DELEIGEVEN HISTORICULTURAM

HISTORY IS ONE OF THE BEST INFORMATION FOR OUR CURRENT & FUTURE

Translate

Wednesday 21 September 2016

KERAJAAN SILLA (PERSIAPAN PENYATUAN TIGA KERAJAAN)





Setelah klan Kim yang berasal dari keturunan Raja Michu berkuasa, Kerajaan Silla mulai konsisten menerapkan sistem pemerintahan monarki turun-temurun sehingga membuat klan Kim menjadi penguasa tunggal diera ini. 

Ini adalah era yang sangat bersejarah dan unik dalam sejarah Korea karena era ini adalah era dimana Silla mulai mencanangkan dan menjalankan ekspansi militer menuju Silla Bersatu dengan melakukan penyatuan Semenanjung Korea dan juga era yang mengawali bersatunya Korea dalam sejarah. Era ini juga adalah masa-masa dimana untuk pertama kalinya dalam sejarah Kerajaan Silla dan sejarah Korea mereka dipimpin oleh seorang wanita yang menjabat sebagai seorang ratu.

Inilah nama para raja dan ratu yang memerintah pada periode terpenting dalam sejarah penyatuan Semenanjung Korea (nomor urut para raja disesuaikan dengan urutan raja-raja itu berkuasa sebagai raja Silla):





24. RAJA JINHEUNG

Raja Jinheung adalah raja ke-24 Silla. Beliau dilahirkan pada tahun 526 M. Raja Jinheung diangkat menjadi raja Silla pada tahun 540 M diusia yang masih sangat muda, 14 tahun. Jinheung diangkat menjadi raja setelah kakeknya, Raja Beopheung meninggal. Kemungkinan karena kakeknya tidak memiliki putra pewaris. Ibunya adalah Ratu Jisoo (putri Raja Beopheung) dan ayahnya adalah Ipjong Galmunwang (adik Raja Beopheung) sehingga beliau adalah keponakan Raja Beopheung dari garis paternal (pihak ayah) dan cucu Raja Beopheung dari garis maternal (pihak ibu). Ratu utamanya bernama Ratu Sado, sedangkan ratu pertamanya adalah Putri Sukmyeong.

Karena beliau diangkat menjadi raja diusia muda, maka pada awal pemerintahannya, roda pemerintahan dijalankan oleh ibunya. Beliau memerintah Silla cukup lama, yaitu selama 36 tahun (540 M–576 M). Raja Jinheung menggunakan gelar “Wang” sebagai gelar raja Silla yang disematkan padanya. Raja Jinheung dianggap sebagai tokoh peletak dasar dari Kerajaan Silla Bersatu sehingga beliau dikenang sebagai salah-satu raja terbesar dalam sejarah Silla. 

Ratu utama Jinheung adalah Ratu Sado dari klan Park. Ratu Sado memberikan Jinheung tiga orang putra dan empat orang putri. Putra dan putri Jinheung dari Ratu Sado adalah:

-Putra Mahkota Dongryun (Kim Dongryun), yang merupakan putra kedua Raja Jinheung. Beliau adalah ayah dari Raja Jinpyeong (raja ke-26 Silla). Sayangnya beliau meninggal sebelum sempat mewarisi tahta. Putra Mahkota Dongryun meninggal setelah secara tidak sengaja tertusuk oleh pedang yang diayunkan pada ayahnya pada suatu pertikaian di istana. Saat itu Putra Mahkota Dongryun berusaha melindungi Raja Jinheung.

-Pangeran Saryun (Kim Saryun). Kelak beliau diangkat menjadi raja Silla menggantikan Raja Jinheung dengan gelar “Raja Jinji” walaupun seharusnya putra dari Putra Mahkota Dongryun yang diangkat menjadi raja. Dia lalu dikudeta oleh Mishil dan para Hwarang karena memalsukan surat wasiat raja. Putranya, Kim Yongchun kelak menjadi Pungwolju ke-13 dan salah-satu cucunya, Kim Chunchu kelak menjadi raja Silla yang mempersatukan Korea.

-Pangeran Guryun (Kim Guryun). Dia adalah ayah dari Soophum (perdana-menteri era Ratu Seondeok) dan Seonphum (Pungwolju ke-21). Pangeran Guryun juga adalah kakek dari Pungwolju ke-24, Kim Cheon-gwang yang memimpin Resimen Hwarang melawan pemberontakan yang dipimpin oleh Bidam. Kim Cheon-gwang lalu gugur dalam pemberontakan Bidam. Pangeran Guryun juga adalah kakek maternal dari Kim Cheon-gwan (Pungwolju ke-30) yang memimpin Resimen Hwarang menaklukan Kerajaan Goguryeo.

-Putri Taeyang, putri pertama Raja Jinheung.

-Putri Ayang, Putri kedua Raja Jinpyeong. Kelak menikah dengan Kim Muryeok dari Daegaya. Putra mereka bernama Kim Sohyeon yang merupakan ayah dari Jenderal Kim Yushin.

-Putri Eunryun, putri ketiga Raja Jinheung.

-Putri Wollyun, putri keempat Raja Jinheung.



Selain dengan Ratu Sado, Jinheung memiliki beberapa istri. Para istri Jinheung dan keturunan mereka adalah:

-Putri Sukmyeong, yang merupakan adik-tirinya yang sempat diangkat oleh Jinheung menjadi ratu. Dia adalah ratu pertama Jinheung sebelum Ratu Sado. Putri Sukmyeong adalah putri dari ibu kandung Jinheung (Ratu Dowager Jisoo) dengan Kim Isabu (perdana-menteri dan jenderal utama Sill di era Raja Beopheung). 
Pernikahan Jinheung dengan Putri Sukmyeong menghasilkan putra yang bernama Pangeran Jongsuk. Jinheung menikahi Putri Sukmyeong lebih dulu sebelum menikahi Ratu Sado sehingga Pangeran Jongsuk adalah kakak dari Putra Mahkota Dongryun.
Awalnya, Pangeran Jongsuk merupakan putra Jinheung yang akan menjadi pewaris tahta. Itulah mengapa dalam sejarah nama beliau dikenal sebagai “Jongsuk Taeja” atau “Putra Mahkota Jongsuk”. Namun, Putri Sukmyeong lalu berselingkuh dengan Kim Yihwa (Pungwolju ke-4, putra dari Wihwa) sehingga membuat Raja Jinheung murka. Setelah membatalkan hukuman mati terhadap Putri Sukmyeong dan Kim Yihwa atas bujukan Ratu Sado, Putri Sukmyeong lalu diusir dari istana dan menikah dengan Kim Yihwa. Pangeran Jongsuk tetap hidup di-istana karena cinta ayahnya tapi dia kehilangan haknya atas tahta. Pernikahan Putri Sukmyeong dengan Kim Yihwa membuahkan dua orang putra yang bernama Kim Bori dan Kim Won-gwang. Kim Bori kelak akan menjadi Hwarang dan diangkat menjadi Pungwolju ke-12, sedangkan Kim Won-gwang memilih menjadi biksu dan kelak menjadi Biksu Utama Kerajaan. Kim Won-gwang adalah orang yang menyusun Sumpah Hwarang yang terkenal itu. Putri-putri mereka kelak akan dinikahi oleh Raja Jinpyeong dan diangkat menjadi selir-selir raja. Pangeran Jongsuk sendiri hidup damai dan tidak mendendam pada ibunya maupun Kim Yihwa. Beliau menikah dengan Putri Manho dan memperoleh putra dan putri. Salah satu putrinya bernama Lady Manryo yang justru menikah dengan Kim Bori (putra dari Kim Yihwa). Cucu laki-laki Pangeran Jongsuk dari Lady Manryo bernama Kim Yewon yang kelak akan menjadi Pungwolju ke-20.

-Lady Bomyeong, yang juga merupakan adik-tirinya. Lady Bomyeong adalah putri dari ibu kandung Jinheung (Ratu Dowager Jisoo) dengan seorang pria yang bernama Gujin.
Pernikahan Jinheung dengan Lady Bomyeong tidak menghasilkan keturunan. Lady Bomyeong lalu menjalin hubungan dengan putra kedua Jinheung, Putra Mahkota Dongryun yang juga tidak memiliki anak. Setelah Putra Mahkota Dongryun meninggal dan Raja Jinheung juga mangkat, Lady Bomyeong diambil menjadi selir oleh putra Jinheung lainnya yang menggantikan Jinheung sebagai raja, yaitu Raja Jinji. Pernikahannya dengan Raja Jinji ini menghasilkan seorang putri yang bernama Putri Seokmyeong. Cucu Lady Bomyeong dari Putri Seokmyeong ini ada tiga orang yaitu dua orang cucu perempuan dan seorang cucu laki-laki. Cucu laki-lakinya ini bernama Kim Gun-gwan, Pungwolju ke-23. Perjalanan cinta Lady Bomyeong tidak selesai setelah kematian Raja Jinji tak lama pasca kudeta. Lady Bomyeong lalu diambil oleh pengganti Jinji, Raja Jinpyeong sebagai salah-satu selirnya. Pernikahannya dengan Raja Jinpyeong ini menghasilkan seorang putri yang bernama Putri Yangmyeong (istri dari Pungwolju ke-16, Bojong). Cucu Lady Bomyeong dari Putri Yangmyeong ini ada tiga orang yaitu dua orang cucu perempuan yang bernama Putri Bora dan Putri Boryang, dan seorang cucu laki-laki yang bernama Kim Yangdo (Pungwolju ke-22).
Uniknya, Lady Bomyeong menjadi selir Raja Jinpyeong yang adalah putra dari selingkuhannya dulu (Putra Mahkota Dongryun). Tapi yang lebih luar-biasa lagi adalah Lady Bomyeong menjadi selir Raja Jinpyeong bersama dengan dua cucu perempuannya, putri-putri dari Putri Seokmyeong yang juga diambil Jinpyeong sebagai selir. Kelak, salah-satu cucunya yang bernama Putri Boryang juga memiliki perjalanan cinta yang tak kalah mengejutkan darinya, sebab Putri Boryang juga mengikuti jejak neneknya, Lady Bomyeong menjadi salah-satu selir Raja Jinpyeong padahal Raja Jinpyeong adalah kakek-kandungnya. Akibat intrik politik di istana, Lady Boryang terusir dari istana walaupun dia telah memberikan seorang putra pada Raja Jinpyeong (Pangeran Borochun) yang menjadi putra tunggal Raja Jinpyeong. Belakangan, Lady Moryang justru menikah dengan Kim Yangdo padahal Kim Yangdo adalah adiknya sendiri.

-Putri Mishil atau Lady Mishil, putri dari Mijinbu (Pungwolju ke-2) dengan Putri Songhwa (putri dari Raja Beopheung). Sebenarnya Lady Mishil adalah sepupu Jinheung sebab mereka berdua sama-sama cicit paternal dari Raja Beopheung dan cucu maternal Raja Beopheung. Pernikahan Jinheung dengan Lady Mishil menghasilkan putra yang bernama Pangeran Sujong, dan dua orang putri yang bernama Putri Ban-ya dan Putri Nan-ya. Putri Ban-ya kelak menikah dengan Pangeran Guryun (putra Raja Jinheung) dan menjadi Seonphum (Pungwolju ke-21). Putri Ban-ya juga adalah nenek maternal dari Kim Cheon-gwan (Pungwolju ke-30) yang memimpin Resimen Hwarang menaklukan Kerajaan Goguryeo. Selain dengan Raja Jinheung, Lady Mishil memiliki banyak suami sebab Jinheung bukanlah suami sah-nya karena suami sah Mishil adalah Pangeran Sejong (adik-tiri Jinheung, kakak-kandung Putri Sukmyeong). Kehidupan asmara Mishil sama rumitnya dengan kisah cinta para raja Silla dan bangsawan istana pada masa itu. Mishil memperoleh sepasang anak dengan Sejong yaitu Hajong (Pungwolju ke-11) dan Putri Okjong. Dia juga menjalin hubungan dengan Kim Seolwon (Pungwolju ke-6) dan memiliki putra bernama Bojong (Pungwolju ke-16). Putra Mahkota Dongryun, Raja Jinji, dan Raja Jinpyeong juga adalah “pria-pria Mishil” (julukan bagi kekasih-kekasih Lady Mishil). Hubungannya dengan Raja Jinji tidak memiliki keturunan tetapi hubungannya dengan Putra Mahkota Dongryun menghasilkan seorang putri yang bernama Putri Aesong, dan hubungannya dengan Raja Jinpyeong juga menghasilkan seorang putri yang bernama Putri Bohwa, ibu dari Soophum (perdana-menteri era Ratu Seondeok), yang artinya Putri Bohwa adalah nenek dari Pungwolju ke-24, Kim Cheon-gwang yang memimpin Resimen Hwarang melawan pemberontakan yang dipimpin oleh Bidam. Kim Cheon-gwang gugur dalam pemberontakan Bidam. Walaupun menjalin hubungan dengan banyak pria dan bahkan beberapa raja namun kisah cinta Mishil yang paling terkenal bukanlah dengan para pria tadi, baik para raja itu maupun suami-sahnya melainkan dengan seorang pria yang menjadi cinta pertamanya. Cinta-pertamanya itu adalah salah-satu Hwarang yang paling fenomenal dalam sejarah. Nama pria itu adalah Sadaham (Pungwolju ke-5). kisah cintanya dengan Sadaham merupakan salah-satu kisah cinta yang paling terkenal dalam sejarah Korea.

