DELEIGEVEN HISTORICULTURAM

HISTORY IS ONE OF THE BEST INFORMATION FOR OUR CURRENT & FUTURE

Translate

Monday 2 February 2015

Dinasti Goryeo, Periode Akhir & Keruntuhan Dinasti

Silsilah Para Raja Goryeo
(Ket: Anak panah putih menunjukkan arah suksesi takhta, 
garis biasa menunjukkan hubungan ayah & anak)




Era ini menjadi era peralihan kekuasaan dari Dinasti Yuan ke Dinasti Ming. Goryeo telah bergantung pada Mongol, Dinasti Yuan sejak invasi Mongol di Korea. Selama invasi Mongol di antara tahun 1250 dan 1270, Mongol telah menganeksasi provinsi utara Korea dan menyatukan mereka kedalam kerajaannya sebagai Ssangseong (쌍성총관부, 雙城摠管府) dan Dongnyeong (동녕부, 東寧府). Namun di pertengahan abad ke-14 Yuan mulai ambruk dan tak lama kemudian digantikan oleh Dinasti Ming pada tahun 1368.



31. Raja Gongmin dari Goryeo


Raja Gongmin (공민왕/恭愍王) lahir pada tahun 1330 dengan nama Wang Jeon (왕전/王祺). Ia naik tahta sebagai Raja Goryeo pada tahun 1351 diusia 21 tahun. Ia merupakan putra kedua Raja Chungsuk. Nama Mongol-nya adalah Bayàn Temür. 

Raja Gongmin tinggal selama bertahun-tahun di istana Yuan sejak ia dikirimkan kesana pada tahun 1341, sebelum ia naik tahta. Ia menikahi puteri Mongol Ratu Noguk (노국대장공주, 魯國大長公主). Ini adalah tradisi kerajaan Goryeo yang dimulai oleh Raja Chungnyeol. Para pemimpin Korea saat itu menikahi puteri-puteri Mongol dan dikirim ke istana Yuan, sebagai tawanan. 

Raja Gongmin dikenal baik atas kemahirannya di dalam seni dan dianggap sebagai salah satu seniman terbaik di dalam periode Goryeo. Ia juga dikenal baik atas karya kaligrafinya. Contoh dari karyanya adalah: Chonsan Daeryopdo (천산대렵도), Noguk daejanggong jujin (노국대장공주진), Seokgachulsansang (석가출산상), Abanggungdo (아방궁도), Hyungreungsansudo (현릉산수도), Dongjabouhyunyukavaeksangdo (동자보현육아백상도).

Gongmin merupakan seorang reformator dari Goryeo dan merupakan raja Goryeo yang berani mengumumkan dirinya sendiri sebagai kaisar sebagai bagian reformasi yang diambil alih olehnya dalam upaya untuk memulihkan posisi Goryeo menjadi negara yang independen.

Setelah disintegrasi Yuan, yang telah mendominasi Semenanjung Korea sejak invasi Mongol di Korea pada tahun 1238, Gongmin memulai usahanya untuk pemerintahan Goryeo. Kegiatan pertamanya adalah menyingkirkan seluruh aristokrat pro-Mongol dan pejabat militer dari posisi mereka. 

Inilah usaha-usaha reformasi yang dilakukan oleh Gongmin beserta prestasi-prestasinya dan juga peristiwa-peristiwa terkenal lainnya yang terjadi sepanjang pemerintahannya:

-Pemberontakan pejabat tinggi Jo Il-shin pada tahun 1352. Jo Il-shin merupakan salah seorang yang dipecat, ia membuat sebuah faksi untuk melancarkan kudeta melawan raja yang, namun pemberontakan ini berhasil diredakan oleh Jenderal Choe Yeong.

-Pada tahun 1356, pasukan Goryeo merebut kembali provinsi-provinsi yang dulu dikuasai oleh Mongol. Usaha ini dibantu oleh Yi Ja-chun, seorang pejabat kecil yang melayani Mongol di Ssangseong, dan putranya Yi Seonggye (pendiri Dinasti Joseon). 

-Jenderal Yi Seonggye dan Jenderal Ji Yongsu memimpin sebuah kampanye militer ke Liaoyang di tahun 1356.

-Reformasi pertanahan. Hibah sistem tanah telah dirusak, dan pemimpin Mongol lebih mengutamakan para pejabat, bersama dengan beberapa aristokrasi. Mereka memiliki sebagian besar tanah pertanian, yang dikerjakan oleh petani sewaan dan tukang gadai. Raja Gongmin berusaha mereformasi tanah tersebut. Ia memarahi para pejabat dengan mengatakan bahwa merekalah yang seharusnya melakukan reformasi tersebut, karena mereka adalah pemilik dari tanah mereka sendiri.

-Perang melawan Bajak Laut Wokou yang mengusik semenanjung Korea. Bajak laut ini sudah menjadi organisasi militer yang terorganisasi dengan baik dan merampok diseluruh penjuru negara. Jenderal Choe Yeong dan Yi Seonggye dipanggil oleh Gongmin untuk memerangi mereka.

-Serbuan pasukan Sorban Merah yang menyerang Goryeo pada tahun 1359.

-Serbuan pasukan Sorban Merah yang kedua pada tahun 1361. Pasukan Sorban Merah menguasai Kaesong dalam periode yang pendek, namun dapat dikalahkan oleh Jenderal Choe Yeong, Yi Seonggye, Jeong Seun, Yi Bang-sil.

-Penyelundupan biji kapas oleh Mun Ik-jeom pada tahun 1364. Mun Ik-jeom adalah seorang diplomat Goryeo yang ditempatkan di Tiongkok. Dalam perjalanan pulangnya dari Yuan ke Korea sebagai utusan, ia membawa beberapa biji kapas yang disimpan dalam pegangan kuas bambunya dan memperkenalkannya di Semenanjung Korea untuk pertama kalinya pada saat bahan pembuat pakaian tersebut dilarang dibudidayakan di Korea oleh Mongol. Ia menanam kapas secara diam-diam di halaman rumah bersama ayah mertuanya dan memanennya dalam jumlah besar. Peristiwa ini ikut menggerakan industri pembuatan pakaian di Korea yang sebelumnya menggunakan bahan dasar rami. Mun Ik-jeom sampai sekarang dikenal akan jasanya dalam memulai industri tekstil. Kebun kapas pertama di Korea di kampung halaman Mun Ik-jeom di Desa Sawol, Kabupaten Sancheong, Provinsi Gyeongsang Selatan, saat ini dijadikan sebagai situs bersejarah nomor 108 oleh pemerintah Korea Selatan. 

-Pemberontakan Menteri Kim Yon-an pada tahun 1363 yang bermaksud menggulingkan pemerintah dengan dibantu oleh 10.000 pasukan Mongol yang masuk ke wilayah Goryeo. Pemberontakan ini berhasil dipadamkan oleh Jendral Choe Young.

-Ratu Noguk wafat pada tahun 1365. Hubungan antara Ratu Noguk dan raja sangat dekat namun mereka gagal untuk menghasilkan keturunan selama bertahun-tahun lamanya. Raja mengabaikan saran untuk mengambil istri kedua. Ratu Noguk akhirnya mengandung pada tahun 1365 namun ia meninggal pada saat melahirkan.

-Pembangunan Jongrung, makam Ratu Noguk pada tahun 1365 yang diselesaikan 7 tahun kemudian pada tahun 1372. Jongrung merupakan salah satu dari kompleks Makam Kerajaan Hyonjongrung.

-Perang melawan bajak laut Jepang dan sisa-sisa pasukan Mongol di Pulau Jeju. Mula-mula Jendral Choe Young berhadapan Mongol, setelah bertempur dengan sengit akhirnya ia berhasil membebaskan pulau itu.


