DELEIGEVEN HISTORICULTURAM

HISTORY IS ONE OF THE BEST INFORMATION FOR OUR CURRENT & FUTURE

Translate

Monday 2 February 2015

Dinasti Goryeo, Era Intervensi Mongol

Ini adalah masa ketika Goryeo yang kalah perang melawan Mongol terpaksa menjadi negara bawahan Mongol yang mendirikan Dinasti Yuan setelah sebelumnya mereka juga menaklukkan Dinasti Song di Tiongkok. Goryeo mendapat pengawasan dan intervensi yang luar biasa dari pemerintah Yuan.

Inilah raja-raja Goryeo yang memerintah pada era itu (nomor urut menunjukkan urutan pemerintahan raja-raja Goryeo).







RAJA WONJONG

Raja Wonjong (원종) lahir pada tahun 1219 dengan nama Wang Sik (왕식). Wonjong merupakan putra tertua Gojong. Ia naik tahta sebagai Raja Goryeo pada tahun 1260 diusia 41 tahun. Ia naik tahta dengan bantuan dari Kaisar Mongol, Kubilai Khan. Selama masa pemerintahannya, Goryeo menjadi kerajaan bawahan Dinasti Yuan yang wajib memberi upeti. Status Goryeo saat itu sama seperti status Joseon sejak era Raja Injo yang menjadi kerajaan bawahan Dinasti Qing.

Ia merupakan pemimpin terakhir Goryeo yang menggunakan nama kuil –Jong (dan/atau –Jo) sebelum restorasi gelar di periode Dinasti Joseon, karena para pemimpin seterusnya menggunakan gelar, "chung" yang berarti kesetiaan. Ini merupakan tuntutan dari Kublai Khan kepada Goryeo karena Goryeo telah menjadi kerajaan upeti bagi Dinasti Yuan Mongol.

Beberapa peristiwa yang terjadi dimasanya adalah:

-Usaha kudeta oleh pemimpin militer, Im Yon, pada tahun 1269 untuk menyingkirkan Wonjong. Kudeta ini dipadamkan atas bantuan Kubilai Khan yang mengirimkan 3,000 pasukan ke Goryeo untuk menumpas pasukan pemberontak.

-Wonjong kembali ke istana kerajaan pada tahun 1271 setelah tahtanya dikembalikan.


Wonjong wafat 3 tahun setelah pemberontakan itu dipadamkan, yaitu pada tahun 1274 diusia 55 tahun. Ia memerintah Goryeo selama 15 tahun dan digantikan oleh putranya, Raja Chungyeol.

Raja Wonjong adalah Raja Goryeo ketika Raja Kertanegara menjadi Raja Singasari, dan mulai melancarkan kampanye militer ke Sumatra yang dikenal dengan nama Ekspedia Pamalayu. Raja Wonjong juga adalah raja Goryeo ketika Kaisar Iōannēs IV Doukas Laskaris menjadi Kaisar Byzantium, yang raja terakhir dari Dinasti Laskarid yang digantikan oleh dinasti terakhir Byzantium yaitu Dinasti Palaiologos dengan kaisarnya yang pertama, Kaisar Mikael VII PalaiologosWonjong juga hidup pada masa akhir dari pemerintahan Raja Henry III dari Inggris yang lalu digantikan oleh Edward I, dan juga merupakan raja yang memerintah ketika Raja Louis IX digantikan oleh Raja Philip III sebagai Raja Prancis.










RAJA CHUNGYEOL

Raja Chungnyeol atau Chungryeol lahir pada tahun 1236 dengan nama Wang Geo. Ia merupakan putra Raja Wonjong. Beliau menjadi raja ke-25 Goryeo, dan mulai bertahta pada tahun 1274. 

Chungnyeol merupakan pemimpin pertama yang dikenang dengan gelar wang (王), berarti "Raja". Para raja sebelumnya menerima nama kuil dengan akhiran 'jo' (祖) atau jong (宗), yang berarti "leluhur terhormat", yang merupakan sebuah gelar yang biasa diberikan untuk para raja. Setelah Goryeo menjadi bawahan Dinasti Yuan, Kaisar Yuan, Kublai Khan, merasa bahwa gelar itu merupakan sebuah ancaman baginya dan memerintahkan bahwa para pemimpin Goryeo tidak boleh memakai nama tersebut (jo (祖) atau jong (宗)).

Peristiwa-peristiwa pada masa Raja Chungyeol adalah:

-Keikut-sertaan Goryeo dalam invasi Mongol ke Jepang pada tahun 1274. Chungnyeol merupakan raja Korea pertama yang menyerang Jepang untuk membantu Kaisar Mongol. Dia melakukan hal itu dengan sukarela dan memberikan angkatan laut Goryeo sebagai bantuan bagi Mongol untuk menyerang Jepang. Upaya armada laut aliansi Dinasti Yuan dan Goryeo untuk menguasai Jepang yang dimulai pada 1274 berakhir menjadi bencana. Armada laut hancur oleh badai besar yang dikenal dengan nama "Kamikaze". 

-Mongol kembali menyerang Jepang pada tahun 1281. Kegagalan armada pertama membuat Kubilai Khan murka dan tetap melancarkan perang dengan Jepang. Dia mengirimkan armada kedua yang terdiri dari 4.400 kapal perang. Namun kali ini Bangsa Jepang telah siap dan pasukan aliansi ini tetap kalah.

-Kitab Samguk Yusa mulai ditulis dari tahun 1281 dan selesai tahun 1283 oleh Iryeon (seorang biarawan Buddha). Samguk Yusa adalah kitab Riwayat Tiga Kerajaan yang menuliskan legenda-legenda kuno, cerita rakyat dan ajaran Buddha. 

-Putra Mahkota (kelak Raja Chungseon) dikirim ke Dinasti Yuan pada tahun 1278 untuk menerima nama Mongol dari Kaisar Yuan. 

-Pada tahun 1284, Iryeon (1206–1289) diangkat sebagai Pembimbing Nasional

-Ratu Jeguk dari Mongol (ibu dari Raja Chungseon) wafat pada tahun 1297, dan diisukan dibunuh. 

-Terjadi pembersihan pada kelompok-kelompok anti-Yuan akibat kematian dari Ratu Jeguk pada tahun 1297.

-Tahun 1297, Raja Chungyeol mengabdikasikan takhta pada putranya pada tahun 1298, namun ditahun yang sama, putranya mengembalikan takhta pada Chungyeol.


Invasi Dinasti Yuan ke Jepang selalu diingat oleh Bangsa Jepang, sehingga beberapa abad kemudia Jepang, yang sebelumnya selalu menjalin persahabatan dengan semenanjung Korea, menjadi berhasrat menaklukkan daratan Tiongkok yang artinya mereka juga harus menaklukkan Korea. Hal itu membawa malapetaka bagi bangsa Korea kelak.

Chungyeol wafat pada tahun 1308 setelah memerintah Goryeo cukup lama, 34 tahun. Ia digantikan oleh putranya, Raja Chungseon.