-Putri Sobi dari Buyeo. Dia adalah salah-satu putri Raja Seong dari Baekje. Pernikahannya dengan Raja Jinheung tidak memiliki keturunan. Tragisnya, ayah dari Putri Sobi dibunuh dalam salah-satu perang antara Silla dan Baekje yang meletus akibat pelanggaran perjanjian damai antara Silla dan Baekje oleh Raja Jinheung.

-Putri Wolhwa dari Kerajaan Gaya. Beliau adalah putri dari Raja Inoe dari Gaya dengan Putri Yanghwa. Kerajaan Gaya adalah kerajaan taklukan Silla yang takluk sepenuhnya saat Raja Jinheung berkuasa. 

-Lady Geumjin, putri dari Kim Wihwa (Pungwolju pertama) dengan Lady Odo. Pernikahan Jinheung dengan Lady Geumjin menghasilkan seorang putri yang bernama Putri Nangsong. Kehidupan asmara Lady Geumjin sama rumitnya dengan kisah cinta para selir Raja Jinheung lainnya. Sebelum menikah dengan Jinheung, sebenarnya Lady Geumjin adalah salah-satu selir dari Raja Beopheung (paman sekaligus kakek Jinheung). Pernikahan Lady Geumjin dengan Raja Beopheung tidak menghasilkan keturunan. Diduga, dia dinikahi Raja Beopheung di masa-tua raja tersebut. Setelah Beopheung meninggal, Lady Geumjin menikah dengan Galmunwang Ipjong (putra Raja Jijeung dan adik Raja Beopheung). Pernikahannya dengan Pangeran Ipjong ini menghasilkan seorang putra yang bernama Sukheuljong (kakek-buyut dari Jenderal Kim Yushin). Selain itu, Lady Geumjin juga menjalin hubungan gelap dengan seorang penjaga kuil istana yang bernama Guriji yang merupakan anak diluar nikah Putra Pangeran Biryang dengan Lady Byeokhwa (selir dari Raja Soji dan Raja Beopheung). Lady Geumjinl memperoleh tiga anak dengan Guriji yaitu Biksu Toham, Lady Saedal, dan Kim Sadaham (Pungwolju ke-5). Dia juga menjalin hubungan gelap dengan Pangeran Seolseong dan memiliki putra yang bernama Kim Seolwon (Pungwolju ke-6). Raja Jinheung justrun adalah suami terakhir Lady Geumjin.



Tokoh-tokoh dalam sejarah Korea yang hidup pada masa pemerintahan Raja Jinheung adalah:

-Jenderal Kim Isabu, jenderal utama Silla pada masa pemerintahan Raja Jinheung. Ayah dari Putri Sukmyeong dan Sejong (Pungwolju ke-6).
-Raja Seong, Raja Kerajaan Baekje yang terbunuh dalam perang melawan Silla. Beliau adalah salah-satu mertua Raja Jinheung.
-Raja Wideok, raja Baekje pengganti Raja Seong
-Wihwa, Pungwolju (Ketua Hwarang) pertama dalam sejarah Silla.
-Ratu Dowager Jisoo,Ibunda Raja Jinheung
-Kim Mu-ryeok, Putra Raja Guhae (raja terakhir kerajaan Gaya) yang mengabdi sebagai jenderal Silla
-Euljae, Perdana-menteri (Sangdaedung) Silla diera Raja Jinheung
-Mijinbu, seorang bangsawan tinggi Silla yang menjabat sebagai Pungwolju ke-2.
-Kim Yihwa, putra Wihwa. Dia adalah Pungwolju ke-4.


Raja Jinheung adalah seorang politikus hebat dan ahli strategi yang mumpuni. Dia mulai menunjukkan ambisinya untuk mempersatukan Korea saat dia dipercayakan untuk menjalankan roda pemerintahan dari ibunya karena telah cukup umur. Kebijakan ekspansi militernya ini awalnya ditentang oleh para bangsawan dan pejabat istana yang tidak menghendaki Silla berperang karena sejak awal kerajaan ini adalah kerajaan yang cinta damai sehingga bersikap pasif (hanya berperang saat diserang) dan lebih mementingkan penguatan hubungan diplomatik. Namun, Jinheung berpendapat bahwa semua hubungan diplomatik tidak akan selamanya menguntungkan Silla dan Silla akan kembali diserang. Mengacu pada era sebelumnya saat Goguryeo dipimpin oleh Raja Gwangaeto “Yang Agung” dimana kerajaan ini menunjukkan ambisi besar sebagai penguasa tunggal Semenanjung Korea, maka Raja Jinheung menganggap jika lebih tepat bila upaya penyatuan ini dimulai oleh Silla ketimbang kelak harus menerima kenyataan bahwa kerajaan Silla justru menjadi kerajaan yang dihancurkan oleh kerajaan lain yang melakukan upaya penyatuan semenanjung. Sebenarnya, alasan lain mengapa ide ekspansi Jinheung ini ditentang oleh oposannya adalah karena para bangsawan ini tidak mau jika kekuasaan raja semakin besar, karena sejak system monarki turun-temurun diterapkan maka otomatis pengangkatan raja berdasarkan musyawarah yang diterapkan sejak Silla berdiri dihilangkan. Namun, berkat dukungan kuat pejabat-pejabat militer, kebijakan Jinheung melakukan ekspansi militer bisa diwujudkan.

Awalnya, dia menjalin persahabatan dengan Kerajaan Baekje untuk menyerang Goguryeo, setelah berhasil menguasai beberapa daerah di selatan Goguryeo, Raja Jinheung justru membuat perjanjian rahasia dengan Goguryeo untuk menyerang Baekje dan berhasil menguasai daerah lembah sungai Han yang subur. Ini adalah awal dari upaya penyatuan Semenanjung Korea yang dilakukan oleh raja Silla. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Silla, kerajaan kecil ini berani menyerbu negeri-negeri tetangganya. Sebelumnya, Silla hanya akan berperang jika mereka diserang, dengan kata lain perang untuk mempertahankan diri. Silla selalu lebih dulu diserang terutama oleh Kerajaan Baekje dan Goguryeo, juga oleh kerajaan Daegaya, dan bahkan oleh Jepang. 

Eranya juga merupakan era dimana pasukan legendaris “Hwarang” dibentuk dan di resmikan sebagai Resimen Militer Khusus.


Peristiwa-peristiwa terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Jinheung adalah: 

- Pembersihan pada pihak oposisi yang anti kebijakan ekspansi militer Jinheung.

- Pembentukkan Resimen Hwarang pada tahun 540, tapi status dari resimen ini belum resmi sebagai resimen khusus.

- Pada awal tahun 551, Raja Jinheung memilih nama era, “Gaeguk” yang artinya “Pendirian Negara”, yang menggantikan nama era “Geon-won” yang telah diterapkan selama 15 tahun sejak masa pemerintahan Raja Beopheung.

- Pada tahun 551 M, bersama dengan Raja Seong dari Baekje, Raja Jinheung menyerang dan menguasai teritori kerajaan Goguryeo

- Raja mengadakan kerjasama rahasia berupa penguatan hubungan bilateral terutama kerja-sama militer dengan Kerajaan Goguryeo

- Pada akhir tahun 553 M, bersama-sama dengan Kerajaan Goguryeo, raja menyerang lembah sungai Han, wilayah kekuasaan Kerajaan Baekje, yang menandakan berakhirnya aliansi antara Silla dan Baekje yang telah terjalin selama hampir 200 tahun.

- Pada tahun 553, tentara Silla yang dipimpin oleh Jenderal Kim Mu-ryeong (kakek dari Kim Yushin) menyerbu dan merebut perbatasan timur laut Baekje. Jenderal Kim Mu-ryeong lalu diangkat menjadi gubernur di wilayah itu

- Pada tahun 554 M, kerajaan Baekje dibawah pimpinan Raja Seong, bersama dengan pangeran Baekje (kelak menjadi Raja Wideok) melakukan serangan balasan ke Silla dengan mengerahkan 30.000 pasukan.

- Pada tahun 554, tentara Silla yang dipimpin oleh Jenderal Kim Mu-ryeong menghadapi serbuan tentara Bekje yang dipimpin oleh Raja Seong. Jenderal Kim Mu-ryeong berhasil mengalahkan tentara Baekje dan membunuh Raja Seong serta empat orang menterinya. Kepala Raja Seong yang dipenggal dikuburkan disebuah pasar yang ramai di Silla sebagai bentuk penghinaan bagi Baekje. Jenderal Kim Mu-ryeong berhasil mengambil sejumlah 29.000 tawanan melalui perang ini.

- Pada tahun 561 M, raja memerintahkan Jenderal Kim Isabu untuk menaklukan Kerajaan Daegaya yang juga merupakan sekutu dari kerajaan Baekje. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Kerajaan Daegaya (kerajaan terakhir di Konfederasi Gaya) berhasil ditaklukkan dan rakyatnya diasimilasi kedalam kerajaan Silla. 

- Pada awal tahun 568, Raja Jinheung memilih nama era, “Daechang” yang artinya “Cahaya Besar”. Era Daechang berlangsung selama 4 tahun. Era ini menggantikan era “Gae-guk” yang telah ditetapkan selama 16 tahun oleh Raja Jinheung sendiri.

- Pada awal tahun 572, Raja Jinheung memilih nama era, “Hongje” yang artinya “Pembebasan Besar”, yang menggantikan era “Daechang” yang telah diterapkan selama 4 tahun oleh Raja Jinheung sendiri. Era Daechang merupakan era dalam sejarah Silla yang mencakup pemerintahan tiga orang raja (Raja Jinheung, Raja Jinji, dan Raja Jinpyeong) dengan lamanya waktu era adalah 11 tahun.

Putra Mahkota Dongryun meninggal pada tahun 572.

- Pada tahun 576 M, resimen Hwarang diresmikan. Hwarang lalu menjadi resimen militer paling elit dan paling mematikan di Asia Timur pada masanya. Resimen khusus ini dianggap sebagai salah-satu resimen militer paling kuat dan mematikan diseluruh Asia dan dunia pada masa kuno bahkan sepanjang masa. Di Asia Timur, kesuksesan resimen khusus ini hanya bisa disaingi oleh: Bala-tentara Dinasti Qin dibawah pimpinan Kaisar Qin Shi Huang Di, Balatentara Lelang (tentara khusus Dinasti Han), dan pasukan Samurai Jepang. Kekuatan dan kesuksesan resimen ini juga bersanding dengan resimen-resimen pasukan khusus terbaik dimasa kuno, yaitu: Laskar Janissari dari Kesultanan Ottoman, Pasukan Abadi dari Kerajaan Persia, Pasukan Jaguar dari Kerajaan Indian Aztec, dan Pasukan Bhayangkara dari Kerajaan Majapahit. Meskipun banyak resimen pasukan khusus didunia pada masa itu, namun Hwarang diakui sebagai pasukan elit terbaik di Asia pada masa itu.



Buah karya Raja Jinheung bertahan lama hingga keruntuhan dinasti, bahkan hingga era sekarang. Tanpa visi dan misi Raja Jinheung untuk mempersatukan Korea, maka peta Korea modern (Korea Utara dan Korea Selatan) pastilah akan berbeda. Meskipun wujud dari penyatuan Semenanjung Korea terjadi hampir satu abad setelah kematiannya, namun tanpa gagasan visionernya maka penyatuan itu mungkin akan lebih lama terjadi.

Raja Jinheung wafat pada tahun 576 masehi, ditahun yang sama dengan ketika Resimen Hwarang dibentuk. Beliau memerintah Silla selama 36 tahun. Raja Jinheung digantikan oleh putra keduanya, Raja Jinji.

Aktor-aktor yang memerankan Raja Jinheung


Raja Jinheung sering diceritakan dalam drama-drama yang mengambil latar era Silla terutama diera penyatuan Tiga Kerajaan. Beliau sering muncul dalam drama-drama tentang Ratu Seondeok dan Raja Muyeol. Drama yang pertama kali fokus mengambil latar cerita tentang masa pemerintahannya adalah drama “Hwarang: The Flower Man”. Drama lainnya adalah drama “The Great Queen Seondeok”.






