti Han.

-Menteri Hogong mengunjungi Konfederasi Mahan sebagai utusan Silla pada tahun 20 SM. Namun, raja Konfederasi Mahan sangat marah karena yang diinginkannya adalah Raja Hyeokgeose sendiri yang datang padanya memberikan penghormatan karena Silla adalah negara yang lebih kecil. Hogong lalu menegur sang raja dengan kata-kata yang bijak namun menyebut raja itu sebagai raja yang minim etika. Raja Konfederasi Mahan lalu menjadi sangat murka dan hampir saja membunuh menteri Hogong, namun para bawahannya menahannya, dan menteri Hogong diijinkan untuk kembali ke Silla.

-Hyeokgeose kembali mengirim utusan sekaligus duta besarnya ke Konfederasi Mahan pada tahun 19 SM untuk menyampaikan ucapan belasungkawa atas wafatnya raja Konfederasi Mahan terdahulu (yang hampir membunuh menteri Hogong). 

-Negeri Okjeo (kelak menjadi wilayah Goguryeo) mengirimkan utusan ke Silla pada tahun 5 SM, yang lalu disambut oleh Hyeokgeose dengan menghadiahkan 20 ekor kuda pada pemimpin negeri Okjeo.


Adapun tokoh-tokoh dalam sejarah Korea yang tercatat berasal dimasa yang sama dengannya adalah:
-Seobolgong, kepala desa Goheo. Seobolgong merupakan orang-tua angkat dari Hyeokgeose.
-Hogong, seorang menteri Silla. Hogong sebenarnya berasal dari negeri Wa (sebutan orang Korea kuno untuk Jepang). Nama Jepang-nya tidak diketahui, dan nama marga Korea-nya juga tidak dicatat dalam Samguk Sagi padahal biasanya orang asing pada masa kuno di Korea akan diberikan marga Korea jika dia menduduki jabatan yang penting. Hogong merupakan orang yang menemukan Kim Alji pada tahun 65 M, luluhur klan Kim yang nanti menjadi penguasa Silla. Hogong hidup hingga masa pemerintahan Raja Talhae (raja keempat Silla). 


Hyeokgeose memerintah sebagai raja Silla dimasa yang sama dengan era Raja Dongmyeongseong atau Jumong (raja pertama Goguryeo). Hyeokgeose memerintah sebagai raja Silla dimasa yang sama dengan saat Raja Onjo (raja pertama Baekje) mulai mendirikan kerajaannya. Era Hyeokgeose merupakan era ketika Julius Caesar dibunuh, dan juga merupakan era Triumvirat kedua di kekaisaran Romawi. Triumvirat kedua adalah sebutan bagi tiga pemimpin Romawi yang terdiri dari Oktavianus, Markus Antonius, dan Markus Lepidus. Hyeokgeose juga menjadi penguasa Silla ketika terjadi perang antara Romawi dan Mesir, yang melahirkan kisah cinta yang terkenal antara Jenderal Mark Anthony dan Ratu Cleopatra. Era Hyeokgeose juga adalah era yang sama ketika Kaisar Oktavianus diangkat sebagai kaisar pertama dalam sejarah Romawi. Dia juga merupakan raja yang memimpin Silla saat Yesus Kristus lahir di Betlehem. 

Hyeokgeose memerintah sebagai raja Silla selama 60 tahun (57 SM – 4 Masehi). Beliau wafat pada usia 73 tahun dan dimakamkan di Sareung, disebelah utara Dameomsa (bagian selatan Namcheon). Hyeokgeose dihormati sepanjang sejarah Silla, dan bahkan sampai sekarang. Beliau digantikan oleh putra tertuanya, Raja Namhae.






2. RAJA  NAMHAE

Raja Namhae adalah raja kedua kerajaan Silla. Beliau adalah raja kedua Silla yang memerintah selama 20 tahun, yaitu dari tahun 4 masehi hingga tahun 24 masehi. Raja Namhae adalah putra tertua dari Raja Hyeokgeose dan Ratu Aryeong, dengan demikian Namhae adalah raja Silla yang berasal dari klan Park. Ratunya bernama Ratu Unje. Pada masa pemerintahannya, Silla masih bernama “Kerajaan Saro” atau “Saro-guk”.

Raja Namhae adalah satu-satunya raja Silla yang mengambil gelar “Chachaung” sebagai gelar raja, sehingga beliau dikenal dengan nama “Namhae Chachaung”. Chachaung berarti “Shaman”, yaitu seorang yang sakti. Kini, shaman lebih diartikan sebagai dukun. Namhae memilih gelar “Chachaung” untuk menyatakan bahwa dia adalah raja yang sakti, perkasa, dan kuat. Era pemerintahan Namhae memang diwarnai berbagai invasi yang sebagian besar dimenangkan oleh Silla.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Namhae adalah:

-Silla kembali diserang Balatentara Lelang (Pasukan Nangnang) dari dinasti Han pada tahun 4 masehi. Pada saat itu, Balatentara Lelang berhasil menguasai menguasai daerah Geumseong, wilayah yang juga mencakupi ibukota Silla. Pasukan Nangnang itu hampir dapat memasuki ibukota Sorabol namun dapat dikalahkan oleh pasukan Silla.

-Silla diserang oleh Kerajaan Wa (Jepang) pada tahun 14 masehi. Pada saat itu, negeri Wa yang dipimpin oleh Kaisar Suinin sedang berusaha menguasai Semenanjung Korea untuk menuju Tiongkok. 