Raja Chungyeol adalah Raja Goryeo ketika Raja Kertanegara dibunuh oleh Jayakatwang setelah sebelumnya Raja Kertanegara mempermalukan utusan Kubilai Khan. Kematian Kertanegara menyebabkan runtuhnya Kerajaan Singasari. Chungyeol juga menjadi Raja Goryeo ketika Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit yang berhasil menguasai Asia Tenggara dan juga ketika Usman I mendirikan Kesultanan Utsmaniyah, atau yang lebih dikenal dengan nama Dinasti OttomanChungyeol juga memerintah Goryeo ketika Edward II diangkat menjadi Raja Inggris, dan juga ketika Raja Philip IV masih menjadi Raja Prancis.


Aktor yang memerankan Raja Chungyeol



Raja Chungyeol adalah raja dalam drama "The King's Love" yang diproduksi oleh MBC dan dirilis pertengahan tahun 2017. Drama ini menceritakan tentang kisah cinta putranya, Chungseon. Drama ini dibintangi oleh Im Siwan (ZE:E), Im Yoona (Girl's Generation), dan aktor Hong Jong-hyun.










RAJA CHUNGSEON

Raja Chungseon adalah raja ke-26 Goryeo. Beliau dilahirkan pada 30 September 1275 dengan nama Wang Jang. Ia merupakan putra tertua Raja Chungnyeol. Ibunya adalah putri dari seorang bangsawan Yuan yang bernama Ratu Jeguk. Beribukan seorang wanita Yuan membuat Chungseon menjadi raja Korea pertama yang berdarah campuran. Oleh karena itu, oleh pihak istana Yuan ia juga dikenal dengan nama Mongolia-nya, Ijirbuga. 

Pada tahun 1277, Chungseon ditunjuk sebagai Putra Mahkota diusia 2 tahun, dan pada tahun berikutnya (1278) ia pergi ke Tiongkok untuk menerima nama Mongolia-nya.

Dibandingkan dengan raja-raja Goryeo kebanyakan, Chungseon adalah raja yang sangat berani dan keras kepala jika mengenai kehidupan pernikahannya. Dia sering membuat masalah besar hanya karena bersikeras menikahi wanita yang dipihnya. Untuk menghindari konflik berkepanjangan, istri-istrinya tidak ada yang menggunakan gelar ratu. Istri-istri Chungseon adalah:



1.PUTRI AGUNG GYEGUK

Nama lahirnya adalah Botapsilin. Dia adalah anak dari Putri Kamala dan dibesarkan sebagai putri kerajaan di-istana Kekaisaran Mongol. Dia adalah istri keempat Chungseon yang dinikahi pada tahun 1296. Walau secara resmi tidak menyandang gelar ratu tapi beliau justru lebih dikenal dengan nama Ratu Gyeguk. Sebenarnya, dia bukanlah ratu utama Chungseon tetapi Ratu Gyeguk sering berusaha mempengaruhi keputusan Chungseon, dan juga ayahnya, dan mencampuri pemerintahan Goryeo karena menganggap derajatnya lebih tinggi dari istri-istri Chungseon yang lain.

Ratu Gyeguk lalu mengumpulkan bangsawan Goryeo yang mendukungnya dan berusaha menyerang Selir Jo-bi. Tapi, Chungseon lebih menyukai selir Jo-bi dan lebih mendengar saran Selir Jo-bi. Gerah pada Selir Jo-bi, Ratu Gyeguk lalu mengirim surat pada kaisar Yuan dan mengadukan Selir Jo-bi pada kaisar dengan tuduhan bahwa Selir Jo-bi mengguna-gunainya sehingga Chungseon tidak mencintainya. Tetapi, Chungseon (saat itu masih pangeran) yang selalu curiga lalu mengirim suruhan untuk mencegat kurir pembawa surat dan membawa surat itu pada ayahnya. Ayahnya merasa gelisah karena khawatir jika ada konflik dengan pihak Yuan, dan memutuskan untuk membujuk Chungseon dan Ratu Gyeguk agar berdamai.

Tidak pernah ada perdamaian antara Selir Gyeguk dengan Chungseon dan Selir Jo-bi akibat tingkah Ratu Gyeguk. Ini membuatnya berseteru dengan mertuanya, Raja Chungryeol. Terlebih lagi saat Ratu Gyeguk berhasil menyingkirkan Selir Jo-bi dan keluarganya. Raja Chungryeol-pun berusaha menyingkirkannya, demikian juga pengikut-pengikut Chungseon, seperti Wang Yuso, Song Rim, dan Seok Cheon-bo, tetapi usaha mereka gagal.

Pada akhirnya, Ratu Gyeguk meninggal pada tahun 1315, dua tahun setelah Chungseon mengabdikasikan tahtanya. Pernikahan Ratu Gyeguk dan Chunseon tidak membuahkan keturunan.



2.SELIR AGUNG YASOKJIN

Selir Yasokjin adalah istri Chungseon yang dinikahinya saat berada di ibukota Yuan saat dia bertugas membawa upeti bagi Kaisar Yuan. Beliau adalah istri kedua Chungseon. Selir Yasokjin adalah seorang wanita Yuan tetapi bukan anggota keluarga kerajaan. Besar kemungkinan dia adalah putri seorang bangsawan biasa di Yuan. Dibandingkan dengan Ratu Gyeguk yang ambisius, Selir Yasokjin tidak berkonflik dengan siapapun.

Selir Yasokjin adalah ibu dari Putra Mahkota Wang Gam dan Pangeran Wang Man (Raja Chungsuk). Malang bagi Selir Yasokjin, putra pertamanya dihukum mati oleh Chungseon (1310). Beliau meninggal 6 tahun kemudian, pada 1316 di Beijing, 3 tahun setelah suaminya mengabdikasikan tahta.



3.SELIR JEONG-BI

Selir Jeong-bi adalah istri Chungseon dari klan Wang. Dia adalah salah satu kerabat Chungseon sebab ayahnya, Pangeran Seowon (Wang Yeom), adalah keturunan keempat Raja Sinjong. Selir Jeong-bi adalah istri pertama Chungseon dan merupakan istri kesayangannya. 

Awalnya, pada tahun 1287 Selir Jeong-bi adalah salah-satu wanita yang dikirim ke istana Yuan untuk dijadikan salah-satu istri kaisar Yuan. Tetapi, Raja Chungseon mengadu pada ibunya, Ratu Jeguk. Saat itu, ketika sedang bersama ibunya istana Yuan, sang ibu melihat wajah putranya yang tampak pucat dan lemas. Ibunya-pun menanyakan keadaannya dan Chungseon berkata bahwa seharusnya dia dan Selir Jeong-bi menikah tetapi Selir Jeong-bi justru terpilih menjadi pelayan kaisar, dan itu membuatnya marah tapi dia tidak berdaya. Ibunya terkejut mendengar kata-kata Chungseon. Beliau lalu menggunakan pengaruhnya untuk mengeluarkan Selir Jeong-bi dari seleksi selir istana Yuan dan segera memulangkannya ke Goryeo. Akhirnya, Selir Jeong-bi ditunjuk sebagai pelayan Chungseon saat dia bertugas membawa upeti ke Yuan pada dua tahun kemudian (1289). Mereka lalu menikah (tahun pernikahan tidak diketahui).