25. RAJA JINJI

Raja Jinji adalah raja ke-25 Silla. Beliau diangkat menjadi raja Silla pada bulan September 576 M. Nama lahir Raja Jinji adalah Kim Saryun, tapi namanya lalu diganti menjadi Kim Geomryun sehingga dia dikenal dengan nama Pangeran Geomryun. Ratu-nya bernama Ratu Jido dari klan Park. Jinji bukanlah putra mahkota yang ditunjuk oleh ayahnya, namun setelah kakaknya meninggal maka jalannya sebagai pewaris tahta terbuka. Raja Jinji memerintah Silla hanya selama 3 tahun (576 M–579 M) sehingga menjadikannya sebagai salah-satu raja Silla dengan masa pemerintahan tersingkat. Raja Jinji menggunakan gelar “Wang” sebagai gelar raja Silla yang disematkan padanya. 


Tokoh-tokoh dalam sejarah Korea yang hidup pada masa pemerintahan Raja Jinji adalah:
- Mishil
- Ratu Jido : Ratu utama Raja Jinji. Beliau keturunan raja-raja Silla dari klan Park


Peristiwa-peristiwa terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Jinji adalah:

- Perang dengan Kerajaan Baekje

- Para pangeran Baekje, melakukan sebuah operasi militer rahasia ke Silla yang bertujuan mengambil kembali kepala Raja Seong dan membawanya kembali ke Baekje

- Pertikaian antara para pejabat pro raja dan pro Mishil


Jinji turun tahta akibat kudeta berdarah dibawah pimpinan Lady Mishil. Raja Jinji adalah raja Silla pertama yang digulingkan melalui kudeta. Karena hanya memerintah kurang dari 3 tahun, dan kurangnya dukungan politik juga ketidak-stabilan politik nasional, maka mungkin Raja Jinji adalah satu-satunya raja Silla dimasa-masa ekspansi militer untuk penyatuan Semenanjung Korea yang tidak berkontribusi dalam proses penyatuan Silla.

Raja Jinji wafat pada 24 Agustus 579. Beliau hanya memerintah Silla selama 3 tahun tak lama setelah kudeta yang dilakukan oleh Lady Mishil. Raja Jinji laku digantikan oleh keponakannya, Raja Jinpyeong.

Akibat lain dari kudeta ini adalah, keturunannya diturunkan peringkatnya dari golongan "Tulang Suci” (para keturunan raja yang sah dari sisi ayah dan ibu) ke golongan “Tulang Murni” (kelas bangsawan tinggi yang berada dibawah golongan keluarga kerajaan). Ironisnya, walaupun Jinji tidak banyak berkontribusi dalam penyatuan Semenanjung Korea dan bahkan digulingkan melalui kudeta, namun tokoh utama pemersatu wilayah Semananjung Korea yang memulai era Kerajaan Silla Bersatu justru adalahnya cucunya, Kim Chunchu, yang kelak dikenal dengan nama Raja Taejong Muyeol.

Aktor yang memerankan Raja Jinji

Raja Jinji sering diceritakan dalam drama-drama yang mengambil latar era Silla terutama diera penyatuan Tiga Kerajaan dan konflik istana Silla. Beliau sering muncul dalam drama-drama tentang Raja Jinheung, Raja Jinpyeong, Ratu Seondeok, dan Raja Muyeol. Drama-drama tersebut antara lain: drama “The Great Queen Seondeok”, drama “The King’s Dream”, dan drama “The Ballad Of Seodong”.






26. RAJA JINPYEONG

Raja Jinpyeong adalah raja ke-26 Silla. Beliau dilahirkan pada tahun 567 M. Raja Jinpyeong diangkat menjadi raja Silla pada tahun 579 M diusia yang masih sangat muda, 12 tahun. Karena beliau diangkat menjadi raja diusia muda, maka pada awal pemerintahannya, roda pemerintahan dijalankan oleh para menteri dan keluarga raja yang membentuk Dewan Kerajaan dan Dewan Negara. Beliau memerintah Silla pada periode yang sangat lama, 53 tahun (579 M–632 M) sehingga menjadinya sebagai salah-satu raja dengan masa pemerintahan terlama sepanjang sejarah Korea. Raja Jinpyeong menggunakan gelar “Wang” sebagai gelar raja Silla yang disematkan padanya. 

Nama lahir Raja Jinpyeong adalah Kim Baek-jeong. Beliau adalah putra dari Putra Mahkota Dongryun. Ibu Raja Jinpyeong bernama Lady Manho, sedangkan istrinya bernama Ratu Maya (putri dari menteri Kim Bokseung dengan Putri Songhwa, serta cucu dari Ratu Dowager Jisoo). Adik-adik Raja Jinpyeong bernama Pangeran Baekban dan Pangeran Bukban.

Raja Jinpyeong diangkat menjadi raja melalui kudeta yang menggulingkan pamannya, sehingga pada awal pemerintahannya dia hampir tidak memiliki kekuasaan politik individual yang berarti. Meskipun demikian, Raja Jinpyeong tetap berusaha melanjutkan ekspansi militer yang sejak dulu telah dicanangkan oleh kakeknya. Kebijakan ekspansi militernya ini kembali ditentang oleh para bangsawan dan pejabat istana yang tidak menghendaki Silla berperang dan menganjurkan raja agar lebih mementingkan penguatan hubungan diplomatik. Namun, perang memang tidak bisa dihindari karena Silla kerap diserbu oleh Baekje. 

Walaupun Raja Jinpyeong adalah raja yang kebijakannya sering diintervensi oleh para bangsawan yang berkuasa, namun beliau adalah seorang birokrat ulung. Beliau menempatkan orang-orang yang ahli untuk menduduki jabatan yang sesuai dengan keahliannya, berasal dari kalangan yang berseberangan dengan raja. Beliau juga mengangkat sepupu-sepupunya yang merupakan putra dari Raja Jinji untuk menduduki berbagai posisi strategis pemerintahan. Beliau bahkan mengangkat Kim Seohyeon, yang merupakan salah-satu cicit dari Raja Guhae dari Kerajaan Daegaya, untuk menjadi salah-satu jenderalnya.

Selama masa pemerintahannya yang panjang itu, tentu diwarnai oleh kehadiran para pleaku sejarah. Beberapa tokoh penting dalam sejarah Korea yang hidup pada masa pemerintahan Raja Jinpyeong adalah:

- Kim Yushin : Jenderal terbesar sepanjang sejarah Silla
- Kim Seohyeon : Putra dari Jenderal Kim Mu-ryeong dan cucu dari Raja Guhae (raja Gaya). Beliau merupakan ayah dari Jenderal Kim Yushin
- Raja Wideok, Raja Baekje
- Raja Mu, Raja Baekje
- Putri Cheonmyeong : Putri Raja Jinpyeong dan ibu dari Raja Muyeol
- Putri Seonhwa : Putri bungsu Raja Jinpyeong dan istri dari Raja Mu
- Won-gwang : Biksu utama kerajaan Silla
- Misaeng : Adik Mishil
- Hajong : Putra Mishil dengan bangsawan Sejong
- Kim Yongchun : Putra kedua Raja Jinji, adik dari Kim Yongchun
- Bojong : Putra Mishil dengan bangsawan Seolwon
- Kim Yongsu : Putra pertama Raja Jinji, kakak dari Kim Yongchun, sepupu sekaligus menantu Raja Jinpyeong (suami dari Putri Cheinmyeong), dan ayah dari Raja Muyeol
- Kim Alcheon, salah-satu anggota keluarga raja yang mengabdi sebagai seorang komandan militer dan kelak menjadi perdana-menteri Silla
- Galmunwang Baekban : Adik Raja Jinpyeong
- Galmunwang Gukban : Adik Raja Jinpyeong dan Galmunwang Baekban



Peristiwa-peristiwa terkenal yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Jinpyeong adalah

- Pembersihan pada pihak oposisi yang anti pada Dewan Menteri dan Dewan Kerajaan

- Terjadinya perubahan kebijakan dan undang-undang oleh Dewan Kerajaan yang terjadi berulang-ulang

- Reformasi birokrasi oleh Raja Jinpyeong

- Pada tahun 580, Raja Jinpyeong mengangkat Ichan Hujik sebagai Sangdaedeung (perdana-menteri), dan Ichan Noribu sebagai menteri perang

- Pada tahun 580, Raja Jinpyeong membentuk “Wihwabu” (kementerian administrasi kerajaan) untuk mengurus admintrasi negara dan para pegawai kerajaan

- Pada tahun 583, Raja Jinpyeong membentuk “Seonbuseo” (kementerian per-kapal-an kerajaan) yang khusus untuk membuat dan mengatur kapal-kapal kerajaan, mulai dari kapal dagang hingga kapal perang

- Pada awal tahun 584, Raja Jinpyeong memilih nama era, yaitu “Geonbeok” yang artinya “Permulaan Berkat”, yang menggantikan nama era “Hongje” yang telah diterapkan selama 11 tahun sejak masa pemerintahan Raja Jinheung. Era Geonbeok merupakan era terlama dalam sejarah Silla, yaitu 50 tahun.

- Pada tahun 584, Raja Jinpyeong membentuk “Jobu” (kementerian pajak dan pembayaran upah) yang khusus mengatur perpajakan, bea-cukai, dan pembayaran upah pegawai kerajaan

- Pada tahun 584, Raja Jinpyeong membentuk “Seungbu” (kementerian kereta perang dan artileri)

- Pada tahun 585, Raja Jinpyeong mengirim rombongan biksu Budha yang dipimpin oleh Ji-myeong ke negeri Tiongkok untuk belajar agama Budha dan membantu hubungan diplomatik dengan pihak istana Dinasti Chen

- Pada tahun 585, Raja Jinpyeong memerintahkan pembangunan “Tiga Istana Utama Kerajaan”

- Pada tahun 586, Raja Jinpyeong membentuk “Yebu” (kementerian upacara dan ritual)

- Pada tahun 588, Raja Jinpyeong mengangkat Sueulbu sebagai perdana-menteri yang baru

- Pada tahun 589, Raja Jinpyeong mengirim rombongan biksu Budha yang dipimpin oleh Wol-gwang ke negeri Tiongkok untuk belajar agama Budha dan membantu hubungan diplomatik dengan pihak istana Dinasti Sui

- Pada tahun 591, Raja Jinpyeong membentuk “Younggaekbu” (kementerian luar-negeri)

- Raja mereformasi sistem pemerintahan daerah kecil dan prefektur di seluruh wilayah Silla

- Pada tahun 596, Raja Jinpyeong mengirim biksu Dam-yuk ke ibukota dinasti Sui untuk mendalami ajaran Budha, beserta dengan rombongan utusan dan berbagai hadiah kepada kaisar Sui

- Pada tahun 600, biksu Won-gwang yang berangkat ke ibukota dinasti Sui di Tiongkok pada tahun 589, kembali ke Silla

- Pada tahun 602, salah-satu tembok pertahanan Silla yang bernama “Benteng Amak” diserang oleh pasukan Baekje, namun pasukan Baekje dapat dikalahkan oleh tentara Silla

- Pada tahun 602, biksu Ji-myeong yang berangkat ke ibukota dinasti Chen di Tiongkok pada tahun 585, kembali ke Silla dengan membawa rombongan biksu dan utusan dari kaisar Chen

- Pada tahun 603, salah-satu tembok pertahanan Silla yang bernama “Benteng Bukhansan” diserang oleh pasukan Goguryeo, namun pasukan Silla yang dipimpin langsung oleh Raja Jinpyeong berhasil mengalahkan tentara Goguryeo

- Pada tahun 604, cucu pertama raja, Kim Chunchu (bakal Raja Taejong Muyeol) lahir

- Pada tahun 604, Raja Jinpyeong memerintahkan pembangunan distrik baru yang dinamakan “Bukhansanju” yang peruntukannya sebagai basis pertahanan dalam persiapan perang melawan Goguryeo

- Pada tahun 605, Silla kembali diserang oleh pasukan Baekje dibawah pimpinan Raja Mu, dan juga mendapat serbuan-serbuan dari pasukan Goguryeo. Baekje dan Goguryeo lalu bersekutu untuk menyerbu Silla dan melakukan serangan secara konstan hingga tahun 608

- Pada tahun 608, Raja Jinpyeong mengutus biksu Won-gwang ke kaisar Sui untuk meminta bantuan. Dinasti Sui lalu membatu Silla menghadapi serangan dari kedua kerajaan tersebut namun tentara Sui baru tiba di Silla ketika Silla telah kehilangan banyak prajurit, benteng, dan tembok pertahanan

- Pada tahun 611, terjadi perang 100 hari antara prajurit Silla dan tentara Baekje yang menyerbu wilayah Silla tepatnya di “Benteng Gajam”