-Silla kembali diserang Balatentara Lelang (Pasukan Nangnang) pada tahun 14 masehi. Balatentara Lelang memanfaatkan situasi Silla yang saat itu sedang berperang dengan negeri Wa di bagian timur dengan melakukan serangan tiba-tiba dari utara. Pada saat balatentara Lelang menyerbu Silla, mereka melihat cahaya terang dari komet yang saat itu melintasi bumi. Karena menganggap hal itu adalah pertanda buruk, pasukan Lelang pun melarikan diri dari pertempuran dengan pasukan Silla sehingga pasukan Silla memenangkan pertempuran.


Raja Namhae memerintah sebagai raja Silla dimasa yang sama dengan era Raja Yuri dari Goguryeo, dan saat putra Yuri, Raja Daemusin naik takhta sebagai Raja Goguryeo. Namhae memerintah sebagai raja Silla dimasa yang sama dengan saat Raja Onjo (raja pertama Baekje) mengembangkan kerajaannya, dan saat Kaisar Suinin memimpin Jepang. Namhae berkuasa dimasa yang sama dengan masa pemerintahan Kaisar Tiberius dari Romawi. Namhae juga merupakan raja yang memimpin Silla pada masa remaja Yesus Kristus dan saat Yesus berusia 20an. Raja Namhae juga adalah Raja yang memimpin Silla saat Yesus melakukan kegiatan yang dikenal dengan “Khotbah di Bait Suci” ketika dia masih berusia 12 tahun.

Raja Namhae wafat pada tahun 24 dan dimakamkan di Sareung-won. Beliau digantikan oleh putranya yang bernama Yuri. 






3. YURI  ISAGEUM

Raja Yuri adalah raja ketiga Silla. Beliau adalah putra dari Raja Namhae dan Ratu Unje, dengan demikian Yuri adalah raja Silla yang berasal dari klan Park. Beliau memerintah Silla selama 33 tahun, yaitu dari tahun 24 masehi hingga tahun 57 masehi. Yuri memiliki setidaknya dua saudara. Saudara laki-laki Yuri bernama Pangeran Naero, sedangkan adik perempuan Yuri menikahi seorang bangsawan dari Jepang yang kelak menjadi Raja Talhae.

Raja Yuri adalah raja pertama Silla yang mengambil gelar “Isageum” sebagai gelar raja, sehingga beliau dikenal dengan nama “Yuri Isageum”. Gelar “Isageum” berasal dari kata dalam bahasa Korea kuno yaitu “Itgeum” yang artinya “raja”. Kata “Itgeum” merupakan asal kata dari kata “Imgeum” yaitu salah-satu kata dalam bahasa Korea modern untuk menyebut “Raja”. Gelar Isageum inilah yang membedakan penyebutan Raja Yuri dari Silla (Yuri Isageum) dengan Raja Yuri dari Goguryeo (Yuri Wang). Yuri sebenarnya bukanlah putra mahkota dan bukan pewaris Namhae. Saat itu, Silla belum menerapkan kebijakan monarki turun-temurun. Ayahnya, Raja Namhae telah mempersiapkan menantunya yang bernama Talhae (saudara ipar Yuri) sebagai pewaris tahta, dan hal ini adalah wasiat raja yang telah diumumkan. Namun, saat raja Namhae meninggal Talhae memilih mundur karena menganggap Yuri-lah yang harus menduduki takhta. Yuri pun dimahkotai sebagai raja Silla pada tahun 24 masehi. Pada masa pemerintahannya, Silla masih bernama “Kerajaan Saro” atau “Saro-guk”.

Yuri adalah raja pertama Silla yang menerapkan kebijakan sentralisasi dan mulai memberlakukan hukum mengenai strata kebangsawanan Silla. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Namhae adalah:

-Penetapan enam daerah administratif sebagai pengganti sistem desa.

-Pemberian nama marga resmi pada enam klan asli negeri Saro (negeri asal Silla), yaitu Yi (Lee), Choe (Choi), Son (berbeda dengan “Song”), Jeong (Jung), Bae, Seol.

-Penetapan 17 tingkatan dalam sistem birokrasi kerajaan.

-Perayaan pertama Chuseok di Korea, yaitu Tahun Baru Lunar (seperti Imlek). Era Yuri adalah pertama kali orang Korea menikmati perayaan yang pada masa modern dikenal dengan nama Chuseok. Perayaan itu dirayakan dengan gembira dan juga identik dengan berbagai hidangan seperti kue beras, Songpyeon, daging, dan buah-buahan dimana orang-orang saling berbagi makanan. 

Pada masa pemerintahan Yuri, Silla terus berhadapan dengan Baekje yang selalu ingin memperluas wilayah mereka. Selain itu, Kerajaan Gaya dengan raja mereka yang sangat terkenal yang bernama Kim Suro menjadi ancaman laten bagi Silla. Namun, Yuri berhasil meloloskan Silla dari invasi-invasi kerajaan lain. 