Sayangya, pernikahan mereka berdua dikecam oleh pihak istana Mongol sebab Selir Jeong-bi bukan wanita Mongol. Saking marahnya, kaisar mengumumkan bahwa pernikahan Chungseon dan Selir Jeong-bi adalah suatu kecerobohan besar yang tidak boleh terjadi. Ibunya berusaha menolong Chungseon tetapi amarah kaisar tidak bisa dipadamkan. Atas saran ibunya, Chungseon lalu menikahi putri bangsawan Goryeo yang pro-Yuan, sehingga dia menikahi Selir Jo-bi. Chungseon juga kemudian menikahi seorang wanita Yuan (Selir Agung Yasokjin). Tindakan Chungseon ini cukup meredakan amarah kaisar tetapi kaisar. tetapi bersikeras agar Chungseon menikah dengan putri kerajaan Mongol, dan Chungseon pun menikah dengan Ratu Gyeguk. Kemudian, Selir Jeong-bi dikeluarkan dari istana sehingga membuat Chungseon sakit hati. Chungseon lalu bersumpah bahwa dia tidak akan menikahi wanita dikehidupan mendatang (saat reinkarnasi).

Ratu Jeong-bi meninggal 6 tahun kemudian, pada 1345, 15 tahun setelah kematian Chungseon. Ada kemungkinan beliau hidup bersama dengan Chungseon setelah Chungseon mengabdikasikan tahta, walau tidak ada yang tahu kehidupannya setelah beliau keluar dari istana.



4.SELIR JO-BI

Selir Jo-bi adalah istri Chungseon dari klan Jo. Ayahnya adalah seorang bangsawan berpengaruh dari Pyeongyang yang bernama Jo In-kyu. Selir Jo-bi adalah istri ketiga yang dinikahi Chungseon pada 1292. Ayahnya adalah seorang bangsawan pro-Yuan sehingga pernikahan mereka ini direstui oleh pihak istana Yuan. Walau tidak ada gelar ratu bagi istri-istri Chungseon tapi secara teknis selir Jobi adalah ratu Korea-nya Chungseon.

Awalnya, Selir Jo-bi tidak berkonflik sengan istri-istri Chungseon yang lain. Tapi, setelah kedatangan Ratu Gyeguk (1296) maka dia-pun menjadi musuh abadi Ratu Gyeguk. Selir Jo-bi beruntung sebab Chungseon tidak menyukai Ratu Gyeguk dan lebih mendukung istri-istri Korea-nya. Ratu Gyeguk lalu mengirim surat aduan pada kaisar Yuan mengenai Selir Jobi, tetapi surat itu berhasil direbut oleh Chungseon. Tidak lama kemudian Gyeguk merancang plot untuk menyingkirkan Selir Jo-bi dan keluarganya dengan menyebarkan kumpulan kertas berisi kutukan-kutukan seorang shaman yang ditujukan untuk mengutuk Ratu Gyeguk. Kertas-kertas itu lalu ditemukan dan diambil oleh Ratu Gyeguk dirumah keluarga Selir Jo-bi di Pyeongyang, dan kemudian digunakan sebagai alasan untuk menahan seluruh keluarga Selir Jo-bi. Ratu Gyeguk lalu mengirim buku itu dan surat aduan pada kaisar Yuan. Chunseon dan pengikut setianya, Kim Bang-gyeong, berusaha mencegat kurir dan merebut surat itu tapi mereka gagal. Akhirnya, surat itu sampai ke kaisar, dan kaisar yang sedari awal tidak menyukai Chungseon lalu mengirim utusan dan pasukan ke Goryeo untuk menangkap Jo In-kyu dan menginvestigsi mereka. Para pelayannya yang tidak mengerti bahasa Mongol, dan orang Mongol yang tidak mengerti bahasa Korea membuat investigasi itu berjalan tidak adil bagi Jo In-gyu. Selir Jo-bi, dan ayahnya Jo In-kyu, juga keluarganya (ibu dan kakaknya) lalu diputuskan bersalah dan diasingkan ke Yuan. 

Ratu Jeong-bi akhirnya berhasil disingkirkan. Walau ayahnya kembali ke Goryeo pada tahun 1305 tapi tidak ada yang tahu kehidupan Selir Jo-bi setelah beliau diasingkan di Yuan. Kapan dia meninggal dan dimana makamnya. Tetapi, pada masa pemerintahan Raja Gongmin, nama beliau dan ayahnya direhabilitasi dan dianggap pahlawan Goryeo. Sebagai penghormatan, Raja Gongmin membentuk klan baru untuk melanjutkan keturunan keluarg Jo In-kyu di Korea.



5.SELIR SUNHWAWON-BI

Selir Sunhwawon-bi adalah istri Chungseon dari klan Hong. Ayahnya adalah seorang bangsawan yang bernama Hong Gyu. Selir Sunhwawon-bi adalah istri kelima yang dinikahi Chungseon. Selir Sunhwawon-bi adalah bibi dari Raja Gongmin sebab ibu Gongmin dan Selir Sunhwawon-bi adalah kakak-beradik.

Selir Sunhwawon-bi tidak memiliki peran besar diistana. Pernikahannya dengan Chungseon juga tidak membuahkan keturunan sebab beliau meninggal diusia muda pada tahun 1306.



6.SELIR SUN-BI

Selir Sun-bi adalah istri Chungseon dari klan Heo. Beliau lahir pada tahun 1271. Dia lebih tua empat tahun dari Chungseon. Ayahnya bernama Heo Gong dan ibu angkatnya bermarga Yoon, sedangkan ibu kandungnya adalah selir Heo Gong yang bermarga Choi. Selir Sun-bi adalah istri keenam yang dinikahi Chungseon.

Pernikahan antara Chungseon dan Selir Sun-bi adalah keputusan yang sangat berani yang diambil oleh Chungseon dengan alasan yang tidak diketahui. Pernikahan mereka berdua sangat kontroversial sebab Selir Sun-bi adalah seorang janda. Suami pertamanya adalah Pangeran Pyeongryang (Wang Hyeon), putra dari Pangeran Jean (Wang Suk). Suami pertamanya ini meninggal pada tahun 1300, dan kemudian dia menikah dengan Chungseon. 