- Pada tahun 613, Kaisar Yang dari dinasti Sui mengirimkan utusan ke Silla yang terdiri dari para biksu Budha untuk menghadiri upacara keagamaan di Kuil Hwangnyong

- Pada tahun 613, Kim Yushin diangkat sebagai Pungwolju (komandan Hwarang) menggantikan Pungwolju terdahulu, Horim (juga dikenal dengan nama Hojae)

- Pada tahun 614, Raja Jinpyeong memerintahkan pembangunan distrik baru yang dinamakan “Ilseonju” yang peruntukannya sebagai basis pertahanan dalam persiapan perang melawan Baekje

- Pada tahun 616, wilayah Silla kembali diserang oleh pasukan Baekje tepatnya di “Benteng Mosan”

- Pada tahun 616, Kim Yushin pensiun sebagai komandan Hwarang setelah menjabat selama 3 tahun dan digantikan oleh Bojong

- Pada tahun 621, Raja Jinpyeong mengirimkan utusan dan hadiah kepada Kaisar Gaozu dari Dinasti Tang untuk memperkuat hubungan diplomatik kedua negara, yang dibalas oleh Kaisar Gaozu dengan mengirim hadiah berupa sutra pada Raja Jinpyeong

- Pada tahun 621, Bojong meninggal-dunia diusia 41 tahun setelah menjabat sebagai Pungwolju (komandan Hwarang) selama 5 tahun. Beliau digantikan oleh Yeomjang

- Pembangunan benteng dan tembok pertahanan secara besar-besaran oleh Raja Jinpyeong 

- Pada tahun 622, Raja Jinpyeong menunjuk sepupunya, Kim Yongchun (putra Raja Jinji) sebagai “Naeseongsangsin”, yaitu kepala pejabat “Tiga Istana Utama Kerajaan”

- Pada tahun 622, Raja Jinpyeong membentuk tiga divisi khusus yang independen atau terpisah dari kementerian-kementerian lain, yaitu “Siwibu” (divisi khusus pengawal kerajaan), “Sangsaseo” (divisi khusus patriot kerajaan, veteran, dan keluarga para pejuang), dan “Daedoseo” (divisi khusus Budhisme, termasuk hubungan bilateral Kerajaan Silla dengan negara lain yang berhubungan dengan Budhisme)

- Pada tahun 623, wilayah Neuknohyeon milik Silla kembali diserang oleh pasukan Baekje

- Pada tahun 624, pasukan Baekje kembali menyerang Silla dengan melakukan serangan ke tiga benteng sekaligus, yaitu benteng Seokham, benteng Gajam, benteng Hyeolchaek

- Pada tahun 626, Raja Jinpyeong menerima gubernur dari dinasti Tang (yang bertugas sebagai duta-besar) di istana Silla sebagai tanda kepercayaan antar kedua Negara

- Pada tahun 626, pasukan Baekje kembali menyerang Benteng Jujae

- Pada tahun 627, pasukan Baekje kembali menyerang Silla dan berhasil merebut dua benteng sekaligus dan menawan banyak penduduk Silla

- Pada tahun 628, Silla melakukan serangan balasan ke Baekje dan berhasil merebut kembali Benteng Gajam

- Pada tahun 629, Kim Yushin diangkat sebagai “Komandan Utama Pasukan Pengawal Kerajaan”

- Pada tahun 629, balatentara Silla dibawah pimpinan Kim Yong-chun, Jenderal Kim Seohyeon, dan Jenderal Kim Yushin melakukan serangan balasan ke Goguryeo dan berhasil menduduki benteng milik Goguryeo yang bernama Benteng Nangbi

- Putri Deokman diangkat sebagai pewaris tahta, yang melanggar undang-undang dan tradisi Silla yang konsisten menerapkan sistem monarki patrilineal

- Pada tahun 629, Kim Yushin diangkat sebagai komandan utama pasukan kerajaan Silla

- Pada bulan Mei 631, ichan Chilsuk dan achan Seokpum melakukan pemberontakan karena tidak menginginkan Putri Deokman menjadi pewaris, namun pemberontakan berhasil dipadamkan dibawah pimpinan Jenderal Kim Yushin. Chilsuk dipenggal didepan umum dan keluarga serta para pendukungnya dihukum mati, sedangkan Seokpum dieksekusi ketika berusaha melarikan diri



Selama periode pemerintahannya, Raja Jinpyeong melakukan banyak hal bagi negaranya. Dia berusaha memperkuat setiap wilayah Silla dengan benteng-benteng dan tembok-tembok pertahanan. Beliau juga berusaha menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok untuk mengamankan posisi Silla saat mereka diserang oleh kedua kerajaannya. Raja Jinpyeong juga meletakan pondasi politik dalam negeri dan hubungan bilateral dengan Tiongkok yang kuat bagi kekuasaan putrinya dan cucunya kelak. Reformasi birokrasi yang dilakukan oleh beliau merupakan dasar-dasar admnistratif Silla yang bertahan selama ratusan tahun yang kemudian juga diadopsi oleh dinasti penerusnya dan bahkan oleh Dinasti Joseon.

Peninggalan-peninggalan Raja Jinpyeong bagi Silla dan Korea selain sistem birokrasi yang rapih adalah benteng-benteng pertahanan, bala-tentara perang yang besar, dan armada perang yang tangguh. Beliau dikenal sebagai raja yang berani menghadapi setiap musuhnya, baik itu musuh dari luar kerajaan maupun dari dalam kerajaan yang sebagian besar adalah para bangsawan Silla yang merupakan kerabatnya sendiri.

Raja Jinpyeong wafat pada bulan Januari 632 masehi setelah memerintah Silla selama 53 tahun. Raja Jinpyeong digantikan oleh putri sulungnya, Putri Deokman, yang kelak menjadi ratu pertama dalam sejarah Korea, Ratu Seondeok.

Aktor yang memerankan Raja Jinpyeong

Raja Jinpyeong sering diceritakan dalam drama-drama yang mengambil latar era Silla terutama diera penyatuan Tiga Kerajaan. Beliau sering muncul dalam drama-drama tentang Raja Jinheung, Ratu Seondeok, dan Raja Muyeol. Drama yang pertama kali mengambil latar cerita tentang masa pemerintahannya adalah drama “The Great Queen Seondeok”. Drama lainnya adalah drama “The King’s Dream”, dan drama “The Ballad Of Seodong”.






27. RATU SEONDEOK

Ratu Seondeok adalah penguasa ke-27 Kerajaan Silla. Ratu Seondeok diangkat menjadi Ratu Silla setelah kematian ayahnya, yaitu pada tahun 632. Beliau memerintah Silla selama 15 tahun, yaitu hingga tahun 647. Ratu Seondeok menggunakan gelar “Wang” sebagai gelar raja Silla yang disematkan padanya. 

Nama lahir Ratu Seondeok adalah Kim Deokman, sehingga beliau juga dikenal sebagai Putri Deokman. Beliau adalah putri pertama dari Raja Jinpyeong dengan Ratu Maya. Ratu Seondeok tidak memiliki saudara laki-laki. Menurut Samguk Sagi, Ratu Seondeok adalah putri pertama Raja Jinpyeong, namun menurut catatan-catatan yang lainnya, Ratu Seondeok adalah putri kedua, adik dari Putri Cheonmyeong. Catatan-catatan diluar Samguk Sagi mengindikasikan dia diangkat sebagai pewaris bukannya Putri Cheonmyeong (yang menurut catatan-catatan itu adalah anak tertua) dikarenakan Putri Cheonmyeong telah terlebih dahulu meninggal. Nama saudara-saudaranya adalah Putri Cheonmyeong dan Putri Seonhwa. Ratu Seondeok adalah ratu pertama dalam sejarah Silla dan merupakan pemimpin wanita pertama sepanjang sejarah Korea. Selain itu, beliau juga merupakan pemimpin wanita kedua terkuat dalam sejarah kuno di Asia Timur.

Sejak kecil, Ratu Seondeok telah menunjukkan kepandaiannya sehingga beliau menjadi kesayangan Raja Jinpyeong. Saat beliau masih kecil, Raja Jinpyeong mendapat hadiah dari Kaisar Taizong dari Dinasti Tang, berupa satu kotak benih bunga dan lukisan yang menggambarkan bunga tersebut. Banyak orang memuji keindahan lukisan tersebut, namun Ratu Seondeok lebih tertarik pada benih bunga. Ketika Raja Jinpyeong menanyakan alasannya, Ratu Seondeok menjawab bahwa lukisan itu sangat indah, sayangnya lukisan itu tidak memiliki wangi bunga, karena “jika lukisan itu wangi, maka akan ada kupu-kupu dan lebah disekitarnya”. Jawaban Ratu Seondeok ini sangat mengesankan raja dan orang-orang disekitarnya. 

Selain memiliki kemampuan observasi yang tinggi sedari kecil, Ratu Seondeok juga terkenal sangat mendalami astronomi dan mengambil banyak keputusan penting yang didasari oleh astronomi. Catatan sejarah menyebutkan bahwa pada waktu ketika ratu telah diangkat menjadi pemimpin kerajaan Silla, ratu mendengar suara katak yang terus-menerus menimbulkan kebisingan di kolam Eokmun disekitar Gerbang Permata. Setelah dicek, rupanya itu adalah gerombolan katak putih yang entah kenapa menjadi sangat ribut. Saat mengetahui hal ini, Ratu Seondeok secara tiba-tiba mengintruksikan untuk mempersiapkan pasukan menuju arah barat laut tepatnya ditempat yang dikenal dengan nama “Woman’s Valley” untuk menahan serbuan serbuan pasukan Baekje. Para jenderalnya sangat bingung dengan perintah ini karena tidak ada laporan dari pasukan mata-mata mengenai pergerakan tentara Baekje menuju Silla, namun ratu bersikeras agar perintahnya segera dilaksanakan, dan menjelaskan alasan mengapa perintah itu diberikan. Bagi ratu, suara katak-katak itu terdengar seperti suara teriakan tentara-tentara yang marah sehingga bagi ratu itu merupakan pertanda adanya pasukan yang akan menyerang Silla di wilayah barat-daya (katak putih diartikan sebagai warna putih yang dalam astronomi Asia menandakan arah barat), tepatnya di Woman’s Valey (Gerbang Permata diartikan sebagai permata yang dianggap menggambarkan wanita). Secara tak terduga pasukan Silla berhasil menangkap 2.000 tentara Baekje dan membunuh jenderal pemimpin mereka yang sedang bersiap menyerbu Silla tepat ditempat yang diberi-tahu oleh Ratu Seondeok.

Pada masa pemerintahannya yang tidak terlalu lama ini, babad Samguk Sagi menuliskan bahwa pada era Ratu Seondeok, hidup banyak orang-orang penting dan terkenal dalam sejarah Silla dan Korea. Tokoh-tokoh tersebut adalah:

- Kim Yushin
- Kim Heum-sun
- Kim Yongchun
- Kim Alcheon


Ratu Seondeok diangkat menjadi raja melalui perdebatan panjang di istana karena dia adalah seorang wanita. Semua saudara Ratu Seondeok adalah perempuan, bahkan sepupunya pun seorang perempuan. Sedangkan para sepupu Raja Jinpyeong (putra-putra Raja Jinji) telah diturunkan derajatnya menjadi golongan “tulang murni” yang berada satu-tingkat dibawah para keturunan raja berdarah murni sehingga membuat mereka tidak dapat diangkat menjadi raja. Alasan-alasan inilah yang membuat Raja Jinpyeong berani menunjuk Putri Deokman sebagai penerus. Ketidak-setujuan para pejabat dan bangsawan terlihat dari rapat-rapat istana, dan bahkan pemberontakan. Pemberontakan Ichan Chilsuk dan Achan Seokpum adalah penutup dari pertentangan ini di era Raja Jinpyeong, karena setelah pemberontakan ini berhasil dipadamkan maka kubu Putri Deokman yang didukung oleh para keturunan Raja Jinheung, jenderal-jenderal dan para bangsawan yang berasal dari suku Gaya (terutama Jenderal Kim Yushin), dan para komandan Hwarang Seorabeol. Kegagalan pemberontakan ini jugalah yang memuluskan dirinya menduduki tahta Silla karena akibat dari pemberontakan ini maka terjadilah pembersihan pada pihak-pihak oposan calon Ratu Seondeok, dan pihak-pihak lain yang juga menentangnya tidak berani mengambil sikap yang terang-terangan. Semua posisi strategis dipemerintahan pun diisi oleh orang-orangnya Raja Jinpyeong dan calon Ratu Seondeok. Namun, pemeberontakan Chilsuk dan Seokpum rupanya hanyalah pembuka konflik yang akan memicu pemberontakan besar di era Ratu Seondeok karena masih banyak bangsawan yang memendam dendam dan ketidak-sukaan padanya dan sedang mengumpulkan pengikut, sedangkan para bangsawan lainnya sedang mengamati apakah Ratu Seondeok adalah sosok yang layak diatas tahta. Dendam dan keraguan yang terpendam pada Ratu Seondeok akhirnya mencapai klimaks dengan meletusnya pemberontakan yang paling terkenal dalam sejarah Kerajaan Silla, yaitu Pemberontakan Bidam.