Yuri Isageum memerintah sebagai raja Silla dimasa yang sama dengan era Raja Daemusin, Raja Minjung, dan Raja Mobon dari Goguryeo. Yuri juga memerintah pada tahun-tahun awal Raja Taejo sebagai Raja Goguryeo. Yuri memerintah sebagai raja Silla pada tahun-tahun awal Raja Daru sebagai raja Baekje. Yuri merupakan penguasa Silla saat Kaisar Tiberius masih menjabat sebagai Kaisar Romawi. Yuri juga adalah Raja Silla saat Yesus Kristus mulai melakukan aktivitas keagamaan di Palestina, hingga Yesus wafat karena disalibkan di bukit Golgota, di luar kota Yerusalem pada sekitar tahun 30-33 masehi. Ia juga adalah penguasa Silla ketika terjadi pembunuhan terhadap Stefanus di Yerusalem dan pada masa Paulus berkeliling wilayah Asia Kecil dan Eropa Selatan untuk menyebarkan agama Kristen. Yuri juga merupakan raja Silla saat Kaisar Kaligula yang tiran menjadi Kaisar Romawi dan ketika Kaisar Kaligula digantikan oleh Kaisar Klaudius. Ia juga masih menjadi penguasa Silla pada tahun-tahun awal Kaisar Nero sebagai Kaisar Romawi. 

Yuri wafat pada tahun 57 masehi setelah memerintah Silla selama 33 tahun. Sebelum kematiannya, Yuri mewasiatkan agar tahta Silla diwariskan pada saudara ipar Yuri yang bernama Seok Talhae, agar wasiat ayahnya (Raja Namhae) terpenuhi.






4. RAJA TALHAE

Raja Talhae (Talhae Isageum) adalah raja keempat Silla. Beliau adalah menantu dari Raja Namhae dan saudara ipar Raja Yuri (Yuri Isageum). Raja Talhae yang memeritah Silla selama 23 tahun, yaitu dari tahun 57 masehi hingga tahun 80 masehi, dan merupakan raja pertama Silla yang berasal dari klan Seok.

Raja Talhae sebenarnya adalah seorang pangeran yang berasal dari sebuah kerajaan kecil di Timur Laut Jepang yang bernama Kerajaan Dapana. Menurut legenda beliau lahir dari sebuah telur. Ayah kandung Talhae yang bernama Raja Hamdalpa menganggap kelahiran Talhae akan menjadi malapetaka bagi kerajaannya. Bayi Talhae lalu dimasukkan kedalam kotak dan dibuang ke laut. Kotak tersebut lalu sampai ke Gyerim (dekat dengan Gyeongju) dan ditemukan oleh seorang nelayan. Kelahiran Talhae melalui telur menandakan bahwa Talhae merupakan seorang yang memiliki darah campuran atau berasal dari luar Silla/Semenanjung Korea. Legenda kelahirannya yang dilambangkan berasal telur yang pada masa Korea kuno merupakan lambang dari persatuan unsur asli Korea dan luar Korea sebenarnya menceritakan tentang dirinya yang berasal dari luar Silla/Korea (pendatang) yang tiba di Silla dan mampu berbaur dengan masyarakat Silla. Talhae lalu diasuh oleh keluarga Seok yang saat itu adalah seorang pejabat tinggi di Silla. Talhae dinikahkan dengan putri Raja Namhae saat Talhae berusia 8 tahun. 

Talhae sebenarnya adalah pewaris Raja Namhae sesuai dengan wasiat raja yang telah diumumkan. Namun, saat Raja Namhae meninggal Talhae memilih mundur karena menganggap putra Namhae, Yuri yang harus menduduki takhta. Yuri pun dimahkotai sebagai raja Silla pada tahun 24 masehi. Meskipun telah menjadi raja dan memiliki putra, namun Yuri memilih Talhae sebagai penggantinya, sehingga tahta tidak diwariskan pada putra Yuri (kelak menjadi Raja Pasa) atau saudara laki-laki Yuri (Pangeran Naero) melainkan pada saudara iparnya, Seok Talhae. Talhae pun dimahkotai sebagai raja Silla pada tahun 57 masehi. Raja Talhae lalu mengubah nama resmi Silla dari Saro-guk (atau mungkin juga Seorabeol) menjadi Gyerim. Seorabeol lalu ditetapkan sebagai nama ibukota kerajaan Silla. Dengan demikian, Silla dikenal dengan nama “Kerajaan Gyerim” sejak era Raja Talhae hingga era Raja Bopheung. 

Tidak banyak yang diketahui mengenai keluarga Raja Talhae, namun Talhae sangat mungkin memiliki putra. Kemungkinan besar salah seorang putra Talhae adalah Pangeran Amenohiboko. Pangeran Amenohiboko adalah seorang pangeran dari negeri Silla yang dikirim oleh raja Silla ke Jepang pada era Kaisar Suinin sebagai tanda persahabatan atau juga sebagai tawanan. Kaisar Suinin adalah penguasa Jepang di era yang sama dengan ketika Talhae berkuasa sebagai raja Silla. 

Talhae kemungkinan menjadi raja Silla diusia 50-an dan wafat diusia 70-an, karena usianya yang tidak berbeda jauh dari usia Raja Yuri.

Beberapa peristiwa penting yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Talhae adalah:

-Hogong, seorang menteri Silla yang berasal dari Jepang diangkat menjadi perdana menteri Silla pada tahun 58.

-Raja Daru dari Baekje mengirimkan duta besar mereka ke Silla untuk pertama kalinya pada tahun 63.

-Raja Daru dari Baekje menyerang Benteng Jusan, satu tahun setelah dia mengirim duta besar ke Silla yaitu pada tahun 64.