Selir Sun-bi tidak memiliki peran besar diistana dan dia juga tidak disenangi oleh ayah Chungseon. Tapi, tampaknya Chungseon sangat memperhatikannya dan menjaganya. Penikahannya dengan Chungseon tidak membuahkan anak tetapi semua putra dan putri diangkat menjadi pangeran, pangeran besar (gelar bagi putra ratu), dan Ongju (putri dari selir), padahal gelar-gelar itu hanya diberikan pada putra-putra kandung raja. Anak-anaknya adalah Pangeran Besar Sunjeong (Wang Suk), Pangeran Ssambong (seorang sastrawan), Pangeran Hoein (Wang Jeong), Putri Yangbok (menikah dengan Pangeran Yangyang/Kim Gi-eon), Putri Yeonhoe (menikah dengan bangsawan Mongol, Gilgilbani), Ratu Baek’anholdok (ratu ketiga Kaisar Injong dari Yuan), dan Putri Gyeongnyeong (menikah dengan Pangeran Gyeong-yang/Noh Chaek).

Selir Sun-bi meninggal pada tahun 1335.



7.SELIR YANG NAMANYA TIDAK DIKETAHUI

Selir ini adalah selir Chunseon yang tidak tercatat namanya, juga asal keluarganya. Tahun lahir dan tahun kematiannya juga tidak diketahui, tetapi nama anak-anaknya dengan Chungseon dicatat dalam sejarah Goryeo.

Putra pertama mereka bernama Pangeran Deokheung (Wang Hye atau Tastimur) lahir pada 1314. Artinya, kemungkinan besar Chunseon menikahi selirnya ini setelah beliau turun tahta (1313). Pangeran Deokheung kemudian menjauhi pemerintahan dan kehidupan istana dengan menjadi biksu. Dia lalu dipercaya sebagai biksu kerajaan dan sering dikirim ke Yuan. Pangeran Deokheung lalu hidup sebagai seorang bangsawan Yuan. Pada masa pemerintahan keponakannya, Raja Gongmin, Pangeran Deokheung dihadapkan oleh dilema karena menerima perintah kaisar Yuan untuk bergabung bersama pasukan Yuan menyerbu Goryeo. Dia lalu memimpin pasukan dan menyerbu Goryeo, tapi pasukannya berhasil dikalahkan oleh pasukan Jenderal Choi Yeoung dan Jenderal Yi Seong-gye (calon Raja Taejo Joseon). dia lalu menarik pasukannya kembali ke Yuan, dan diasingkan karena dianggap mengkhianati pemerintah Yuan.

Anak kedua mereka adalah Putri Suchun. Dia adalah putri tunggal Chungseon yang sangat disayangi oleh Chungseon. Dia menikah dengan Heo Jong (keponakan Selir Sun-bi). Suaminya adalah didik sebagai seorang pengawal kerajaan yang dibesarkan diistana dan menjadi pengawal kesayangan Raja Chungryeol. Putri Suchun dan Heo Jong dikenal sebagai pasangan yang saling mencintai, dan sangat disayang oleh Chungseon. Putri Suchun meninggal pada 1345. Saat masih dalam masa perkabungan atas kematiannya, Heo Jong juga meninggal.

Anak ketiga mereka adalah Pangeran Yeong-ga. Pangeran Yeong-ga memilih menjalani hidup sebagai seorang pejuang Goryeo. Tidak diketahui riwayat hidupnya, dan tahun kelahiran dan tahun kematiannya.




Perjalanan hidup Chungseon sebagai raja Korea penuh lika-liku. Kerumitan pemerintahannya ini diawali pada tahun 1297 ketika Ratu Gyeguk (ibu Chungseon) jatuh sakit. Ketika itu, Ratu Jeguk jatuh sakit secara tiba-tiba, sehingga membuat Chungseon yang sedang berada di Beijing segera kembali ke Goryeo. Dalam waktu yang sangat singkat penyakit Ratu Gyeguk semakin parah dan kemudian ibunya meninggal. Kematian ibunya ini membuat Chungseon frustasi sebab dia sangat dekat dengan ibunya. Disamping itu kematian ibunya ini menimbulkan konflik besar di istana Goryeo antara para bangsawan dan pejabat pro-Yuan dan anti-Yuan sebab kuat dugaan jika sang ratu diracun. Pihak Goryeo yang khawatir jika ayah sang ratu, yang adalah kaisar Yuan, murka karena kematian putrinya lalu segera mengambil tindakan pembersihan. Semua dayang dan kasim yang melayani Ratu Jeguk lalu diinvestigasi dan banyak yang dieksekusi. Berikutnya, terjadi pembersihan pada para pejabat pro-Yuan oleh orang-orang anti-Yuan. Saat itu, nasib Chungseon dan saudara-saudara kandungnya tidak diketahui. Para pejabat pro-Yuan lalu mengembangkan isu bahwa putra-mahkota Wang Jang (Chungseon) telah dibunuh oleh orang-orang anti-Yuan sehingga terjadi pembersihan kembali di istana dan ibukota, tetapi kali ini pada orang-orang anti-Yuan. Kejadian-kejadian tersebut membuat ayahnya, Raja Chungnyeol, membuat petisi kepada Yuan untuk mengabdikasikan tahtanya. Ayahnya pun turun tahta pada tahun 1298 dan kemudian digantikan oleh Chungseon. Saat itu, Chungseon baru berusia 23 tahun.

Pada periode awal pemerintahannya ini Chungseon berusaha keras memerintah dengan benar dan fokus mengatasi konflik istana. Dia berusaha keras mereformasi kerajaannya dan menghapus korupsi dan membuat kekuatan politik baru. Tetapi, usaha-usahanya ini mendapat banyak penolakan dari para pejabatnya sendiri. Masalah lain yang lebih besar adalah konflik antara istri-istrinya. Saat itu, faksi-faksi istana pun terbagi menjadi dua, yaitu faksi ratu Mongolia-nya dan faksi ratu Korea-nya. Chungeseon tidak mampu menghadapi perseteruan intens antara faksi ratu Mongolia-ya dan ratu Korea-nya. Konflik antar faksi ini semakin diperparah oleh tingkah ratu Mongolia-nya (Ratu Gyeguk) yang selalu memprovokasi pihak Korea. Ratu Gyeguk juga dengan lancangnya merendahkan para pejabat dan penasehat Raja Chungyeol, yang mana di Korea adalah tabu mencampuri kehidupan seorang mantan raja. Dilain pihak, pemerintahan Chungseon juga selalu mendapat intervensi langsung dari pihak istana Yuan. Konflik-konflik ini membuat Chungseon memutuskan untuk mengembalikan tahta kepada ayahnya setelah hanya memerintah selama 7 bulan.

Setelah mengembalikan tahta pada ayahnya, Chungseon lalu segera meninggalkan Goryeo untuk menenangkan diri dan menetap di Beijing. Jika tidak tinggal di Beijing dia memilih tinggal di ibukota selatan (Hanyang/Seoul) ketimbang Kaeseong sehingga Chungseon bolak-balik Beijing dan Hanyang selama 10 tahun. Selama periode ini, dia sangat dekat dengan beberapa petinggi Mongol dan pedagang-pedagang Mongol seperti Hoeryeong, Kaisan, dan Pangeran Ayurbarwada (bakal Kaisar Injong dari Yuan).