Sebelum Pemberontakan Bidam meletus, terjadi serangkaian peristiwa-peristiwa penting di Silla, diantaranya adalah:

- Ratu Seondeok menunjuk Kim Yongchun sebagai Sangdaedung (perdana-menteri) pada awal pemerintahannya

- Pada tahun 632, Kim Alcheon diangkat sebagai Komandan Utama Pasukan Pengawal Istana

- Serbuan Kerajaan Baekje diawal pemerintahan Ratu Seondeok

- Ratu Seondeok memilih nama eranya pada tahun 634, yaitu “Inpyeong” yang artinya “Kebajikan Yang Setara”. Era Inpyeong berlangsung selama 12 tahun. Era ini menggantikan era “Geonbeok” yang telah berlangsung selama 50 tahun sejak masa pemerintahan Raja Jinpyeong

- Pembangunan pagoda Hwangnyonsa (pagoda Kaisar Naga) yang memiliki tinggi 80 meter dan terdiri dari sembilan tingkat yang melambangkan 9 negeri yang bersatu di Silla saat itu 

- Pembangunan pagoda Bulguksa, pagoda Bunhwansa, dan pagoda Yeongmyeosa

- Ratu memulai kampanye perang melawan kerajaan Baekje pada tahun 636

- Baekje kembali menyerbu Silla pada tahun 643

- Pada tahun 644, Ratu Seondeok mengikat perjanjian aliansi dengan Kerajaan Goguryeo untuk mengamankan posisi Silla jika diserbu oleh Kerajaan Baekje

- Kerajaan Goguryeo mengkhianati perjanjian dengan Silla dan berusaha menyerang Silla

- Pada tahun 645, Ratu Seondeok mengikat perjanjian aliansi dengan Dinasti Tang (Tiongkok)

- Pada tahun 645, Ratu Seondeok mengangkat Bidam sebagai Sangdaedung (perdana-menteri) menggantikan Kim Yongchun yang sudah tua

- Ratu Seondeok mengirim utusan-utusan yang terdiri dari pada biksu Budha dan juga banyak hadiah ke Istana Tang


Rangkaian peristiwa-peristiwa ini ditutup oleh peristiwa pemberontakan terbesar dalam sejarah Silla yaitu pemberontakan yang dipimpin oleh Perdana Menteri Bidam yang meletus pada bulan pertama ditahun lunar 647 masehi. Tidak banyak catatan sejarah yang menuliskan tentang Bidam, baik kapan dia lahir juga siapa orang-tua dan keluarganya maupun dari daerah mana dia berasal. Semua catatan sejarah hanya mencatat bahwa beliau adalah seorang perdana-menteri Silla diera Ratu Seondeok. Jika mengacu pada hukum dan tradisi Kerajaan Silla pada masa itu maka dapat dibuat perkiraan mengenai asal-usul Bidam. Posisinya sebagai perdana-menteri Silla mengindikasikan bahwa dia adalah seorang bangsawan dari strata kebangsawanan yang tinggi, dan tidak menutup kemungkinan jika dia adalah seorang anggota keluarga raja atau keturunan raja, terlebih lagi salah-satu syarat utama menjadi seorang Sangdaedung adalah harus berasal dari sekurang-kurangnya bangsawan tingkat Jinggeol (tulang murni) yang merupakan bangsawan tinggi dan keturunan-keturunan raja namun tidak memiliki hak atas tahta. Tradisi para bangsawan tinggi Silla yang mengirimkan putra-putranya untuk menjadi seorang hwarang dan juga kebiasaan dari para raja (dan ratu) Silla yang cenderung mengambil pejabat pemerintahan terutama pejabat tinggi kerajaan dari kalangan hwarang, menunjukkan bahwa ada kemungkinan jika Bidam dulunya adalah seorang hwarang, namun pastinya dia tidak pernah menjadi Pungwolju (komandan Hwarang) karena namanya tidak tercatat dalam kitab “Hwarang Sagi” (sejarah para komandan hwarang). Mengacu dari posisi terakhirnya sebagai seorang perdana-menteri yang ditunjuk oleh ratu dapat menjadi petunjuk bahwa kemungkinan besar ketika pemberontakan Chilsuk dan Seokpum meletus dijaman Raja Jinpyeong dulu, Bidam adalah salah-satu anggota barisan pendukung Ratu Seondeok. Jika dia bisa ditunjuk sebagai perdana-menteri oleh Ratu Seondeok maka itu artinya Bidam sempat menjadi orang kepercayaan ratu dan salah-satu tokoh utama di kubu pendukung ratu yang dipimpin oleh Kim Yushin dan Kim Alcheon (kelak menjadi So Alcheon), mengingat perdana-menteri pendahulunya adalah orang kepercayaan ratu yaitu Kim Yongchun, yang juga adalah paman ratu. Posisi Sangdaedung juga mengindikasikan bahwa Bidam memiliki relasi yang kuat dengan dewan menteri yang sebagian besar terdiri dari tokoh-tokoh pendukung ratu karena sangat tidak mungkin jika Bidam yang diangkat sebagai perdana-menteri merupakan oposan Ratu Seondeok, sehingga kemungkinan bahwa Bidam sebelumnya adalah salah-satu pendukung utama Ratu Seondeok sangatlah besar. Mungkin akibat dari pemberontakannya, catatan riwayat hidupnya dihapus atau tidak pernah dibahas lagi dalam catatan-catatan pemerintahan dan catatan sejarah Silla yang menjadi acuan data dari Samguk Sagi dan Samguk Yusa yang ditulis 500 tahun setelah peristiwa ini terjadi. Mungkin juga alasan pengabaian catatan-catatan tentang asal-usul Bidam adalah agar tidak mencoreng nama anggota keluarga kerajaan dan para keturunan raja karena kemungkinan besar Bidam adalah anggota keluarga raja atau keturunan raja, dan juga karena tokoh-tokoh yang berada dipucuk pemerintahan Silla setelah pemberontakan itu, yaitu Jenderal Kim Yushin dan Raja Muyeol adalah para oposannya.

Bidam melakukan pemberontakan pada tahun 647 masehi dengan menggemakan semboyan “seorang wanita tidak mampu memimpin negara”.

Catatan Samguk Sagi dan Samguk Yusa mengindikasikan bahwa Bidam semasa menjabat sebagai menteri hingga perdana-menteri sering berbeda-pendapat dengan Jenderal Kim Yushin dan bahwa Ratu Seondeok lebih memilih untuk mendengar dan menerima pendapat dari Kim Yushin. Jika melihat dari kenyataan bahwa pemberontakan Bidam meletus setelah 15 tahun Ratu Seondeok memerintah, dan disaat posisinya telah menjabat sebagai perdana-menteri maka ada kemungkinan pemberontakan ini meletus akibat terjadinya konflik di pemerintahan dan/atau di istana. Konflik inilah yang kemudian menimbulkan keragu-raguan pada Bidam mengenai kapabilitas Ratu Seondeok sebagai pemimpin Silla. Keragu-raguan Bidam semakin besar karena Ratu Seondeok lebih sering mengikuti saran dan pendapat Jenderal Kim Yushin. Posisi Jenderal Kim Yushin dan Bidam memang seperti tangan-kanan dan tangan-kiri ratu, oleh karena itu disaa ratu lebih cenderung mengutamakan pendapat Kim Yushin maka Bidam yang merupakan pemimpin para menteri merasa tersaingi dan juga marah. Ada juga kemungkinan bahwa pemberontakan Bidam meletus sebagai akibat dari persaingan mengenai pewaris tahta karena Ratu Seondeok tidak memiliki keturunan dan juga para bangsawan yang berhak atas tahta berdasarkan undang-undang yaitu dari kelas Seongeol setelah Ratu Seondeok hanyalah sepupunya, Putri Seungman (bakal Ratu Jindeok) yang juga merupakan seorang wanita, sehingga semboyan pemberontakan ini, “wanita tidak dapat memimpin negara”, merupakan cermin bahwa pemberontakan itu adalah untuk memperebutkan tahta antar para bangsawan dari kelas Jingeol yang terdiri dari kubu Bidam dengan kubu Kim Yushin (yang mengusung calon pengganti yang ditunjuk oleh Ratu Seondeok).

Bidam didukung oleh para oposan Ratu Seondeok, terutama dari para keluarga bangsawan dan pejabat yang memiliki hubungan dengan para pejabat dan bangsawan terdahulu yang menjadi oposan Raja Jinpyeong terutama ketika Raja Jinpyeong yang mengangkat Ratu Seondeok sebagai pewarisnya. Karena pengangkatan Ratu Seondeok memang sebelumnya menyebabkan konflik besar diistana maka Bidam dapat dengan mudah mengumpulkan pengikut dalam jumlah yang sangat besar. Keberanian Bidam untuk mengganti penguasa dan juga besarnya dukungan yang para bangsawan penentang Ratu Seondeok pada dirinya semakin menegaskan status Bidam sebagai bangsawan dari kelas Jinggeol atau bahkan dirinya juga adalah bangsawan keturunan campuran (Seongeol dan Jinggeol) yang artinya dia juga merupakan seorang keturunan raja. Ratu Seondeok sendiri didukung penuh oleh Kim Yushin dan kubunya didominasi oleh para bangsawan campuran Seongeol dan Jinggeol terutama Pangeran Chunchu (bakal Raja Muyeol), Putri Seungman (bakal Ratu Jindeok), dan Kim Alcheon. Ratu Seondeok juga tetap didukung oleh para komandan hwarang ibukota Seorabeol dan para bangsawan, pejabat, dan jenderal-jenderal keturunan suku Gaya. 

Pemberontakan Bidam ini menjadi pemberontakan terbesar dalam sejarah Silla, bukan karena lama pemberontakannya melainkan karena banyaknya para pejabat, bangsawan, dan perwira-perwira militer yang terlibat. Kubu Bidam terdiri lebih dari 30 pendukung yang masing-masing dari mereka memiliki pasukan pribadi maupun merupakan pemimpin dari pasukan kerajaan, atau merupakan pejabat yang memiliki koneksi dengan para pemimpin pasukan kerajaan sehingga 30-an orang pendukung Bidam ini mampu mengumpulkan pasukan dalam jumlah yang besar. 

Pada awalnya, pasukan Bidam memenangkan berbagai pertempuran melawan pasukan pendukung Ratu Seondeok yang dipimpin oleh Jenderal Kim Yushin. Kubu Bidam bahkan mampu mendekati istana. Demi menyemangati pasukannya, Ratu Seondeok turun dan berkumpul bersama pasukannya di perkemahan pasukan utama. Selain ratu, anggota keluarga kerajaan lainnya seperti Pangeran Chunchu, Kim Yongchun, dan Kim Alcheon juga terjun ke medan perang memimpin pasukan mereka masing-masing. Ketika pertempuran semakin berat bagi pasukan Kim Yushin, tiba-tiba terlihat oleh pasukan kedua-belah pihak ada bintang jatuh (meteor) yang arah jatuhnya mengarah ke istana utama Silla di Seorabeol. Bidam lalu menggunakan hal itu untuk membenarkan pemberontakannya dan menyemangati para pendukungnya dengan berkata bahwa meteor itu merupakan tanda langit yang berpihak pada mereka dan sebagai tanda bahwa Ratu Seondeok akan jatuh melalui melalui pemberontakan mereka, dan seketika itu juga kekuatan pasukan Bidam seakan-akan bertambah berkali-kali lipat karena semangat membara pasukannya. Seakan korelatif dengan euforia pasukan Bidam, ditempat yang berbeda semangat tempur pasukan pendukung Ratu Seondeok anjlok karena alasan yang sama, bintang yang jatuh ke arah istana. Tidak hanya patah semangat, para tentara bahkan menolak untuk bertempur karena menganggap perjuangan mereka sia-sia. 

Sebagai seorang jenderal yang berpengalaman , Kim Yushin berusaha mencari akal agar semangat tempur pasukannya naik kembali. Kim Yushin lalu mendapat ide. Beliau lalu mengutarakan idenya itu kepada ratu, dan seperti biasanya, sang ratu menyetujui saran Jendral Kim Yushin meskipun idenya ini tidak lazim, yaitu menerbangkan layang-layang di malam hari. Yushin segera melaksanakan idenya itu dengan memerintahkan para hwarang setianya untuk menerbangkan layang-layang berapi dari arah istana ke langit. Diwaktu yang tepat, Jenderal Kim Yushin memerintahkan pasukannya untuk menengok kearah istana dan terlihatlah layang-layang berapi itu. Namun, saat layang-layang itu terlihat Jenderal Kim Yushin justru meneriakkan hal yang berbeda, yaitu “Bintang yang tadi jatuh ke istana telah naik kembali ke langit”, sambil berteriak bahwa langit memihak pada Ratu Seondeok.