-Kim Alji (leluhur raja-raj Silla dari klan Kim) ditemukan oleh menteri Hogong di hutan Gyerim pada tahun 64. Menurut legenda, menteri Hogong menemukan sebuah kotak emas yang tertambat didahan pohon. Kotak itu memancarkan cahaya terang dan terlihat ada ayam jantan putih yang berkokok dengan suara nyaring. Saat kotak itu dibuka, ada seorang bayi didalamnya. Raja sangat takjub melihat anak itu dan menamainya “Kim Alji” yang berarti emas. Legenda kelahiran Kim Alji menunjukkan bahwa dia berasal dari luar Silla karena kotak menunjukkan hadiah, dan kotak emas berarti hadiah yang berharga yang bisa berupa harta benda dan juga manusia (orang-orang berilmu/cendekiawan, budak, selir, dsb), dalam hal ini “hadiah berharga” itu adalah manusia, yaitu seorang yang cerdas yang mungkin diberikan oleh raja dari kerajaan lain. Namun, Baekje dan Konfederasi Gaya sedang berperang dengan Silla, Goguryeo juga saat itu sedang tidak bersahabat dengan Silla. Kim Alji juga bukan berasal dari Jepang, sehingga kemungkinan besar Kim Alji dikirim oleh negeri dari utara semenanjung (Manchuria atau negeri-negeri kawasan Soviet) yang jarang ditemui oleh orang dari Silla dan Jepang namun telah menjalin kontak dengan Silla pada masa raja sebelumnya. Kemungkinan Kim Alji dikirimkan ke Silla saat dia telah remaja atau pemuda yang berusia awal 20-an karena dia diceritakan sebagai seorang anak yang sangat pandai (yang tidak mungkin dimiliki oleh seorang bayi) sehingga membuat raja dan menterinya sangat takjub yang artinya bahwa dia memiliki pengetahuan yang asing bagi raja dan menterinya (yang menegaskan bahwa dia tidak berasal dari Jepang, negeri asal Raja Talhae dan menteri Hogong) sehingga memperkuat kemungkinan bahwa dia memang seorang putra bangsawan atau bahkan putra pemimpin negeri yang mengirimnya. Kemungkinan dia datang bersama dengan banyak hadiah yang berharga sehingga dia dijuluki “emas” oleh raja Silla. Namun, mungkin juga Kim Alji memiliki perawakan fisik yang bagi raja dan menteri Hogong layaknya emas, seperti warna kulit atau warna rambut yang berbeda dengan perawakan fisik Raja Talhae dan menteri Hogong yang berasal dari negeri Jepang.

-Penetapan nama Seorabeol sebagai nama ibukota kerajaan Silla.

-Nama "Kerajaan Saro" sebagai nama Silla diganti menjadi “Kerajaan Gyerim” oleh Raja Talhae dan tidak berubah hingga era Raja Bopheung.


Raja Talhae memerintah sebagai raja Silla saat Raja Taejo diangkat sebagai Raja Goguryeo. Talhae memerintah sebagai raja Silla dimasa yang sama dengan saat Raja Daru menjadi raja Baekje. Talhae juga adalah raja Silla ketika Kaisar Nero dari Romawi membakar kota Roma dan melakukan penganiayaan terhadap umat Kristen. Talhae merupakan raja Silla ketika Kekaisaran Romawi mengalami tahun-tahun kekacauan politik dan perebutan tahta yang dikenal dengan “Era Empat Kaisar”, karena hanya dalam kurun waktu 1 tahun Romawi diperintah oleh empat kaisar, yaitu Kaisar Galba, Kaisar Otho, Kaisar Vitelius, dan Kaisar Vespasianus. Ia juga merupakan penguasa Silla saat terjadi pemberontakan di Yudea dan ketika Yerusalem dihancurkan oleh pasukan Romawi pimpinan Jendral Titus pada tahun 70 masehi. Talha juga masih menguasai Silla saat putra Kaisar Vespasianus, yaitu Kaisar Titus diangkat menjadi kaisar Romawi.

Raja Talhae wafat pada tahun 80 masehi setelah memerintah Silla selama 23 tahun, dan dimakamkan di Gyeongju. Beliau digantikan oleh keponakannya dan juga keponakan Yuri Isageum, Raja Pasa. Dengan diangkatnya Pasa sebagai Raja Silla, maka tahta Silla kembali dikuasai klan Park.



Sejauh ini, baru drama "Kim Suro, The Iron King" yang memunculkan tokoh Seok Talhae. Drama ini menceritakan tentang raja pertama Kerajaan Geumgwan Gaya, Kim Suro (diperankan oleh aktor Jisung).








5. RAJA PASA

Raja Pasa (Pasa Isageum) adalah raja kelima Silla. Jika mengacu pada Samguk Sagi, maka kemungkinan beliau adalah dari putra kedua dari Raja Yuri, namun kemungkinan besar beliau adalah putra dari Pangeran Naero (adik Raja Yuri). Artinya, Raja Pasa adalah keponakan dari Raja Talhae dan Raja Yuri serta cucu dari Raja Namhae, dan berasal dari klan Park. Raja Pasa memeritah Silla selama 32 tahun, yaitu dari tahun 80 masehi hingga tahun 112 masehi. Pengangkatan Raja Pasa sebagai Raja Silla menandakan kembalinya tahta Silla kepada klan Park. Raja Talhae kemungkinan besar memiliki putra, namun Talhae lebih memilih Pasa sebagai penggantinya, bukan putranya maupun kerabatnya. Pengangkatan Pasa menandakan dukungan yang kuat dari klan Seok pada dirinya dan juga sebagai pertanda hubungan kekerabatan yang sangat erat antara klan Seok dan para keturunan Park Hyeokgeose. Raja Pasa memiliki ratu yang bernama Ratu Saseong.