Walau Goryeo adalah kerajaan bawahan, tetapi Chungseon memainkan peranan penting selama beliau berada di Yuan. Dia menjadi penasehat bangsawan-bangsawan muda disana dan mempengaruhi keputusan-keputusan para bangsawan dan beberapa pejabat Mongol mengenai dukungan dan juga arah politik mereka. Peran Chungseon ini sangat menolong kekuatan politiknya sebab sepeninggal ayahnya, dia diangkat menjadi raja dengan suara bulat.

Setelah ayahnya wafat pada tahun 1308, Chungseon harus kembali menjadi Raja Goryeo pada tahun 1308 diusia 33 tahun. Berbekal pengelaman-pengalamannya di Tiongkok, dia bekerja keras untuk mereformasi negara dan memperbaiki iklim politik di istana.

Pokok-pokok reformasi yang dilakukan Chungseon adalah:
1.Pemberian hadiah dan penghargaan bagi rakyat yang berjasa dan berprestasi
2.Reformasi birokrasi, berupa penerimaan pegawai negeri berdasarkan kemampuan, serta penaikan jabatan bagi pegawai berprestasi, dan penurunan jabatan dan pemecatan bagi pegawai-pegawai korup
3.Penghapusan sistem penerimaan pegawai berdasarkan strata sosial
4.Bangsawan-bangsawan korup dihukum
5.Penurunan pajak
6.Jabatan istana ditempati oleh orang-orang berbakat bukan didasari oleh nepotisme
7.Meningkatkan standar estetika orang Goryeo, agar tidak direndahkan oleh pihak Mongol

Hampir semua refomasinya ini berhasil dijalankan, tetapi reformasi aritokrasi jauh lebih sulit dari reformasi birokrasi. Inilah mengapa dia gagal mereformasi sistem aristokrasi Goryeo dan gagal menghukum para bangsawan korup, dia juga kesulitan menurunkan pajak rakyat dan juga sulit mengganti pejabat istana dengan orang-orang berbakat. Reformasi aritokrasi yang digalakannya justru mengguncang posisinya karena banyak bangsawan yang menentang, terutama Hong Jung-hee dan Hong Jung-gyeong (cucu-cucu dari Hong Bok-won). Mereka menuduh Chungseon tidak setia pada kaisar Yuan. Untunglah seorang bangsawan dan jenderal Mongol yang berpengaruh, Bangmang Gotae, yang menjadi wakil Mongol di Goryeo membujuk kaisar dengan memberitahukan kelicikan Hong bersaudara. Kaisar percaya pada kata-kata jenderalnya itu dan memerintahkan agar Hong bersaudara ditangkap dan diasingkan.

Tantangan yang dihadapi Chungseon belum berhenti. Kini masalah datang dari Yuan. Kaisar Yuan saat itu menginginkan agar Goryeo disatukan dengan Yuan, yang artinya Kerajaan Goryeo dihapus. Kaisar ingin menempatkan orang lain, yang juga keturunan keluarga kerajaan (yang kemudian menjadi biksu), untuk menjadi raja Goryeo menggantikan Chungseon. Tetapi, orang pilihan kaisar ini meninggal tanpa keturunan, dan tahta Chungseon pun selamat.

Akibat berbagai peristiwa dan konflik perebutan tahta ini, Chungseon menjadi sangat sensitif dan sangat curiga pada siapapun termasuk putra-mahkota. Saat itu, putra-mahkota adalah Pangeran Wang Gam. Pada tahun 1310, Pangeran Wang Gam berangkat ke Yuan untuk menghadap kaisar dan meminta gelar putra mahkota dari kaisar Yuan. Seharusnya, prosesnya tidak sulit sebab Pangeran Wang Gam beribukan seorang wanita Mongol. Tetapi, terjadi kesalah-pahaman dengan ayahnya akibat berita yang disampaikan (kemungkinan akibat ulah faksi pendukung ratu Korea-nya), yaitu Pangeran Wang Gam ke Mongol untuk meminta tahta. Akibatnya, raja pun murka dan mengirim utusan untuk membawa kembali Pangeran Wang Gam. Sang pangeran kembali ke Goryeo sedangkan rombongannya tetap melanjutkan perjalanan dibawah pimpinan pejabat lainnya. Sesampainya di Goryeo, Chungseon menginvestigasi putra mahkota dan memutuskan bahwa putranya bersalah. Putranya itu lalu dihukum mati oleh raja, dan digantung. Hukuman gantung ini adalah hukuman yang merendahkan derajat Pangeran Wang Gam sebab sebagai anggota keluarga kerajaan seharusnya dia dihukum dengan minum racun. Pada masa itu, hukuman gantung diberikan bagi para penjahat, terutama perampok. Pengawalnya yang bernama Kim Jung-ee juga ikut dieksekusi. Jenasah Pangeran Wang Gam tidak dimakamkan dengan layak hingga pejabat yang memimpin rombongannya ke Yuan kembali ke Goryeo. Para pengikut setianya itu lalu mengambil jenazah Pangeran Wang Gam dan memakamkannya.

Kematian putranya ini membuat Chungseon semakin tertekan dan semakin sulit menjalankan pemerintahan akibat tekanan banyak pihak, termasuk pihak Mongol. Untuk mengatasi konflik dengan Mongol, Chungseon segera mengangkat adik Pangeran Wang Gam, Pangeran Wang Man (calon Raja Chungsuk), sebagai putra mahkota.

Sebenarnya, Chungseon lebih menyukai kaligrafi, sastra, dan melukis daripada politik dan pemerintahan. Ia bukanlah seorang Raja tiran, namun ia tidak mampu menghadapi intervensi pihak Mongol dan kesulitan menghadapi konflik istana. Konflik-konflik di Goryeo membuatnya sangat tidak nyaman berada di Korea. Pertikaian intens faksi-faksi pendukung ratu-ratunya juga semakin memperumit kehidupan istana.

Akhirnya, Chungseon mengundurkan diri dari tahta pada tahun 1313 diusia 38 tahun setelah bertahta selama 5 tahun. Dia menunjuk putranya, Chungsuk untuk menggantikan dirinya. Chungseon lalu kembali ke Yuan dan menekuni seni, sastra, dan kaligrafi. Dia juga gemar melukis. Selain itu, Chungseon juga tetap memperhatikan dan mendukung perkembangan agama Buddha. Selama berada di Yuan, Chungseon sering mengundang sarjana-sarjana Goryeo untuk datang belajar dan menyalin kitab-kitab kuno Tiongkok dengan harapan agar pengetahuan Tiongkok bisa diserap oleh orang Goryeo dan digunakan untuk membangun negara.