Pasukannya yang melihat hal tersebut sangat percaya pada kata-kata jenderalnya dan kembali bersemangat sambil menggaungkan teriakan perang yang terdengar hingga ke perkemahan pasukan Bidam. Pasukan Bidam yang mendengar hal itu lalu mencari tahu, dan mereka pun akhirnya tahu penyebab naiknya semangat tempur pasukan ratu dikarenakan ‘bintang’ yang tadi jatuh telah naik kembali ke langit. Strategi sederhana ini mampu membalikkan keadaan dimedan tempur. Perang pun dimenangkan oleh pasukan pendukung Ratu Seondeok. Ribuan tentara pemberontak ditahan, termasuk Bidam dan para pendukungnya berhasil ditangkap hidup-hidup. Pemberontakan besar yang hanya memakan waktu 10 hari inipun berhasil dipadamkan.

Sayangnya, pemberontakan Bidam sebagai salah-seorang yang pernah mendukungnya ini membuat sang ratu begitu syok. Perang ini menyita pikiran ratu dan menghabiskan energinya. Kesehatan ratu merosot drastis selama 10 hari pemberontakan ini. Ratu Seondeok wafat pada 17 Februari 647, ditahun yang sama ketika pemberontakan itu terjadi. Ratu Seondeok wafat setelah memerintah Silla selama 15 tahun. Beliau digantikan oleh sepupunya, Putri Seungman yang diangkat menjadi Ratu Jindeok. Sekitar sembilan hari setelah wafatnya Ratu Seondeok, pada 26 Februari 647 Bidam dan para pengikutnya dieksekusi mati atas perintah Ratu Jindeok.

Selama periode pemerintahannya, Ratu Seondeok melakukan banyak hal bagi negaranya. Beliau berusaha memperkuat setiap wilayah Silla dengan berbagai cara termasuk diplomasi meskipun hal itu tidak disukai oleh para bangsawan. Beliau juga berusaha menjalin hubungan diplomatik dengan Tiongkok untuk mengamankan posisi Silla saat mereka diserang oleh kedua kerajaannya dan juga merupakan bekal politik bagi para penerusnya kelak.

Beliau dikenal sebagai pemimpin yang melampaui jamannya, dengan menekankan pengetahuan dan teknologi terbaru untuk mengamankan negara dan sebagai salah-satu senjatanya melawan musuh. Beliau meningkatkan produksi pangan kerajaan dengan memperbaiki teknologi pertanian dan peralatan petani.

Aktris-aktris yang memerankan Ratu Seondeok

Ratu Seondeok diceritakan dalam drama-drama yang mengambil latar era Silla terutama diera penyatuan Tiga Kerajaan. Beliau sering muncul dalam drama-drama tentang Raja Jinheung, Raja Jinpyeong, dan Raja Muyeol. Drama yang pertama kali mengambil fokus pada tokohnya dan mengambil latar cerita tentang masa pemerintahannya adalah drama “The Great Queen Seondeok”. Drama lainnya adalah drama “The King’s Dream”, dan drama “The Ballad Of Seodong”.







28. RATU JINDEOK

Ratu Jindeok adalah penguasa ke-28 Kerajaan Silla. Ratu Jindeok diangkat menjadi Ratu Silla setelah kematian saudara-sepupunya, Ratu Seondeok, pada tahun 647. Beliau memerintah Silla selama 7 tahun, yaitu hingga tahun 654. Ratu Seondeok menggunakan gelar “Wang” sebagai gelar raja Silla yang disematkan padanya. 

Nama lahir Ratu Jinndeok adalah Kim Seungman. Beliau adalah putri dari Pangeran Gukban (adik Raja Jinpyeong) dengan Lady Wolmyeong dari klan Park. Artinya, Ratu Jindeok adalah cicit Raja Jinheung, keponakan Raja Jinpyeong, dan sepupu Ratu Seondeok. Ratu Jindeok adalah putri tunggal dan merupakan anggota keluarga kerajaan terakhir yang berasal dari golongan Seong-geol. Ratu Jindeok adalah ratu kedua dalam sejarah Silla.

Ratu Jindeok lebih fokus memperkuat hubungan bilateral dengan Dinasti Tang semasa pemerintahannya. 

Tokoh-tokoh yang hidup pada masa pemerintahannya adalah:

- Kim Yushin
- Kim Heum-sun
- Kim Yongchun
- Kim Alcheon

Ratu Jindeok diangkat menjadi ratu Silla karena hanya dialah keturunan raja dari kelas Seong-geol yang masih tersisa. Selama masa pemerintahannya, Ratu Jindeok mempercayakan berbagai keputusan pendting negara berdasarkan pertimbangan dari Jenderal Kim Yushin dan Pangeran Kim Chunchu sehingga terkesan Ratu Jindeok hanyalah boneka dari kedua bangsawan tadi. Meskipun demikian, Ratu Jindeok menerapkan banyak kebijakan baru yang sangat menolong Silla selama periode penyatuan Semenanjung. Beliau sangat memperhatikan teknologi pertanian dan kesejahteraan petani, dan juga peningkatan kebudayaan. Kebudayaan Silla berkembang pesat sepanjang masa pemerintahannya. Pemerintahannya juga menikmati masa kedamaian yang singkat karena beliau mengambil kebijakan untuk melakukan gencatan senjata dengan Kerajaan Baekje sebagai respon dari permintaan istana Tang yang masih memiliki hubungan diplomatik dengan Baekje. 

Serangkaian peristiwa-peristiwa penting di Silla yang terjadi dimasa pemerintahannya, diantaranya adalah:

- Pada 26 Februari 647, Ratu Jindeok menjatuhkan hukuman mati pada Bidam dan 30 orang pengikutnya

- Pada tahun 647, Kim Alcheon diangkat sebagai Sangdaedung (perdana-menteri) menggantikan Bidam

- Ratu Jindeok memilih nama eranya pada tahun 647, yaitu “Taehwa” yang artinya “Harmoni Agung”, menggantikan era “Inpyeong” yang telah berlangsung selama 12 tahun sejak masa pemerintahan Ratu Seondeok

- Penguatan hubungan diplomatik dengan Dinasti Tang

- Gencatan Senjata dengan Kerajaan Baekje

- Pemberlakuan sistem pajak Umju

- Peningkatan kebudayaan Silla khususnya melalui kesenian 

- Pada tahun 650, Ratu Jindeok menghilangkan sistem penamaan era (nama era) Silla dan mengadopsi nama era Tiongkok (yang diambil sesuai dengan era pemerintahan kaisar yang menjabat)



Selama periode pemerintahannya, Ratu Jindeok berjuang bagi negaranya. Beliau sangat fokus pada kebijakan-kebijakan luar-negeri untuk mengamankan posisi Silla jika mereka diserang. Beliau juga memperkuat hubungan diplomatik dengan Tiongkok yang merupakan bekal politik bagi para penerusnya kelak ketika mereka mulai menaklukkan kerajaan-kerajaan di semenanjung Korea dalam upaya mempersatukan Korea. Ratu Jindeok wafat pada tahun 654 setelah memerintah Silla selama 7 tahun. Beliau digantikan oleh keponakannya, Pangeran Chunchu yang diangkat menjadi Raja Taejong Muyeol.



Aktris yang memerankan Ratu Jindeok

Ratu Jindeok diceritakan dalam drama-drama yang mengambil latar era Silla terutama diera penyatuan Tiga Kerajaan. Beliau sering muncul dalam drama-drama tentang Raja Jinheung, Raja Jinpyeong, Ratu Seondeok, Raja Muyeol, dan Raja Munmu. Drama yang mengambil latar cerita tentang masa pemerintahannya adalah drama “The King’s Dream”.



------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ARTIKEL INI DISUSUN DAN DITERBITKAN PERTAMA KALI
OLEH DELEIGEVEN MEDIA

SETIAP ARTIKEL YANG MEMILIKI ISI, SUSUNAN, DAN GAYA PENULISAN
YANG MIRIP DENGAN ARTIKEL INI MAKA ARTIKEL-ARTIKEL TERSEBUT
MENYADUR ARTIKEL INI.

DILARANG KERAS MEMPLAGIAT ARTIKEL INI!

CANTUMKAN LINK LENGKAP ARTIKEL INI DISETIAP KALIMAT YANG ANDA DISADUR DARI ARTIKEL INI. SESUAI UNDANG-UNDANG HAK CIPTA, JIKA MENYADUR/MENG-COPY MINIMAL SEPULUH KATA TANPA MENCANTUMKAN SUMBER DARI KALIMAT ITU (BERBEDA DARI PENCANTUMAN SUMBER DI CATATAN KAKI (FOOTNOTE) MAKA ITU ADALAH TINDAKAN PLAGIARISME.

JIKA ANDA MENYADUR SEBAGIAN BESAR ARTIKEL INI MAKA ANDA HARUS MENCANTUMKAN KALIMAT:
"ARTIKEL INI DISADUR DARI....(LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA",
ATAU:"SUMBER UTAMA DARI SEBAGIAN BESAR INFORMASI ARTIKEL INI DIAMBIL DARI (LINK ARTIKEL INI) YANG DITERBITKAN OLEH DELEIGEVEN MEDIA"  
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Notes (Catatan):

*We strongly recommend all readers to read all the comments below for the other details which not mentioned by this article
(Sangat disarankan bagi para pembaca untnk melihat komentar-komentar artikel ini sebab beberapa komentar membahas rincian informasi yang tidak ditulis dalam artikel ini)

*Please open: Kingdom of Silla for short story about "Kingdom Of Silla" in ENGLISH
(Silahkan membuka link: Kingdom of Silla untuk membaca sejarah singkat Kerajaan Silla dalam bahasa Inggris).

*Get various information about history in ENGLISH by open or follow our Instagram account: @deleigevenhistory
(Dapatkan berbagai informasi sejarah dalam bahasa Inggris di akun instagram kami @deleigevenhistory)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Copyrights Story: Deleigeven Media
Copyrights Picture : MBC (drama "The Great Queen Seondeok", 2009), KBS (drama "The King's Dream", 2011)

Penyusun:
Penulis : Deleigeven
Editor : Juliet
Desain : Deleigeven
Penerbit: Deleigeven Media


Daftar Pustaka:
-Byeon-won Lee; History
-Maurizio Riotto; The Place Of Hwarang Among The Special Military Corps Of Antiquity; The Journal of Northeast Asian History; Northeast Asian History Foundation; 2012
-Richard McBride; Silla Budhist & The Manuscript of Hwarang Segi
-Tae-hoong Ha; Samguk Yusa, Legends and History of the Three Kingdoms of Ancient Karea; Yonsei University Press; 1972; Seoul
-Wontak Hong; Baekche An Offshoot of the Buyeo-Koguryeo in Mahan Land; East Asian History, A Korean Perspective; 2005; Seoul
-Young-kwan Kim, Sook-ja Ahn; Homosexuality In Ancient Korea; Pyongtaek University, Hanyoung Theological University; 2006; Seoul
-Korean History For International Citizen; Northeast Asian History Foundation
-Korea's Flowering Manhood
-The History of Hwarang-do
-The Three Kingdoms of Ancient Korea in the History of Taekwon-Do


Daftar Website:

39 comments:

  1. Download ah Queen Seondeok...
    Mau nonton ulang...

    Makasih Artikelnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. setelah menonton drama the great king's dream, saya bertanya - tanya apakah drama TGQS sesuai dengan sejarah atau tidak.

      Delete
    2. Halo Acep Gafar,
      Alur dan kisah drama "The Great Queen Seondeok" mungkin berbeda dengan sejarah yang kita ketahui (terutama dari wikipedia) tapi sebenarnya tidak juga bertentangan dengan catatan sejarah. Drama "The Great King's Dream" mungkin dianggap lebih sesuai dengan catatan sejarah sebab drama itu menggunakan acuan sejarah dari catatan Samguk Sagi yang dianggap lebih logis, sedangkan drama "The Great Queen Seondeok" menggunakan acuan dari catatan Hwarang Sagi dan Samguk Yusa.