Pada era Raja Pasa, Silla masih dikenal dengan nama “Kerajaan Gyerim”. Era Raja Pasa adalah era dimana Silla mulai memperluas wilayahnya dengan menguasai beberapa wilayah disekitar Silla, dan juga membangun beberapa benteng diluar wilayah Gyeongju, namun Pasa berusaha menjalin persahabatan dengan negeri-negeri tetangganya seperti Baekje dan Gaya dengan mengirimkan duta besar ke negeri-negeri tersebut namun Raja Pasa tetap terus memperkuat militer Silla untuk menghadapi negeri-negeri tersebut. Peristiwa-peristiwa terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Pasa adalah:

-Pembangunan kastil pertama diluar wilayah Gwangju pada tahun 85 masehi.

-Silla diserang oleh Kerajaan Baekje pada tahun 85 masehi.

-Silla diserang oleh Kerajaan Gaya pada tahun 94 masehi, yang dihadapi oleh pasukan Silla dengan menggunakan 1000 pasukan kaveleri.

-Pasukan Kerajaan Gaya kembali menyerbu Silla pada tahun 96 masehi, namun dapat dimenangkan oleh Silla dengan menggunakan 5000 pasukan kaveleri dibawah pimpinan Raja Pasa.

-Pembangunan Benteng Wolseong pada tahun 101 masehi.

-Silla berhasil menguasai beberapa negeri yang independen pada tahun 102, yaitu Siljikgok (wilayah Samcheok modern), Eomjipbeol (wilayah utara Gyeongju modern), dan Apdok (wilayah Gyeongsan modern).

-Raja Pasa membuat perjanjian perdamaian dengan Raja Giru dari Baekje pada 105 masehi, dan perjanjian damai kedua kerajaan itu terus berlangsung hingga Silla dipimpin oleh Raja Adala. 

-Silla kembali menguasai beberapa negeri pada tahun 108, yaitu Biji (wilayah Hamcheon modern), Dabeol (wilayah Pohang modern), dan Chopal (wilayah Changwon modern).


Raja Pasa memerintah sebagai raja Silla saat Raja Taejo masih memerintah sebagai Raja Goguryeo. Pasa memerintah sebagai raja Silla dimasa yang sama dengan saat Raja Giru menjadi raja Baekje dan saat Kim Suro masih menjadi Raja Gaya. Periode awal Raja Pasa sebagai raja Silla juga merupakan periode awal dari Kaisar Domitianus sebagai Kaisar Romawi. Era pemerintahan Raja Pasa juga berlangsung di era awal Romawi dipimpin oleh para kaisar yang bijak yang dikenal dengan nama “Lima Kaisar Baik”. Raja Pasa memerintah bersamaan dengan ketika Romawi dipimpin oleh dua dari lima kaisar baik tersebut, yaitu Kaisar Nerva dan Kaisar Trajanus.

Raja Pasa wafat pada tahun 112 masehi setelah memerintah Silla selama 32 tahun, dan dimakamkan di Gyeongju. Beliau digantikan oleh putra tertuanya, Raja Jima.





6. RAJA JIMA

Raja Jima (Jima Isageum) adalah raja keenam Silla. Beliau adalah dari putra tertua dari Raja Pasa dengan Ratu Saseong. Raja Jima adalah cicit dari Raja Namhae, dan berasal dari klan Park. Raja Jima memeritah Silla selama 22 tahun, yaitu dari tahun 112 masehi hingga tahun 134 masehi. Pengangkatan Raja Jima sebagai Raja Silla menandakan bahwa Silla telah mulai menerapkan sistem monarki turun-temurun meskipun tidak secara resmi. Ratu dari Raja Jima bernama Ratu Aerye dari klan Kim. Pada masa pemerintahannya, Silla masih dikenal dengan nama “Kerajaan Gyerim”.

Era Raja Jima adalah era yang sangat damai bagi Silla karena Raja Jima mempererat persahabatan dengan negeri-negeri tetangganya seperti Baekje, negeri Wa (Jepang) dan Gaya. Peran Raja Jima dalam menjaga perdamaian di wilayah Semenanjung Korea membuat Tiga Kerajaan di Korea mampu bersatu untuk menghadapi serbuan dari luar khususnya serbuan bangsa Magal. Bangsa Magal (juga disebut Bangsa Moge atau Mohe) adalah bangsa yang menghuni wilayah Manchuria pada masa kuno. Bangsa Magal adalah bangsa yang gemar berperang, yang juga merupakan leluhur dari bangsa Jurchen (pendahulu bangsa Manchu). 

Peristiwa-peristiwa terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Jima adalah:

-Raja Jima mempererat persahabatan dengan Raja Giru dari Baekje.

-Kekalahan Silla melawan Kerajaan Gaya pada pertempuran di Sungai Nakdong pada tahun 115 masehi saat Silla hendak menyerbu ke wilayah Kerajaan Gaya.

-Kekalahan Silla untuk kedua kalinya saat melawan Kerajaan Gaya pada masa pemerintahan Raja Jima pada tahun 116 masehi saat Silla hendak menyerbu ke wilayah Kerajaan Gaya namun tertahan di Sungai Nakdong.