Kehidupan Chungseon di Yuan didukung penuh oleh Kaisar Renzong. Tapi, ketika Kaisar Renzong wafat, arah angin berubah. Chungseon yang sebelumnya berhubungan baik dengan pihak istana Mongol kini justru menjadi musuh kaisar. Penyebabnya adalah adanya perbedaan pendapat antara Chungseon dan Sidibala mengenai posisi putra mahkota Goryeo. Sidibala menginginkan agar putra mahkota dijabat oleh pangeran keturunan Mongol tetapi Chungseon mempercayakan posisi putra mahkota pada keputusan anaknya, Chungsuk, yang mengangkat calon Raja Chunghye sebagai raja. Akibatnya, Chungseon segera dikirim ke pengasingan di Tibet (kemudian ke Qinghai). Namun, ketika Sidibala terbunuh, Chungseon diijinkan kembali ke Beijing. Beliau wafat di Beijing pada tahun 1325 diusia 50 tahun. Jasadnya lalu dibawa kembali ke Goryeo dan dimakamkan dikompleks makam kerajaan, Deokreung.

Raja Chungseon adalah Raja Goryeo ketika Raja Jayanegra menjadi raja Majapahit. Ia juga berada di era yang sama ketika Majapahit diguncang oleh berbagai pemberontakan, yaitu Pemberontakan Ranggalawe dan Pemberontakan Lembu Sora. Chungyeol juga memerintah Goryeo ketika Edward II masih menjadi Raja Inggris, dan juga saat Raja Philip IV masih menjadi Raja Prancis.


Aktor yang memerankan Raja Chungseon


Raja Chungseon adalah tokoh utama dalam drama "The King's Love" yang diprodukdi oleh MBC dan dirilis pertengahan tahun 2017. Drama ini dibintangi oleh Im Siwan, Im Yoona, dan Hong Jong-hyun. Tokoh Raja Chungseon dibintangi oleh Im Siwan. Dia adalah Putra Mahkota Wang Won dalam drama itu.










RAJA CHUNGSUK

Raja Chungsuk dilahirkan dengan nama Wang Man yang mulai memerintah Goryeo pada tahun 1313 sebagai raja ke-27 Goryeo. 

Chungsuk naik takhta menjadi Raja Goryeo setelah ayahnya, Raja Chungseon mengundurkan diri sebagai Raja Goryeo pada tahun 1313. 

Pada tahun 1321 Chungsuk menunjuk putranya, Chunghye menjadi putra mahkota. Hal ini mendorong putra mahkota Goryeo sebelumnya (Öljeitü) membina hubungan dengan Raja Sidibala dari dinasti Yuan agar dapat menjadi Raja. Raja Chungsuk kemudian diasingkan sebagai raja pada tahun 1321. Dinasti Yuan berupaya agar Öljeitü (nama yang diberikan oleh istana Mongol) menjadi putra mahkota, namun Sidibala dibunuh pada tahun 1323 dan rencana Öljeitü dibatalkan.

Raja Chungsuk, diijinkan kembali ke Goryeo pada tahun 1325, memberikan tahtanya kepada Raja Chunghye pada tahun 1330. Namun kemudian 2 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1332, Raja Chunghye digulingkan oleh Dinasti Yuan, dan Kaisar Yuan memerintahkan agar Raja Chungsuk kembali menjadi Raja Goryeo.

Raja Chungsuk kemudia wafat pada tahun 1339. Ia duduk ditakhta Goryeo selama 24 tahun (1313–1330 dan 1332–1339). Dia digantikan oleh putranya, Raja Chunghye.

Raja Chungsuk adalah Raja Goryeo ketika Tribhuawana Wijayatunggadewi menjadi penguasa MajapahitChungyeol juga memerintah Goryeo ketika Raja Edward III menjadi Raja Inggris, dan juga saat Raja Philip V menggantikan kakak dan keponakannya sebagai Raja Prancis. Pemerintahan Raja Chungsuk juga berada diera yang sama ketika dinasti Valoise menguasai Prancis dengan rajanya, Raja Philip VI. Raja Chunsuk juga adalah raja Goryeo di masa yang sama ketika Keshogunan Kamakura yang didirikan oleh Minamoto no Yoritomo runtuh karena dikalahkan oleh Nitta Yoshisada, yang membunuh seluruh anggota Shikken dari klan Hojo. Sebelumnya, ibukota Kamakura juga telah jatuh ke tangan Ashikaga Takauji yang mengawali era Keshogunan Ashikaga.










RAJA CHUNGHYE

Raja Chunghye lahir pada tahun 1315 dengan nama Wang Jeong. Ia kadang-kadang dikenal dengan nama Mongolia-nya yang disebutkan di dalam hanja sebagai Botapsilli. Chunghye merupakan putra Raja Chungsuk dan Ratu Myeongdeok, dari klan Hong. 

Ia diangkat sebagai Putra Mahkota Goryeo pada tahun 1321 diusia 6 tahun. Chunghye pergi ke Dinasti Yuan, Cina pada tahun 1328. Ia mulai bertahta pada tahun 1330 diusia 15 tahun, ketika ayahnya mengabdikasikan diri. Namun pada tahun 1332, Chunghye digulingkan oleh Dinasti Yuan, dan ayahnya kembali dimahkotai sebagai raja. Setelah ayahnya wafat pada tahun 1339, terjadi kekosongan takhta di Goryeo meskipun saat itu Chunghye telah ditunjuk sebagai raja. Satu faksi mendukung Bangsawan Wang Go yang menuntut tahta, namun rencana kudeta mereka gagal dan pemerintahan Chunghye dipulihkan. Chunghye kembali dimahkotai sebagai raja Goryeo pada tahun 1339 diusia 24 tahun. 

Chunghye termasuk seorang raja paling buruk dalam sejarah Goryeo. Dia dapat disetarakan dengan Yeonsan-gun dari Joseon. Kitab Goryeosa mencatatkan kehidupannya sebagai kehidupan yang tak bermoral, khususnya kebiasaannya menculik, memperkosa dan membunuh wanita. 

Ratu Chunghye adalah Putri Deongnyeong, yang melahirkan Raja Chungmok.

Chunghye diturunkan dari takhtanya oleh Kaisar Yuan pada tahun 1343, ketika dia berusia 28 tahun dan total masa pemerintahannya adalah 7 tahun (1330–1332 dan 1339–1343). Dia wafat setahun kemudian (1344) diusia 29 tahun. Putranya, Raja Chungmok, diangkat menjadi raja menggantikannya.

Raja Chunghye adalah Raja Goryeo ketika Tribhuawana Wijayatunggadewi masih menjadi penguasa MajapahitChungyeol juga memerintah Goryeo ketika Raja Edward III masih menjadi Raja Inggris, dan juga saat Raja Philip VI memimpin Prancis. 

Raja Chunghye yang tiran ini sempat muncul dalam drama "Faith" yang dibintangi oleh Lee Min-ho. Raja Chunghye adalah raja tiran yang mengundang Choe Young (diperankan oleh Lee Min-ho) dan pasukannya dibawah pimpinan komandan mereka, namun setiba di-istana, Raja malah membunuh komandan pasukan Choe Young (diperankan oleh Choi Min-soo) hanya untuk mencoba ketajaman pedangnya, dan ingin tahu apakah sang komandan bisa mati atau tidak).