Kematian Ratu Noguk membuat raja menjadi depresi dan terganggu mentalnya. Ia menjadi berbeda dalam mengambil kebijakan-kebijakan politik. Ada cerita rakyat yang menceritakan masa-masa berkabung Raja Gongmin. Ketika Ratu Noguk meninggal, Gongmin memperkerjakan beberapa peramal untuk menemukan lokasi makam yang tepat. Sedih karena tidak ada seorangpun yang dapat menyenangkannya, ia memerintahkan bahwa peramal yang dapat memenuhi syarat akan diberikan apapun yang diinginkannya, namun jika mereka gagal maka eksekusi adalah imbalannya. Ketika seorang peramal muda memberitahukannya untuk meninjau sebuah tempat di luar Kaesong, Gongmin secara rahasia memberitahukan para penasehatnya bahwa jika ia melambaikan saputangannya mereka harus mengeksekusi sang peramal tersebut.

Ketika peramal itu membawa pengawal raja ke tempat dimana Makam Kerajaan Hyonjongrung sekarang berlokasi, Gongmin memanjat bukit yang berlawanan untuk meninjau situs tersebut. Ketika ia mencapai puncak bukit tersebut, ia kelelahan. Ia mengangkat alisnya dan mengamati area tersebut dan gembira telah menemukan tempat yang tepat dan bersiap-siap untuk memberikan selamat kepada peramal muda tersebut. Namun setelah menuruni bukit ia mendapatkan bahwa pemuda itu telah dieksekusi karena pengawalnya telah melihatnya mengusap alisnya dan mengira bahwa ia ingin agar pemuda itu dieksekusi.

Setelah bermimpi bahwa seorang biksu akan menyelamatkan hidupnya, Raja Gongmin mempromosikan seorang biksu bernama Shin Ton dengan jabatan tinggi dalam pemerintahannya dan memberikan kepercayaan besar padanya. Pada mulanya, Shin memang bekerja keras meningkatkan taraf hidup petani dan mendapat tentangan dari banyak pejabat. Namun dengan dukungan raja, dia justru menjadi sewenang-wenang dan korup. Jendral Choe Young yang anti korupsi akhirnya menjadi musuh Shin Ton. Shin Ton lalu memfitnah Choe sehingga dibuang ke pengasingan selama enam tahun bahkan hampir dihukum mati. Namun, setelah enam tahun, Shin Don kehilangan posisinya dan Jendral Choe Young dipulihkan namanya dan dikembalikan ke posisinya.

Konon menurut banyak cerita yang tersebar di era Joseon awal, Gongmin yang frustasi atas kematian Ratu Indeok (Putri Noguk) tidak punya keinginan untuk terlibat dalam hubungan seksual dengan wanita lain. Ia menjadi sering melakukan pesta pora dan dikabarkan menjadi tertarik pada para pengawalnya, para prajurit Jajewi-Pasukan Khusus Pengawal Istana). Jajewi adalah pasukan elit pengawal raja (semacam Hwarang dari Silla) yang terdiri dari para pemuda yang memiliki keahlian individual diatas rata-rata. Gongmin yang selalu menginginkan seorang putra dari salah satu ratunya, lalu memerintahkan Hong Ryun (anggota Jajewi) untuk meniduri Ratu Ik, Ratu ke-3 nya. Kisah inilah yang menjadi inti cerita dari film A Frozen Flower. Ratu Ik adalah putri dari Wang Ui (Pangeran Deokpoong). Dia diangkat menjadi ratu bersama dengan Ratu Hye, Ratu Jeong, dan Ratu Shin setelah kematian Ratu Indeok (Putri Noguk). Pada September 1374, salah satu kasim Gongmin, kasim Choi Manseng melaporkan pada Gongmin bahwa Ratu Ik mengandung anak dari Hong Ryun. Gongmin yang ingin membuat anak ini sebagai anaknya, memerintahkan Choi Manseng untuk membunuh Hong Ryun dan para pengikutnya. Namun, Choi Maseng malah pergi ke Hong Ryun, mengungkapkan perintah raja. Mereka lalu merencanakan pembunuhan Raja Gongmin bersama dengan beberapa prajurit Jajewi lainnya seperti Han Ahn, Kwon Jin, Hong Gwan, dan Noh Seon. Komplotan ini didukung oleh pejabat tinggi yang bernama Yi In-Im, salah satu pejabat Goryeo. Birokrat-birokrat lama Goryeo tidak pernah memaafkan Raja Gongmin atas upaya reformasinya. Mereka menganggap kebijakan-kebijakannya yang memutuskan segala hubungan dengan Yuan dan membangun hubungan dengan Ming Cina sebagai ancaman langsung terhadap status mereka dan cemas akan usaha reformasinya lebih lanjut yang masih belum dibuatnya. Oleh karena itu mereka memanfaat komplotan Hongryun untuk menyingkirkan Gongmin. Mereka membunuh Gongmin saat Gongmin sedang tidur.

Setelah pembunuhan ini, Hong Ryun dan komplotannya lalu dikhianati oleh Yi In Yim, yang bersama-sama dengan Kyung Bok-heung dan kasim Yi Gang-dal, langsung bergerak untuk menangkap Hong Ryun, Choi Manseng, dan orang lain yang terlibat dalam pembunuhan pada hari berikutnya. Mereka kemudian dieksekusi dan ada juga yang diasingkan.

Gongmin wafat pada tahun 1374 diusia 44 tahun ketika dia masih berusaha mewujudkan reformasi dan melepaskan Goryeo dari penjajahan bangsa asing. Gongmin duduk di-tahta Goryeo selama 23 tahun.

Gongmin tidak menerima nama kuil sebagai seorang Raja, namun dia diakui merupakan salah seorang raja terbesar Goryeo dan menjadi Raja Goryeo yang paling terkenal selain Raja Taejo Wanggeun (pendiri Goryeo). 

Dinasti Goryeo runtuh 18 tahun setelah kematian Gongmin. Banyak orang berpendapat, andaikan Gongmin dapat terus memerintah hingga berusia lanjut, maka Goryeo akan mampu bertahan lebih lama lagi.

Pada masa-masa awal dinasti Joseon, para bangsawan dan pejabat Joseon menyebarkan banyak cerita-cerita yang mengdiskreditkan Raja Gongmin, agar pergantian dinasti dapat diterima oleh rakyat.

Makam Raja Gongmin dinamakan Makam Kerajaan Hyonjongrung yang berlokasi di Haeson-ri, Provinsi Kaepung di pinggir kota Kaesong, Korea Utara. Situs tersebut terdiri dari dua gundukan makam yang terpisah, Hyonrung, yang merupakan makam Gongmin, dan Jongrung yang merupakan makam istrinya, Ratu Noguk. Patung-patung yang dinominasikan untuk Warisan Dunia, merupakan salah satu dari makam kerajaan yang dilestarikan di Korea Utara yang masih utuh, dan terhindar dari "restorasi" dibawah pemerintahan Komunis. Makam-makam tersebut terdiri dari ukiran granit yang dilapisi oleh bukit kecil dan dikelilingi oleh patung-patung domba dan macan, menggambarkan negara Korea dan Mongolia. Jalan yang menyongsong makam-makam tersebut dikelilingi dengan patung-patung pejabat militer dan sarjana Konfusianisme. Penempatan mereka merupakan pertimbangan penting untuk raja, dan banyak peramal, ahli nujum, dan ahli matematika dikonsultasikan untuk memastikan agar situs tersebut memiliki feng shui yang bagus. 

Banyak dari pusaka makam tersebut yang hilang pada tahun 1905 ketika ruangan makam tersebut dihancurkan oleh dinamit dan dijarah oleh Jepang. Hampir dari seluruh pusaka tersebut dipercaya telah dibawa ke Jepang, meskipun peti jenazah Gongmin saat ini dipamerkan di Museum Goryeo, Kaesong.