      Kitab Samguk Sagi lebih menekankan pada catatan sejarah nyata dari sudut pandang Kongfusianisme karena ditulis oleh sejarawan Kongfusian era Goryeo. Sedangkan kitab Hwarang Sagi adalah catatan sejarah yang yang ditulis di-era Silla dengan sudut pandang Silla dan tanpa pengaruh paham Kongfusius (paham yang masih dipertahankan di Korea sampai sekarang). Sekedar info, catatan tentang Lady Mishil hanya bisa ditemukan dalam kitab Hwarang Sagi.
      Lalu, kitab Samguk Yusa yang ditulis oleh seorang biksu Buddha lebih menekankan tentang kisah-kisah legenda dan mitologi dari sudut pandang Buddhisme dan Taoisme.

      Karena drama "The Great Queen Seondeok" mengacu pada kitab Hwarang Sagi dan Samguk Yusa makanya ada adegan-adegan mistis, dan juga ada kemunculan Lady Mishil. Walau bagi sarjana modern kebenaran kisah-kisah dalam kitab Hwarang Sagi masih diragukan. Tapi selama lebih dari seribu tahun acuan utama sejarah Silla hanya dari kitab Samguk Sagi (kitab Hwarang Sagi baru ditemukan tahun 1980an) jadi yah tidak berarti kitab Hwarang Sagi salah hanya karena ditemukan terlambat, sebab dibandingkan dengan kitab Samguk Sagi, kitab Hwarang Sagi yang lebih tua.

      Semoga penjelasannya bisa membantu. Salam.

      Delete
  2. Makasih atas artikelnya kak, mau nanya deh kalo putri Sookmyung yg ada di drama hwarang itu bakal berperan pas masa kekuasaan jinheung ya? Kalo iya jadi siapanya ya kak?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo, terima kasih telah berkunjung ke blog ini.

      Putri Sukmyeong adalah anak kandung Ratu Jisoo (ibunya Raja Jinheung) jadi dia bersaudara dengan Raja Jinheung tapi beda ayah (saudara tiri). Putri Sukmyeong lalu menikah dengan RAja Jinheung (pernikahan saudara tiri, seperti era Wang Geon dari Goryeo). Pernikahannya dengan Raja Jinheung ini membuahkan seorang pangeran yang menjadi calon raja yaitu Pangeran Jongsuk. Tapi Putri Sukmyeong lalu menjalin hubungan terlarang dengan Kim Yihwa (pungwolju hwarang ke-4, anaknya pungwolju Wihwa -muncul juga di drama Hwarang The Begining). Akibatnya Putri Sukmyeong diusir dari istana tapi hidup bahagia dengan Yihwa.
      Mengenai kisah Putri Sukmyeong dapat dibaca di artikel: PARA PUNGWOLJU HWARANG PERIODE AWAL

      Semoga artikel dan penjelasannya bisa membantu. Salam.

      Delete
    2. Kak aku tertarik sejarah hwarang setelah menonton dramanya.
      Walaupun di drama alurnya lambat karena raja jinheung tidak juga mengakui bahwa dia raja silla tapi tetap saja aku selalu menantikan tiap episodenya karena tiap episode ada scene2 dan cerita menarik.

      Aku mau tanya kak, dijawaban kakak yg diatas bilang kalo kim yihwa muncul dihwarang the beginning, ini muncul di episode berapa ya kak? Apa udah muncul tapi aku g tau?
      Tolong bantu jawab ya ka

      Delete
    3. Halo Ayu, maaf ya baru dibalas.

      Jawaban saya diatas tidak menyebut bahwa Kim Yihwa akan muncul di "Hwarang: The Begining" tapi istrinya, Putri Sukmyeong.
      Jadi nanti Putri Sukmyeong akan menikah dengan Raja Jinheung dan menjadi ratu utama Jinheung, tapi dia menjalin hubungan dengan Kim Yihwa sehingga akhirnya diusir dari istana.

      Delete
  3. Waw... kereen artikelnya...
    saya baca sejarah kaya baca cerita ataw sinopsis drama,, kereen.. makasih sangat membantu memahami sejarah kerajaan khuauanya Silla...

    ReplyDelete
  4. Waw... kereen artikelnya...
    saya baca sejarah kaya baca cerita ataw sinopsis drama,, kereen.. makasih sangat membantu memahami sejarah kerajaan khuauanya Silla...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Intan, terima kasih telah berkunjung ke blog ini.
      Kami senang jika artikel blog ini membantu saudari.
      Artikel lain mengenai Silla dapat anda baca di:
      Hwarang, The Flower Knights Of Silla
      PARA PUNGWOLJU HWARANG

      Semoga artikel-artikelnya membantu. Silahkan berkunjung kembali.

      Delete
  5. Belum ada lanjutannya ya mimin?? Kan raja silla banyak lagi setelah penyatuan ini, saya tunggu artikel lanjutannya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Nakahose, terima kasih telah berkunjung kembalike blog ini.

      Kami masih sementara melengkapi data dan detail mengenai raja-raja Silla selanjutnya karena data-data mengenai Silla yang di publish sangat minim.

      Sembari menunggu artikel mengenai raja-raja tersebut, mungkin anda tertarik membaca artikel lain mengenai Silla:
      Hwarang, The Flower Knights Of Silla
      PARA PUNGWOLJU HWARANG

      Semoga artikel-artikelnya membantu. Silahkan berkunjung kembali.

      Delete
  6. Oh iya mimin,sun woo yg di drama hwarang jdi siapa di zaman sejarah nya.

    ReplyDelete
  7. O ia min,sunwoo yg di drama hwarang jadi siapa di sejarah asli nya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Apri...
      TErima kasih telah berkunjung ke blog ini.
      Sebenarnya saya belum menonton drama hwarang ini secara lengkap jadi saya juga masih belum tahu Sun Woo ini siapa dalam sejarahnya.
      Tapi saya bisa memberikan sedikit gambaran mengenai latar tahun dalam drama.

      Kalau drama ini adalah tahun ke-11 pemerintahan Raja Jinheung (Ji Dwi) maka ini adalah tahun 551 M. Saat itu, Ji Dwi telah berusia 25 tahun karena dia diangkat saat berusia 14 tahun. Tahun dalam drama ini juga adalah tahun pertama Ji Dwi memerintah secara mandiri dan lepas dari pengaruh Ratu Jisoo. Nah, seharusnya pada masa itu Hwarang sudah 11 tahun terbentuk dan telah dipimpin oleh 3 orang pungwolju (komandan hwarang). Harusnya, pungwolju yang menjabat sesuai dengan latar tahun dalam drama bernama Kim Morang (putra dari Wihwa, guru para Hwarang dalam drama). Wihwa sendiri adalah pungwolju pertama yang menjabat selama 8 tahun.
      Andaikan nama ayah Sun Woo diberitahu siapa namanya, mungkin saya dapat mencari kepastian tokohnya dalam sejarah. Saya akan menginfokan tentang tokohnya kalau saya sudah mendapat informasi baru.
      Sebagai artikel pembanding menganai kisah-kisah hwarang, saudari dapat membaca di: PARA PUNGWOLJU PERIODE AWAL
      Artikel tersebut adalah artikel kami mengenai Para Pungwolju (komandan hwarang).

      Mengenai hwarang dapat saudari buka di: HWARANG, THE FLOWER KNIGHT OF SILLA
      Artikel tersebut adalah artikel kami mengenai seluk beluk resimen hwarang.

      Semoga artikel-artikelnya bisa membantu.. Salam ^^

      Delete
  8. Terima kasih atas artikel yang sudah dibuat dengan susah payah dan kerja sama tim. Sejak mengetahui artikel ini tahun lalu, saya sering membacanya bahkan berulang-ulang. Saya salut dengan para pencatat sejarah, khususnya di kerajaan-kerajaan korea. Hal ini menambah wawasan saya ttg sejarah, dan saya juga bisa menjelaskan kepada anak-anak saya yang mulai menyukai drama kerajaan korea. Semangat untuk team DELEIGEVEN.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Lindawaty,
      terima kasih telah berkunjung ke blog ini.
      Saya senang jika artikel dalam blog ini bermanfaat bagi anda.
      Silahkan berkunjung kembali.
      Salam ^^

      Delete
  9. Selmat siang admin. Saya mau tanya tahun kelahiran raja jinheung. Di artikel lain ada yg menyebutkan dia lahir tahun 534 M. Yang bener sebenarnya dia lahir thn berapa ya? Soalnya ada yg bilang dia jd raja umur 14 tahun ada jg yg bilang jadi raja umur 7 tahun. Mohon penjelasannya hehehe.

    yg di artikel satunya saya salah koment. harusnya komen di sini hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Ayu, terima kasih telah berkunjung ke blog ini.

      Mengenai pertanyaan anda tentang tahun lahir Raja Jinheung, saya sangat yakin beliau lahir tahun 526.
      Tapi, itu TIDAK BERARTI pendapat bahwa Jinheung lahir tahun 534 adalah salah.

      Mengapa? Sebab pada masa kini data2 tentang Jinheung diperoleh melalui tiga kitab, yaitu SAMGUK SAGI, SAMGUK YUSA, dan HWARANG SAGI.

      Samguk Sagi mencatat Jinheung menjadi raja diusia 7 tahun, artinya beliau lahir tahun 534. Sedangkan Samguk Yusa mencatat beliau naik tahta diusia 14 tahun, yang artinya Jinheung lahir tahun 526.

      Para penulis ulang kisah2 sejarah banyak yang mengikuti Samguk Sagi karena Samguk Yusa adalah kitab yang lebih banyak mencatat tentang legenda. Saya pun lebih banyak menggunakan data dari Samguk Sagi.
      Tapi, mengenai kelahiran Jinheung saya menggunakan usia dalam Samguk Yusa karena saya sependapat dengan para sejarawan yang meyakini bahwa Jinheung meninggal di usia tua.
      Pendapat ini akan pas jika tahun kelahiran Jinheung mengikuti Samguk Yusa yang artinya beliau meninggal di usia 50 tahun. Sedangkan jika mengikuti kitab Samguk Sagi maka artinya Jinheung meninggal saat baru berusia 43 tahun.

      Intinya, yang meyakini beliau lahir pada tahun 536 adalah karena mengikuti Samguk Sagi dengan alasan data dan cerita dalam Samguk Sagi lebih real dari Samguk Yusa.
      Sedangkan, yang meyakini beliau lahir tahun 526 adalah karena meyakini bahwa beliau naik tahta diusia remaja, bukan saat masih anak2, dan juga karena meyakini beliau meninggal diusia tua, bukannya awal 40an.

      Jadi kedua pendapat ini memiliki alasan tersendiri.

      Jika saudari tertarik tentang kisah Jinheung dan para hwarang, saya anjurkan saudari membaca serial artikel tentang PARA PUNGWOLJU.

      Semoga penjelasan dan artikel-artikelnya bisa membantu ^^

      Delete
    2. Terima kasih sekali admin atas penjelasannya. Sekarang saya tidak bingung lagi. Hehehe

      Delete
  10. Selmat sore min..sta mau tanya apa si perbedaan seonggol dan jeonggol

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Apri,
      Mungkin yang saudari maksud adalah Seong-geol dan Jing-geol.
      Ini adalah sistem kasta "Ranking Tulang" di Silla.

      Seong-geol artinya "tulang suci". Ini Kasta tertinggi di Silla.
      Kasta ini hanya boleh terdiri dari keturunan raja dari sisi ayah dan ibunya. Jika salah-satu orang-tuanya bukan keturunan langsung raja-raja Silla maka orang itu tidak dapat digolongkan kasta Seong-geol dan kehilangan hak atas tahta, kecuali jika seluruh keturunan raja dari kelas Seong-geol telah punah.
      Sehingga bangsawan keturunan campuran (memiliki salah-satu orang-tua dari kelas Seong-geol dan orang-tua lainnya dari kelas Jing-geol) akan dipertimbangkan sebagai pewaris tahta, karena darah seong-geol nya.

      -Jing-geol artinya "Tulang Murni". Ini Kasta tertinggi kedua di Silla yanh terdiri dari para bangsawan keturunan raja Silla namun salah-satu orang-tuanya bukan keturunan raja (memiliki darah keturunan raja hanya di satu pihak), dan juga klan Kim Gimhae yang bukan berasal dari raja-raja Silla melainkan dari raja-raja Kerajaan Gaya yang telah ditaklukkan Silla yang memang bermarga Kim.
      Jika seorang keturunan raja (anak atau cucu raja) memiliki salah-satu orang-tua bukan keturunan langsung raja-raja Silla maka orang itu otomatis langsung digolongkan kedalam kelas Jing-geol. Sedangkan, jika seorang bangsawan memiliki salah-satu orang-tua dari kelas Seong-geol dan orang-tua lainnya dari kelas Jing-geol maka dia akan disebut keturunan campuran, dan jika seluruh keturunan raja dari kelas Seong-geol telah punah barulah bangsawan itu akan dipertimbangkan sebagai pewaris tahta, karena darah seong-geol nya.