Aktor yang memerankan Raja Chunghye


Chunghye juga adalah tokoh utama pria dalam drama "Empress Ki". Dia adalah pangeran Wang Yoo dalam drama itu (namun dalam drama ini, ia digambarkan secara fiksional dan memiliki karakter yang bertentangan dengan catatan sejarah).










RAJA CHUNGMOK

Raja Chungmok dilahirkan pada tahun 1337 dengan nama Wang Heun. Chungmok dikenal di dalam beberapa catatan dengan nama Mongolia-nya, yang disebutkan di dalam hanja sebagai Palsamanaeisa. Ia merupakan putra tertua Raja Chunghye dengan Putri Deongnyeong.

Setelah Raja Chunghye digulingkan pada tahun 1343, Chungmok dipanggil menghadap Kaisar Yuan. Ia ditanya apakah ia memilih untuk mengikuti jalan ibunya atau ayahnya; ketika Chungmok menjawab bahwa ia memilih ikut ibunya, Kaisar mengatakan bahwa ia adalah anak yang tahu akan perbedaan antara benar dan salah, dan menjadikannya seorang raja. Chungmok di-mahkotai pada tahun 1344 diusianya yang baru 7 tahun.

Chungmok memiliki gelar wang, yang berarti "raja" namun juga mensignifikankan submisi Goryeo kepada Kaisar Dinasti Yuan. 

Chungmok hanya memerintah selama 4 tahun. Dia digulingkan oleh faksi-faksi istana yang dipimpin oleh Selir Raja Chunghye, Yun Si-woo, dan Kasim Bae Jeon mendukung saudara tirinya, Raja Chungjeong.

Chungmok wafat ditahun yang sama dengan tahun penggulingannya, tahun 1348 diusia yang sangat belia, 11 tahun.

Raja Chungmok adalah Raja Goryeo ketika masih Tribhuawana Wijayatunggadewi menjadi Ratu MajapahitChungmok juga memerintah Goryeo ketika Raja Edward III menjadi Raja Inggris, dan juga saat Raja Philip VI masih menjadi Raja Prancis. Dia juga adalah raja Goryeo ketika Sultan Orhan I menjadi penguasa Dinasti Ottoman di Turki. Pemerintahan Chungmok juga berada dimasa yang sama ketika Kaisar Yohanes V Paleologos dari Byzantium digulingkan dan digantikan oleh Kaisar Yohanes V.

Kisah kakak beradik, Raja Chungmok dan Raja Chungjeong sering mengingatkan orang-orang pada kisah Raja Danjong dari Joseon yang digulingkan dan dibunuh. Adiknya, Raja Chungmok sempat muncul dalam drama "Faith" yang dibintangi oleh Lee Min-ho. Beliau adalah anak kecil yang sakit parah yang tinggal digubuk kumuh, dan dengan terpaksa dibunuh oleh Jendral Choe Young (Lee Min-ho).










RAJA CHUNGJEONG

Raja Chungjeong dilahirkan sekitar tahun 1337 dengan nama Wang Jeo. Ia duduk di tahta Goryeo pada tahun 1348 berkat ditunjuk oleh dekrit kekaisaran Yuan setelah saudara tiri-nya, Raja Chungmok, digulingkan melalui kudeta. Saat menjadi raja, Chungjeong baru berumur 12 tahun. 

Chungjeong memerintah pada saat negara dibawah pengawasan ketat Mongolia, Dinasti Yuan. Selama masa singkat pemerintahan Chungjeong, politik istana dikuasai oleh kerabatnya di istana kerajaan yang berpengaruh, termasuk kerabat ibunya Yun Si-u dan pelayan Bae Jeon. Masa pemerintahannya juga diwarnai oleh serangan bajak laut Jepang dimulai pada tahun 1349. Paman Chungjeong, Wang Gi, berhasil mengamankan kerajaan. 

Tak lama setelah serangan itu Chungjeong tewas dibunuh. Ia wafat pada tahun 1351 diusianya yang baru 14 tahun. Chungjeong hanya memerintah Goryeo selama 3 tahun, dan digantikan pamannya, Raja Gongmin yang termasyur.

Raja Chungjeong adalah Raja Goryeo ketika Ratu Tribhuawana Wijayatunggadewi digantikan oleh Maharaja Hayam Wuruk sebagai Raja MajapahitChungjeong juga memerintah Goryeo ketika Raja Edward III menjadi Raja Inggris, dan Raja John II yang bijaksana menjadi Raja Prancis. Dia juga adalah raja Goryeo ketika Sultan Orhan I dari Ottoman menyerang Semenanjung Gelibolu sehingga membuat Dinasti Ottoman dapat membangun benteng pertahanan pertama mereka di Eropa.

Kisah kakak beradik, Raja Chungmok dan Raja Chungjeong sering mengingatkan orang-orang pada kisah Raja Danjong dari Joseon yang digulingkan dan dibunuh. Raja Chungmok sempat muncul dalam drama "Faith" yang dibintangi oleh Lee Min-ho. Beliau adalah anak kecil yang sakit parah yang tinggal digubuk kumuh, dan dengan terpaksa dibunuh oleh Jendral Choe Young (Lee Min-ho).




Didahului oleh:
Dinasti Goryeo: Waktu dan Peristiwa (Periode Awal)
Dinasti Goryeo: Waktu dan Peristiwa (Era Damai dan Masa Kemakmuran)
Dinasti Goryeo: Waktu dan Peristiwa (Era Kekacauan Politik)

Diteruskan oleh:
Dinasti Goryeo: Waktu dan Peristiwa (Periode Akhir & Keruntuhan Dinasti)

Postingan lainnya tentang Goryeo:
PUTRA-PUTRA WANG GEON
Para Jendral Termasyur Dari Korea Kuno

Artikel lainnya tentang Sejarah Korea:


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ARTIKEL INI DISUSUN DAN DITERBITKAN PERTAMA KALI
OLEH DELEIGEVEN MEDIA

SETIAP ARTIKEL YANG MEMILIKI ISI, SUSUNAN, DAN GAYA PENULISAN
YANG MIRIP DENGAN ARTIKEL INI MAKA ARTIKEL-ARTIKEL TERSEBUT
MENYADUR ARTIKEL INI.

DILARANG KERAS MEMPLAGIAT ARTIKEL INI!

CANTUMKAN LINK LENGKAP ARTIKEL INI DISETIAP KALIMAT YANG ANDA DISADUR DARI ARTIKEL INI. SESUAI UNDANG-UNDANG HAK CIPTA, JIKA MENYADUR/MENG-COPY MINIMAL SEPULUH KATA TANPA MENCANTUMKAN SUMBER DARI KALIMAT ITU (BERBEDA DARI PENCANTUMAN SUMBER DI CATATAN KAKI (FOOTNOTE) MAKA ITU ADALAH TINDAKAN PLAGIARISME.