Raja Gongmin menjadi raja di masa raja-raja besar diberbagai belahan dunia juga bertakhta. Gongmin adalah Raja Goryeo ketika Maharaja Hayam Wuruk menjadi penguasa Majapahit yang menaklukkan Asia Tenggara bersama dengan perdana menterinya yang terkenal, Mahapatih Gajah Mada. Gongmin juga menjadi raja Goryeo di tahun yang sama dengan tahun terjadinya Perang Bubat, yang menewaskan Raja Sunda Galuh dan putrinya, Dyah PitalokaGongmin juga memerintah Goryeo ketika Raja Edward III masih menjadi Raja Inggris, dan Raja Charles V yang bijaksana menjadi Raja Prancis. Dia juga adalah raja Goryeo ketika Sultan Murad I yang termasyur itu menjadi penguasa Kesultanan Ottoman. Gongmin memerintah Goryeo di masa yang sama ketika Sultan Murad I berhasil menguasai Adrianopel, juga saat terjadi Pertempuran Maritsia. Beliau juga menjadi menjadi raja di masa yang sama ketika Ramathibodi I dari Dinasti Uthong mendirikan Kerajaan Ayutthaya di Thailand.

Beberapa aktor yang memerankan Raja Gongmin

Film A Frozen Flower

Drama-drama yang mengambil era pemerintahan Raja Gongmin adalah Shin Don , The Great Seer (dibintangi oleh Jisung dan Ji Jin-he), Faith (dibintangi oleh Lee Min-ho), dan Empress Ki (dibintangi oleh Ha Ji-won dan Joo Jin-mo). Sedangkan film yang menceritakan tentang Raja Gongmin adalah film A Forzen Flower (dibintangi ole Jo in-sung, Jo Sung-mo, Song Ji-hyo, Song Joong-ki). Film A Frozen Flower sempat masuk dalam daftar box office di Amerika.




32. Raja U (Woo) dari Goryeo 

Raja Woo (우왕/禑王) lahir pada tahun 1363 dengan nama Monino. Ia menjadi Raja Goryeo pada tahun 1374 diusia 11 tahun, setelah Raja Gongmin dibunuh. 

Pada tahun 1374 pejabat tinggi yang bernama Yi In-Im memimpin pasukan yang kecil namun kuat yang merupakan faksi anti-Ming dan membunuh Raja Gongmin. Yi In-im mengambil kontrol penuh atas kekuasaan setelah membunuh Raja Gongmin. Grup anti-Ming itu memahkotai Raja Woo yang konon dilahirkan dari seorang budak perempuan istana sebagai pewaris Gongmin. Menurut catatan, Raja Woo adalah putra Raja Gongmin dari seorang pelayan Shin Don yang bernama Han Ban-ya. Awalnya Raja Gongmin menolak Woo sebagai anaknya bahkan tidak mau memberinya nama, sehingga untuk sementara waktu, Woo tidak menyandang nama marga Wang. Shin Don lalu membawa Woo dan membesarkannya. Shin Don memberinya nama Monino (artinya "hamba Buddha"). Monino tidak diizinkan untuk memasuki atau tinggal di dalam istana. Ketika Shin Don meninggal tahun 1371, Raja Gongmin yang tidak kunjung memiliki keturunan lalu memanggil Monino ke istana, dan secara resmi mengakui dan menyatakan anak itu sebagai anaknya dan pewaris tunggal takhta. Monino lalu diangkat sebagai Putra Mahkota dan berganti nama menjadi Wang Woo (왕우). 

Pihak China (Yuan) sangat curiga dengan kematian mendadak Raja Gongmin dan sangsi akan kesahan Raja Woo yang masih belia itu. Yuan menyatakan bahwa Raja Woo bukanlah raja yang sah karena Gongmin tidak pernah memiliki seorang putra, sesuai dengan pengetahuan pihak Yuan. Yuan mengirim Toghtua Bukha (Raja Shen) untuk mendampingi cucu dari Wang Geo (Raja Chungyeol), yang diinginkan pihak Yuan sebagai Raja baru Goryeo. Pada Agustus 1375, Yi In-im menghentikan Toghtua Bukha yang sedang dalam perjalanan ke ibukota Goryeo, dan mengirimnya kembali ke Shen. Pada 1377, Yuan menyetujui Wu sebagai raja baru Goryeo, disusul dengan pengakuan Ming pada tahun 1378. Meskipun telah diakui oleh pihak Yuan dan Ming, namun status kebangsawanan Woo yang masih diragukan membuatnya menjadi satu-satunya raja di dalam sejarah panjang Korea yang tidak memiliki nama Anumerta atas pemerintahannya.

Ada banyak peristiwa yang terjadi dimasa pemerintahan Raja U, diantaranya:

-Penolakan pihak China terhadap utusan Goryeo di dalam perjalanan menuju istana Ming dengan catatan bahwa Goryeo mengirimkan kuda-kuda yang tua dan lemah sebagai upeti. 

-Goryeo mengirim Na Hong-yu sebagai utusan ke Jepang pada 1375, untuk meminta pemerintah Jepang untuk membantu dalam perjuangan mereka melawan bajak laut Jepang. Tahun 1376, bajak laut Jepang memasuki wilayah Goryeo dan mencaplok kota Gongju setelah mengalahkan walikota Kim Sa-hyuk. Goryeo membentuk pasukan besar untuk melawan mereka. Choi Young mengalahkan bajak laut Jepang di Hongsan pada 1376. 

-Ratusan warga Korea diculik oleh bajak laut Jepang berhasil dibawa kembali ke Korea pada 1377 oleh Jeong Mong-ju. Hal itu dilakukan oleh Jeong Mong-ju dalam kunjungannya ke Kyushu dan Imakawa.

-Penemuan bubuk mesiu oleh ilmuwan Choi Mu-Seon.

-Perang melawan bajak laut Jepang kembali dilanjutkan pada tahun 1380. Na Sae dan Choi Mu-seon berhasil membakar lebih dari 500 kapal Jepang dengan mesiu dan meriam. Ditahun yang sama, Jendral Yi Seong-gye berhasil mengalahkan bajak laut Jepang di Hwangsan pada tahun yang sama. 

-Jendral Jeong Ji berhasil menghancurkan ratusan kapal bajak laut Jepang tahun 1383

-Pada bulan Februari 1388, Dinasti Ming mengumumkan niatnya untuk mendirikan sebuah markas besar komando di jalur Ch'ollyeong di ujung selatan dataran Hamgyŏng. Pendudukan wilayah tersebut oleh pasukan Ming sama dengan menganeksasi seluruh wilayah timur laut yang dulunya dipimpin oleh Mongol. Raja Wu dan Choi Young memutuskan untuk mengirim pasukan untuk menaklukkan Yodong (Liadong dalam bahasa Cina). Wu juga memerintahkan perbaikan Benteng Joong Heung untuk mempersiapkan perang dan mengirim Park Ui-jong sebagai utusan ke Ming untuk memberi mereka tahu keberatan Goryeo jika Ming mengambil wilayah milik Goryeo.

-Penyingkiran faksi anti-Ming yang berkuasa di Kaesŏng oleh Jenderal Choe Yeong dan Jenderal Yi Seonggye, untuk mengurangi ancaman dari Dinasti Ming. Faksi ini dipimpin oleh Yi In-Im. Aksi ini membuat Jendral Choe Young mengambil kontrol di dalam pemerintahan. 

-Upaya Raja Woo untuk menyerang Dinasti Ming pada tahun 1388. Penasehat Raja Woo memancingnya untuk menyerang tentara Ming yang kuat, yang melanggar praktik Goryeo kuno untuk tidak menyerang negara tetangganya. Raja U melangkah lebih jauh dan bersikeras menyerang China. Akibat dari perang ini, Ia, Putra Mahkota, dan anggota keluarga kerajaan lainnya terpaksa pergi ke Hansung (Seoul). Raja menugaskan Wu Hyeonbo untuk bertanggung jawab atas ibukota. Raja lalu berangkat ke Provinsi Seohae bersama dengan Jendral Choi Young untuk berperang. Pada bulan April, ia menunjuk Choi Young sebagai Komandan Tertinggi, sedangkan Jo Minsu dan Yi Seong-gye ditunjuk sebagai Wakil Komandan.