      Seperti itulah perbedaannya.
      Kelas Jin-geol tidak rendah karena ada 6 kasta lagi dibawahnya.
      Mereka cuma bangsawan2 tinggi yang tidak bisa menjadi raja.
      Semoga penjelasannya bisa membantu... ^^

      Delete
  11. Min, kalau boleh tau perbandingan usia Raja Jinheung sama para istrinya gimana ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Elsanti,
      terima kasih telah mengunjungi blog ini.
      Mengenai istri-istri Raja Jinheung, hanya Lady Mishil yang diketahui tahun lahirnya (lahir pada 546 atau 548). Usia Jinheung kemungkinan lebih tua atau seumuran dari ratu utamanya (Ratu Sado). Tentunya dia lebih tua istri sekaligus adik tirinya (Putri Sukmyeong), tapi seharusnya perbedaan usia mereka tidak jauh karena Putri Sukmyeong sudah melahirkan anak untuk Jinheung tidak lama setelah Jinheung menjadi raja.
      Tapi Jinheung tentunya lebih muda daripada selir-selir yang dulunya dinikahi oleh raja terdahulu (seperti selir Geumjin Nangju).
      Adat Silla saat itu masih menerapkan tradisi "Turun Ranjang", yaitu raja yang berkuasa mewarisi tahta sekaligus selir-selir (kecuali ibunya) dari raja terdahulu.
      Selir Geumjin Nangju ini adalah salah-satu selir Jinheung, juga selir kakeknya (raja terdahulu, Beopheung), dan juga sebelumnya menjadi selir ayahnya (Galmunwang Ipjong).

      Membaca sejarah Silla, terutama sejarah keluarga kerajaan memang rumit ^^ akibat tradisi pernikahan "turun ranjang" ini, dan juga pernikahan sedarah. Untungnya tradisi turun ranjang sudah tidak diterapkan oleh Dinasti Goryeo ^^

      Catatan-catatan tentang riwayat wanita-wanita Silla sangat minim karena kitab Samguk Sagi sebagai sumber utama catatan raja-raja Silla ditulis pada masa Goryeo, sekitar 200 tahun setelah Silla runtuh, dan ditulis oleh sejarawan Kongfusian yang memang biasanya mengabaikan peran wanita dalam pemerintahan, dan juga tidak terlalu fokus menulis riwayat wanita-wanita dalam sejarah.
      Sebatas inilah info yang saya tahu tentang istri-istri Jinheung.

      Oya, blog "Deleigeven Historial" bukan satu-satunya blog dari Deleigeven Media. Masih ada beberapa blog lain, seperti ekonomi, nature, dan blog review dari Deleigeven Media, tapi blog Deleigeven Historial ini yang artikelnya paling banyak. Memang kalau di handphone, side guide-nya tidak kelihatan (kecuali mode bacanya diubah ke PC version).

      Artikel terbaru kami dari blog "Deleigeven Guidelines & Review" adalah PANDUAN SEJARAH: DRAMA SCARLET HEART RYEO
      Karena komentar dan jawaban-jawaban tentang drama Scarlet sudah lebih dari cukup untuk dibuatkan artikel jadi yah kami susun artikel itu ^^

      Semoga penjelasan dan artikel-artikel kami bisa membantu. Salam ^^

      Delete
  12. Oh ya admin, kok di wiki korea Kim Sukheuljong itu anaknya Ipjong Galmunwang sama Ratu Jiso? sedangkan disini dia anaknya Ipjong sama Geumjin. Atau saya yang salah baca?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Orang tua Kim Sukheuljong adalah Galmunwang Ipjong dan Ratu Jisoo.
      Akan kami cek kesalahannya dan diperbaiki.

      Delete
  13. Hai,Admin! Saya mau bertanya, lady Manmyeong itu adik raja jinpyeong dari pihak ibu saja atau adik kandungnya? Lalu, Lady Seungman yang jad ratu raja jinpyeong, apakah dia sama dengan lady Seungman yang menjadi ratu jindeok?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo,
      Mengenai pertanyaan-pertanyaan saudara:

      1.Lady Manmyeong
      Beliau adalah adik kandung Raja Jinpyeong. Orang-tua mereka adalah Putra Mahkota Dongryun dan Putri Manho. Salah-satu putra Lady Manmyeong adalah Jenderal Kim Yushin.

      2.Dua orang yang bernama Lady Seungman
      Lady Seungman ratu-nya Raja Jinpyeong dan Lady Seungman yang menjadi Ratu Jindeok adalah dua orang yang berbeda, yang kasta dan karakter mereka juga sangat berbeda. Lady Seungman ratu-nya Raja Jinpyeong adalah ratu kedua Jinpyeong yang bermarga "Son" dari kasta Jin-geol, sedangkan Lady Seungman yang menjadi Ratu Jindeok adalah keponakan Raja Jinpyeong (putri dari adiknya, Galmunwang Gukban dengan Putri Wolmyeong dari klan Park). Marga Ratu Jindeok adalah "Kim" dari kasta Seon-geol, beda dengan Ratu Seungman.
      Ratu Jindeok terkenal baik dan adil, sedangkan Ratu Seungman (istri Jinpyeong) adalah ratu yang licik.

      Semoga penjelasannya membantu. Salam.

      Delete
  14. nak isi pasal kerajaan silla bersatu dalam pencapain sosial budaya please. untuk final exam . tq

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hello Amirah,
      About your question you may visit the articles about the Unified Silla which start from -> ERA AWAL SILLA BERSATU and also the articles about Silla which you could find its through this articles.
      Regard.

      Delete
  15. Hallo min!di artikel ini tidak banyak menjelaskan tentang putra putri raja jinpyeong.di artikel ini saya baca putri seonhwa menikah dengan raja mu dari baekje dalam drama queen seondeok putri ini tidak pernah diperlihatkan hanya saja saya pernah lihat drama song of the prince putri ini menjadi pasangan seodong atau pangeran jang. Apakah mereka orang orang yang sama atau ada orang lain. Karena di drama song of the pangeran jang memiliki hubungan yang baik dengan mertuanya bahkan mengirim anaknya untuk diasuh di silla sedang di artikel ini raja mu beberapa kali menyerang silla pada masa pemerintahan raja jinpyeong.
    Oh yach! Untuk drama song of the prince itu cerita sejarah atau hanya cerita rakyat?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo,

      Data-data tentang putri-putri Raja Jinpyeong selain Ratu Seondeok sangat minim.

      Putri Sunhwa yang dimaksud dalam artikel ini dan Putri Sunhwa dalam drama "The Ballad of Seodong" adalah tokoh yang sama. Putri Sunhwa adalah tokoh nyata menurut kitab Samguk Yusa.

      Kisah-kisah tentang jaman Tiga Kerajaan (Goguryeo, Baekje, Silla), terutama tentang Silla harus dilihat dari tiga kitab.

      Drama "The Great Queen Seondeok" adalah drama yang menggunakan kitab Hwarang Sagi sebagai acuan utama, makanya tokoh Mishil ada dalam drama ini (yang kisahnya tidak ada di dua kitab lainnya). Sedangkan drama "The Ballad Of Seodong" menggunakan kitab Samguk Yusa sebagai acuan utama makanya tokoh Sunhwa ada dalam drama ini (yang kisahnya tidak ada di dua kitab lainnya). Kedua drama ini juga menggunakan kitab Samguk Sagi sebagai acuan sejarah tambahan karena sejarah dalam Samguk Sagi lebih bisa di konfirm dibandingkan dua kitab lainnya.

      Kisah Putri Sunhwa dan Raja Mu dalam drama "The Ballad Of Seodong" bersumber dari cerita rakyat. Lagu "Seodong-yo" yang dinyanyikan oleh anak-anak dalam drama tercatat dalam kitab Samguk Yusa.

      Jadi dibilang fiktif juga tidak bisa, atau drama A atau drama B yang lebih sesuai dengan sejarah juga tidak bisa karena kisah-kisahnya memang ada dalam kitab sejarah, cuma kitab-kitab yang memuat kisah-kisah itu yang berbeda-beda.
      Demikian penjelasannya. Salam.

      Delete
  16. Di drama THe King's Dream, Ratu Jindeok/Seungman kok diperankan sebagai orang yang antagonis ya? Berbeda dengan yang saya baca disini?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Donny,
      Maaf baru dibalas.

      Dalam drama "The King's Dream", tokoh Ratu Seungman yang lalu menjadi ratu yang jahat adalah bukan Ratu Jindeok.
      Ada dua wanita bernama Seungman dalam sejarah Silla. Dua-duanya hidup di jaman yang sama dan juga dua-duanya menjadi ratu.

      Seungman yang pertama adalah Son Seungman, bangsawan Jin-geol dari klan Son . Dia salah-satu istri Raja Jinpyeong, yang lalu diangkat menjadi Ratu (istri raja) setelah Ratu Maya (ratu pertama Raja Jinpyeong) meninggal. Seungman yang pertama ini dikenal dengan nama Ratu Seungman. Dia adalah tokoh antagonis dalam sejarah Silla.

      Seungman yang kedua adalah Kim Seungman, bangsawan Seon-geol dari klan Kim. Beliau keponakan Raja Jinpyeong dan sepupu Ratu Seondeok. Seungman yang kedua ini diangkat menjadi ratu (kepala negara) menggantikan Ratu Seondeok yang meninggal tanpa keturunan, dan diberikan nama anumerta "Ratu Jindeok". Sebelum menjadi ratu, Ratu Jindeok dikenal dengan nama Putri Seungman.

      Jadi walau dua-dua bernama lahir "Seungman" dan sama-sama menjadi ratu tapi ada perbedaan. Ratu Seungman adalah ratu sebagai istri raja, sedangkan Ratu Jindeok adalah ratu sebagai kepala negara.
      Ratu Seungman adalah ratu ambisius dan jahat sedangkan Ratu Jindeok adalah ratu yang baik hati.

      Demikian penjelasannya, semoga membantu. Mengenai dua Seungman ini sudah saya jelaskan di salah-satu komentar diatas sebelum saudara.
      Saya mohon maaf karena gambar Ratu Jindeok di artikel ini yang diambil dari drama "The King's dream" sepertinya keliru. Akan saya ralat.

      Salam.

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. Tapi, gambar yang admin cantumkan di artikel ini adalah Son Seungman yang bukan lain sang Ratu antagonis itu. Gimana ??

      Delete
    4. Harap anda simak kembali balasan saya pada komentar anda diatas tepatnya pada paragraf paling akhir, sebab saya sudah infokan pada anda bahwa "gambar Ratu Jindeok pada artikel ini yang diambil dari drama The King's Dream sepertinya keliru," dan akan diralat.

      Delete
    5. oh iya saya mohon maaf beribu2 kaliii. Terimakasih atas info nya ya :)

      Delete
  17. min...jd pd masa silla itu menikah sedarah agar jd tulang suci gtu yaa? ada gk catatan2 yg menunjukkan klo pernikahan sedarah anknya jd "cacat"?

    ReplyDelete

CATATAN PADA PARA PEMBACA:

-Silahkan membaca, mengambil, dan menggunakan artikel ini dalam karya tulis anda tapi CANTUMKAN KREDIT LENGKAP ARTIKEL INI dalam daftar sumber anda dan JANGAN MENYADUR/MENGCOPY-PASTE apalagi MEM-PLAGIAT 100% isi tulisan ini. Kembangkanlah kreativitas dalam penulisan anda.

-Pembaca DAPAT memberikan komentar dengan akun TANPA NAMA (Annonymous).

-Gunakanlah kata-kata yang baku agar komentar tidak dikategorikan sebagai "komentar Spam" secara otomatis oleh google filter machine.

-Harap MEMBACA ARTIKEL INI dan komentar-komentar sebelum anda DENGAN TELITI sebelum berkomentar, karena mungkin pertanyaan anda TELAH DIJELASKAN secara langsung melalui artikel ini, dan juga agar pertanyaan-pertanyaan yang sama tidak ditanyakan secara berulang.

-DILARANG memberikan informasi dan komentar yang melecehkan Suku, Agama, Ras, dan golongan tertentu (SARA) dan mengandung unsur pornografi.

-Kami menerima setiap kritik dan masukan dari para pembaca melalui kolom komentar, namun Setiap komentar yang melecehkan pihak lain, baik pelecehan berbau SARA atau yang mencerminkan FANDOM WAR akan kami HAPUS.

-Setiap komentar dan iklan yang mengandung unsur PORNOGRAFI dan PERJUDIAN, dan ajakan untuk bergabung dalam usaha SIMPAN PINJAM, KREDIT USAHA dan sejenisnya akan KAMI HAPUS karena berpotensi terjadi PENIPUAN.

-Jika anda memiliki informasi tambahan yang berhubungan dengan artikel ini, kami sangat senang jika anda membagikannya pada pembaca yang lain melalui website ini dan kami sangat senang jika anda juga turut membagikan artikel ini pada orang lain.