-Raja Jima mengadakan perjanjian persahabatan untuk pertama kalinya dengan Raja Suro dari Gaya.

-Raja Jima mempererat persahabatan dengan negeri Wa (Jepang) pada tahun 123 masehi.

-Silla diserbu oleh Bangsa Magal pada tahun 125.

-Raja Giru dari Baekje mengirim pasukan untuk membantu Silla mengusir bangsa Magal pada tahun 125. Pasukan Silla dan Baekje berhasil mengalahkan Bangsa Magal.


Raja Jima memerintah sebagai raja Silla saat Raja Taejo masih memerintah sebagai Raja Goguryeo. Raja Jima memerintah sebagai raja Silla pada saat Raja Giru menjadi raja Baekje, dan pada tahun-tahun awal Raja Gaeru memerintah sebagai Raja Baekje. Raja Jima juga memerintah Silla saat Kim Suro masih menjadi Raja Gaya. Era pemerintahan Raja Jima juga berlangsung di era pertengahan Romawi dipimpin oleh para kaisar yang bijak yang dikenal dengan nama “Lima Kaisar Baik”. Raja Jima memerintah bersamaan dengan ketika Romawi dipimpin oleh dua dari lima kaisar baik tersebut, yaitu Kaisar Trajanus dan penggantinya, Kaisar Hadrianus.

Raja Jima wafat pada tahun 134 masehi setelah memerintah Silla selama 22 tahun, dan dimakamkan di Gyeongju. Beliau meninggal tanpa memiliki seorang pewaris laki-laki, sehingga digantikan oleh saudara sepupunya, Raja Ilseong.





7. RAJA ILSEONG

Raja Ilseong (Ilseong Isageum) adalah raja ketujuh Silla. Raja Ilseong adalah keturunan Raja Yuri. Meskipun ada catatan yang menyebutkan beliau adalah putra Raja Yuri namun kemungkinan adalah dari cucu dari Raja Yuri, yang artinya beliau adalah saudara sepupu Raja Jima. Raja Ilseong adalah cicit dari Raja Namhae, dan berasal dari klan Park. Ada kemungkinan beliau naik tahta diusia awal 40an. Raja Ilseong memeritah Silla selama 20 tahun, yaitu dari tahun 134 masehi hingga tahun 154 masehi. Raja Ilseong memiliki ratu dari klan Park. Pada masa pemerintahannya, Silla masih dikenal dengan nama “Kerajaan Gyerim”.

Era Raja Ilseong mengakhiri masa-masa perdamaian yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Jima karena masa pemerintahannya diwarnai oleh serbuan bangsa asing dan juga pemberontakan. Peristiwa-peristiwa terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Ilseong adalah:

-Raja Ilseong mengumumkan 144 dekrit tentang larangan penggunaan perhiasan dan barang-barang mewah lainnya oleh rakyat.

-Pembangunan kantor-kantor pemerintah seperti kantor-kantor birokrasi dan kantor pusat administrasi.

-Serbuan Bangsa Magal. Bangsa Magal (Malgal atau Mohe) adalah bangsa yang menduduki wilayah Manchuria. Mereka adalah leluhur Bangsa Jurchen yang kemudian menjadi leluhur Bangsa Manchu.

-Pemberontakan oleh negeri bawahan Silla di Gyeongsan pada tahun 146.


Raja Ilseong memerintah sebagai raja Silla pada tahun-tahun terakhir Raja Taejo dan ketika Raja Chadae diangkat menggantikan Taejo sebagai Raja Goguryeo. Raja Ilseong memerintah sebagai raja Silla pada saat Raja Gaeru masih memerintah sebagai Raja Baekje. Raja Ilseong juga memerintah Silla saat Kim Suro masih menjadi Raja Gaya. Era pemerintahan Raja Ilseong juga berlangsung di era pertengahan Romawi dipimpin oleh para kaisar yang bijak yang dikenal dengan nama “Lima Kaisar Baik”. Raja Ilseong memerintah bersamaan dengan ketika Romawi dipimpin oleh dua dari lima kaisar baik tersebut, yaitu pada periode akhir pemerintahan Kaisar Hadrianus dan pada periode awal penggantinya, Kaisar Antonius Pius.

Raja Ilseong wafat pada tahun 154 setelah memerintah Silla selama memeritah Silla selama 20 tahun. Beliau dimakamkan di Tap-dong, Gyeongju. Ilseong digantikan oleh putranya, Raja Adala.





8. RAJA ADALLA

Raja Adalla (Adalla Isageum) adalah raja kedelapan Silla. Raja Adalla adalah putra tertua Raja Ilseong, dan berasal dari klan Park. Beliau adalah raja Silla terakhir yang berasal dari klan Park. Raja Adalla memeritah Silla selama 30 tahun, yaitu dari tahun 154 masehi hingga tahun 184 masehi. Raja Adalla menikahi saudari sepupunya, putri dari Raja Jima. Pada masa pemerintahannya, Silla masih dikenal dengan nama “Kerajaan Gyerim”.

Pemerintahan Adalla adalah masa-masa kekacauan pada periode awal Silla karena Silla sering diserbu oleh bangsa asing dan juga mengalami konflik internal di istana. Pada masa pemerintahannya, terjadi persaingan sengit antara klan keluarga raja yaitu Park dan para bangsawan dari klan Seok. Pemerintahannya juga diwarnai dengan percobaan kudeta. Peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada pemerintahan Raja Adalla diantaranya:

-Hubungan persahabatan Silla dan Jepang kembali diperkuat oleh Raja Adalla dan Ratu Himiko.