JIKA ANDA MENYADUR SEBAGIAN BESAR ARTIKEL INI MAKA ANDA HARUS MENCANTUMKAN KALIMAT:
"ARTIKEL INI DISADUR DARI....(LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA",
ATAU:"SUMBER UTAMA DARI SEBAGIAN BESAR INFORMASI ARTIKEL INI DIAMBIL DARI (LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA"  
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Notes (Catatan):

*We strongly recommend all readers to read all the comments below for the other details which not mentioned by this article
(Sangat disarankan bagi para pembaca untnk melihat komentar-komentar artikel ini sebab beberapa komentar membahas rincian informasi yang tidak ditulis dalam artikel ini)

*Get various information about history in ENGLISH by open or follow our Instagram account: @deleigevenhistory(Dapatkan berbagai informasi sejarah dalam bahasa Inggris di akun instagram kami @deleigevenhistory)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Copyrights Story: Deleigeven Media
Copyrights Picture: SBS, MBC, KBS

Penyusun:
Penulis : Deleigeven
Editor : Juliet
Desain : Deleigeven
Penerbit: Deleigeven Media


Daftar Pustaka:
- History; Lee Byong Won
- Korea Adoption Of An AdaptationTo Chinese Culture Recorded; Moon Hyung-jin, Ho Thi Long An
- Homosexuality In Ancient And Modern Korea; Kim Young-gwan, Ahn Sook-ja; 2006
- The Place of Hwarang Among Special Militery Corps of Antiquity; Maurizio Riotto
- The Journal Of The Northeast Asia History; Napoli, Italia; 2012
- The Three Kingdom Of The Ancient Of Korea In The History Of Taekwondo
- Korea Travel Guide; Korea Be Inspired
- Korea Food & Stories; Korea Tourist & Culture Department


Sumber Website:
www.kbs.co.kr

Beberapa paragraf disadur dari:
www.wikipedia.com (dengan beberapa perubahan)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


11 comments:

  1. Baru nyambung setelah sekian banyak drama korea saeguk yang ditonton, ternyata dari blog ini mulai tergambarkan bagaimana sejarahnya korea..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih telah berkunjung, semoga informasi-informasinya dapat membantu... Silahkan berkunjung kembali.
      Salam...

      Delete
  2. Sya sedang nonton drama the king loves dan penasaran sekali apakah drama itu sesuai dengan sejarah dinasti goryeo? Karna sedikit sekali pembahasan tentang raja chungnyeol dan jga raja chungseon. Bagian mana yg sesuai dengan sejarah? Lalu karakter Yoona dalam drama itu apakah ada dalam sejarah atau tidak?
    Mohon penjelasannya, Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo,
      mengenai biografi Chungseon sudah saya lengkapi. Sejarah Raja Chungyeol juga akan dilengkapi. Kami belum menonton drama "The King's Love". Kemungkinan Yoona adalah Selir Jeong-bi (putri anggota keluarga kerajaan) atau Selir Jo-bi (putri seorang bangsawan penting). Tergantung latar belakang ayahnya.
      Salam.

      Delete
    2. sepertinya Jeong-Bi bukan San (karakter yang diperanin Yoona) karena kalau di dramanya San itu marganya Eun bukan Wang (walaupun di novel marganya Wang, entah kenapa jadi diubah gitu), justru malah penjelasan Jeong-Bi di atas ini lebih mirip tokohnya Wang Dan, nama ayahnya Dan adalah Wang Young (beda tipis dengan Wang Yeom), dan memang mereka masih berkerabat dengan keluarga kerajaan, terus juga Dan pernah mau dikirim ke Yuan tapi kalau di drama justru yang mau kirim Dan ke Yuan adalah ibunya Chungseon karena kakaknya Dan mengincar posisi Putera Mahkota. Terus bedanya lagi di drama, yang mencegah Dan dikirim ke Yuan adalah Won (Chungseon) sendiri dengan cara meminang Dan jadi Puteri Mahkota walaupun tanpa cinta karena Won cuman anggap Dan sebagai adik aja. Tapi sampai sekarang belum nemu artikel yang beneran nyebut Wang Dan ini adalah Jeong-Bi

      Delete
    3. Sebagian besar alur drama adalah fiksi, jadi kalau nama-nama tokoh drama tidak ada yang sama dengan nama-nama tokoh sejarah maka kisah tokoh-tokoh drama apakah fiksi atau tidak biasanya disesuaikan dengan cerita dan fakta-fakta sejarah.
      Salam.

      Delete
  3. Cerita san di the king love, tolong dilengkapi, dia jadi siapakah?
    Selir yg manakah yg mendekati

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, info tentang Goryeo masih minim. Kalau ada info baru pasti ditambahkan di artikel. Salam.

      Delete
  4. Artikel nya sangat membantu menurut saya seperti nya karakter San itu yg seorang janda atau yg gak punya nama

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya setuju, seperti nya san adalah selir sun-bi yang seorang janda. karena mantan suami nya dari klan Wang, jadi bisa saja itu adalah Wang Lin dalam drama.

      Delete
  5. Kak maaf... Urutan raja, mengikuti yang sebelumnya kah kak? Dari 23???
    Terimakasih kak

    ReplyDelete

CATATAN PADA PARA PEMBACA:

-Silahkan membaca, mengambil, dan menggunakan artikel ini dalam karya tulis anda tapi CANTUMKAN KREDIT LENGKAP ARTIKEL INI dalam daftar sumber anda dan JANGAN MENYADUR/MENGCOPY-PASTE apalagi MEM-PLAGIAT 100% isi tulisan ini. Kembangkanlah kreativitas dalam penulisan anda.

-Pembaca DAPAT memberikan komentar dengan akun TANPA NAMA (Annonymous).

-Gunakanlah kata-kata yang baku agar komentar tidak dikategorikan sebagai "komentar Spam" secara otomatis oleh google filter machine.

-Harap MEMBACA ARTIKEL INI dan komentar-komentar sebelum anda DENGAN TELITI sebelum berkomentar, karena mungkin pertanyaan anda TELAH DIJELASKAN secara langsung melalui artikel ini, dan juga agar pertanyaan-pertanyaan yang sama tidak ditanyakan secara berulang.

-DILARANG memberikan informasi dan komentar yang melecehkan Suku, Agama, Ras, dan golongan tertentu (SARA) dan mengandung unsur pornografi.

-Kami menerima setiap kritik dan masukan dari para pembaca melalui kolom komentar, namun Setiap komentar yang melecehkan pihak lain, baik pelecehan berbau SARA atau yang mencerminkan FANDOM WAR akan kami HAPUS.

-Setiap komentar dan iklan yang mengandung unsur PORNOGRAFI dan PERJUDIAN, dan ajakan untuk bergabung dalam usaha SIMPAN PINJAM, KREDIT USAHA dan sejenisnya akan KAMI HAPUS karena berpotensi terjadi PENIPUAN.

-Jika anda memiliki informasi tambahan yang berhubungan dengan artikel ini, kami sangat senang jika anda membagikannya pada pembaca yang lain melalui website ini dan kami sangat senang jika anda juga turut membagikan artikel ini pada orang lain.