-Pembelotan Jendral Yi Seong-gye (kelak Raja Taejo dari Joseon). Pada bulan Mei 1388, Yi Seong-gye dan Jo Minsu mendirikan kamp di Wihwado dengan 50.000 tentara. Tentara tidak bisa maju lagi karena air Sungai Amrok yang meluap. Yi Seong-gye dan Jo Minsu meminta izin untuk mundur, tapi Raja Woo dan Choi Young tidak mengijinkan permintaan mereka. Jenderal Yi kemudian membuat keputusan penting yang akan mengubah jalannya sejarah Korea. Yi Seong-gye dan Jo Minsu lalu membelot dengan membawa seluruh pasukannya mundur dan menuju ibukota. Yi Seong-gye menyadari bahwa keputusannya tentang perang melawan Ming mendapatkan dukungan dari pejabat tinggi pemerintah dan rakyat, ia memanfaatkan dukungan ini untuk membawa kembali pasukannya ke ibukota dan mengambil kendali pemerintahan Goryeo. Bagi Yi Seong-gye dan Jo Minsu, hal itu jauh lebih baik ketimbang menghancurkan pasukan mereka dengan menyerang Ming. Insiden ini dikenal dengan nama Pengunduran Wihwado (위화도 회군) dan menjadi tanda-tanda awal pergantian dinasti.


Kecerobohan Raja Woo yang bersikeras meyerang China membuat malapetaka yang justru membunuhnya dan menghancurkan dinasti. Yi Seong-gye, sejak awal memang menolak perang dengan Ming dan bersikeras bahwa itu bukan ide yang baik. Ia juga meminta perang ditunda sampai setidaknya musim gugur ketika makanan yang berlimpah, namun ia tidak punya pilihan selain pergi berperang karena dirinya berada dibawah perintah Jendral Choi Young. Jenderal Yi Seong-gye yang menyadari kekuatan dari pasukan Ming ketika ia bertemu dengan mereka di Sungai Amrok, dan membuat keputusan penting yang akan mengubah arah sejarah Korea. Ia kembali ke ibukota dan mengambil kontrol pemerintahan daripada menghadapi kemungkinan akan kehancuran pasukannya. Jenderal Yi Seong-gye kembali ke Kaesŏng dan mengambil kontrol istana 

Raja Woo kembali ke Kaesŏng setelah mendengar berita ini dan memerintahkan Choi Young untuk menyerang mereka. Yi Seong-gye dan Jo Minsu terpaksa mundur dalam pertempuran pertama melawan Choi Young, tapi mereka akhirnya menang dan mengambil alih Gaesong pada pertengahan bulan Juni 1388. Jendral Choi Young yang kalah kemudian ditangkap dan diasingkan. Raja Woo digulingkan pada tahun 1388 saat dia berusia 25 tahun, dan telah menjadi raja selama 14 tahun. Ia diasingkan ke Pulau Ganghwa, dan pindahkan ke Gangneung pada bulan November 1389. Putranya, Chang dinobatkan setelah menggantikan Woo. Dia dan anaknya, yang juga diturunkan dari takhta, dijatuhi hukuman mati pada bulan Desember 1389.

Raja Woo adalah raja Goryeo saat Raja Hayam Wuruk menyerang Sumatera untuk menaklukkan sisa-sisa Kerajaan Sriwijaya di Palembang yang memberontak terhadap Kerajaan Majapahit. Woo juga memerintah Goryeo ketika Raja Richard II menjadi raja Inggris. Juga di saat Raja Charles V yang bijaksana dari Prancis digantikan oleh putranya yang gila, Raja Charles VI. Beliau juga menjadi menjadi raja di masa yang sama ketika Ramathibodi I dari Dinasti Uthong mendirikan Kerajaan Ayutthaya di Thailand. Woo dan putranya, Chang wafat di tahun yang sama dengan tahun kematian Raja Murad I.

Aktor yang memerankan Raja Woo

Film yang mengambil latar pada masa pemerintahan Raja U adalah film Musa:The Ultimate Warrior (2001) yang menceritakan tentang sebuah misi diplomatik ke Dinasti Ming, dan dibintangi oleh Jung Woo-sung, Ahn Sung-ki, Zhang Zi-yi, dan Joo Jin-moo. Raja U juga sempat muncul dalam drama The Great Seer (dibintangi oleh Jisung dan Ji Jin-he)




33. Raja Chang dari Goryeo 

Raja Chang (창왕) dilahirkan pada tahun 1381 dengan nama Wang Chang (왕창). Ia merupakan putra Raja Woo, dan bertahta pada tahun 1388 saat dia berusia 7 tahun. Raja Chang merupakan raja ke-33 dan raja termuda yang memimpin Goryeo.

Setelah Raja Woo digulingkan, terjadi perbedaan pendapat antara Yi Seong-gye dan Jo Minsu. Jo Minsu ingin menobatkan putra Woo, Chang, sebagai raja berikutnya, sedangkan Yi Seong-gye ingin menobatkan orang lain dari keluarga kerajaan. Jo Minsu tidak memiliki pendukung yang kuat, sehingga dia meminta Yi Saek untuk mendukung dia. Yi Saek lalu menghadap Ratu ketiga Raja Gongmin, Ratu Ik, dan memohon Ratu Ik untuk menobatkan Chang sebagai raja. Ratu Ik mengabulkan permintaan mereka dan Chang dinobatkan sebagai raja pada usia 7.

Yi Saek dan Jo Minsu lalu menjadi tokoh-tokoh yang memiliki kekuasaan yang besar setelah penobatan Chang. Yi Seong-gye yang kesal dan frustasi meminta izin untuk pensiun, namun permintaan Yi Seong-gye tidak dikabulkan. Yi Seong-gye, Jeong Do-jeon, dan Jo Ju-ni menginginkan reformasi pada pemerintahan. Pada Juli 1388, Jo Juni meminta Raja Chang melakukan reformasi mengenai posisi pemerintah, kelas, tentara, dan politik setelah berdiskusi dengan Yi Seong-gye dan Jeong Do-jeon. Namun Jo Minsu menolak rencana Jo Ju-ni. Jo Ju-ni merespon penolakan itu dengan memberhentikan Jo Minsu atas tuduhan menerima suap dan diasingkan ke Changnyung pada bulan Agustus 1388.

Pembuangan Jo Minsu merupakan pukulan besar bagi Yi Saek, namun Yi Saek masih memiliki kekuatan sebagai Perdana Mentri. Dia dan anggota fraksi nya seperti Yi Im, Wu Hyeon-bo, Byun Ahn-yeol, dan Kwon Geun berusaha mencegah faksi Yi Seong-gye dalam melaksanakan rencana reformasi mereka.

Ketika faksi Yi Seong-gye mulai untuk menjadi lebih kuat, Yi Saek memutuskan menggunakan kekuatan Ming untuk menyingkirkan Yi Seong-gye dan mendorong untuk kunjungan Raja Chang ke Ming. Namun permintaan Yi Saek tidak diterima, ia lalu mengundurkan diri sebagai Perdana Mentri. Raja Chang mengirim utusan ke rumah Yi Saek untuk membawa Yi Saek kembali, tapi Lee Saek menolak untuk kembali. Yi Seong-gye pun memanfaatkan hal ini dengan mengambil kontrol penuh atas kekuasaan. Hal ini membuat Kim Jeo dan Jeong Deuk-hu mencoba menyuap Kwak Chung-bo untuk membunuh Yi Seong-gye agar dapat menempatkan Raja Woo kembali ke atas takhta. Kwak Chung-bo malah menghadap Yi Seong-gye dan memberitahu rencana mereka. Kim Jeo lalu ditangkap, sedangkan Jeong Deuk-hu memilih untuk bunuh diri. 

Kim Jeo yang tidak tahan disiksa, lalu mengungkapkan bahwa Byun Ahn-yeol, Yi Im, Wu Hyeon-bo, Wu Di-yeol, Wang Ahn-deok, dan Wu Hong-su terlibat dalam konspirasi pembunuhan Yi Seong-gye. Orang-orang itu ada dieksekusi atau diasingkan. Namun, ada fakta bahwa semua orang di daftar konspirasi itu berasal dari faksi anti Yi Seong-gye sehingga mungkin sekali bahwa seluruh tuduhan pengkhianatan itu dibuat oleh Yi Seong-gye dan faksinya.