-Ratu Himiko dari negeri Wa (Jepang) mengirimkan rombongan utusan pada Raja Adalla pada tahun 158 dan memberikan banyak hadiah sebagai tanda persahabatan.

-Pembangunan Jalan Haneuljae (Gyerim-nyeong) pada tahun 159. Jalan Haneuljae adalah jalan yang melintasi Gunung Sobaek kearah utara. Jalan ini membentang dari Gunung Sobaek hingga ke kota Mungyeong. Jalan ini menghubungkan kota Chungju (bagian utara provinsi Chungjeong) dan kota Mungyeong (bagian utara provinsi Gyeongsan). Jalan Haneuljae dibangun pada ±530 meter (1.740 kaki) di atas permukaan laut, dan terbentang antara puncak Gunung Poam (963 m) dan Gunung Juheul (1106 m). Jalan ini juga menjadi jalan penghubung antara Silla dan Goguryeo dan merupakan jalur pasukan Silla saat menyerbu Goguryeo. Jalan Haneuljae terus digunakan pada masa Dinasti Goryeo dan Dinasti Joseon.

-Pembangunan Jalan Jungnyeong pada tahun 159. Jalan Jungnyeong dibangun bersamaan dengan Jalan Haneuljae dan merupakan jalan yang melintasi Gunung Sobaek kearah barat. Jalan ini menghubungkan wilayah Yeongju, Provinsi Gyeongsan dan wilayah Danyang di provinsi Chungcheong. Jalan Jungnyeong dibangun pada ±689 meter (2.260 kaki) di atas permukaan laut. Jalan ini juga menjadi jalan penghubung antara Silla dan wilayah yang dikuasai Baekje dan merupakan jalur pasukan Silla saat menyerbu Baekje. Jalan Haneuljae terus digunakan pada masa Dinasti Goryeo dan Dinasti Joseon.

-Pemberontakan yang dilakukan oleh seorang menteri Silla yang bernama Gilseong pada tahun 165. Pemberontakan ini gagal dan Gilseong pun melarikan diri ke Baekje dan diterima oleh Raja Gaeru.

-Kerajaan Silla menyerbu Baekje sebagai respon Silla pada Raja Gaeru dari Baekje yang menampung pengkhianat Silla, Gilseong. Pertempuran ini terjadi di sekitar Gunung Sobaek.

-Raja Chogo (putra Raja Gaeru) menyerbu Silla pada tahun 167 sebagai aksi balasan terhadap Silla. Raja Chogo berhasil menguasai dua benteng milik Silla namun pasukan Baekje berhasil dikalahkan oleh pasukan Silla yang terdiri dari 20.000 prajurit infantri dan 8000 pasukan berkuda.

-Ratu Himiko dari negeri Wa (Jepang) kembali mengirimkan rombongan utusan pada Raja Adalla pada tahun 173 dan memberikan banyak hadiah sebagai tanda persahabatan.


Raja Adalla memerintah sebagai raja Silla melewati masa kekuasaan tiga raja di Kerajaan Goguryeo, yaitu Raja Chadae, Raja Sindae, dan Raja Gogukcheon. Raja Adalla memerintah sebagai raja Silla pada tahun-tahun terakhir Raja Gaeru dan ketika Raja Chogo diangkat sebagai Raja Baekje. Raja Adalla juga memerintah Silla saat Kim Suro masih menjadi Raja Gaya. Era pemerintahan Raja Adalla juga berlangsung di era akhir Romawi dipimpin oleh para kaisar yang bijak yang dikenal dengan nama “Lima Kaisar Baik”. Raja Adalla memerintah bersamaan dengan ketika Romawi dipimpin oleh dua dari lima kaisar baik tersebut, yaitu pada periode akhir pemerintahan Kaisar Antonius Pius dan seluruh periode pemerintahan Kaisar Markus Aurelius. Periode akhir pemerintahan Raja Adalla juga merupakan periode awal putra Markus Aurelius, Kaisar Comodus yang tiran memerintah sebagai Kaisar Romawi.

Raja Adalla wafat pada tahun 184 tanpa memiliki putra pewaris. Oleh karena itu, Raja Beolhyu dari klan Seok menjadi raja Silla menggantikan Raja Adalla. Kematian Raja Adalla merupakan tanda berakhirnya kekuasaan klan Park sebagai penguasa tahta Silla dan mengawali kekuasaan klan Seok. Klan Park kembali menguasai Silla menjelang keruntuhan kerajaan ini namun hanya sebagai bangsawan yang berkuasa, bukan sebagai raja Silla.


Didahului oleh:
Kerajaan Silla

Dilanjutkan Oleh:
Raja-raja Silla pada periode kekuasaan Klan Seok
Kerajaan Silla (Periode Awal Kekuasaan Klan Kim)
RAJA DAN RATU SILLA PADA PERIODE PENYATUAN TIGA KERAJAAN

Artikel yang berhubungan dengan Kerajaan Silla:
Para Jenderal Termasyur Pada Masa Korea Kuno
PANDUAN SEJARAH: DRAMA "HWARANG: POET OF YOUT" ATAU "HWARANG, THE BEGINING" (KBS 2017)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ARTIKEL INI DISUSUN DAN DITERBITKAN PERTAMA KALI
OLEH DELEIGEVEN MEDIA

SETIAP ARTIKEL YANG MEMILIKI ISI, SUSUNAN, DAN GAYA PENULISAN
YANG MIRIP DENGAN ARTIKEL INI MAKA ARTIKEL-ARTIKEL TERSEBUT
MENYADUR ARTIKEL INI.