Yi Seong-gye, Jo Ju-ni, Jeong Do-jeon, dan Jeong Mong-ju lalu menggulingkan Raja Chang dan mengasingkannya ke Pulau Ganghwa pada bulan November 1389. Fraksi Yi Seong-gye mengklaim bahwa Raja Woo dan Chang adalah keturunan Shin Don, bukan Raja Gongmin. Chang digantikan oleh saudara jauhnya, Raja Gongyang, dengan alasan bahwa Gongyang benar-benar berdarah biru. Hal ini mengacu pada kenyataan bahwa ayahnya bukanlah merupakan keturunan sah Raja Gongmin. Pada bulan Desember 1389, pengganti Raja Chang, Raja Gongyang, atas desakan Yi Seong-gye mengirim Yu Gu untuk mengeksekusi Raja Chang. Chang dibunuh bersama ayahnya tak lama setelah pelantikan Gongyang, saat Chang masih berusia 9 tahun.

Raja Chang adalah raja Goryeo ketika Ramesuan dari Wangsa Uthong bertakhta kembali sebagai Raja Ayutthaya. Chang juga memerintah Goryeo ketika Raja Richard II menjadi raja Inggris sebagai raja terakhir dari wangsa Plantagenat. Juga di saat Raja Charles VI yang terkenal gila menjadi raja PrancisChang dan ayahnya wafat di tahun yang sama dengan tahun kematian Raja Murad I dari Ottoman dan Raja Hayam Wuruk dari Majapahit.




34. Raja Gongyang dari Goryeo 

Raja Gongyang (공양왕/恭讓王) dilahirkan pada tahun 1345 dengan nama Wang Yo (왕요/王瑤) merupakan raja ke-34 dan yang terakhir memerintah Goryeo. Raja Gongyang naik takhta pada tahun 1389 setelah saudara jauhnya digulingkan. Gongyang merupakan generasi keturunan ke-7 dari Raja Sinjong, dari Pangeran Wang Gyun. Ia menikahi putri Pangeran Changseong, Sunbi dari klan Roh. Pada masa pemerintahannya yang singkat ini, raja-raja terdahulu yaitu Raja Woo dan Raja Chang dibunuh ditahun yang sama dengan pelantikkannya sebagai Raja Goryeo.

Setelah pembunuhan Jeong Mong-ju, pendukung terakhir raja-raja Goryeo, Gongyang digulingkan oleh Yi Seong-gye pada tahun 1392 dan Dinasti Goryeo pun berakhir. 

Ia mula-mula diasingkan ke Wonju, dan kemudian ke Samcheok dimana ia dieksekusi diusia 51 tahun pada bulan April 1394.

Raja Gonyang adalah raja Goryeo ketika Raja Richard II menjadi raja Inggris sebagai raja terakhir dari wangsa Plantagenat. Juga di saat Raja Charles VI yang terkenal gila masih menjadi raja Prancis. Beliau juga di nobatkan menjadi raja Goryeo ditahun yang sama dengan penobatan Bayezid I sebagai Sultan Ottoman. Gonyang juga memerintah disaat yang sama dengan masa-masa awal pemerintahan Kusumawardhani dan suaminya, Wikramawardhana sebagai penguasa Majapahit.

Aktor yang memerankan Raja Gongyang

Raja Gongyang sempat muncul dalam drama The Great Seer dan drama Jeong Do-jeon. Ia juga sering dimuncul dalam banyak drama yang menceritakan keruntuhan Dinasti Goryeo atau drama-drama yang menceritakan awal pembentukkan Dinasti Joseon.



AKHIR DINASTI

Konon ketika Dinasti Goryeo berakhir dan digantikan dengan dinasti Joseon, para anggota keluarga kerajaan Dinasti Goryeo dari marga Wang diasingkan kesebuah pulau dengan alasan untuk menjauhkan mereka dari pemerintahan yang baru. Namun ditengah perjalanan, kapal yang membawa mereka ditabrakkan ke sebuah tebing karang untuk membunuh mereka. Para anggota keluarga kerajaan yang selamat lalu mengganti marga mereka dari nama Wang menjadi Ok (marganya Ok Taecyeon 2PM), yang artinya batu Jade, karena memiliki kanji yang sama (王).

Dinasti dengan wilayah terluas yang pernah memerintah di Korea ini harus berakhir. Ironisnya dinasti ini diakhiri bukan oleh kerajaan-kerajaan saingan di semenanjung Korea, juga bukan oleh dinasti Yuan atau Ming yang pernah menjajah mereka, juga bukan pula oleh Bangsa Khitan yang ganas, juga bukan oleh para perompak dari Jepang. Dinasti ini berakhir akibat kudeta salah seorang pejabatnya, yang bukan berasal dari keturunan para raja dari dinasti sebelumnya.



Didahului oleh:

Artikel lainnya tentang Goryeo:
Para Jendral Termasyur Dari Korea Kuno

Artikel lainnya tentang Sejarah Korea:
PARA PUNGWOLJU HWARANG
DINASTI JOSEON
PANDUAN SEJARAH: DRAMA "HWARANG: POET OF YOUT" ATAU "HWARANG, THE BEGINING" (KBS 2017)
PUTRA-PUTRA WANG GEON


------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ARTIKEL INI DISUSUN DAN DITERBITKAN PERTAMA KALI
OLEH DELEIGEVEN MEDIA

SETIAP ARTIKEL YANG MEMILIKI ISI, SUSUNAN, DAN GAYA PENULISAN
YANG MIRIP DENGAN ARTIKEL INI MAKA ARTIKEL-ARTIKEL TERSEBUT
MENYADUR ARTIKEL INI.

DILARANG KERAS MEMPLAGIAT ARTIKEL INI!

CANTUMKAN LINK LENGKAP ARTIKEL INI DISETIAP KALIMAT YANG ANDA DISADUR DARI ARTIKEL INI. SESUAI UNDANG-UNDANG HAK CIPTA, JIKA MENYADUR/MENG-COPY MINIMAL SEPULUH KATA TANPA MENCANTUMKAN SUMBER DARI KALIMAT ITU (BERBEDA DARI PENCANTUMAN SUMBER DI CATATAN KAKI (FOOTNOTE) MAKA ITU ADALAH TINDAKAN PLAGIARISME.

JIKA ANDA MENYADUR SEBAGIAN BESAR ARTIKEL INI MAKA ANDA HARUS MENCANTUMKAN KALIMAT:
"ARTIKEL INI DISADUR DARI....(LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA",
ATAU:"SUMBER UTAMA DARI SEBAGIAN BESAR INFORMASI ARTIKEL INI DIAMBIL DARI (LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA"  
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Notes (Catatan):

*We strongly recommend all readers to read all the comments below for the other details which not mentioned by this article
(Sangat disarankan bagi para pembaca untnk melihat komentar-komentar artikel ini sebab beberapa komentar membahas rincian informasi yang tidak ditulis dalam artikel ini)

*Get various information about history in ENGLISH by open or follow our Instagram account: @deleigevenhistory(Dapatkan berbagai informasi sejarah dalam bahasa Inggris di akun instagram kami @deleigevenhistory)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Copyrights Story: Deleigeven Media
Copyrights Picture: SBS, MBC, KBS

Penyusun:
Penulis : Deleigeven
Editor : Juliet
Desain : Deleigeven
Penerbit: Deleigeven Media


Daftar Pustaka:
- History; Lee Byong Won
- Korea Adoption Of An AdaptationTo Chinese Culture Recorded; Moon Hyung-jin, Ho Thi Long An
- Homosexuality In Ancient And Modern Korea; Kim Young-gwan, Ahn Sook-ja; 2006
- The Place of Hwarang Among Special Militery Corps of Antiquity; Maurizio Riotto
- The Journal Of The Northeast Asia History; Napoli, Italia; 2012
- The Three Kingdom Of The Ancient Of Korea In The History Of Taekwondo
- Korea Travel Guide; Korea Be Inspired
- Korea Food & Stories; Korea Tourist & Culture Department


Sumber Website:
www.kbs.co.kr

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

28 comments:

  1. Woow..... Pertama saya pikir akan sama persis seperti wikipedia, tapi rupanya lebih lengkap.... Salut buat anda. Informasi mengenai Goryeo cukup minim di internet... Terima kasih atas informasinya.

    ReplyDelete
  2. Oh ya saya ingin tahu, apa ada anggota keluarga kerajaan Goryeo yang berpartisipasi dalam pemerintahan dinasti setelahnya? Marga mereka kan Wang, namun agak jarang mendengar nama marga Wang dari Korea.... Wang itu berbeda atau sama dengan marga Hwang?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai sdr.Michael.... Terima kasih atas apresiasi anda.
      Hmmm setau saya tidak ada keluarga kerajaan Goryeo yang turut serta dalam pemerintahan Joseon. Bahkan menurut legenda mereka dibunuh. (Saya sempat menulis mengenai hal ini dipostingan saya diatas)
      Marga Wang berbeda dengan Hwang. Marga Wang adalah marga keluarga kerajaan Goryeo (seperti Lee dari Joseon, Kim dan Park dari Silla, Go dari Goguryeo, dll), sedangkan marga Hwang adalah marga Korea yang berasal dari China yang artinya raja. Nah menurut legenda, para anggota keluarga kerajaan Goryeo yang selamat mengganti nama mereka dari Wang menjadi Ok karena memiliki aksara kanji yang sama. Makanya sekarang marga Wang jarang ditemui di Korea. Begitulah kira-kira. Semoga informasi ini dapat membantu.

      Delete
    2. Saya baca artikel ini karena drakor impress Ki , dan tertarik dengan karakter Wang yu yg diperankan oleh aktor Jo jin moo

      Delete
  3. wahh penjelasannya detail sekali. Jadi bisa menggandengnya dengan cerita drama drama saeguk korea. :)) Mau tanya, jadi pemeran wang yu di drama empress ki apakah dia raja Gongmin itu atau bukan ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear sdri.Cha Medina,
      Terima kasih karena telah berkunjung dan juga atas apresiasinya.
      Drama Empress Ki sebenarnya adalah drama saegeuk yang sangat tidak sesuai sejarah dengan sejarah Korea dan Tiongkok. Empress Ki bukanlah tokoh Protagonis (tokoh yang baik) dalam sejarah Korea melainkan kebalikannya, dia merupakan tokoh antagonis bagi rakyat Korea pada masa itu, dan dianggap sebagai pengkhianat bangsanya.
      Dia adalah permaisuri Kaisar Huizong dari Dinasti Yuan yang kelak anaknya akan menjadi Kaisar Yuan. Pangeran Wong Yoo juga adalah tokoh fiktif, namun jika disesuaikan dengan tahun hidup dan era kekuasaan Empress Ki maka Pangeran Wang Yoo adalah adalah Chunghye (raja Goryeo yang terkenal lalim). Karakter Raja Chunghye yang sebenarnya dapat dilihat dalam drama Faith, karena dia adalah raja yang membunuh guru dari Jendral Choiyoung.
      Empress Ki memang adalah seorang Korea karena keluarganya adalah bangsawan Goryeo, tapi setelah menjadi permaisuri Yuan, dia justru ingin menyerang negaranya karena ingin menjadikan kakaknya sebagai raja. Kakak dari Empress Ki bernama Gi Cheol (tokoh antagonis dalam drama Faith yang dibintangi oleh Lee Minho). Empress Ki adalah ratu yang meskipun tidak dimunculkan dalam drama Faith, namun semua kebijakan dinasti Yuan yang merugikan Goryeo yang selalu dipaksakan oleh Gicheol, berasal darinya. Sebagai pembanding Drama Empress Ki dan untuk mengetahui latar sejarah Empress Ki, Pangeran Wang Yoo, dan Raja Gongmin, maka drama Faith adalah drama yang tepat.
      Demikian penjelasannya. Semoga dapat membantu.
      Salam.

      Delete
    2. Waw penjelasan anda detail sekali min...ternyata empress ki adalah ratu yuan di balik semua tindakan gi cheol di drama faith...sempat bingung di drama empress ki mengacu ke ratu korea yang mana, dan sekarang baru ngerti, terima kasih atas penjelasan nya...

      Delete
    3. Min..dr malam sy mencari artikel fakta sejarah dr drama faith,diulik2 dikait2kan dg six flaying dragon plus empress ki..akhrinya dpt jg benang lurusnya. Kmrn masih kusut nyambungna..sdh ada gambarannya,tp msh meraba2. Makasih min.. Oh ya,kalau dg drama dong yi,itu msh tahun lampau drama faith ya?

      Delete
  4. min,, artikelna bagus deh.. tp koq joseon awal error ya min,, tolong dibenerin yah min baik.. aq tertarik baca sejarahna krn drama yg baru ini six flying dragon.. gamsahamnida..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, terima kasih karena telah berkunjung ke blog ini.
      Mengenai artikel Joseon, mungkin anda mengklik link yang url nya lama sehingga reportnya error. Saya mohon maaf karena saya pernah mengganti judul artikelnya jadi mungkin url-nya terganti.
      Silahkan klik link ini untuk membuka artikel: Dinasti Joseon: Periode awal

      Delete
  5. Owh begitu min. Terima kasih penjelasannya yang sangat lengkap ya. Yah padahal ,, kirain emang Empreesss ki itu baik, eh ternyata kebalikaannya. Yah namanya drama juga hehehe :D gamsahamnida admin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama... Drama Empress Ki memang drama yang sangat bagus karena cerita drama dan akting para pemainnya bagus & para pemainnya adalah aktor & Aktris kelas atas. mungkin sebaiknya kita tetap menikmati dramanya meskipun sudah mengetahui sejarah aslinya. Drama yang bagus tetaplah bagus walau mungkin kenyataannya berbeda ^_^
      Silahkan berkunjung kembali ke artikel lainnya... Salam.

      Delete
  6. Min..kalau drama moon lovers :scarlet heart ryeo itu gmn ya?sesuai sejarah atau g?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo...
      Mengenai Scarlet Heart Ryeo, sejauh ini (selain munculnya si IU dari masa depan) masih sesuai sejarah. Karakter tokoh-tokohnya juga.
      Ada cukup banyak tulisan mengenai putra-putra Taejo, jadi tidak terlalu sulit menilai apakah karakter dalam drama/film itu sesuai sejarah atau tidak.

      Wang So (Raja Gwangjong), karakter dan sejarah mirip sekali dengan Yi Bang-won (Raja Taejong dari Joseon). Keras, otoriter, jago beladiri, dan "kejam", karena mampu membantai semua oposannya, termasuk keluarga dan saudara-saudaranya sendiri.

      Wang Mu/Raja Hyejong (pengganti Taejo Wang Geon) juga agak mirip dengan Raja Jeongjong (Pengganti Taejo Yi Seong-gye dari Joseon), yaitu seorang putra mahkota yang bijak dan hatinya lebih lembut dari pada adik-adiknya, juga bukan seseorang yang siap mewarisi tahta Goryeo.

      Wang Yo/Raja Jeongjong (Pengganti Hyejong) juga adalah pangeran yang sangat ambisius, mirip dengan Wang So namun karena Wang So memerintah cukup lama maka Wang So terlihat lebih kejam dan otoriter. Kelak, putra-putra Wang Yo akan dibantai oleh Wang So.

      Wang Wook/Daejong Wook adalah pangeran yang pandai. Meskipun sering tidak cocok dengan Wang So karena Wang So berbeda kubu dengan kubu ibunya Wang Wook, namun Wang Wook adalah pangeran yang lebih bijak. Karena Wang Wook berasal dari kubu yang kuat dan berpengaruh maka putra Wang Wook selamat dari segala pembersihan yang dilakukan oleh saudara-saudaranya dan kelak menjadi raja Goryeo pengganti Raja Gyeongjong (putranya Wang So).