DILARANG KERAS MEMPLAGIAT ARTIKEL INI!

CANTUMKAN LINK LENGKAP ARTIKEL INI DISETIAP KALIMAT YANG ANDA DISADUR DARI ARTIKEL INI. SESUAI UNDANG-UNDANG HAK CIPTA, JIKA MENYADUR/MENG-COPY MINIMAL SEPULUH KATA TANPA MENCANTUMKAN SUMBER DARI KALIMAT ITU (BERBEDA DARI PENCANTUMAN SUMBER DI CATATAN KAKI (FOOTNOTE) MAKA ITU ADALAH TINDAKAN PLAGIARISME.

JIKA ANDA MENYADUR SEBAGIAN BESAR ARTIKEL INI MAKA ANDA HARUS MENCANTUMKAN KALIMAT:
"ARTIKEL INI DISADUR DARI....(LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA",
ATAU:"SUMBER UTAMA DARI SEBAGIAN BESAR INFORMASI ARTIKEL INI DIAMBIL DARI (LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA"  
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Notes (Catatan):

*We strongly recommend all readers to read all the comments below for the other details which not mentioned by this article
(Sangat disarankan bagi para pembaca untnk melihat komentar-komentar artikel ini sebab beberapa komentar membahas rincian informasi yang tidak ditulis dalam artikel ini)

*Please open: Kingdom of Silla for short story about "Kingdom Of Silla" in ENGLISH
(Silahkan membuka link: Kingdom of Silla untuk membaca sejarah singkat Kerajaan Silla dalam bahasa Inggris).

*Get various information about history in ENGLISH by open or follow our Instagram account: @deleigevenhistory
(Dapatkan berbagai informasi sejarah dalam bahasa Inggris di akun instagram kami @deleigevenhistory)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Copyrights Story: Deleigeven Media
Copyrights Picture : MBC (drama "The Great Queen Seondeok", 2009), KBS (drama "The King's Dream", 2011)

Penyusun:
Penulis : Deleigeven
Editor : Juliet
Desain : Deleigeven
Penerbit: Deleigeven Media


Daftar Pustaka:
-Byeon-won Lee; History
-Maurizio Riotto; The Place Of Hwarang Among The Special Military Corps Of Antiquity; The Journal of Northeast Asian History; Northeast Asian History Foundation; 2012
-Richard McBride; Silla Budhist & The Manuscript of Hwarang Segi
-Tae-hoong Ha; Samguk Yusa, Legends and History of the Three Kingdoms of Ancient Karea; Yonsei University Press; 1972; Seoul
-Wontak Hong; Baekche An Offshoot of the Buyeo-Koguryeo in Mahan Land; East Asian History, A Korean Perspective; 2005; Seoul
-Young-kwan Kim, Sook-ja Ahn; Homosexuality In Ancient Korea; Pyongtaek University, Hanyoung Theological University; 2006; Seoul
-Korean History For International Citizen; Northeast Asian History Foundation
-Korea's Flowering Manhood
-The History of Hwarang-do
-The Three Kingdoms of Ancient Korea in the History of Taekwon-Do


Daftar Website:

No comments:

Post a Comment

CATATAN PADA PARA PEMBACA:

-Silahkan membaca, mengambil, dan menggunakan artikel ini dalam karya tulis anda tapi CANTUMKAN KREDIT LENGKAP ARTIKEL INI dalam daftar sumber anda dan JANGAN MENYADUR/MENGCOPY-PASTE apalagi MEM-PLAGIAT 100% isi tulisan ini. Kembangkanlah kreativitas dalam penulisan anda.

-Pembaca DAPAT memberikan komentar dengan akun TANPA NAMA (Annonymous).

-Gunakanlah kata-kata yang baku agar komentar tidak dikategorikan sebagai "komentar Spam" secara otomatis oleh google filter machine.

-Harap MEMBACA ARTIKEL INI dan komentar-komentar sebelum anda DENGAN TELITI sebelum berkomentar, karena mungkin pertanyaan anda TELAH DIJELASKAN secara langsung melalui artikel ini, dan juga agar pertanyaan-pertanyaan yang sama tidak ditanyakan secara berulang.

-DILARANG memberikan informasi dan komentar yang melecehkan Suku, Agama, Ras, dan golongan tertentu (SARA) dan mengandung unsur pornografi.

-Kami menerima setiap kritik dan masukan dari para pembaca melalui kolom komentar, namun Setiap komentar yang melecehkan pihak lain, baik pelecehan berbau SARA atau yang mencerminkan FANDOM WAR akan kami HAPUS.

-Setiap komentar dan iklan yang mengandung unsur PORNOGRAFI dan PERJUDIAN, dan ajakan untuk bergabung dalam usaha SIMPAN PINJAM, KREDIT USAHA dan sejenisnya akan KAMI HAPUS karena berpotensi terjadi PENIPUAN.

-Jika anda memiliki informasi tambahan yang berhubungan dengan artikel ini, kami sangat senang jika anda membagikannya pada pembaca yang lain melalui website ini dan kami sangat senang jika anda juga turut membagikan artikel ini pada orang lain.