      Wang Wook/Pangeran Baek-ah/Ahnjong Wook adalah pangeran yang sulit dilacak infonya. Mungkin itu sebabnya dia digambarkan sebagai pangeran yang lebih pendiam dan lebih tenang dibandingkan saudara-saudaranya. Baek Ah adalah pangeran yang tenang dan jauh dari tahta. Itu sebabnya putra dan keturunan Baek Ah tidak dibantai oleh Wang Yo dan Wang So saat mereka menjadi raja Goryeo, demikian juga saat keponakan-keponakannya menjadi raja. Karena itu, putra Baek Ah selamat dari segala pembersihan yang dilakukan oleh saudara-saudaranya dan kelak menjadi raja Goryeo pengganti Raja Mokjong (cucunya Wang So).
      Meskipun tidak pernah menjadi raja, namun setelah semua saudaranya meninggal, keturunan Baek Ah lah yang menjadi raja-raja Goryeo hingga kerajaan ini runtuh (dimulai dari putranya, Raja Hyeonjong, hingga raja terakhir Goryeo, Raja Gongyang).

      Wang Jung, dia adalah pangeran yang dekat dengan Wang So dan bisa dibilang adik kesayangannya Wang So. Nanti anak-anak Wang So dan Wang Jung ini dinikahkan. Wang Jung ini dalam sejarah lebih dikenal dengan nama Pangeran Besar Moonwon. Gelarnya ini diberikan sendiri oleh Wang So. Dia pangeran yang pintar tapi tidak mengincar tahta.

      Wang Won lebih dikenal dengan nama Pangeran Besar Hyoeun. Dia ini nanti bermusuhan dengan Wang So.

      Jadi kalau melihat karakter tokoh-tokohnya, masih sesuai dengan sejarah. Berhubung dramanya belum selesai jadi kita tunggu saja kelanjutannya gimana ^_^
      Semoga penjelasannya bisa membantu.

      Delete
    2. Jika saudari tertarik pada sejarah2 Scarlet Heart: Ryeo, saudari dapat membuka artikel: PUTRA-PUTRA WANG GEON yang membahas tentang sejarah para pangeran yang muncul dalam drama Scarlet Heart. Semoga artikelnya bisa membantu. Salam.... ^^

      Delete
  7. Salah satu alasan saya membaca ini krn scarlet heart ryeo ㅋㅋㅋㅋ
    Penasaran juga krn kalau dari sejarah memang Wang So yg membantai. Tp sepertinya akan diubah oleh keberadaan Hae soo itu sendiri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, terima kasih telah berkunjung ke blog ini.
      Kalau saudara/i mengikuti drama "Scarlet Heart Ryeo", mungkin saudara/i tertarik mengetahui tentang anak-anak Wang Geon lainnya. Artikel tentang mereka dapat dibaca di: Putra-Putra Wang Geon
      Semoga artikelnya bisa membantu.
      Salam....

      Delete
  8. min, boleh tanya soal silsilah raja-raja baekje? lalu latar belakang raja ke-30 baekje di masa muda (seo dong yoo/ raja mu yang menikah dengan putri seonhwa dari silla) ada apa ga ya? soalnya belum nemu, pas nyari disini yang keluar silla. lagi kepo kira-kira film marital harmony/ goonghap itu menceritakan masa muda raja mu/ bukan, soalnya penasaran, dilihat secara garis besar di sinopsis mirip, dan trilogi pertama film ini berlatar sejarah asli yang dibumbui fiksi, sayangnya keterangan latar belakang raja mu tidak dijelaskan di artikel yang saya baca, sementara di film itu sepertinya berfokus ke pertemuannya dengan seonhwa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Korian Ramadani,
      terima-kasih telah berkunjung ke blog ini.

      Raja-raja Baekje semuanya adalah keturunan Jumong yang diturunkan melalui Raja Onjo (ceritanya bisa disimak dalam drama Jumong). Alur silsilahnya relatif lurus kebawah (ayah digantikan oleh anak) walaupun ada juga yang sempat digantikan oleh paman atau saudara sepupu raja yang bersangkutan, tapi masih digaris suksesi Raja Onjo.

      Mengenai Raja Mu, kisahnya bisa dibilang nyata walaupun spekulatif. Putri Seonhwa adalah putri dari Raja Jipyeong dan adik bungsu dari Ratu Seondeok dan Putri Cheonmyeong. Yang membuat ini menjadi spekulatif adalah karena nama putri Seonhwa dan kisahnya menikah dengan Raja Mu hanya tercatat dalam satu kitab yaitu Kitab Samguk Yusa, tapi ini berbeda dengan kitab Samguk Sagi yang menulis bahwa ibu dari Raja Uija (putra Mu) adalah Ratu Santaek.

      Kisah Raja Mu dalam drama Seo Dong Yo bisa dibilang 80% sama dengan sejarahnya (termasuk penemuan-penemuan para ilmuwan Baekje, kekejaman Raja Beop, dan lagu Seo Dong Yo yang dinyanyikan oleh anak-anak). Dalam drama ini masuk akal jika Raja Mu digambarkan sebagai pangeran terbuang karena yang naik tahta setelah ayahnya meninggal adalah paman dan sepupunya padahal ayahnya masih memilikinya dan kakaknya sebagai putra-putra pewaris.

      Saya belum menonton film Marital Harmony tersebut tapi dari sinopsisnya memang sepertinya menceritakan tentang kisah Raja Mu dan Putri Seonhwa.

      Demikian penjelasannya, semoga membantu.
      Salam..

      Delete
    2. min, kalo boleh tau, sudah ada update-an tentang baekje belum ya, kalo sudah ada boleh minta linknya? terima kasih ^^

      Delete
    3. Saya belum menulis artikel tentang sejarah Baekje. Saya selalu menulis sejarah raja-raja dalam format artikel serial. Mengenai Baekje, baru saya bahas di Silla. Rencananya setelah Silla baru saya menulis serial artikel tentang raja-raja Baekje.

      Delete
  9. Wah, kisahnya lengkap sekali... Jadi paham dengan sangat jelas... Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo..
      Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Saya juga menulis tentang Silla. Semoga informasinya bisa membantu. Salam.

      Delete
  10. masih belum bisa move on dari drama goblin yg menceritakan ttg jendral Kim Shin (goblin/dokhaebi), kalo jendral Kim Shin dan raja Wang Yeo itu gimana? Apakah memang ada dalam sejarah goryeo tentang mereka berdua? Dan apakah memang Kim Shin dibunuh atas perintah raja Wang Yeo? Apakah juga permaisuri Wang Yeo dibunuh juga atas perintah raja Wang Yeo? Wang Yeo dlm goblin dan Wang Yo dlm scarlet heart ryeo itu sama gak sih?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Antonia, terima kasih telah berkunjung ke blog ini.

      Menurut saya, raja dan jenderal dalam drama Goblin adalah fiktif karena cerita mereka tidak ada dalam sejarah Goryeo.
      Tapi kemungkinan besar era mereka adalah era Raja Injong dari Goryeo, karena kalau tidak salah dibilang dalam drama kalau pada saat itu sudah 900 tahun setelah pedang menancap di tubuh Kim Shin, nah 900 tahun yang lalu adalah masa pemerintahan raja Injong.

      Wang Yeo (Goblin) dan Wang Yo (Scarlet Heart) sudah pasti bukan orang yang sama. Nama Wang Yeo dan Wang Yo walau mirip tapi berbeda hangul dan kanjinya. Wang Yeo hangul nya 왕여, sedangkan Wang Yo hangulnya 왕요.
      Lagipula seharusnya latar Goblin itu sekitar 150 tahun setelah era Scarlet Heart.

      Demikian penjelasannya. Semoga membantu. Salam ^^

      Delete
  11. Himbauan bagi semua calon TKI dan calon Mahasiswa Indonesia yang ingin sekolah/kuliah dan bekerja di Korea Selatan.

    Bagi para calon Mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke Korea Selatan, dihimbau agar mendaftar langsung di Kedubes Korea Selatan dengan mengikuti program penerimaan mahasiswa asing (KGSP) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Korea Selatan melalui pengumuman resmi dari kedutaan-besarnya.
    Cara alternatif untuk kuliah di Korea Selatan adalah dengan mendaftar langsung ke Universitas tujuannya dengan mengakses website resmi universitas yang dituju dan mengikuti langkah-langkah yang diminta (jangan khawatir, universitas di Korea Selatan menyediakan pilihan Bahasa Inggris di website mereka).

    Bagi calon TKI, hubungilah BNPTKI untuk menjadi TKI. Tempat pelatihan bahasa bukan lembaga penyalur TKI di luar negeri

    HARAP DIPERHATIKAN:

    1.Hanya sertifikat TOPIK (sertifikat kemampuan bahasa Korea) yang diakui oleh seluruh lembaga pendidikan di Korea Selatan.
    Di Indonesia ujian TOPIK dilaksanakan sebanyak 2 kali (April dan Oktober) di JIKS (JAKARTA INDONESIA KOREAN SCHOOL). Selain sertifikat TOPIK, sertifikat dari tempat kursus manapun tidak akan diakui oleh universitas di Korea Selatan. Jadi jika ada lembaga pelatihan Bahasa Korea alias tempat kursus di Indonesia yang menyatakan bahwa sertifikat dari tempatnya di akui oleh universitas di Korea Selatan maka itu adalah PENIPUAN.

    2.Tidak ada lembaga pelatihan bahasa Korea di Indonesia yang diperbolehkan oleh undang-undang (undang-undang Korea dan Indonesia) untuk menjadi tempat penyaluran mahasiswa ke universitas di Korea.
    Tempat kursus bahasa Korea di Indonesia bisa bekerja-sama dengan universitas di Korea Selatan tapi perannya HANYA SEBAGAI LEMBAGA PELATIHAN BAHASA KOREA, dan bukan sebagai tempat penyalur mahasiswa.

    3.Setiap kegiatan suatu institusi pelatihan bahasa asing yang berusaha menyalurkan mahasiswa ke universitas di luar-negeri dan meminta biaya jasa penyaluran ke universitas dengan alasan bahwa mahasiswa tersebut diterima di universitas di Korea Selatan karena jasa lembaga pelatihan bahasa tersebut, maka lembaga pelatihan bahasa itu HARUS DIPIDANAKAN sesuai dengan undang-undang yang berlaku dan menipu orang lain sehingga orang itu mengalami kerugian.

    3.Setiap lembaga pelatihan bahasa hanya menjadi tempat pelatihan bahasa bagi calon TKI dan dilarang untuk menjadi penyalur TKI ke luar negeri termasuk Korea Selatan. Jika ada lembaga pelatihan bahasa yang mengklaim sebagai penyalur TKI Korea Selatan maka menurut undang-undang Tenaga Kerja, hal itu tidak benar dan 100% penipuan.
    Lembaga pelatihan hanya berwenang melatih kemampuan bahasa calon TKI, dan jika mereka melakukan lebih dari kewenangan mereka maka mereka terindikasi melakukan HUMAN TRAFFICKING atau PERDAGANGAN MANUSIA, yang sudah pasti memenuhi unsur PIDANA.

    3.Sertifikat bagi calon TKI ke Korea bernama EPS TOPIK yang ujiannya diselenggarakan oleh pemerintah Korea Selatan melalui institusi ketenaga-kerjaan resmi pemerintah Korea Selatan, dan bukan dari tempat kursus. Jika ada tempat kursus yang mengklaim bisa menerbitkan sertifikat EPS TOPIK maka dipastikan itu adalah PENIPUAN.

    Mengacu pada hal ini maka dihimbau pada CALON MAHASISWA ASAL INDONESIA dan pada CALON TKI YANG AKAN KE KOREA SELATAN agar berhati-hati pada lembaga kursus atau lembaga pelatihan bahasa Korea yang mengklaim menjadi penyalur mahasiswa atau TKI ke Korea Selatan.

    Karena itu harap diperhatikan bahwa:
    1.Berhati-hatilah pada lembaga pelatihan bahasa yang memungut biaya mahal dan mengklaim mampu menerbitkan sertifikat TOPIK dan EPS TOPIK.

    2.Jangan Percaya pada TESTIMONI POSITIF tentang lembaga yang terindikasi melakukan penipuan, baik yang di YOUTUBE, Facebook, Instagram, dan semua sosial media milik lembaga pelatihan bahasa Korea bermasalah itu dan juga di sosial media milik pribadi peserta dan mantan peserta, sebab semua itu sudah DIATUR.

    Harap Himbauan ini diperhatikan dan disebar-luaskan agar tidak ada lagi perdagangan manusia oleh oknum tidak bertanggung-jawab.

    ReplyDelete
  12. selamat malam min. saya mau tanya seputar drama Empress Ki (masih di sekitar episode awal-awal).

    1. di sini kan diceritakan kalau Ji Chang Wook itu dari dinasti Yuan yang diasingkan, tapi kenapa dia dan orang2 dari Yuan bisa bahasa Korea (Goryeo)? apa itu bagian fiksi dari drama?
    2. disini dikatakan ada pejabat dari Goryeo, namanya Sheunyang. kenapa beliau dipanggil raja? kan rajanya sudah ada sendiri? (masih episode awal-awal)
    3. ada kemiripan model istana, baju pejabat dan raja, antara Goryeo dan Joseon, berarti yang Joseon itu warisan dari Goryeo ya min? Terus menyebut raja juga sama-sama "Jeonha." tapi beberapa dinasti (seperti Silla) menyebut raja dengan "Pyeha." bedanya apa ya min?

    begitu oertanyaan saya min. semoga ada waktu untuk menjawab ya, terima kasih!��

    ReplyDelete
  13. Min saya mau tanya mengenai film sejarah the greet queen seondeok...itu sesuai dengan fakta sejarah gak yaa min?terus masih penasaran sama sebab sebenarnya bidam melakukan pemberontakan..apakah benar karna cintanya sama queen seondeok/ itu cma fiktif...terus sama sejarah moo myung yang berawal dari organisasi yom jong dari silla sampai ke goryoe faktanya gimana min..terimakasih

    ReplyDelete

CATATAN PADA PARA PEMBACA:

-Silahkan membaca, mengambil, dan menggunakan artikel ini dalam karya tulis anda tapi CANTUMKAN KREDIT LENGKAP ARTIKEL INI dalam daftar sumber anda dan JANGAN MENYADUR/MENGCOPY-PASTE apalagi MEM-PLAGIAT 100% isi tulisan ini. Kembangkanlah kreativitas dalam penulisan anda.

-Pembaca DAPAT memberikan komentar dengan akun TANPA NAMA (Annonymous).

-Gunakanlah kata-kata yang baku agar komentar tidak dikategorikan sebagai "komentar Spam" secara otomatis oleh google filter machine.

-Harap MEMBACA ARTIKEL INI dan komentar-komentar sebelum anda DENGAN TELITI sebelum berkomentar, karena mungkin pertanyaan anda TELAH DIJELASKAN secara langsung melalui artikel ini, dan juga agar pertanyaan-pertanyaan yang sama tidak ditanyakan secara berulang.

-DILARANG memberikan informasi dan komentar yang melecehkan Suku, Agama, Ras, dan golongan tertentu (SARA) dan mengandung unsur pornografi.

-Kami menerima setiap kritik dan masukan dari para pembaca melalui kolom komentar, namun Setiap komentar yang melecehkan pihak lain, baik pelecehan berbau SARA atau yang mencerminkan FANDOM WAR akan kami HAPUS.

-Setiap komentar dan iklan yang mengandung unsur PORNOGRAFI dan PERJUDIAN, dan ajakan untuk bergabung dalam usaha SIMPAN PINJAM, KREDIT USAHA dan sejenisnya akan KAMI HAPUS karena berpotensi terjadi PENIPUAN.

-Jika anda memiliki informasi tambahan yang berhubungan dengan artikel ini, kami sangat senang jika anda membagikannya pada pembaca yang lain melalui website ini dan kami sangat senang jika anda juga turut membagikan artikel ini pada orang lain.